Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 227296 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Ramdania
"ABSTRAK
Stres merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap berbagai masalah fisiologis dan psikologis, dimana pada sebagian besar individu stres dianggap menghambat fungsi optimalnya. Mahasiswa merupakan populasi yang rentan terhadap stres, baik dipicu oleh stresor akademik maupun stresor non-akademik. Adapun, coping dibutuhkan agar tekanan yang dialami dapat dikelola. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stresor dan strategi coping terhadap stres pada mahasiswa asal Kabupaten Lebak yang menempuh pendidikan tinggi di luar daerah. Studi potong lintang dilakukan pada 252 responden yang diperoleh melalui purposive sampling. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat dilakukan dengan cox-regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami stres sedang/berat (57,5%); prokrastinasi, tuntutan/beban akademik, keseimbangan studi/hidup, lingkungan kampus, dan masalah finansial merupakan stresor yang paling umum dialami; 90,1% mahasiswa menggunakan problem-focused coping dan emotionfocused coping secara bersamaan; terdapat hubungan yang signifikan antara stresor dengan stres (p=0,000); dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara coping dengan stres (p=0,127). Berdasarkan hasil uji cox-regression, diketahui bahwa stresor merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap stres. Upaya dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk membantu mahasiswa mengelola stresor dan mengurangi tingkat stres yang dialami.

ABSTRACT
Stress is a significant risk factor for various physiological and psychological problems, which in most individuals is considered to obstructs their optimal function. College students are vulnerable to stress, both triggered by academic stressors and non-academic stressors. Hence, coping is needed to manage the pressure experienced. The aim of this study is to determine the correlation between stressors and coping strategies toward stress on college students from the districts of Lebak who pursued higher education outside the region. An analytical cross-sectional study was conducted on 252 respondents obtained through purposive sampling. Bivariate analysis carried out with chi-square test, in the sequel multivariate analysis was performed with cox-regression. The results showed that the majority of students experienced moderate/severe stress (57.5%); procrastination, academic/coursework demands, study/life balance, university/college environment, and financial problems are the most common stressors experienced; 90.1% of students use problem-focused coping and emotion-focused coping concurrently; there is a significant relationship between stressors and stress (p=0.00); and there is no significant relationship between coping and stress (p=0.127). Based on the results of the cox-regression test, it is known that stressor is the most significant variable on stress. Efforts from various parties are needed to help students manage stressors and reduce their level of stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Rusliany
"Pendahuluan: Mahasiswa yang baru pertama kali memulai pendidikan di bangku perkuliahan seringkali mendapatkan stresor yang menyebabkan stres sehingga memerlukan strategi koping dan dukungan sosial berupa pola asuh dari orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan strategi koping dan stresor terhadap stres pada mahasiswa baru di fakultas ilmu keperawatan.
Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional melibatkan 100 mahasiswa baru dengan teknik total sampling.
Hasil: Mahasiswa baru sebagian besar menggunakan strategi koping emotional focused coping sebanyak 42,90 , pola asuh orang tua sebagian besar adalah authoritative 69, stresor yang dialami sebagian besar adalah stresor sosial 16,67, mahasiswa baru sebagian besar mengalami stress sedang 87 . Strategi koping, emotional focused coping dengan stress memiliki hubungan yang bermakna. Sedangkan Pola asuh orang tua dan stresor tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan stress.
Rekomendasi: Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk program bimbingan dan konseling bagi baik tingkat fakultas atau universitas dalam rangka skrining kesehatan fisik maupun mental, khususnya kondisi stres yang mungkin dialami oleh mahasiswa dalam menghadapi tahun pertama perkuliahan.

Introduction: Students who are just starting their education on the bench often get stressors that require coping strategies and social support in the form of parental care. This study aims to determine the relationship of coping strategies and stressors to stress in new students in the faculty of nursing science.
Methods: The design of this study was descriptive correlational with cross sectional approach involving 100 new students with total sampling technique.
Result: New students mostly use coping strategy emotional focused coping as much as 42,90, parenting pattern mostly authoritative 69, most of the stressors are social stressors 16,67, new student Most had moderate stress 87. Coping strategies, emotional focused coping with stress has a meaningful relationship. While Parenting parenting and stress does not have a meaningful relationship with stress.
Recommendation: This research is expected to be useful for guidance and counseling programs for both faculty and university levels in the context of physical and mental health screening, especially stress conditions that may be experienced by students in the first year of study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukmawati
"Mahasiswa merupakan populasi yang rentan terhadap tindak kekerasan seksual dan risiko tersebut meningkat akibat beragam aktivitas, kunjungan tempat, dan interaksi sosial dengan dampak potensial berupa stres, sehingga diperlukan strategi koping efektif dan dukungan sosial untuk mengatasi dampak psikologis yang timbul. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat stres, strategi koping, dan dukungan sosial pada mahasiswa yang pernah mengalami kekerasan seksual. Metode penelitian adalah penelitian kuantitatif pada 107 responden dengan kriteria inklusi usia 17-23 tahun yang pernah mengalami setidaknya satu dari empat jenis kekerasan seksual dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan Perceived Stress Scale (PSS) yang dikembangkan oleh Cohen, Kamarck, dan Marmelstein (1983), Brief COPE yang dikembangkan oleh Carver (1997), dan Social Support Questionnaire-6 (SSQ-6) yang dikembangkan oleh Sarason et al (1983). Hasil penelitian menunjukkan 46,7% responden mengalami stres sedang, 50,5% menggunakan strategi koping emotion-focused coping, dan 44,9% menggunakan dukungan emosional. Rekomendasi peneliti bahwa pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan jiwa dan pelayanan psikolog memberikan bimbingan dan konseling untuk korban kekerasan seksual sebagai bentuk dukungan sosial dan upaya untuk mengatasi masalah psikologis berupa stres yang dirasakan, menemukan strategi koping yang efektif, serta pentingnya dukungan sosial.

Students are a population that is vulnerable to sexual violence and the risk increases due to various activities, place visits, and social interactions with potential impacts in the form of stress, so effective coping strategies and social support are needed to overcome the psychological impact that arises. This study aims to identify the description of stress levels, coping strategies, and social support in students who have experienced sexual violence. The research method is quantitative research on 107 respondents with inclusion criteria aged 17-23 years who have experienced at least one of the four types of sexual violence using purposive sampling technique. Instruments used Perceived Stress Scale (PSS) developed by Cohen, Kamarck, and Marmelstein (1983), Brief COPE developed by Carver (1997), and Social Support Questionnaire-6 (SSQ-6) developed by Sarason et al (1983). The results showed 46.7% of respondents experienced moderate stress, 50.5% used emotion-focused coping strategies, and 44.9% used emotional support. Researchers recommend that health services, especially mental nursing services and psychologist services provide guidance and counseling for victims of sexual violence as a form of social support and efforts to overcome psychological problems in the form of perceived stress, find effective coping strategies, and the importance of social support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarisa Ilma Humaira
"Tuntutan akademik seringkali membuat mahasiswa mengalami stres. Diyakini bahwa salah satu dampak dari stres akademik adalah GERD, sementara strategi koping merupakan cara mahasiswa mengatasi stres tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh stres akademik terhadap Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dengan strategi koping sebagai moderator pada mahasiswa. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner. Partisipan yang terkumpul mencapai 202, namun yang dapat diolah hanya 183 partisipan. Data dianalisis dengan PROCESS Hayes. Hasil penelitian (p = 0.004) menunjukkan bahwa emotion-focused coping memoderasi pengaruh stres akademik terhadap GERD. Sementara itu, kedua jenis strategi koping lainnya tidak menunjukkan interaksi yang signifikan. Penelitian ini memberikan kontribusi untuk memahami penggunaan strategi koping yang efektif untuk meregulasi stres akademik, sehingga juga memperlemah pengaruhnya terhadap GERD. Saran untuk penelitian lanjutan adalah penggunaan teknik sampling yang lebih terkontrol, sehingga partisipan bisa lebih representatif.

Academic demands often cause students to experience stress. It is believed that one of the impacts of academic stress is GERD, while coping strategies are the way students deal with that stress. This study aims to analyze the effect of academic stress on Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) with coping strategies as a moderator among students. The method used is a quantitative approach with data collection techniques through questionnaires. The collected participants reached 202, but only 183 participants could be processed. The data were analyzed using PROCESS Hayes. The results of the study (p = 0.004) showed that emotion-focused coping moderates the effect of academic stress on GERD. Meanwhile, the other two types of coping strategies did not show significant interactions. This study contributes to understanding the effective use of coping strategies to regulate academic stress, thereby weakening its impact on GERD. Suggestions for further research include using more controlled sampling techniques so that participants can be more representative."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Diah Lestari
"ABSTRAK
Pendahuluan: Remaja yang menjalani kehidupan di lembaga pembinaan akan mengalami banyak perubahan yang disebabkan oleh stressor sehingga menimbulkan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stressor, persepsi pola asuh, dan strategi koping terhadap stres remaja di lembaga pembinaan khusus anak pria. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 64 remaja di lembaga pembinaan yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Hasil: Stressor aspek biologis ialah perubahan nafsu makan, penyakit menular di lembaga pembinaan, dan perubahan kesehatan fisik. Stressor aspek psikologis ialah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, perubahan motivasi, dan perubahan kemampuan belajar. Stressor aspek sosial ialah berpisah dari keluarga, suasana lingkungan lembaga pembinaan, kegiatan rutin di lembaga pembinaan, serta perilaku dan sikap teman di lembaga pembinaan. Remaja di lembaga pembinaan merasakan stres katagori moderate. Remaja di lembaga pembinaan menggunakan problem focused coping dan emotion focused coping. Remaja di lembaga pembinaan mendapatkan perlakuan dari orang tua dengan jenis pengasuhan neglectful/uninvolved. Stressor sosial, strategi koping problem focused coping, dan persepsi pola asuh neglectful/uninvolved memiliki hubungan yang bermakna dengan stres. Rekomendasi: Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi penelitian berikutnya berupa penelitian keperawatan intervensi berupa managemen stres pada remaja di lembaga pembinan. Bermanfaat bagi orang tua dalam meningkatkan serta memperbaiki pola pengasuhan kepada remaja.

ABSTRACT
Introduction Adolescents who live in prison will change many experiences caused by stressor that can cause stress. This study aims to determine the relationship between stressors, parenting style, and coping strategies toward stress adolescents inmates in prisons. Methods The design of this study was descriptive correlational with cross sectional approach. This study was involved 64 adolescents inmates selected by purposive sampling. Result Biological stressor are the spread of infectious diseases in the prison and changing in physical health. Psychological stressor are an unpleasant past experiences, changing in motivation, and learning ability. Social stressor are seperated from family, environment, routine activity, and behavior rsquo s friends inmates.. Adolescents inmates moderate stres. Coping strategies used by adolescents inmates is problem focused coping and emotion focused coping. Parenting style with neglectful uninvolved in adolescents inmates. Social stressor, coping strategies, and parenting style have a meaningful relationship with stress. Recommendation This research is expected to provide benefit for subsequent research of nursing intervention of stress management at adolescents inmates. This study to provide benefit for parents in improving parenting patterns.
"
2017
S67695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Dian Anggraeni
"Pendahuluan: Guru merupakan ujung tombak dalam proses pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa yang memiliki tanggung jawab besar dan banyak menghadapi tantangan dan tidak jarang mengakibatkan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stresor dan strategi koping dengan stres kerja yang terjadi pada guru SMP Negeri di Jakarta Timur. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dengan teknik proportional random sampling dan mendapatkan sampel berjumlah 213 sampel dari 13 SMP Negeri di Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Penelitian menggunakan 3 kuesioner yaitu kuesioner stresor, kuesioner Brief Cope inventory dan Perceived Stress Scale-10 (PSS10). Hasil: Mayoritas guru mengalami stres kerja ringan (72,3%) dan sisanya stres kerja sedang (27,7%). Stresor yang paling banyak dirasakan oleh guru adalah stresor psikologis (30%). Strategi koping yang paling dominan digunakan oleh guru dalam menghadapi stres adalah dengan Problem Focused Coping (79%). Berdasarkan analisis Kendall Taub didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara stresor psikologis (p-value <0,001 < 0,05), stresor sosial-budaya (p-value 0,007 < 0,05), Problem Focused Coping (p value = 0,001 < 0,05), Emotional Focused Coping (p value = 0,008 < 0,05) dan Less Useful Coping (p value = 0,001 < 0,05), usia (p value = 0,022 < 0,05), masa kerja (p value = 0,047 < 0,05), status kepegawaian (p value = 0,019 < 0,05), dengan stres kerja guru. Saran: Penelitian ini diharapkan dapat membangun kesadaran guru akan mengenai stres kerja yang mungkin dihadapi dan mengoptimalkan peran sekolah maupun institusi pendidikan dalamhal menjaga kesehatan mental guru.

Introduction: Teachers are the spearhead in the educational process to educate the children who have great responsibilities and face many challenges and this often results in stress. This research aims to determine the relationship between stressors and coping strategies and work stress that occurs in State Middle School teachers in East Jakarta. Method: This research is a quantitative study with a cross-sectional approach using proportional random sampling technique and obtained a sample of 213 samples from 13 State Middle Schools in Cipayung District, East Jakarta. The research used 3 questionnaires, namely the stressor questionnaire, the Brief Cope inventory questionnaire and the Perceived Stress Scale-10 (PSS-10). Results: The majority of teachers experienced mild work stress (72.3%) and the remainder had moderate work stress (27.7%). The stressors most often felt by teachers are psychological stressors (30%). The most dominant coping strategy used by teachers in dealing with stress is Problem Focused Coping (79 Based on Kendall Tau-b analysis, it was found that there was a significant relationship between psychological stressors (p-value < 0.001 < 0.05), socio-cultural stressors (p-value 0.007 < 0.05), Problem Focused Coping (p value = 0.001 < 0.05), Emotional Focused Coping (p value = 0.008 < 0.05) and Less Useful Coping (p value = 0.001 < 0.05), age (p value = 0.022 < 0.05), length of service (p value = 0.047 < 0.05), employment status (p value = 0.019 < 0.05), with teacher work stress. Suggestion: This research is expected to raise teachers' awareness of the work stress they may face and optimize the role of schools and educational institutions in maintaining teachers' mental health."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfira Muthia Yunitasari
"Ibadah haji membutuhkan persiapan dari segi fisik, mental, dan materi, serta harus mengikuti manasik haji. Namun, pelaksanaan haji tahun 2020 diputuskan untuk ditunda karena adanya pandemi COVID-19. Persiapan haji dan keputusan penundaan ini dapat menjadi pemicu stres bagi calon jemaah haji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan tingkat stres dengan koping pada calon jemaah haji tahun 2020. Tingkat stres diidentifikasi menggunakan Perceived Stress Scale dan koping diukur dengan Brief COPE. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah sampel 106 calon jemaah haji di Kabupaten Kebumen menggunakan teknik quota sampling. Mayoritas calon jemaah haji memiliki tingkat stres sedang sebanyak 82.1% dan penggunaan kopingnya pun dalam tingkat sedang sebanyak 67.9%. Hasil penelitian yang dianalisis dengan uji Somers’d (p value = 0.227) memperlihatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres terhadap koping calon jemaah haji tahun 2020. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembangan pelayanan keperawatan dengan adanya pengoptimalan skrining kesehatan mental pada calon jemaah haji sebelum keberangkatan.

Pilgrimage requires preparation from a physical, mental, and material perspective, as well as following the Hajj rituals. However, the implementation of the Hajj in 2020 was decided to be postponed due to the COVID-19 pandemic. Hajj preparation and postponement decisions can be a stress trigger for prospective pilgrims. This study aims to determine the relationship between stress levels and coping in prospective Hajj pilgrims in 2020. Stress levels were identified using the Perceived Stress Scale and the Brief COPE measured coping. The research design used was cross-sectional with a sample of 106 prospective pilgrims in Kebumen using a quota sampling technique. The majority of pilgrims had a moderate stress level of 82.1%, and the use of coping was moderate as much as 67.9%. The results of the research analyzed with the Somers'd test (p value = 0.227) showed no significant relationship between stress levels and the coping of the prospective Hajj pilgrims in 2020. This study's results are expected to help the development of nursing services by optimizing mental health screening for prospective pilgrims before departure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zihan Safirah
"Latar Belakang : Dampak dari adanya COVID-19 dapat menyebabkan masalah psikologis berupa perceived stress pada mahasiswa kedokteran gigi. Studi mengenai perceived stress beserta pandemic related stressor dan strategi koping pada mahasiswa telah dilakukan di beberapa negera, sehingga studi terkait pada mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia perlu dilakukan. Tujuan : Mengetahui hubungan antara COVID-19 pandemic related stressor dan strategi koping dengan perceived stress pada mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia. Metode : Penelitian ini menggunakan self-administered questionnaire melalui google form pada tahun 2021. Subjek penelitian merupakan mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia tahun ke-3, ke-4, dan ke-5 dengan jumlah 675 mahasiswa. Kuesioner terdiri atas 51 pertanyaan berisi data sosiodemografi, pertanyaan mengenai pandemic related stressor, perceived stress scale-10, dan Brief COPE-28. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak statistik SPSS dengan uji korelasi Spearman, Mann whitney, dan Kruskal wallis. Hasil Penelitian : Rerata perceived stress pada mahasiwa kedokteran gigi adalah 31,15(±6,105). Berdasarkan uji bivariat didapatkan terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) secara statistik antara jenis perguruan tinggi dan Perceived Stress. Kesimpulan : Rerata skor perceived stress mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia dapat dikategorikan menjadi kategori perceived stress sedang. Namun disamping itu, terdapat strategi koping yang dapat digunakan untuk mengelola stres yang dirasakan oleh mahasiswa, dimana domain pengalihan diri, penerimaan, dan spriritual digunakan lebih banyak oleh mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia untuk mengatasi perceived stress.

Background: The impact of COVID-19 can cause psychological problems in the form of perceived stress in dental students. Studies on perceived stress along with pandemic related stressors and coping strategies for students have been carried out in several countries, so that related studies on dental students in Indonesia need to be carried out. 
Objective: To obtain the relationship between the COVID-19 pandemic related stressor and coping strategies with perceived stress in dental students in Indonesia. 
Methods: This study uses a self-administered questionnaire via google form in 2021. The research subjects are dental students in Indonesia in the 3rd, 4th, and 5th years with a total of 675 students. The questionnaire consists of 51 questions containing sociodemographic data, questions about pandemic related stressors, perceived stress scale-10, and COPE-28 Brief. Data were analyzed using SPSS statistical software with Spearman, Mann Whitney, and Kruskal Wallis correlation tests. 
Result: The average perceived stress for dental students was 31.15 (± 6.105). Based on the bivariate test, it was found that there was a statistically significant difference (p <0.05) between the type of college and Perceived Stress. 
Conclusion: The average score of perceived stress of dental students in Indonesia can be categorized into the category of moderate perceived stress. But besides that, there are coping strategies that can be used to manage the stress felt by students, where the domains of self-distraction, acceptance, and spirituality are used more by dental students in Indonesia to overcome perceived stress.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hervi Salsabila Mahkota Parentsia
"

Latar belakang: Mahasiswa fakultas kedokteran diketahui memiliki tingkat stress tinggi karena memerlukan usaha besar dalam menjalani perkuliahannya. Stress dapat menimbulkan dampak buruk bagi fisik, psikis, maupun skor nilai akademis mahasiswa. Maka dari itu dibutuhkan mekanisme koping yang efektif untuk mencegah dampak buruk tersebut. Resilience diduga menjadi hasil mekanisme koping yang baik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Resilience dan Coping strategies terhadap performa akademik mahasiswa program studi Pendidikan dokter FKUI tahap pre klinik. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan total sampel dari Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKUI tahap preklinik pada tahun 2020. Hasil: Sejumlah 607 responden berpartisipasi dalam penelitian ini, dari angkatan 2017-2019 (tingkat respon 85.13%). Pada ketiga angkatan terdapat hubungan yang bermakna antara mekanisme Adaptive coping dengan tingkat Resilience (r = 0,605, p < 0,05). Sedangkan mekanisme Maladaptive coping memiliki korelasi negatif yang hubungannya tidak bermakna dengan tingkat Resilience (r = -0,053, p > 0,05). Terdapat pula hubungan yang tidak bermakna antara Resilience dengan performa akademik mahasiswa (r = 0,072, p > 0,05). Pada ketiga angkatan juga diperoleh hasil bahwa performa akademik memiliki hubungan yang bermakna dengan mekanisme Adaptive coping (r = 0,122, p < 0,05) namun tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan mekanisme Maladaptive coping (r = 0,037, p > 0,05). Kesimpulan: Performa akademik mahasiswa kedokteran tahap pre klinik merupakan sebuah hal kompleks yang ditentukan oleh berbagai faktor. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mekanisme Adaptive coping memiliki korelasi yang kuat dengan Resilience dan memiliki korelasi yang lemah dengan performa akademik. Selain itu, hubungan antara Resilience dengan performa akademik menunjukan korelasi yang tidak signifikan. Penelitian ini juga menunjukan bahwa tidak terdapatnya korelasi yang signifikan antara mekanisme Maladaptive coping dengan Resilience dan performa akademik. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa mekanisme koping yang bersifat adaptif merupakan salah satu proses yang dapat mempengaruhi performa akademik mahasiswa kedokteran tahap pre klinik.

 


Background: Undergraduate medical students are often exposed with high demand and stressful events related to their study in medicine. In order to learn well and keep the study performance, students need to employ Adaptive coping mechanisms. Resilience is suggested as the result of this process. Objectives: This study aims to assess the relationships between coping mechanisms, Resilience and academic performance in undergraduate medical students, particularly in the preclinical years (year 1-3). Methods: This was a cross-sectional study with total sampling approach. The study involved year 1-3 undergraduate medical students at the Faculty of Medicine Universitas Indonesia. The respondents were asked to complete CDRISC (for Resilience) and Brief COPE (for coping mechanism). Data on cumulative GPA on the particular year were obtained from the school central administration upon consent from the respondents. The data collection was completed in January - February 2019. Results: A total of 607 students (85.13% response rate) voluntarily participated in the study. Resilience showed statistically significant, strong, and positive correlation with Adaptive coping (r = 0,605, p < 0,05) and no correlation with Maladaptive coping (r = -0,053, p > 0,05). No significant correlation was found between Resilience and students academic performance (r = 0,072, p > 0,05). Furthermore, Adaptive coping significantly correlated with academic performance (r = 0,122, p < 0,05) whereas Maladaptive coping showed no correlation (r = 0,037, p > 0,05). Conclusion: Academic performance of undergraduate medical students is a complex construct determined by various factors. This study highlights that Adaptive coping mechanism strongly correlated with Resilience and weakly correlated with academic performance. Furthermore, there was no significant correlation between Resilience and academic performance. This study also shows that there were no significant correlations between Maladaptive coping mechanism with Resilience and academic performance. Therefore, it can be concluded that Adaptive coping mechanism can be seen as one of the process that can affect undergraduate medical students academic performance.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Dian Larasati
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keberfungsian keluarga dan coping stres pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama. Sebanyak 315 responden mengisi kuesioner alat ukur keberfungsian keluarga (FACES-II dan Family Communication Scale) dan coping stres (Brief COPE). Pada penelitian ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki keberfungsian keluarga yang cukup baik dan coping stres yang cukup adaptif. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara keberfungsian keluarga dan coping stres (r = .133, p < .05).

The aim of this research was to examine the relationship between family functioning and coping stress among Universitas Indonesia’s first-year college students. A total of 315 respondents complete questionnaires on family functioning (FACES-II and Family Communication Scale) and coping stress (Brief COPE). In this research, the result points out that the respondents have moderate family functioning and moderately adaptive coping stress. The result of this research also indicates a positive and significant relationship between family functioning and coping stress (r = .133, p < .05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>