Perilaku penggunaan jamban sehat merupakan salah satu wujud pelaksanaan untuk menghentikan praktik buang air besar sembarangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan jamban sehat. Desain penelitian yang digunakan adalah meta-analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh studi penelitian pada berbagai database penelitian yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan jamban sehat. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 studi penelitian, dimana 4 studi penelitian berbentuk skripsi, 3 studi penelitian berbentuk tesis, dan 13 studi penelitian berbentuk jurnal. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen abstraksi. Analisis yang dilakukan antara lain ukuran efek, uji heterogenitas, bias publikasi, dan odds ratio gabungan. Hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku penggunaan jamban sehat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan (OR = 3,24; 95% CI 2,07 – 5,05), penghasilan (OR = 5,51; 95% CI 2,74 – 11,08), pengetahuan penggunaan jamban (OR = 5,14; 95% CI 2,36 – 11,16), kepemilikan jamban (OR = 18,37; 95% CI 8,30 – 40,65), ketersediaan air bersih (OR = 4,29; 95% CI 1,48 – 12,47), dan pembinaan oleh petugas kesehatan (OR = 3,74; 95% CI 1,94 – 7,22). Diharapkan, petugas kesehatan dan pemerintah setempat dapat bekerja sama dalam memberikan pembinaan dan melaksanakan pemicuan untuk meningkatkan penggunaan jamban sehat oleh masyarakat.
This study is to determine the factors affecting healthy latrine use behavior. This study uses meta-analysis. The population in this study is all research in various research databases that examine the factors affecting healthy latrine use behavior. The number of samples used was 20 research studies, where 7 research studies were in the form of a thesis and 13 research studies in the form of a journal. Data collection used abstraction instruments. Analyzes included effect sizes, heterogeneity tests, publication bias, and combined odds ratio (OR). The analysis shows the relationship between healthy latrine use behavior with education level (OR = 3,24; 95% CI 2,07 – 5,05), income (OR = 5,51; 95% CI 2,74 – 11,08), latrine use knowledge(OR = 5,14; 95% CI 2,36 – 11,16), latrine ownership (OR = 18,37; 95% CI 8,30 – 40,65), supply of clean water (OR = 4,29; 95% CI 1,48 – 12,47), and guidance by health workers (OR = 3,74; 95% CI 1,94 – 7,22). Expected, health workers and the local government can work together in providing guidance and implementing triggering to increase the use of healthy latrines by the community.
"Terjadinya krisis energi, perubahan iklim, dan masalah lingkungan yang semakin serius meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Kepedulian akan lingkungan ini membuat konsumsi ramah lingkungan menjadi daya tarik bagi konsumen dan pelaku usaha. Berbagai industri mulai mengadopsi praktik ramah lingkungan dalam kegiatan operasionalnya, termasuk industri restoran. Green restaurants hadir sebagai alternatif restoran konvensional dengan mengadopsi nilai-nilai peduli lingkungan. Green restaurants mulai bermunculan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Sayangnya, penelitian tentang green restaurants di Indonesia masih sangat sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang memengaruhi niat perilaku konsumen untuk mengunjungi green restaurants. Menggunakan extended theory of planned behavior model faktor-faktor tersebut antara lain perceived environmental concern, perceived authority support, perceived behavioral control, subjective norms, attitude, willingness to pay premium dan perceived consumer effectiveness. Menggunakan sampel penduduk Jabodetabek dengan metode Structural Equation Modeling (SEM), hasil penelitian ini dapat membantu pemasar untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar green restaurants.
The occurrence of the energy crisis, climate change, and environmental problems that are increasingly serious have increased public awareness of the environment. This concern for the environment makes environmentally friendly consumption an attraction for consumers and businesses. Various industries have started to adopt environmentally friendly practices in their operations, including the restaurant industry. Green restaurants exist as an alternative to conventional restaurants by adopting environmental values. Green restaurants are starting to appear all over the world including Indonesia. Unfortunately, there is very little research on green restaurants in Indonesia. This study aims to look at the factors that influence consumer behavior intention to visit green restaurants. Using the extended theory of planned behavior model, these factors include perceived environmental concern, perceived authority support, perceived behavioral control, subjective norms, attitude, willingness to pay premium and perceived consumer effectiveness. This research analyzed a sample of Jabodetabek residents with the Structural Equation Modeling (SEM) method, the results of this study can help marketers to gain a larger market for green restaurants.
"