Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107509 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Theresia Cyrena
"Bunuh diri altruistik adalah istilah yang diperkenalkan oleh Durkheim dalam monografinya Suicide, yang mana menekankan pada adanya integrasi yang tinggi antara aktor bunuh diri dengan kelompok sosialnya. Sementara jika dilihat dari konsep altruistik, merupakan konsep aktualisasi diri tertinggi seorang dewasa dengan menjadi berguna bagi orang lain, yang dijadikan golden moral di beberapa kultur dan kepercayaan. Konsep-konsep ini menjadi berbenturan ketika dilekatkan pada konteks terorisme, yang memakan korban tidak hanya pelaku bunuh diri itu sendiri tapi juga orang lain, baik sipil maupun kombatan. Penelitian ini hendak mengulas apakah benar bunuh diri yang dilakukan oleh teroris adalah bunuh diri altruistik, dilihat dalam sudut pandang kriminologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara semiterstruktur pada pengamat dari kalangan akademisi dan praktisi, serta melakukan kajian kepustakaan terhadap kasus-kasus bunuh diri yang dilakukan teroris di Indonesia. Sebagai hasil, ditemukan bahwa bunuh diri altruistik pada terorisme adalah altruistik yang spesifik, yang merupakan produk dari konstruksi sosial dalam kelompok teroris, dimana menghasilkan integrasi yang tinggi sehingga mendorong seseorang mengorbankan nyawanya demi kemanfaatan kelompoknya dan kehancuran bagi kelompok lainnya.

Altruistic suicide is a term introduced by Durkheim in his monograph Suicide, which emphasized on high level of integration between the actor of suicide and his/her social group. Meanwhile if we looked to altruistic concept, is the highest self-actualization concept of an adult by being useful for others people, which this concept is became a golden moral in some culture and dogma. These concepts conflicted each other when we put into terrorism concept, which already taken victims other than perpetrators himself/herself, not only combatant but also civilian. This research is to see whether suicide by terrorist is altruistic suicide or not, seen from criminological point of view. This research used qualitative method by conducting semi-structured interview with observers from academic and practitioner, and doing literature study of suicide cases done by terrorist in Indonesia. As the result, it was found that altruistic suicide in terrorism was specific altruistic, which is product of social construction in terrorist group, where produce high level of integration that encourage someone to sacrifice his or her life for the benefit of his or her group and destruction for others group."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fernando Adji Putro Utomo
"Rasionalisasi dan definisi terhadap makna penderitaan sebagai sesuatu yang harus dihindari telah mempengaruhi makna cinta di dalam kehidupan manusia. Cinta dan penderitaan tidak dipandang sebagai bagian dari eksistensi manusia, sebagai kehidupan itu sendiri. Skripsi ini merupakan telaah kritis terhadap makna cinta dan penderitaan di dalam eksistensi manusia. Melalui Fyodor Mikhailovich Dostoevsky, manusia dikembalikan kepada kodratnya sebagai makhluk rasional irasional dalam kehendak untuk hidup sebagai aktus primer. Cinta altruistik kemudian akan dipahami sebagai bentuk totalitas manusia terhadap kehidupan.

This study aimed to determine whet Rasionalization and definition of the mean of suffering as something to be avoided has affected the meaning of love in human life. Love and suffering are not seen as part of human existence in his life. This thesis is a critical examination of the meaning of love and suffering in human life. Through Fyodor Mikhailovich Dostoevsky , human returned on his nature as a rational irrational man in the will to live as primary actus. Then altruistic love influenced as totality form of human life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Naila
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah perceived social support merupakan prediktor ideasi bunuh diri pada siswa SMA di Gunung Kidul. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara perceived social support dan ideasi bunuh diri, namun belum ada studi yang secara khusus meneliti kedua variabel ini pada konteks Gunung Kidul. Perceived social support diukur menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support MSPSS oleh Zimet yang sudah divalidasi oleh Trifilia. Ideasi bunuh diri diukur dengan menggunakan The Scale of Suicidal Ideation oleh Beck dkk. yang sudah divalidasi oleh Denisa. Responden dalam penelitian ini adalah 260 siswa SMA di kecamatan Wonosari dan Semanu, Gunung Kidul. Kedua kecamatan ini dipilih karena merupakan dua kecamatan dengan angka bunuh diri tertinggi di Gunung Kidul. Analisis regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa perceived social support menurunkan ideasi bunuh diri pada siswa SMA di Gunung Kidul.

This research is conducted to determine perceived social support as a predictor of suicide ideation on high school students in Gunung Kidul. A few previous research shows links between perceived social support and suicide ideation, but there is no research about that two variables in the context of Gunung Kidul. Perceived social support is measured with Multidimensional Scale of Perceived Social Support MSPSS by Zimet and already been validated by Trifilia. Suicide ideation is measured with The Scale of Suicidal Ideation by Beck et al. and already been validated by Denisa. Respondents in this research are 260 high school students in Wonosari and Semanu, Gunung Kidul. These two districts is chosen because this is these districts have the highest suicide rate Gunung Kidul. Regression analysis shows that perceived social support contribute to decrease of suicide.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Putri Atmini
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kebahagiaan psikologis dan ideasi bunuh diri pada siswa SMA di Kabupaten Gunung Kidul. Kabupaten Gunung Kidul dipilih sebagai lokasi penelitian karena angka bunuh diri di Gunung Kidul cukup tinggi. Kebahagiaan psikologis diukur menggunakan Ryff rsquo;s Scale of Psychological Well-Being RPWB, sementara itu ideasi bunuh diri diukur menggunakan Scale for Suicide Ideation SSI. Penelitian melibatkan 249 siswa di tiga sekolah SMA di Kabupaten Gunung Kidul. Analisis korelasi menunjukkan hasil r = -,131;p = 0,039, signifikan pada L.o.S 0,05. Penelitian menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kebahagiaan psikologis dan ideasi bunuh diri.

This research was conducted to find the correlation between psychological well being and suicide ideation among High School student in Gunung Kidul Regency. Gunung Kidul regency was chosen as location in this research beacuse suicide rate in Gunung Kidul is quite high. Psychological well being was measured by using Ryff rsquo s Scale of Psychological Well Being RPWB and suicide ideation was measured by using Scale for Suicide Ideation SSI. The participants of this research were 249 high school students of three school in Gunung Kidul regency. Correlation analysis showed r 131 p 0,039 significant at L.o.S 0,05. The result of this research showed that psychological well being negatively correlated significantly with suicide ideation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Dita Wulandari
"ABSTRAK
Bunuh diri merupakan salah satu kematian dikalangan remaja. Prevalensi remaja dengan ide bunuh diri di Indonesia sebesar 4.3 terjadi pada remaja laki- laki dan 5.9 pada perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tindakan ners generalis, brief dialectic behaviour theraphy DBT skill group dan peer leadership terhadap faktor risiko, faktor protektif, prodoma early pshycosis dan ide bunuh diri remaja menengah atas SMA . Desain penelitian ini quasi eksperimental pre-post test withhout control group dengan jumlah sampel keseluruhan 129 dimana masing-masing kelompok intervensi terdiri dari 43 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.Uji analisis yang digunakan pada peneltian ini adalah wilcoxon t-test,dependent t-test,uji anova, uji kruskal-wallis, post hoc bonferroni. Hasil penelitian menunjukkan ide bunuh remaja menurun secara bermakna p value < 0,05 mendapatkan tindakan ners generalis, brief DBT skills group dan peer leadership. mengalami penurunan dari kategori tinggi ke rendah pada pemberian ners generalis dan peer leadership, sedangkan pada pemberian brief DBT skills group mengalami penurunan dari tinggi menjadi tidak ada. Brief DBT skills group menjadi rekomendasi tindakan ners spesialis yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah.

ABSTRACT
Suicide is one of death among adolescents. The prevalence of adolescents with the suicide ideation in Indonesia of 4.3 occurred in adolescent male and 5.9 in female. This study aims to determine the effect of generalist nursing care, brief dialectic behavior theraphy DBT skill group and peer leadership against risk factors, protective factors, early pshycosis prodoma and suicidal ideation in adolescent in senior high school. The design of this study was quasi experimental pre post test withhout control group with total sample size 129 where each intervention group consisted of 43 persons selected by purposive sampling technique. The analysis test used in this study was wilcoxon t test, dependent t test, anova test, kruskal wallis test, post hoc bonferroni. The results showed the idea of adolescent decreased significantly p value "
2018
T51656
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmadianti Sukma Hanifa
"Bunuh diri merupakan salah satu masalah kesehatan global yang masih terjadi dan merupakan penyebab kematian ke-2 pada kelompok usia 15-29 tahun. Berdasarkan estimasi terakhir yang dilakukan oleh WHO, prevalensi kematian akibat bunuh diri yang terjadi di Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan sebesar 3,4 per 100.000 penduduk. Berdasarkan sebuah pemodelan yang dilakukan oleh WHO, ditemukan bahwa dari setiap orang yang meninggal akibat bunuh diri, diperkirakan ada 20 orang lainnya yang melakukan percobaan dan merencanakan untuk bunuh diri yang kemudian dikenal sebagai perilaku bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perilaku bunuh diri pada pelajar SMP dan SMA di Indonesia dengan menggunakan desain studi campuran (mix method) kuantitatif potong lintang dan kualitatif wawancara mendalam. Analisis multivariat regresi logistik dilakukan terhadap 8.949 responden Global School Based Health Survey Indonesia Tahun 2015, sedangkan analisis kualitatif dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap pelajar SMP dan SMA di Kota Malang, guru bimbingan konseling sekolah terkait, dan pakar pencegahan bunuh diri di Indonesia, dengan jumlah informan sebanyak 11 orang. Hasil penelitian menunjukan prevalensi gangguan perilaku bunuh diri pada pelajar SMP dan SMA di Indonesia adalah sebesar 1,7%. Analisis risiko menunjukan bahwa menjadi perempuan, memiliki perilaku merokok, memiliki perilaku penyalahgunaan alkohol, memiliki perilaku penggunaan obat-obatan, sering atau selalu merasa cemas berlebihan dan kesepian, serta mengalami peristiwa perundungan, merupakan faktor risiko dari gangguan perilaku bunuh diri. Intervensi untuk mengurangi angka gangguan perilaku bunuh diri diantaranya adalah dengan mengintegrasikan usaha kesehatan jiwa pada tingkat sekolah secara lebih komprehensif.

Suicide remains as one of global public health problem and the second leading cause of mortality among 15-29 years old people. Based on WHO’s estimation, it is known that the prevalence of suicide death in Indonesia 2016 was 3.4 per 100,000 people. Furthermore, based on a modelling by WHO, it is stated that behind every suicide death, there are approximately 20 more people having suicide attempt or suicide plan that are further known as suicidal behavior. This study aimed to discover the associated factors of suicidal behavioral disorder among high school students in Indonesia by using mix method study design. Logistic regression analysis was done to 8,949 Global School Based Health Survey Indonesia 2015’s respondents and in-depth interview was done to high school students in Malang, related counselour teachers, and suicidologist in Indonesia. The study showed that the prevalence of suicidal behavior disorder was 1.7%, while risk analysis showed that being female, smokers, substance abuser, alcohol misuser, anxious most of the time, lonely most of the time, having no friends, and bullied were the risk factors for developing suicidal behavior disorder. One of the interventions that can be done to address this finding is by integrating mental health effort on school bases comprehensively."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalis Al Ghifari
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas mengenai keberfungsian keluarga sebagai prediktor terhadap ide bunuh diri pada remaja akhir. Keberfungsian keluarga menjadi faktor protektif maupun faktor risiko dari ide bunuh diri pada remaja akhir. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan jumlah partisipan sebanyak 496 individu, dengan rentang umur 18-22 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Positive and Negative Suicide Ideation Inventory PANSI untuk mengukur ide bunuh diri, dan Family Assesment Device FAD untuk mengukur persepsi individu mengenai keberfungsian keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi ide bunuh diri pada remaja akhir R=-0.487.

ABSTRACT
This research explaining about family functioning as a predictor of suicide ideation among late adolescents. Family functioning could become a protective and risk factor, for adolescents rsquo suicide ideation. This is a quantitative research that includes 496 participants, aged 18 22. The data were collected using Positive and Negative Suicide Ideation Inventory PANSI to measures suicide ideation, and Family Assesment Device FAD to measures individual perception of their family functioning. The result suggests that family functioning can significantly predict suicide ideation among late adolescents R 0.487."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Siti Nurhayati Anastasia Diliani
"This study introduces Public Leader Organization Scale (POLS) as the tool to identify the effectiveness of leadership in a public organization. To show the reliability and validity of this tool, a case study of subjective evaluation is addressed to three former and one active government leaders. The implication of the study is twofold: first that it shows POLS as an appropriate tool to be used in identifying public leaders' performance. This study finds that leader's consistency, listening communication skills, managing resources skill and exchange tactics become the strongest behaviors associated to government performance. Second, among these behaviors, leaders' personal integrity (consistency) is considered to contribute more to the region's performance rather than the leader's skills or the leader's influence. In essence, we believe that the current study findings will enrich the existing theory of leadership particularly in public organization issues.
Penelitian ini memperkenalkan Skala Pengukuran Pemimpin Organisasi Publik atau Public Leader Organization Scale (POLS) sebagai suatu instrument untuk mengidentifikasi efektivitas kepemimpinan suatu organisasi publik. Untuk menunjukkan reliabilitas dan validitas instrument tersebut, sebuah studi kasus yang bersifat subjektif dilakukan terhadap tiga mantan kepala daerah dan satu orang kepala daerah yang masih aktif. Implikasi dari studi ini ada dua, yaitu pertama, bahwa POLS dapat menjadi instrument yang tepat untuk digunakan dalam mengidentifikasi kinerja pemimpin publik dimana dalam studi ini ditemukan bahwa konsistensi, kemampuan komunikasi mendengar, keahlian mengatur sumber daya dan kemampuan negosiasi merupakan prilaku terkuat yang dikaitkan dengan kinerja pemerintah. Kedua, studi ini juga menemukan bahwa diantara prilaku-prilaku tersebut, integritas pemimpin (konsistensi) menunjukkan pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja daerah daripada keahlian yang dimilikinya atau kemampuan persuasifnya. Pada intinya, temuan pada studi ini diharapkan akan menambah kasanah teori kepemimpinan yang ada khususnya terkait dengan organisasi publik.
"
National Cheng Chi University, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Trisdamayanti
"Pelaku serangan teror bom bunuh diri meyakini bahwa dirinya sedang melaksanakan aksi yang dianggap mulia. Sesungguhnya kelompok yang memiliki motif ideologi agama senantiasa membangun persepsi positif pada anggota kelompok mengenai serangan teror bom bunuh diri. Persepsi tersebut dibangun secara sistematis dengan merujuk pada atribut-atribut yang bersifat totemik, seperti ‘syahid’, ‘jihad’, ‘thaghut’, ‘mujahidin’’, ‘polisi Tuhan’, ‘singa-singa Allah’ untuk menjustifikasi aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok. Hal tersebut melatarbelakangi analisis dalam kaitan dengan perspektif totemik di dalam penelitian ini. Dari 23 kasus yang terjadi di Indonesia, penelitian ini memerinci enam serangan teror bom bunuh diri, didasari oleh transformasi yang terjadi, yaitu transformasi target, kelompok, bahan baku bahan peledak yang digunakan, dan pelaku serangan. Data penelitian ini diperoleh dari studi dokumen, data kepolisian, dan wawancara dengan 15 narasumber. Para narasumber ini terdiri atas anggota kepolisian, pamong lembaga pemasyarakatan, anggota kelompok, perekrut di dalam kelompok, dan pelaku serangan teror bom bunuh diri. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan diproses menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik triangulasi data, untuk menghindari potensi terjadinya bias. Hasil penelitian mengidentifikasikan bahwa motivasi individu, kelompok, dan lingkungan masyarakat telah mendorong individu menjadi pelaku serangan teror bom bunuh diri. Pada tataran kelompok, otoritas di dalam kelompok memperkenalkan konsep tauhid dan ideologi kelompok, lalu menggiring individu agar patuh dan taat kepada otoritas, sehingga terciptalah kepatuhan buta. Individu kemudian digiring menjadi pelaku serangan, dengan cara diperkenalkan pada konsep keutamaan dari bom bunuh diri, demi memperoleh imbalan di dalam agamanya, imbalan bagi dirinya, dan imbalan dalam tataran sosial, sebagai bentuk pilihan yang rasional dan logis.

Suicide bombers believed that their actions were such an honourable ones. Groups with religious ideological motive tend to build a systematic, positive perception, on suicide terrorism to their members, referred to totemic attributes such as ‘syahid’, ‘jihad’, ‘thaghut’, ‘mujahedeen’, ‘police of God’, ‘lions of God,’ in order to justify their actions. These are background of this study. Among a total of 23 suicide bombing incidents occurred in Indonesia, this study analyzes six cases- based on their transformations, from the perspectives of target, group that masterminded the attacks, explosives that being used, as well as perpetrators who performed such attacks. Data are collected from previous studies, police reports, and interview sessions with 15 sources, which include police personnel, prison’s case manager, group members, recruiters of dedicated-suicide bombers, and the surviving designated-bombers. These data are then analyzed and processed using qualitative approach with triangulation techniques, in order to prevent bias. Result of this study shows that individual, group, and social motivational factors have transformed individual into a suicide bomber. In the group level, authorities to approach concepts of ‘tauhid’ (the belief in Allah as the one and only God) and group’s ideology, then followed by introduction to the obedience to the authorities. Such concept would then bring the individual into a blind obedience’ state of mind. A virtue of a martyrdor bombing is provided as the next lesson plan that an individual will learn, as rational and logical options, in order to gain religious rewards, personal rewards, and social rewards."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qmaz Fawwaz Syafta
"Jakarta sebagai kota metropolitan memiliki sifat yang secara sosial heterogen dan individu cenderung lebih bebas dari kekakuan kontrol sosial patriarki, tetapi ketimpangan masih ada. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik ruang publik Jalan/trotoar dan Sarana transportasi umum terkait dengan dominasi sosial serta perilaku yang terjadi oleh masing-masing gender. Dilakukan wawancara mendalam terhadap delapan informan yang hasilnya dikaji dengan menggunakan teori produksi ruang, proksemika, dominasi sosial, dan tindakan sosial. Ditemukan bahwa perempuan cenderung lebih behati-hati di ruang publik. Karena kecenderungan menjaga jarak yang lebih jauh terhadap orang asing, dilakukan taktik yang merupakan tindakan rasional-instrumental. Laki-laki cenderung tidak menganggap ruang publik sebagai tempat yang membahayakan, sehingga cenderung bertindak secara tradisional. Bagi individu dengan ekspresi gender silang, pengekspresian di ruang publik termasuk ke dalam tindakan rasional-nilai. Ruang publik Jalan dan Sarana transportasi digenderkan menjadi maskulin ditandai dengan asosiasinya dengan gender dan sifat-sifat maskulin. Pada sarana transportasi umum, kebutuhan perempuan akan keamanan dan sifat ruangnya yang tertutup kemudian membuat diciptakannya strategi oleh para voyeur berupa penciptaan ruang terseks perempuan, sehingga ruang publik tetap bisa menjadi tempat aman untuk perempuan. Bagi individu dengan ekspresi gender silang, ruang tersebut cenderung dianggap sebagai tempat yang kurang nyaman karena bias gender dari regulator ruang dan orang sekitar yang sifatnya cisnormatif.

Jakarta as a metropolitan city has a socially heterogeneous nature and individuals tend to be freer from the rigidity of patriarchal social control, but inequality still exists. This study aims to determine the characteristics of public space such as roads/sidewalks and public transportation facilities in relation to social domination and behavior that occurs by each gender. In-depth interviews were conducted with eight informants whose results were examined using the theories such as production of space, proxemics, social domination, and social action. It was found that women tended to be more careful in public spaces. Because of the tendency to maintain greater distance from strangers, a tactic which is a rational-instrumental action is adopted. Men tend not to perceive public space as a dangerous place, so they tend to act traditionally. For individuals with cross-gender expression, expression in the public space is considered to be value-rational action. Public spaces such as Roads and transportation facilities are gendered to be masculine, characterized by their association with masculine traits. In public transportation, women's need for security and the closed nature of the space then led to voyeurs creating a strategy that is the creation of women's sexed spaces, so that public spaces can still be safe places for women. For individuals with cross-gender expressions, this space tends to be seen as an uncomfortable place because of the gender bias of the space regulator and the surrounding people."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>