Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90913 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Famila Takhwifa
"Tumor otak merupakan jenis tumor yang sangat sulit ditangani dan menyebabkan mortalitas serta morbiditas yang berat. Saat ini, kombinasi radioterapi, kemoterapi (temozolomid dan agen lainnya), serta kortikosteroid menjadi terapi utama untuk berbagai jenis tumor, termasuk tumor otak. Walaupun demikian, data menunjukkan bahwa kombinasi terapi tersebut tidak memberikan perbaikan pada kondisi klinis pasien. Hal ini menyebabkan perlunya dilakukan pencarian senyawa baru atau repurposing terapi yang sudah ada yang dapat memperbaiki prognosis pasien tumor otak. Metformin, suatu agen antidiabetes yang telah dikenal, belakangan ini banyak diteliti potensinya sebagai antineoplasma. Metformin berperan memberi efek apoptosis, autofagi, dan antiproliferasi melalui jalur p53 dengan aktivasi adenosine 5’-monophosphate (AMP)-activated protein kinase (AMPK). Review article ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan studi terkini mengenai efek metformin pada pasien tumor otak melalui tinjauan klinisnya. Penelusuran literatur dilakukan dengan sistematis pada pangkalan data PubMed, ScienceDirect, dan SpringerLink yang diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan. Manfaat klinis obat dinilai melalui Overall Survival (OS) dan Progression Free Survival (PFS) pasien tumor otak. Studi juga menunjukkan efek sinergis kombinasi metformin dengan temozolomid, tetapi tidak dengan kortikosteroid. Melalui kombinasi dengan temozolomid yang diberikan pasca radioterapi, potensi antineoplasma menghasilkan kelangsungan hidup yang lebih baik. Meskipun demikian, efikasi dan keamanan metformin perlu diuji klinis lebih lanjut pada populasi yang lebih luas.

 


Brain tumors are a type of tumor that is very difficult to handle and causes severe mortality and morbidity. Currently, the combination of radiotherapy and chemotherapy (temozolomide and other agents), as well as corticosteroids become the primary therapy for various types of tumors, including brain tumors. However, data indicating that the combination of therapy does not provide improvement in the patient's clinical condition. This leads to the need for a new compound search or repurposing existing therapies that can improve the prognosis of brain tumor patients. Metformin, a known antidiabetic agent, has recently been examined by its potential as a antineoplastic. Metformin is responsible for the effects of apoptosis, autophagy, and antiproliferative via the p53 line with adenosine 5’-monophosphate (AMP)-activated protein kinase (AMPK) activation. This article review aims to examine the recent study developments on the effects of metformin in brain tumor patients through its clinical reviews. The literature search is systematically performed on the PubMed, ScienceDirect, and SpringerLink selected based on the defined inclusion and exclusion criteria. The clinical benefits of the drug are assessed through Overall Survival (OS) and Progression Free Survival (PFS) brain tumor patients. Studies have also demonstrated a synergistic effect of metformin combinations with temozolomide, but not with corticosteroids. Through a combination with temozolomide given post radioterapy, the potential of antineoplastic results in better survival. Nonetheless, the efficacy and safety of metformin need further clinical testing in the wider population.

 

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Famila Takhwifa
"Kesehatan merupakan salah satu indikator penting dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh isu kesehatan diintegrasikan dengan tujuan ke-3 SDGs, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Apoteker adalah tenaga kesehatan yang berperan sebagai penanggung jawab dalam hal obat dari hulu ke hilir. Tujuan utamanya adalah agar masyarakat dapat memperoleh obat yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau, serta meningkatkan kesehatan masyarakat. Sebagai calon apoteker, penting untuk mempelajari mengenai peran-peran apoteker di dunia pekerjaan. Sebagai gambaran peran apoteker di dunia kerja dilakukanlah praktik kerja profesi apoteker. Praktik kerja dilakukan di Apotek Atrika sebagai gambaran pelayanan kefarmasian di apotek. Rumah Sakit Universitas Indonesia sebagai rumah sakit pendidikan dipilih sebagai lokasi praktik sebagai gambaran untuk peran apoteker di pelayanan instalasi rumah sakit. Selain di bidang pelayanan, praktik kerja juga dilakukan di PT. Anugerah Pharmindo Lestari sebagai gambaran peran apoteker di distribusi obat dan alat kesehatan. Praktik Kerja dilakukan dari Bulan Juli hingga November 2021. Selain belajar secara langsung dari mengamati, calon apoteker juga diberikan kesempatan untuk menganalisis masalah yang ada di masing-masing tempat kerja. Oleh karena itu, laporan praktik kerja ini akan membahas mengenai masalah beserta solusi yang diajukan di tiap tempat praktik kerja.

Health is one of the important indicators for Sustainable Development Goals (SDGs). All health issues are integrated with the 3rd goal of the SDGs, which is to ensure a healthy life and promote well-being for all of all ages. The pharmacist is a health worker who acts as the person in charge of medicine from upstream to downstream. The main goal is so that people can obtain safe, efficacious, quality, and affordable medicines, as well as improve public health. As a prospective pharmacist, it is important to learn about the roles of pharmacists in the world of work. As an illustration of the role of the pharmacist in the world of work, a pharmacist's professional work practice (internship) is carried out. The internship is carried out at Atrika Pharmacy as an illustration of pharmaceutical service in pharmacies. Universitas Indonesia’s Hospital as a teaching hospital was chosen as an intern location as an illustration of the role of pharmacists in hospital installation services. In addition to the service sector, internships are also carried out at PT. Anugerah Pharmindo Lestari is an illustration of the role of the pharmacist in the distribution of drugs and medical devices. Internships are carried out from July to November 2021. In addition to learning directly from observing, prospective pharmacists are also allowed to analyze problems that exist in each workplace. Therefore, this intern report will discuss the problems and solutions proposed in each intern workplace."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hamida Fatimah Zahra
"Diabetes melitus dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian berbagai jenis kanker pada banyak studi. Namun demikian, hubungan nya dengan risiko tumor otak masih kontroversial. Beberapa studi menunjukkan adanya korelasi positif, negatif, atau bahkan tidak sama sekali antara keduanya. Tumor otak tidak menyumbang pada sebagian besar kasus kanker, tetapi memiliki tingkat mortalitas yang tinggi dengan rata-rata kelangsungan hidup yang rendah, sementara terapi masih sangat terbatas. Penulisan review ini bertujuan untuk menilai hubungan antara diabetes melitus dengan risiko tumor otak dan kaitannya dengan kelangsungan hidup pasien, serta melihat potensi terapi antidiabetes terhadap tumor otak. Review bersifat sistematik berdasarkan acuan Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) tahun 2009 dan menggunakan pendekatan kualitatif. Pencarian literatur dilakukan pada Oxford Journals, ProQuest, PubMed, ScienceDirect, Scopus, SpringerLink, dan Wiley, serta melalui daftar referensi pada artikel terkait. Hasil pencarian didapatkan delapan artikel yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Berdasarkan analisis pada artikel tersebut, perbedaan hubungan antara diabetes melitus dengan tumor otak dapat terjadi akibat sub kelompok yang berbeda, yaitu jenis kelamin, ras, serta jenis studi. Tingginya nilai HbA1c dapat dijadikan prediktor bagi kelangsungan hidup yang lebih rendah. Meskipun hasil ini tidak bersifat independen, kontrol glikemik merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan pada pasien tumor otak. Terkait hubungannya dengan terapi antidiabetes, metformin menunjukkan adanya potensi sebagai terapi adjuvan bagi pasien tumor otak dikarenakan meningkatkan kelangsungan hidup yang lebih lama pada pasien glioma stadium III dibandingkan dengan insulin dan sulfonilurea, adanya potensi efek antiproliferatif pada sel glioma, dan tidak menyebabkan hipoglikemia."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aslim Taslim
"Radioterapi adalah salah modalitas utama dalam terapi kanker dengan cara membunuh sel kanker menggunakan sinar pengion. Sinar pengion membunuh sel kanker dengan mempengaruhi berbagai jalur kematian sel. Namun disisi lain sinar pengion dapat memicu sel kanker untuk menhindar dari kematian menyebabkan sel kanker tersebut menjadi radioresisten.  Oleh karena itu salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas radiasi adalah dengan meggunakan zat radiosensitizer. Piperine merupakan salah satu senyawa alkaloid yang diperoleh dari ekstrak tanaman lada hitam (black pepper) yang telah dilaporkan berperan sebagai anti cancer pada beberapa penelitian invitro dan invivo. Akan tetapi pengkajian literatur potensi piperine sebagai radiosensitizer masih sedikit dilakukan. Tujuan dari kajian literatur ini adalah untuk menilai apakah piperine memiliki potensi sebagai radiosensitizer pada kanker yang radioresisten.  Pencarian literatur dilakukan di Pubmed, Cochrane, EBSCO dan Scopus dengan strategi panduan PRISMA. Dari 347 artikel yang ditemukan, diperoleh 24 artikel yang masuk dalam kriteria inklusi. Penelitian umumnya dilakukan secara invitro pada berbagai lini sel kanker dan sebagian kecil secara invivo. Piperine kemungkinan mempunyai potensi sebagai radiosensitizer karena dapat menginduksi apoptosis, menghambat proliferasi sel, meningkatkan ROS, menghentikan fase siklus sel, menekan “pro-survival signaling pathway” dan mencegah terjadinya metastasis.

Radiotherapy is one of the main modalities in cancer treatment by killing cancer cells using ionizing radiation. Ionizing radiation kills cancer cells by affecting various cell death pathways. On the other hand, ionizing radiation can trigger cancer cells to survive and causing the cancer cells to become radioresistant. Therefore, one way to increase the effectiveness of radiation is to use radiosensitizers. Piperine, an alkaloid compound extracted from black pepper fruits, has been reported to act as an anti-cancer in several in vitro and in vivo studies. Nevertheless, literature review on the potential piperine as a radiosensitizer are still lacking. The objective of this literature review is to assess whether piperine has a potential to be a radiosensitizer in radioresistant cancer. A Literature searches was conducted on PubMed, Cochrane, EBSCO and Scopus with the PRISMA guidelines. From an initial search 347 articles, 24 articles were retrieved for this literature review. Research is generally carried out in vitro on various lines of cancer cells and a small portion in vivo. Piperine might have potential role as a radiosensitizer because it can induce apoptosis, inhibit cell proliferation, increase ROS, arrest the cell cycle phase, suppress pro-survival signaling pathway and prevent metastasis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Tri Cahyono
"Kanker prostat berkontribusi terhadap 366.000 kematian laki-laki setiap tahun. Radiasi merupakan salah satu modalitas tatalaksana dalam pengobatan kanker prostat. Adenokarsinoma prostat merupakan jenis kanker prostat yang paling banyak dan diketahui memiliki radioresistensi yang tinggi. Asam galat merupakan salah satu jenis asam fenolik yang dapat ditemukan secara alamiah pada berbagai macam tanaman. Asam galat dilaporkan memiliki berbagai macam karakteristik biologis yang berperan dalam membunuh cell line dan xenograf kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau potensi asam galat sebagai radiosensitizer pada cell line dan xenograf kanker prostat. Penelitian ini merupakan penelitian tinjauan sistematis yang ditulis berdasarkan pada panduan Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses(PRISMA). Pencarian artikel dilakukan di PubMed, EBSCO, dan Scopus. Tinjauan sistematis ini berfokus pada studi preklinik karena belum adanya uji klinis pada topik terkait. Populasi yang dipelajari pada studi ini adalah berbagai cell line dan xenograf kanker prostat manusia. Intervensi yang ditinjau adalah pemberian asam galat pada berbagai dosis dan durasi. Pembanding yang digunakan adalah kelompok kontrol yang menerima intervensi kontrol atau plasebo dan penggunaan cell line prostat normal yang representatif. Luaran yang dinilai adalah penurunan kemampuan bertahan hidup cell line dan xenograf yang diukur melalui berbagai parameter yang meliputi kematian sel, pertumbuhan sel, apoptosis, migrasi sel, pembentukan ROS, hambatan siklus sel,dan kerusakan DNA. Pencarian literatur dilakukan menggunakan kata kunci yang berdasarkan pada pertanyaan PICO dan ditulis menggunakan operator Boolean.Sebanyak 11 artikel penelitian yang menggunakan berbagai macam cell line dan xenograf kanker prostat manusia meliputi DU145, PC-3, LNCaP, dan xenograf 22Rv1 disertakan pada studi ini. Asam galat memiliki potensi sebagai radiosensitizer dengan melibatkan berbagai mekanisme yang berujung pada penurunan viabilitas sel, proliferasi sel, migrasi sel, invasi sel, peningkatan apoptosis, hambatan siklus sel, kerusakan DNA, dan pembentukan ROS. Mekanisme kerja utama asam galat sebagai radiosensitizer yang potensial yaitu dengan meningkatkan aktivasi caspase-3 dan caspase-9 yang menyebabkan apoptosis serta menurunkan kadar CDK, cyclin, dan cdc25 fosfatase yang menyebabkan siklus sel terhambat pada fase G2-M. Asam galat memiliki potensi untuk digunakan sebagai radiosensitizer dalam penatalaksanaan kanker prostat. Dibutuhkan Universitas Indonesia viii studi klinis lebih lanjut menggunakan derivat asam galat dengan lipofilisitas yang lebih baik.

Prostate cancer contributes to 366.000 mortality of men every year. Radiation is one of the available modalities widely used in the treatment of prostate cancer. Prostate adenocarcinoma accounts for majority of prostate cancer cases, and it was found to be highly radioresistant. Radioresistance of prostate cancer is contributed by many different factors, including resistance to reactive oxygen species (ROS),increased DNA repair activation, and the expression of differentially expressed genes including INHBA, CD22, and MAP2K5. Gallic acid is a phenolic acid naturally occurring in many plants and it is reported to exhibit biological activities in eliminating cancer cell lines and xenografts. The purpose of this study is to review gallic acid as a potential radiosensitizer in prostate cancer cell line and xenograft. This study is a systematic review written in adherence to the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses (PRISMA) guidelines. Article search was conducted in PubMed, EBSCO, and Scopus. The systematic review focused on preclinical studies in regards to the absence of clinical trial done on the topic. The populations for the review include different types of human prostate cancer cell line and xenograft.Intervention reviewed in the study is gallic acid administration in different dosages and duration. Comparators in the study are control group receiving control treatment or placebo and representative normal prostate cell line. The outcome is the inhibition of the cancer cell and xenograft survivability measured in various parameters including cell death, cell growth, apoptosis, cell migration, ROS formation, cell cycle arrest, and DNA breakage. The literature search was done using keywords based on the PICO question and utilizing Boolean operators as needed. A total of 11 studies using different cell lines including DU145, PC-3, LNCaP, and 22Rv1 xenograft of human prostate cancer were reviewed in this paper. Gallic acid has potential as a radiosensitizer by involving various mechanisms that resulted in decreased cell viability, cell proliferation, cell migration, cell invasion, angiogenesis, and increased apoptosis, cell cycle arrest, DNA damage, and ROS formation. Gallic acid exerts its radiosensitizer characteristic mainly by increasing caspase-3 and caspase-9 activation resulting in apoptosis, while also reducing intracellular CDKs, cyclins, and cdc25 phosphatases ultimately causing G2-M cell cycle arrest. Gallic acid has a potential to be a new radiosensitizer compound in prostate cancer treatment. Additional clinical studies using gallic acid derivatives with higher lipophilicity are needed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Trisna Kumala Dewi
"Latar Belakang: Radioterapi adalah salah satu terapi kanker yang telah banyak digunakan untuk mengendalikan tumor secara lokal dan regional. Namun, tumor yang resisten terhadap radiasi dapat mengurangi efektivitas terapi. Radiosensitizer adalah agen penting untuk meningkatkan sensitivitas radiasi. Ulva lactuca (U. lactuca) adalah sejenis ganggang dan sudah terbukti memiliki efek antitumor. Diketahuinya jalur kerja U. lactuca mungkin memberikan pemahaman dasar terkait perannya sebagai radiosensitizer.
Metode: Telaah sistematis dilakukan melalui pencarian literatur pada beberapa database. Pedoman PRISMA digunakan untuk melaporkan hasil pencarian. Studi in vivo atau in vitro yang menganalisis efek U. lactuca pada kanker dimasukkan dalam penelitian ini. Telaah kritis dinilai menggunakan Systemic Review Centre for Laboratory animal Experimentation Risk of Bias (SYRCLE RoB) tool pada studi in vivo dan Science in Risk Assessment and Policy (SciRAP) pada studi in vitro.
Hasil: Tujuh artikel dimasukkan dalam telaah sistematis ini. Semua studi in vivo memiliki bias risiko rendah. Dua penelitian melaporkan bahwa U. lactuca memiliki efek antitumor (CEA, AFP, kadar bcl-2 menurun dan kadar p53 meningkat). Enam studi menunjukkan bahwa U. lactuca juga memiliki efek antioksidan (MDA, TNF alpha, kadar NO menurun, sementara TAC, MPO, SOD, CAT dan GR, GST, kadar GSH meningkat, dengan aktivitas pembersihan radikal). Lima penelitian menunjukkan bahwa U. lactuca memiliki aktivitas antikanker terhadap Caco-2 dan HT-29 CRC, MCF-7, Fem-x, HepG2, dan lini sel Hela.
Kesimpulan: Aktivitas radikal bebas, p53, dan caspase-8, 9 adalah jalur utama efek antitumor U. lactuca. Jalur ini mungkin mengungkap potensinya sebagai radiosensitizer, yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

Introduction: Radiotherapy is one of the main treatments for cancer. It had been widely used to control tumor locally and regionally. However, a radioresistant tumor might compromise efficacy of the therapy. Radiosensitizer is an important agent to improve radiation sensitivity. Ulva lactuca (U. lactuca) is a type of algae with known antitumor effects. Analysis of its molecular pathway might provide basic understanding of its role as radiosensitizer.
Method: A systematic review was conducted through literature searching on several databases. PRISMA guideline was used to present the results. In vivo or in vitro study which analyzed U. lactuca effects on cancer were included in this study. In vivo studies were critically appraised using Systemic Review Centre for Laboratory animal Experimentation Risk of Bias (SYRCLE RoB) tool and in vitro studies were critically appraised using Science in Risk Assessment and Policy (SciRAP).
Result: Seven articles were included in this systematic review. All in vivo studies had low risk bias. Two studies reported that U. lactuca had antitumor effect (CEA, AFP, decreased bcl-2 levels and increased p53 level). Six studies showed that U. lactuca also had antioxidant effect (MDA, TNF alpha, decreased NO levels, while TAC, MPO, SOD, CAT and GR, GST, increased GSH levels, with radical scavenging activity). Five studies showed that U. lactuca had anticancer activities against Caco-2 and HT-29 CRC, MCF-7, Fem-x, HepG2, and Hela cell lines.
Conclusion: Free radicals scavenging activity, p53, and caspase-8, 9 were the primary pathways of U. lactuca antitumor effects. These pathways might unravel its potential as radiosensitizer, which needs further analysis in future studies.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risyifa Audinia
"ABSTRAK
Penyakit ginjal diabetes merupakan salah satu penyebab utama gagal ginjal stadium akhir, sehingga dibutuhkan penanda biologis yang spesifik dan sensitif untuk mengantisipasi progresi penyakit. Sistem renin-angiontensin aldosteron diketahui memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan awal penyakit ginjal diabetes, sehingga renin sebagai salah satu komponen sistem renin-angiotensin aldosteron memiliki potensi sebagai penanda awal penyakit ginjal diabetes. Penulisan review article ini bertujuan untuk mengkaji literatur-literatur terkini yang meneliti hubungan kadar renin pada urin dengan perkembangan kerusakan ginjal. Review bersifat sistematik berdasarkan acuan Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses Guidelines (PRISMA) tahun 2009 dengan pendekatan kualitatif. Literatur yang dikaji diperoleh melalui pencarian internet pada database ScienceDirect, PubMed, dan SpringerLink. Sebanyak 5 literatur dipilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Hasil analisis literatur menunjukkan bahwa potensi renin urin sebagai penanda biologis penyakit ginjal diabetes cukup besar dikarenakan renin urin akan meningkat pada kondisi kerusakan ginjal. Selain itu, renin urin juga dapat menggambarkan aktivitas sistem renin-angiotensin aldosteron intrarenal dan memiliki korelasi positif dengan albuminuria. Hasil analisis literatur juga menunjukkan bahwa tidak adanya korelasi antara eLFG dan renin urin pada pasien dengan penyakit ginjal diabetes. Namun, renin urin secara signifikan lebih tinggi pada pasien dengan penyakit ginjal diabetik dibandingkan dengan pasien dengan penyakit ginjal kronis.

ABSTRACT
Diabetic kidney disease is one of the main causes of end-stage renal disease, therefore there is a need for specific and sensitive biological markers to anticipate progression of the disease. The renin-angiontensin aldosterone is known to have a significant role in the early development of diabetic kidney disease, that means renin as one of the components of the renin-angiotensin aldosterone system has a potential as an early biomarker for diabetic kidney disease. This review article aims to review latest literatures that studied the relationship of renin levels in urine with the development of kidney damage in patients with diabetes or chronic kidney disease. This systematic review was written based on the Reference Reporting Item Options for Systematic Review and Meta-Analysis Guide (PRISMA) of 2009 with a qualitative approach. The literature studied was obtained through an internet search in the ScienceDirect, PubMed, and SpringerLink databases. A total of 5 literatures were chosen based on specified criteria. The results of the literature analysis showed that urinary renin has a promising potential as a biological marker for diabetic kidney disease because urinary renin will likely increase in presence kidney damage. In addition, urinary renin can also describe the activity of the intrarenal renin-angiotensin aldosterone system and positively corelates with albuminuria. The results of the literature analysis also showed no correlations between eGFR and urinary renin in patients with diabetic kidney disease. However, urinary renin were significantly high in patients with diabetic kidney disease compared to patients with chronic kidney disease."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Savitri
"

Latar Belakang: WBRT adalah salah satu terapi utama pada tumor otak metastasis. Gangguan kognitif, terutama memori, adalah komplikasi yang umum terjadi pada WBRT. Preservasi memori merupakan hal yang penting diteliti karena memori memiliki banyak keterkaitan dengan domain kognitif lain, serta dengan kualitas hidup. WBRT dengan hippocampal sparing, dimana hipokampus dilindungi dari radiasi, telah menunjukkan efek protektif pada preservasi memori pada bukti-bukti ilmiah sebelumnya.

Metode: Dilakukan sebuah tinjauan sistematis untuk mengkaji apakah WBRT dengan hippocampal sparing bermanfaat dalam preservasi memori, dibandingkan dengan WBRT konvensional. Pencarian sistematis dilakukan untuk uji klinis dan studi observasional, dengan WBRT hippocampal sparing sebagai intervensi dan memori sebagai salah satu luaran pada basis data mayor, register uji klinis, dan basis data lokal serta gray literature. Penilaian risiko bias dilakukan menggunakan Risk of Bias-2 (RoB-2), Risk of Bias in Non-randomised Studies of Interventions (ROBINS-I), dan Newcastle-Ottawa Scale (NOS), sesuai jenis studi. Data dipresentasikan menggunakan Harvest plot dan focused narrative synthesis.

Hasil: Kami menemukan 8 studi. Studi yang dirandomisasi memiliki risiko bias rendah dan studi yang tidak dirandomisasi memiliki risiko bias sedang. Distribusi Harvest plot menunjukkan gradien positif, yaitu efek protektif WBRT dengan hippocampal sparing.

Kesimpulan: WBRT dengan hippocampal sparing menujukkan efek protektif terhadap fungsi memori pasien tumor otak metastasis dan aplikabel untuk dilakukan di setting RSCM. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai peran WBRT hippocampal sparing pada pasien di RSCM.


Background: Whole brain radiotherapy (WBRT) is the mainstay therapy for metastatic brain tumor. Cognitive dysfunction, particularly memory, is a common side effect of WBRT. Memory preservation has become increasingly popular, as memory is inter-related with other cognitive domains as well as with quality of life. WBRT with hippocampal sparing, where the hippocampus is avoided from radiation, has shown some protective effects in memory preservation in previous studies.

Methods: We conducted systematic review to determine whether WBRT with hippocampal sparing is beneficial in preserving memory compared to conventional WBRT. We systematically searched for clinical trials and observational studies with hippocampal sparing WBRT as the intervention and memory as one of the outcomes. Major databases, clinical trial registries, as well as local databases and gray literature were searched. Risk of bias assessment was performed using Risk of Bias-2 (RoB-2), Risk of Bias in Non-randomised Studies of Interventions (ROBINS-I), and Newcastle-Ottawa Scale (NOS) tools, according to study type. Data were presented using Harvest plot and focused narrative synthesis.

Results: We identified 8 studies, which consisted of randomized and non-randomized studies. All randomized clinical trials showed overall low risk of bias, whereas nonrandomized trials and cohort studies showed moderate risk of bias. Harvest plot distribution showed a positive gradient. i.e. protective effect of hippocampal sparing WBRT.

Conclusions: WBRT with hippocampal sparing is effective in preserving memory in metastatic brain tumor patients. It is applicable to be performed in Cipto Mangukusumo Hospital. Further research is needed to assess its effectiveness in patients of Cipto Mangunkusumo Hospital.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyaldi
"Hidrogel dapat digunakan sebagai salah satu material untuk mengirimkan atau menghantarkan zat aktif ke dalam suatu sistem. Hidrogel menarik perhatian karena kemampuannya yang unik, terutama dalam menyerap dan mempertahankan air dengan jumlah yang sangat besar. Hal ini menjadikan hidrogel sangat bermanfaat dalam berbagai aplikasi, salah satunya adalah membantu dalam mengatur pelepasan zat aktif. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki penjebakan dan pelepasan metformin HCl dari hidrogel temperatur dan pH responsif yang terdiri dari poli(N-vinil kaprolaktam-ko-2-(dimetilamino)etilmetakrilat) P(NVCL-ko-DMAEMA)). Sintesis hidrogel ini dilakukan dengan metode polimerisasi radikal bebas serta melakukan karakterisasi menggunakan FTIR, dan SEM. Analisis pengujian penjebakan dan pelepasan metformin HCl dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Swelling hidrogel sebagai respons terhadap temperatur dipengaruhi oleh keberadaan monomer NVCL dan DMAEMA. Komposisi monomer yang memiliki responsivitas terhadap temperatur yang paling optimum adalah hidrogel dengan formula P(NVCL5-ko-DMAEMA95). Kemampuan swelling hidrogel lebih besar dalam respons pada pH rendah dan menurun seiring dengan pertambahan nilai pH. Responsivitas pH ini juga diperkuat oleh peningkatan komposisi DMAEMA, yang menyebabkan peningkatan rasio swelling dalam berbagai kondisi pH. Jumlah metformin HCl yang dimuat dalam hidrogel pada temperatur ruang adalah (20,46% b/b) yang lebih rendah daripada yang termuat pada temperatur 37oC, yaitu (19,52% b/b). Profil pelepasan kumulatif metformin HCl pada sampel saat dilakukan pengujian penjebakan di temperatur 25oC lebih tinggi dalam media pH 7,4 yaitu 44,93% dibandingkan dengan media pH 2 yaitu 26,19%. Sedangkan, profil pelepasan kumulatif pada sampel saat dilakukan pengujian penjebakan di temperatur 37oC adalah 30,56 (% v/v) pada pH 2 dan 55,79 (% v/v) pada pH 7,4. Hasil pelepasan metformin HCl pada hidrogel P(NVCL-ko-DMAEMA) dalam media pH 7,4 menunjukkan peristiwa burst effect. Sehingga, diperlukan optimisasi lebih lanjut untuk meningkatkan potensi hidrogel ini sebagai penghantaran zat aktif.

Hydrogels can be used as one of the materials for delivering or transporting active substances into a system. Hydrogels attract attention due to their unique ability, especially in absorbing and retaining water in large amounts. This makes hydrogels highly beneficial in various applications, one of which is assisting in controlling the release of active substances. This study aims to investigate the trapping and release of metformin HCl from a temperature and pH-responsive hydrogel consisting of poly(N-vinylcaprolactam-co-2-(dimethylamino)ethyl methacrylate) (P(NVCL-co-DMAEMA)). The synthesis of this hydrogel was carried out by free radical polymerization method with FTIR and SEM characterizations. Analysis of trapping and release testing of metformin HCl was conducted using UV-Vis spectrophotometer. The swelling of the hydrogel in response to temperature is influenced by the presence of NVCL and DMAEMA monomers. The monomer composition with the most optimum temperature-responsive swelling ability is the hydrogel with the formula P(NVCL5-co-DMAEMA95). The swelling ability of the hydrogel in response to low and high pH decreases as the pH value increases. This pH responsiveness is also enhanced by the increase in DMAEMA composition, which leads to an increase in swelling ratio under various pH conditions. The amount of metformin HCl loaded in the hydrogel at room temperature is 20.46 (% w/w), which is lower than that loaded at 37°C, which is 19.52(% w/w). The cumulative release profile of metformin HCl in the samples during trapping testing at a temperature of 25°C is higher in alkaline medium, which is 44.93 (% v/v), compared to acidic medium, which is 26.19 (% v/v). Meanwhile, the cumulative release profile in the samples during trapping testing at 37°C is 30.56 (% v/v) at pH 2 and 55.79 (% v/v) at pH 7.4. The release of metformin HCl from the P(NVCL-co-DMAEMA) hydrogel in a pH 7.4 medium showed a burst effect. Therefore, further optimization is needed to enhance the potential of this hydrogel as an active substance delivery system."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwandy
"Nyeri kanker timbul pada sekitar 40% pasien kanker dan meningkat hingga 75-80% saat kankernya menyebar. Penatalaksanaan nyeri secara farmakologis dengan opioid dapat menimbulkan efek samping, toleransi dan adiksi, sehingga diperlukan modalitas lain dalam mengatasi nyeri kanker. Akupunktur merupakan suatu modalitas terapi yang banyak digunakan untuk membantu kondisi ini. Penelitian terhadap penggunaan akupunktur aurikular sebagai terapi untuk nyeri kanker masih sedikit, dan belum terdapat suatu tinjauan sistematis untuk menilainya. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui efektivitas akupunktur aurikular pada nyeri kanker. Tinjauan sistematis ini menggunakan daftar periksa PRISMA. Dari 3 studi yang dianalisis, semuanya menunjukkan penurunan intensitas nyeri dan terdapat luaran tambahan berupa pengurangan dosis analgesik harian, jumlah obat, dan posisi dalam WHO analgesic ladder. Kualitas studi yang dinilai dengan Cochrane Risk of Bias Tool terbaru dan GRADE mengungkapkan bahwa meski terdapat risiko bias yang digunakan pada dua studi, namun masih termasuk dalam rekomendasi Moderate, sementara studi oleh Ruela dkk (2018) mendapat rekomendasi High. Dapat disimpulkan, meskipun studi yang dianalisa masih sedikit, namun kualitasnya cukup baik dalam memaparkan efektivitas akupunktur aurikular pada nyeri kanker.

Cancer pain occurs in about 40% of cancer patients and increases to 75-80% when the cancer spreads. Pharmacological pain management with opioids can cause side effects, tolerance and addiction, so other modalities are needed in dealing with cancer pain. Acupuncture is a widely therapeutic modality to help this condition. There is little research of auricular acupuncture as a therapy for cancer pain, and there is no a systematic review to assess it. The purpose of this paper is to determine the effectiveness of auricular acupuncture on cancer pain. This systematic review uses the PRISMA checklist. Of the 3 studies analyzed, all showed a decrease in pain intensity and additional outcomes that is a reduction in the daily analgesic dose, drug amount, and position in the WHO analgesic ladder. The quality of the study assessed by Cochrane Risk of Bias Tool and GRADE revealed that although there was a risk of bias used in the two studies, it was still included in the Moderate recommendation, while the study by Ruela (2018) received a High recommendation. It can be concluded, although the studies analyzed are still few, they are of good quality in describing the effectiveness of auricular acupuncture in cancer pain."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>