Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173146 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dya Iqtha Poetri
"Apoteker memiliki berbagai peran penting dalam pengaturan praktik farmasi. Penyelenggaraan praktik atau pekerjaan kefarmasian meliputi pekerjaan kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi, dan pelayanan sediaan farmasi. Seorang profesi apoteker perlu menguasai standar kompetensi apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian sesuai dengan kompetensi profesi. Standar tersebut memastikan bahwa seorang apoteker memiliki seluruh kompetensi yang relevan untuk mejalankan perannya dan mampu memberikan pelayanan kefarmasian sesuai ketentuan tentang praktik kefarmasian, peraturan, etika, kode etik, dan pedoman praktik apoteker. Terdapat sepuluh (10) elemen standar kompetensi apoteker yang perlu dikuasai sebagai persyaratan untuk memasuki dunia kerja dan menjalani praktik profesi. Standar kompetensi telah dilengkapi oleh elemen yang perlu dikuasai oleh apoteker pada saat lulus dan masuk ke tempat praktik/kerja. Sebagai calon apoteker, pentingnya membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan kemampuan tentang peran, fungsi dan tanggung jawab apoteker melalui Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Dengan dilaksanakannya PKPA, seorang calon apoteker diharapkan memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk melakukan pekerjaan kefarmasian sehingga menjadi siap untuk memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang professional.

Pharmacists work in diverse roles and practice settings. The implementation of pharmacy practice includes pharmaceutical work in the procurement, production, distribution of pharmaceutical preparations and and pharmaceutical care. A pharmacist is expected to master pharmacy standard competency to maintain and practice within the limits of professional competence. The standard competency is a commitment to practice with an an obligation to do in accordance with expected behaviours as set down in professional codes, standards and guidelines which results in facilitating professional practice and growth. There are 10 elements of pharmacy competency standards which need to be attained by an individual to practise effectively as a pharmacist. It is important to equip students with knowledge and abilities about the roles and responsibilities of pharmacists in the real field through an internship program. A future pharmacist is expected to have the insight, knowledge, skills and experience through the internship program in order to be become a professional in the pharmacy practice."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradina Astari Munandar
"Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi tertinggi di Indonesia yaitu 34,1% kasus. Sebagai faktor risiko penyakit lain, pasien hipertensi biasanya mengalami komplikasi dan membutuhkan terapi tambahan yang dapat menyebabkan polifarmasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis masalah terkait obat pada pasien rawat inap dengan hipertensi di Rumah Sakit Distrik Koja dari Februari-April 2019 berdasarkan PCNE V6.2. Penelitian ini adalah studi cross-sectional berdasarkan resep lengkap, rekam medis, dan kartu indeks yang dapat dibaca dari pasien yang menggunakan obat antihipertensi dan dirawat di rumah sakit di Rumah Sakit Distrik Koja dari Februari - April 2019. Analisis ini dilakukan untuk 90 pasien yang memenuhi kriteria. Dari penelitian ini, ada 148 masalah terkait obat yang diidentifikasi, terdiri dari masalah dengan efektivitas pengobatan (66,21%) dan reaksi obat yang merugikan (33,78%) dengan reaksi obat yang tidak alergi sebagai subdomain dengan prevalensi tertinggi (31), 75%) dan penyebab masalah terkait narkoba yang sebagian besar terjadi adalah kombinasi obat yang tidak tepat, atau obat-obatan dan makanan (48,51%). Dari penelitian ini, diketahui bahwa masalah dengan efektivitas pengobatan adalah masalah terkait obat yang paling banyak terjadi.

Hypertension is one of the non-communicable diseases with the highest prevalence in Indonesia, which is 34.1% of cases. As a risk factor for other diseases, hypertensive patients usually experience complications and require additional therapy that can cause polypharmacy. The purpose of this study was to analyze drug-related problems in hospitalized patients with hypertension at the Koja District Hospital from February to April 2019 based on PCNE V6.2. This study is a cross-sectional study based on complete prescriptions, medical records, and index cards that can be read from patients who use antihypertensive drugs and are hospitalized in the Koja District Hospital from February to April 2019. This analysis was carried out for 90 patients who met criteria. From this study, there were 148 drug-related problems identified, consisting of problems with treatment effectiveness (66.21%) and adverse drug reactions (33.78%) with non-allergic drug reactions as subdomains with the highest prevalence (31), 75%) and the most common cause of drug related problems is an improper combination of drugs, or drugs and food (48.51%). From this research, it is known that the problem with the effectiveness of treatment is the most drug-related problems."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Nurul Afifah
"Pasien yang dirawat inap dengan stroke iskemik perlu mendapat perhatian khusus karena komorbiditas dan polifarmasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis masalah terkait obat dengan domain efektivitas terapi dan reaksi obat yang tidak diinginkan di bawah Jaringan Perawatan Farmasi Eropa. Metode penelitian ini adalah cross sectional berdasarkan data rekam medis, resep, dan catatan perawat. Sampel dari penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis primer stroke iskemik dan pasien berusia lebih dari sama dengan 23 tahun. Analisis dilakukan pada 115 sampel penelitian. Masalah terkait obat yang paling umum adalah masalah efektivitas pengobatan (65,00%) dengan efek sub domain dari pengobatan obat tidak optimal (29,58%) sebagai sub domain yang paling parah. Masalah terkait narkoba lainnya adalah masalah reaksi merugikan memiliki prosentase (35,00%) dengan subtitusi kejadian obat merugikan (tidak alergi) sebesar (34,58%) sebagai sub domain tertinggi. Penyebab tertinggi dari masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah bahwa kombinasi obat, atau obat, dan makanan yang tidak tepat yaitu (56,04%).

Patients who are hospitalized with ischemic stroke need special attention due to comorbidity and polypharmacy. This study aims to analyze drug-related problems with the domain of therapeutic effectiveness and unwanted drug reactions under the European Pharmaceutical Care Network. This research method is cross sectional based on medical records, prescriptions, and nurses' records. Samples from this study were patients with a primary diagnosis of ischemic stroke and patients aged more than equal to 23 years. Analysis was conducted on 115 study samples. The most common drug-related problem is the problem of treatment effectiveness (65.00%) with the sub-domain effect of suboptimal drug treatment (29.58%) being the most severe sub-domain. Another drug related problem is the problem of adverse reactions having a percentage (35.00%) with the substitution of adverse drug events (not allergic) of (34.58%) as the highest sub domain. The highest cause of the problems identified in this study was that the combination of drugs, or drugs, and food were not appropriate (56.04%)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Nusaibah
"ABSTRAK
Pemberian obat untuk pasien hipertensi memerlukan perhatian khusus karena memiliki penyakit penyerta sehingga cenderung mengalami polifarmasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis masalah terkait obat dengan domain efektivitas terapi dan reaksi obat yang tidak diinginkan berdasarkan Pharmaceutical Care Network Europe. Metode penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan rekam medis, resep, dan catatan perawat. Sampel penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis primer hipertensi primer dan pasien yang berusia lebih dari 23 tahun. Analisis dilakukan terhadap 114 sampel penelitian. Masalah terkait obat yang paling umum adalah efektivitas terapi dengan persentase 60,00% dan masalah terkait obat lainnya, yaitu reaksi obat yang tidak diinginkan, memiliki persentase 40%. Penyebab masalah tertinggi yang teridentifikasi pada penelitian ini adalah kombinasi obat-obat atau obat-makanan yang tidak tepat termasuk kejadian interaksi obat yaitu 40,00%.

ABSTRACT
Giving drugs to hypertensive patients requires special attention because they have comorbidities so they tend to experience polypharmacy. This study aims to analyze drug-related problems with the domain of therapeutic effectiveness and unwanted drug reactions based on Pharmaceutical Care Network Europe. This research method is cross sectional using medical records, prescriptions, and nurse notes. The samples of this study were patients with a primary diagnosis of primary hypertension and patients who were more than 23 years old. The analysis was carried out on 114 research samples. The most common drug-related problems were therapeutic effectiveness with a percentage of 60.00% and other drug-related problems, namely unwanted drug reactions, had a percentage of 40%. The cause of the highest problem identified in this study was an inappropriate drug-drug or drug-food combination including the incidence of drug interactions, which was 40.00%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himala Azzahra Putri
"Waktu tunggu pasien Rawat Jalan Reguler RSUP Fatmawati masih melebihi Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu le; 60 menit. Waktu tunggu menjadi faktor yang menyebabkan ketidakpuasan pasien pada pelayanan pasien rawat jalan. Pada bulan Desember tahun 2016, RSUP Fatmawati membuka pelayanan rawat jalan eksekutif bagi pasien BPJS di Instalasi Griya Husada. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator yang paling penting dan luas dalam mengukur kualitas dan hasil dari pelayanan kesehatan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui determinan faktor kepuasan pasien BPJS pada pelayanan rawat jalan eksekutif di Instalasi Griya Husada RSUP Fatmawati. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan data melalui penyebaran kuesioner skala likert kepada 100 orang responden.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 95 pasien BPJS yang merasa puas pada pelayanan rawat jalan eksekutif di Instalasi Griya Husada RSUP Fatmawati. Adapun faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah tangibles OR=11,2 dan nilai p=0,024. Oleh sebab itu, rumah sakit disarankan untuk melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana yang ada di pelayanan rawat jalan eksekutif.

Waiting times on regular outpatient at Fatmawati Central Hospital still exceeds minimun healthcare service standard le 60 minute . Waiting times can becontributing factor influence outpatient dissatisfaction. In December 2016, Fatmawati Central Hospital opened excevutive outpaient for BPJS patients. Patient satisfaction can be one of the indicators for measurement health care service and evaluation.
The purpose of this research is to know determinant factor on BPJS patient satisfaction in Griya Husada executive outpatient at Fatmawati Central Hospital 2018. This research uses cross sectional design with questionnare based on likert scale from 100 respondent.
The result shows that patient satisfaction on BPJS patient is 95. Factor that influence patient satisfaction is tangibles OR 11,2 and p value 0,024 . Therefore, it is important for Fatmawati Central Hospital to improve in facilities and infrastructure in executive outpatient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicky Anelia
"Tesis ini membahas kepuasan pasien JKN berdasarkan mutu pelayanan rawat jalan di RS “X” Jakarta yang diukur melalui 5 dimensi mutu pelayanan kesehatan, terdiri dari tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis kepuasan pasien JKN berdasarkan mutu pelayanan rawat jalan di RS “X” Jakarta tahun 2023. Penelitian ini adalah penelitian dengan metode campuran (mix methode) dengan melakukan pengambilan data kuantitatif terlebih dahulu, kemudian diperkuat dengan data kualitatif kepada stakeholder pemberi pelayanan kesehatan. Berdasarkan analisis deskriptif statistik diketahui bahwa 29 item sudah mendapatkan nilai kesesuaian diatas 90%, artinya pasien sudah puas dengan dimensi mutu pelayanan rawat jalan secara keseluruhan. Dari hasil analisis diagram kartesius didapatkan 14 item pada kuadran II yang perlu dipertahankan prestasinya karena dinilai sangat baik dan melebihi harapan pasien, 11 item pada kuadran IV, 8 item pada Kuadran III dan 5 item pada kuadran I yang menjadi prioritas untuk dilakukan perbaikan. Hasil studi kualitatif menunjukkan bahwa manajemen rumah sakit juga telah melakukan inovasi dan improvement secara berkelanjutan dalam pemberian layanan kesehatan kepada pasien JKN. Pengukuran NPS menunjukkan bahwa sebanyak 53,8% pasien sudah berada pada level. Untuk meningkatkan kualitas layanan, rumah sakit dapat terus melakukan impelentasi manajemen mutu terpadu yang berfokus pada penjenjangan prioritas secara simultan sehingga dapat disusun upaya mempertahankan prestasi dimensi yang sudah baik dan meninjau efektivitas upaya-upaya perbaikan yang dilakukan dapat memenuhi harapan pasien.

This thesis discusses the satisfaction of National Health Insurance (JKN) patients based on the quality of outpatient care at Jakarta “X” Hospital, which is measured through 5 dimensions of healthcare quality: tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. The aim of this research is to examine and analyze the satisfaction of JKN patients based on the quality of outpatient care at Jakarta “X” Hospital in the year 2023. This study utilizes a mixed methods approach, starting with the collection of quantitative data, followed by qualitative data from healthcare service stakeholders. Based on descriptive statistical analysis, it is revealed that 29 items have achieved suitability scores above 90%, indicating that patients are satisfied with the overall quality dimensions of outpatient care. The Cartesian diagram analysis results in 14 items located in Quadrant II, which need to maintain their excellent performance as they are evaluated to exceed patient expectations, there are 11 items in Quadrant IV, 8 items in Quadrant III, and 5 items in Quadrant I, which are prioritized for improvement efforts. The qualitative findings indicate that the hospital management has consistently engaged in innovation and continuous improvement in providing healthcare services to JKN patients. The NPS measurement indicates that 53.8% of patients are already at the promoters level. The hospital should continue implementing integrated quality management, focusing on prioritization strategies concurrently, to sustain the dimensions that perform well and assess the effectiveness of improvement efforts to meet patient expectations."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Majid
"Penelitian cross sectional dengan sampel 96 responden di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUD Kota yogyakarta dan RSUD Sleman. Tujuannya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian rawat inap ulang di rumah sakit pada pasied dengan CHF. Analisis chi-square dan multiple logistic regression. Hasil menunjukkan, ada hubungan yang signifikan antara faktor kepatuhan terhadap terapi, riwayat hipertensi, usia, kepatuhan terhadap diet, kepatuhan terhadap cairan dan tingkat kecemasan dengan kejadian rawat inap ulang di rumah sakit pada pasien dengan gagal jantung kongestif. Faktor yang paling dominan adalah riwayat hipertensi.

The cross sectional study on 96 samples. Its target to know factors related to readmission on patient with CHF, was taken from RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUD Yogyakarta and RSUD Sleman. The objectives in to know factors related to readmission patient with CHF. Multiple Logistic Regression analysis abd chi square, at CI 95%. Result: there is a significant relation between compliance factor to therapy, hypertensionhistory, age, compliance to diet, compilance diution, and anxiety level with readmission CHF patient. The most dominant factor is hypertension history."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T29362
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Bakti Silang
"Masalah penelitian : Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu unsur dalam pelayanan rawat jalan, akan menghasilkan out put berupa kontribusinya untuk memasukkan pasien kerawat inap. Dan yang menjadi masalah utama disini adalah belum adanya gambaran yang jelas mengenai faktor-faktor apa yang berhubungan dengan kontribusi tersebut. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan kontribusi Instalasi Gawat Darurat terhadap rawat Inap. Untuk mengetahui gambaran tersebut dilakukan metode penelitian dengan disain deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif, dan pengambilan data secara "cross sectional".
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan kontribusi Instalasi Gawat Darurat terhadap rawat map adalah faktor internal; faktor ketenagaan, fasilitas, sarana dan alat serta sistem dan prosedur. Dari faktor eksternal adalah jenis pekerjaan, waktu masuk pasien, tempat tinggat/asal pasien, sistem rujukan dan sistem biaya.
Kesimpulan ; Dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, fasilitas dan ketenagaan merupakan faktor utama dari faktor internal dan jenis kelamin, tempat asal pasien, sistem rujukan, dan sistem biaya dan faktor eksternal mempunyai hubungan dengan kontribusi IGD terhadap rawat inap.
Dari kesimpulan diatas disarankan perlunya pemikiran dan kebijaksanaan, serta peninjauan kembali dari pihak manajemen rumah sakit dalam upaya peningkatan dan pengembangan Instalasi Gawat Darurat secara menyeluruh terutama dalam kaitannya dengan faktor faktor tersebut diatas, minimal disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Subject of study. Emergency installation as one of the elements in medical treatment for outpatient will give the output form of contribution to the admission of the patient to the hospital. The main problem here is that there is still no clear description of the factors related to the contribution. Scope of study is limited to the factors which are assumed to have some relations to contribution of emergency installation of hospitalization. To know the description, the method of study has been carried out by design descriptive analysis using qualitative approach mean while data collection has been done in a cross sectional way.
The results of the study show that the factors related to contribution from emergency installation to hospitalization are internal factors: Human resource, Facilities, Equipment, System and Procedure. The external factors are kind of work, time of admission of patient, the place where the patient live, referal system anda financing system.
Conclusion from study, it can be concluded that facilities and human resources are the main internal factors, whereas kind of work and the place where the patient live, referal system and financing system in the external factors have some relations to contribution from emergency installation to hospitalization.
From the above conclusion, it is suggested to have idea, policy and review from the management of hospital to develop emergency installation as in a comprehensive way in relation to the above factors, especially to the internal ones. Minimally, they should be in accordance with the provisions stipulated by Department of Health of Republic Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarsih
"ABSTRAK
Rumah sakit berkembang melalui pasien yang puas di mana pasien tidak hanya akan kembali untuk membeli pelayanan tetapi juga dapat menjadi marketer yang dapat
membawa keluarga atau teman-teman lainnya. Minat konsumen untuk membeli atau memakai jasa dari pemberi jasa yang sama sangat dipengaruhi oleh pengalaman kepuasanya terhadap pelayanan yang telah diperoleh sebelumnya. Kepuasan pasien
merupakan nilai subyektif terhadap mutu pelayanan yang diberikan dan diterima oleh pasien, meskipun nilai subjektif ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, pendidikan, keadaan emosional dan lingkungan pasien, kepuasaan pasien tetap akan didasari oleh kebenaran dan kenyataan objektif yang dialami oleh pasien pada saat
menerima pelayanan rumah sakit. Pelayanan rawat jalan sangat berpengaruh terhadap pendapatan dan citra rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk melihat variabel
karakteristik dan kepuasan pasien yang paling dominan berhubungan dengan minat kunjungan ulang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data primer,
pendekatan cross sectional, populasi adalah pasien rawat jalan, sampel dihitung
berdasar beda dua proporsi didapatkan 150 sampel pengambilan sampel dengan tekhnik Quota sampling. Di analisis komputer menggunakan regresi multivariat. Hasil tidak ada hubungan antara karakteritik pasien dengan minat kunjungan ulang nilai P value >0,05 :
jenis kelamin (p value=0,169), usia (p value= 0,539) pendidikan (p value=0,622),
pekerjaan (p value=0,319), pengalaman berkunjung sebelumnya (p value=0,352), ada hubungan antara kepuasan pasien dengan minat kunjungan ulang (p value=0,0001).
Variabel yang paling dominan berhubungan dengan minat kunjungan ulang adalah
kepuasan pasien dengan p value=0,0001, OR= 16,626. Artinya pasien yang memiliki
kepuasan baik akan mempunyai peluang sebesar 16,626 lebih tinggi melakukan kunjungan ulang dibandingkan pasien yang memiliki kepuasan kurang baik, setelah di kontrol oleh variabel jenis kelamin, variabel umur dan variabel pekerjaan.
"
2019
T52794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anasthasya Amanda
"Penyakit kardiovaskular merupakan komorbid dengan prevalensi tertinggi pada pasien dengan COVID-19. Individu dengan riwayat gagal jantung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami manifestasi klinis lebih berat jika terinfeksi COVID-19. Salah satu tanda dan gejala yang dirasakan oleh individu yaitu adanya edema perifer sebagai tanda penumpukan cairan. Studi kasus ini bertujuan untuk mengatasi edema pada pasien COVID-19 dengan komorbid gagal jantung melalui manajemen hipervolemia. Tindakan dalam manajemen hipervolemia yang dilakukan meliputi membatasi asupan cairan pasien, monitoring intake dan output cairan, melakukan posisi semi fowler, monitor hasil hemakonsentrasi dan tekanan onkotik plasma. Keberhasilan intervensi dapat dievaluasi dengan melihat derajat edema dan status hemodinamik. Setelah dilakukan implementasi, evaluasi subjektif yaitu pasien mengatakan tidak ada sesak, tidak ada batuk, bengkak pada kaki kanan tidak ada dan bengkak pada kaki kiri sudah berkurang. Evaluasi objektif menunjukan penurunan derajat edema dengan edema pada kaki kanan dari derajat +2 menjadi tidak ada edema, sedangkan pada kaki kiri turun dari derajat +2 menjadi derajat +1 serta status hemodinamik dalam batas normal.

Cardiovascular disease is the comorbid with the highest prevalence in patients with COVID-19. Individuals who infected COVID-19 with a history of heart failure have a higher risk of experiencing more severe clinical manifestation. One of the signs and symptoms is the presence of peripheral edema as a sign of fluid overload. This case study aims to treat edema in COVID-19 patients with comorbid heart failure through hypervolemia management. Intervention in hypervolemia management include limiting of patient's fluid intake, monitoring intake and fluid output, performing semi fowler positions, monitoring hemaconcentration results and plasma oncotic pressure. The success of the intervention can be evaluated by monitoring degree of edema and hemodynamic status. After of implementation, subjective evaluation were patient said there was no cough,no swelling in the right leg and decreased of swelling in left leg. Objective evaluation showed decrease in the degree of edema with edema in the right leg from degrees +2 to no edema, while in the left leg dropped from degrees +2 to degrees +1 and hemodynamic status within normal limits."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>