Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150917 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Friska
"Discharge planning atau Perencanaan Pemulangan Pasien (P3) telah menjadi masalah penting dalam reformasi sistem perawatan kesehatan secara global. Perencanaan pemulangan pasien masih menjadi tantangan tersendiri dalam pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu, penyedia layanan kesehatan sangat berperan dalam meningkatkan asuhan keperawatan yang berkelanjutan yaitu proses perencanaan pemulangan pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi mendalam tentang pengalaman perawat dalam pelaksanaan Perencanaan Pemulangan Pasien. Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini terdapat 12 partisipan yang bekerja diruangan instalasi rawat inap dengan melakukan rekrutmen partisipan dan menggunakan key informan untuk mendapatkan calon partisipan dengan variasi maksimal. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis tematik metode Collaizi. Pengambilan data dilakukan selama satu bulan dengan menggunakan wawancara semi terstruktur secara online melalui aplikasi zoom. Penelitian ini didapatkan 10 (sepuluh) tema yaitu: 1) Rencana tindakan pemulangan pasien yang bertujuan untuk mencegah kekambuhan dan meminimalkan cost; 2) Pelaksanaan perencanaan pulang di RS sangat penting, sudah baik, cukup baik dan tidak penting; 3) SOP pelaksanaan perencanaan pulang dilakukan sejak awal pasien dirawat dengan melakukan asuhan keperawatan dan penetapan estimasi pemulangan pasien; 4) Faktor-faktor yang memengaruhi perencanaan pulang adalah faktor personil dengan melakukan kolaborasi antar tenaga kesehatan dan faktor perjanjian dengan membuat rujukan dan penggunaan fasilitas kesehatan; 5) Peran dan tanggung jawab perencanaan pulang adalah tugas kepala ruangan dan katim; 6) Hal yang menyenangkan bagi perawat adalah reward dan pasien pulang sesuai target, yang kurang menyenangkan adalah keluarga tidak kooperatif dan pasien sering ditinggal sendiri; 7) Untuk mengedukasi keluarga butuh keyakinan perawat terhadap kompetensinya; 8) Motivasi Perawat dalam pelaksanaan perencanaan pulang agar bisa menjadi role model bagi teman sejawat dan meningkatkan mutu serta kualitas pelayanan asuhan keperawatan; 9) Hambatan perawat terkait perencanaan pulang yang sering terlewatkan karena tingginya mobilitas perawat dan tidak sempat menulis; dan 10) Kebutuhan perawat dalam meningkatkan pelayanan di RS terkait pelaksanaan perencanaan pulang yaitu manajemen melakukan monitoring evaluasi langsung, menjadikan sebagai salah satu indikator kinerja dan mengadakan pelatihan sesuai kebutuhan.

Discharge planning has become an important issue in the reform of the global health care system. Discharge planning is still a challenge in itself in health services. Therefore, health care providers play a very important role in improving sustainable nursing care, namely the process of planning for discharge planning. The purpose of this study is to explore in-depth about the experiences of nurses in implementing discharge planning. The design of this study uses qualitative research with a phenomenological approach. This study consisted of 12 participants who worked in inpatient installation rooms by recruiting participants and using key informants to obtain potential participants with maximum variation. Data analysis was performed using the Collaizi thematic analysis method. Data collection is carried out for one month using online semi-structured interviews through the zoom application. This study found 10 (ten) themes, namely: 1) discharge planning have a purpose to prevent recurrence and minimize costs; 2) Implementation of discharge planning at the hospital is very important and not important; 3) SOP for discharge planning implementation is carried out from the beginning of the patient being treated by providing nursing care and determining the patient's discharge estimate; 4) Factors affecting discharge planning are personnel factors by collaborating among health workers and agreement factors by making referrals and using health facilities; 5) The roles and responsibilities for return planning are the duties of the head of the room and the orphans; 6) something fun for nurses in carrying out discharge planning is the reward and the patient going home according to the target, what is less fun is that the family is not cooperative and the patient is often left alone; 7) To educate families, nurses need confidence in their competence; 8) Motivation of nurses in implementing discharge planning so that they can become role models for colleagues and improve the quality and quality of nursing care services; 9) Nurses' obstacles related to discharge planning which are often overlooked due to the high mobility of nurses and not having time to write; and 10) The need for nurses to improve services in hospitals related to the implementation of discharge planning, namely management to monitor direct evaluations, make it one of the performance indicators and provide training as needed."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Farhan Haidar
"Globalisasi, sebagai sebuah proses yang telah mengubah isu kesehatan menjadi masalah global, memicu perkembangan kajian tata kelola kesehatan global dalam Ilmu Hubungan Internasional. Karakter tata kelola kesehatan global yang multisektor dan multiaktor membuat kerja sama kesehatan tidak lagi eksklusif milik World Health Organization (WHO). Tulisan ini bertujuan untuk memetakan perkembangan literatur akademis mengenai peran WHO dalam dua dekade terakhir. Tulisan ini berusaha memahami bagaimana literatur menjelaskan dinamika peran WHO dalam menghadapi tantangan kesehatan baru di tengah perubahan lanskap tata kelola kesehatan global. Dengan menggunakan metode tipologi, tulisan ini mengidentifikasi dua fenomena: pertama, peran WHO dalam menghadapi krisis kesehatan global; dan kedua, posisi WHO di tengah institusi kesehatan global lain. Pada fenomena pertama, mayoritas literatur menilai power dan political willingness negara dalam mematuhi WHO, otoritas WHO yang terbatas, dan mekanisme pendanaan WHO menjadi faktor penyebab penurunan peran organisasi sejak revisi International Health Regulation (IHR) tahun 2005. Pada fenomena kedua, mayoritas literatur menilai legitimasi dan normative power WHO sebagai keunggulan yang menjadikan organisasi ini tetap relevan sebagai aktor kunci dan aktor utama dalam tata kelola dan kerja sama kesehatan global. Tulisan ini menyimpulkan bahwa dinamika peran WHO dalam tata kelola kesehatan global merupakan manifestasi adaptasi organisasi terhadap dinamika politik. Tulisan ini mengidentifikasi beberapa temuan dan celah dalam literatur. Pertama, literatur mengenai peran WHO didominasi oleh pendekatan principal-agent dan legal. Kedua, literatur memberikan perhatian besar pada topik krisis kesehatan global yang berupa penyakit menular, namun jarang membahas topik penyakit tidak menular serta program kesehatan penting lain. Ketiga, literatur yang ditulis dalam satu dekade terakhir fokus pada kritik bagi kegagalan organisasi. Keempat, aspek multisektor dan multiaktor dalam tata kelola kesehatan global masih belum dibahas secara mendalam. Kelima, tulisan akademis yang membahas peran WHO dalam menghadapi COVID-19 masih terbatas.

Globalization, as a process that turned health issues into global problems, has triggered the development of global health governance study in International Relations. The multi-sector and multi-actor characteristics of global health governance make health cooperation no longer exclusively owned by World Health Organization (WHO). This paper aims to map the development of academic literature on the role of WHO in the last 2 decades. This paper seeks to understand how the literature explains the role of WHO in dealing with emerging health challenges amidst the changing landscape of global health governance. Using the typology method, this paper identifies two phenomena: first, WHO's role in dealing with global health crises; and second, WHO's position among other global health institutions. Regarding the first phenomenon, the majority of literature focuses on the power and political willingness of member states in complying with WHO’s regulations and recommendations, limited WHO’s authority, and WHO’s funding mechanism as factors which lead to the declining role of WHO since the revision of International Health Regulation (IHR) in 2005. Regarding the second phenomenon, the majority of literature finds that the legitimacy and normative power of WHO are the advantages that make the organization remain relevant as the key and prime actor in global health governance and cooperation. This paper concludes that the dynamic role of WHO in global health governance is a manifestation of its adaptation to global political dynamics. This paper also identifies several findings and gaps in the literature. First, the literature on the role of WHO is dominated by principal-agent and legal approaches. Second, the literature pays great attention to health crisis issues in the form of communicable diseases, but rarely discusses non-communicable diseases and other critical health programmes. Third, the literature written in the last decade focuses on criticisms regarding WHO’s organizational failure. Fourth, the multi-sector and multi-actor aspects of global health governance have not yet been discussed in depth. Fifth, the academic writings discussing the role of WHO in facing COVID-19 are still limited."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prudence
"Ketahanan pangan merupakan salah satu permasalahan yang berkaitan dengan kelangsngan hidup manusia. Dengan meruaknya malnutrisi dan krisis pangan global, muncul kesadaran bahwa masalah pangan melewati domain negara dan membutuhkan koordinasi antarnegara dan pemangku kepentingan lainnya. Oleh sebab itu, dibentuk tata kelola pangan global sebagai upaya transnasional untuk mencapai ketahanan pangan dunia. Menggunakan metode taksonomi, penulis meninjau 45 literatur mengenai tata kelola pangan global dalam empat bagian: 1) dinamika tata kelola pangan global, 2) aktor dalam tata kelola pangan global, 3) kontestasi norma dalam tata kelola pangan global, dan 4) kekuatan (power) dalam tata kelola pangan global. Berangkat dari tinjauan tersebut, penulis kemudian menganalisis konsensus dan perdebatan, persebaran dan kesenjangan, serta sintesis dari literatur akademik yang berada. Melalui analisis tersebut, penulis meraih empat penemuan. Pertama, dinamika tata kelola pangan global dapat dikaji dari segi historis dan paradigmatis, serta perkembangan dalam tata kelola pangan global dikatalisasi oleh krisis pangan global. Kedua, terjadi perluasan partipasi aktor dalam tata kelola pangan global. Ketiga, kontestasi norma dapat terjadi di berbagai tingkat aktor. Keempat, badan literatur kekuatan korporat (corporate power) mendominasi di pembahasan kekuatan dalam tata kelola pangan global. Penulis kemudian memaparkan celah dalam literatur yang dapat diisi melalui penelitian lebih lanjut serta rekomendasi praktis bagi formulasi kebijakan pangan di Indonesia.

Food security is central to the survival of human beings. With the ascendance of malnutrition and global food crises, emerged an awareness that food security goes beyond the domain of national boundaries and achieving it requires coordination between countries and other relevant stakeholders. Therefore, global food governance was formed as a transnational effort to achieve world food security. Utilizing a taxonomical classification, I review 45 pieces of academic literatures on global food governance in four parts: 1) dynamics of global food governance, 2) actors in global food governance, 3) norms contestation in global food governance, and 4) power in global food governance. I then analyze the consensus and debates found in the literature, literary distribution and research gaps, and a concluding synthesis of the literature. Through this analysis, I uncover four key findings. First, the dynamics of global food governance can be perused from a historical and paradigmatic standpoint. I then cover how developments in global food governance are catalyzed by global food crises. Second, actors’ participation in global food governance is expanding. Third, norms contestation occur between actors from different levels. Fourth, works on corporate power dominate the literature of power in global food governance. I proceed to argue on the literature gaps that could be filled through further research moving forward and practical recommendations to assist formulation of food policies in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rhaja Dhennies Firdaus
"Sejak tahun 2019 hingga saat ini virus Covid-19 sudah menjadi permasalahan diberbagai penjuru dunia. Penyebaran virus yang dapat terjadi hanya dengan kontak fisik dengan cairan tubuh orang yang terjangkit mengakibatkan angka penyebaran virus Covid-19 sangat tinggi. Pasien yang terpapar virus ini juga dikatakan sangat banyak, sedangkan pemerintah masih belum dapat menyelesaikan permasalahannya. Setiap harinya, setidaknya ada 1000 orang lebih yang terpapar virus ini. Sulitnya penanggulangan dan penanganan terhadap pasien menjadi masalah juga. Terdapat pasien yang harus mendapatkan penangan intensif dan juga ada pasien yang hanya memerlukan isolasi mandiri. Pasien yang melakukan isolasi mandiri, juga harus mendapatkan pengawasan kondisi kesehatannya karena di khawatirkan terjadi penurunan kondisi kesehatan. Alat pengawas pasien covid-19 dengan penggunaan sensor global positioning system yang berbasis internet of things diharapkan dapat mempermudah mengetahui kondisi dan juga lokasi dari pasien tersebut. Penggunaan alat ini dapat mengurangi kontak langsung dengan pasien, sehingga tetap dapat dilakukan social distancing antara satgas covid dan pasien. Dengan menggunakan alat ini, Satuan tugas (satgas) Covid-19 dapat memantau kondisi suhu, detak jantung, dan SPO2 dari pasien yang terjangkit. Fitur pencari lokasi diperlukan untuk meminimalisir pasien yang kabur dari tempat isolasi, karena maraknya kasus pasien kabur dari tempat isolasi
Since 2019 until now the Covid-19 virus has become a problem throughout the world. The spread of the virus that can occur only by physical contact with the body fluids of an infected person results in a very high rate of spread of the Covid-19 virus. The number of patients exposed to this virus is also said to be very large, while the government is still unable to solve the problem. Every day, there are at least 1000 people who are exposed to this virus. The difficulty of handling and handling patients is also a problem. There are patients who must receive intensive care and there are also patients who only need self-isolation. Patients who are self-isolating must also get their health condition monitored because they are worried that their health condition will decline. The Covid-19 patient monitoring tool with the use of a global positioning system sensor based on the internet of things is expected to make it easier to find out the condition and location of the patient. The use of this tool can reduce direct contact with patients, so social distancing can still be carried out between the COVID-19 task force and patients. Covid-19 task force can also monitor the temperature, heart rate, and SPO2 conditions of infected patients. The location finder feature is needed to minimize patients escaping from the isolation area, because of the many cases of patients escaping from the isolation area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Mayasari Riu
Jakarta: Trans Info Media, 2021
610.73 SIL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemanasan global merupakan fenomena alam, yaitu meningkatnya tempertaur rata-rata di atmosfer, laut dan daratan."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gemala Sajidah
"ABSTRAK
Pekerja rumahan merupakan pekerja borongan yang dilakukan di rumah dan dibayar berdasarkan upah satuan. Kemunculan pekerja rumahan di Indonesia sejalan dengan perkembangan industrialisasi modern. Pada skripsi ini, pekerja rumahan dibahas sebagai subjek utama dengan memfokuskan pada kondisi yang dialami. Dalam rangka kepentingan pembuatan kebijakan pekerja rumahan di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan studi kasus pekerja rumahan di Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui kondisi pekerja rumahan dan peran pemerintah dalam menanggapi permasalahan pekerja rumahan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, serta metode pengumpulan data berupa wawancara dan observasi. Analisis penemuan data dilakukan dengan menggunakan teori sistem dunia dan prisma kejahatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja rumahan tanpa disadari telah mengalami eksploitasi pekerjaan berkaitan dengan upah yang rendah, jam kerja yang panjang, tidak adanya jaminan sosial dan kesehatan, serta tidak memiliki kontrak kerja. Pemerintah, khususnya Kementerian Ketenagakerjaan sebagai pihak yang bertanggung jawab secara tidak langsung mengabaikan kondisi eksploitasi yang dialami oleh pekerja rumahan tersebut. Dengan demikian, pekerja rumahan dapat disebut sebagai korban eksploitasi karena adanya pengabaian oleh pemerintah.

ABSTRACT
Home-based workers are subcontracted workers who work at home for employers or their intermediaries, usually on a piece rate basis. The emergence of home-based workers in Indonesia goes along with the growth of modern industrialization. In this thesis, home-based workers are discussed as the main subject by focusing on their conditions as workers. In order to establish home-based workers policy in Indonesia. This study used the issue of home-based workers in Karawaci subdistrict of Tangerang city using a descriptive qualitative research, and the data was collected from interviews and field observation. In addition, the study was analyzed with world system theory and crime prism. The result indicate that home-based workers, unwittingly, have undergone work exploitations related to underpayment, excessive working hours, the lack of social and health security, and the absence of working contract. It also argued that the government, especially the Ministry of Manpower, indirectly overlooked the exploitations experienced by home based workers. Thereby, this research showed that home based workers can be considered as victim of exploitation, due to the governments indifference."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Evita
"Pemanasan global yang disebabkan oleh kegiatan manusia yang menghasilkan gas rumah kaca pada dua abad terakhir mengakibatkan terjadinya perubahan iklim global. Peningkatan suhu bumi ini pada gilirannya akan membawa perubahan pada pola dan distribusi curah hujan yang membawa pengaruh pada sistem sumber daya air. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam tesis ini dilakukan penelitian terhadap perubahan intensitas curah hujan maksimum untuk melihat indikasi perubahan iklim seiring terjadinya perubahan iklim global.
Perubahan pada intensitas curah hujan maksimum pada penelitian ini, dilihat dari kecenderungan peningkatan maupun penurunannya. Analisis dilakukan dengan mengumpulkan data intensitas curah hujan maksimum dari tiga stasiun penakar hujan yaitu stasiun Pondok Betung, Darmaga dan Citeko. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada wilayah Jakarta sebagai daerah pesisir dan Bogor sebagai daerah pegunungan. Pengolahan data dilakukan dengan metode statistik yaitu Spearman Rank Test dan Moving Average.
Hasil analisis memperlihatkan untuk ± 15 tahun pengamatan terjadi kecenderungan peningkatan intensitas hujan maksimum pada bulan-bulan musim hujan di ketiga stasiun penakar hujan tersebut walaupun tidak semua periode waktu signifikan. Namun untuk ± 10 tahun terakhir kecenderungan peningkatan intensitas hujan dilihat dari nilai koefisien korelasi (Rs) lebih kuat dibandingkan dengan 15 tahun pengamatan. Perubahan yang dilihat ini diduga adalah bagian dari perubahan iklim global.
Diharapkan dengan hasil analisis ini pengelolaan sumber daya air dapat lebih ditingkatkan untuk mengantisipasi meningkatnya ketersedian air pada musim ? musim penghujan yang diakibatkan perubahan iklim global.

Global warming due to increasing greenhouse gases in the last two centuries had changed global climate. Increasing global temperature will change precipitation patterns and distributions. This condition leads to the change on water resources system. This paper studies the change on intensity of maximum precipitation in order to indicate climate change along with global climate change.
In this research, intensity of maximum precipitation changing is observed from its trend both increase and decrease. Data from three stations Pondok Betung, Darmaga, and Citeko are collected and analyzed with Spearman Rank Test and Moving Average. In the research method Jakarta as a coastal area and Bogor as a mountain area are used as cases study.
The result shows that in ±15 years observed there have been trends of increasing intensity of maximum precipitation on months in rainy season in three stations considered even though it only significant in some periods. However, according to correlation index (Rs) the trend of increasing intensity of precipitation in the last 10 years is more considerable than 15 years periods observed. This condition is believed as a part of global climate change.
This research also suggests that water resources should be manage more appropriate in order to anticipate the increasing water supply on months in rainy season as a result of global climate change.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Verlianda Pratama
"Karena masalah pemanasan global, upaya sedang dilakukan untuk membuat dan mengembangkan pembangkit energi baru dan terbarukan. Namun, energi energi terbarukan memiliki permasalahan karena ketergantungan pada alam yang tidak teratur. Oleh karena itu, pembuatan genset lebih mahal, karena perlu manipulasi keluaran listrik agar stabil dan dapat disambungkan ke jaringan. Salah satu cara untuk menstabilkan keluaran listrik adalah dengan menggunakan baterai. Salah satu jenis baterai yang digunakan adalah timbal-asam baterai. Baterai ini merupakan jenis baterai yang sering digunakan karena harga pembuatannya yang murah. Jika dibandingkan dengan baterai lithium-ion, baterai timbal-asam ternyata lebih sensitif terhadap suhu dan faktor lainnya. Ditemukan bahwa baterai timbal-asam lebih mahal untuk dirawat dan memiliki umur yang lebih pendek. Penelitian ini diharapkan dapat membantu bisnis memecahkan masalah suhu dingin di negara-negara yang mengalami musim dingin. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa baterai 9 Ah memiliki kapasitas yang 27% lebih rendah pada suhu lingkungan -100 C dibandingkan dengan baterai pada suhu lingkungan 500 C. Ditemukan juga bahwa baterai 5 Ah memiliki kapasitas 271,2% lebih sedikit saat memiliki arus discharge 6 Ampere dibandingkan saat baterai memiliki arus discharge 1,2 Amper.

Due to the problem of global warming, efforts are being made to make and developing new and renewable energy plants. However, energy renewable energy has problems due to dependence on nature which does not regular. Therefore, the manufacture of the generator is more expensive, because the need for manipulation of the electrical output to be stable and can be connected to the grid. One way to stabilize the electrical output is to use battery. One type of battery used is lead-acid battery. This battery is the type of battery that is often used because it is cheap manufacturing price. When compared to lithium-ion batteries, batteries lead-acid was found to be more sensitive to temperature and other factors. It was found that lead-acid batteries are more expensive to maintain and have shorter lifespan. This research is expected to help businesses solve the problem of cold temperatures in countries that experience monsoons cold. In this study it was found that the 9 Ah battery has a capacity of which is 27% lower when at -100 C ambient temperature compared to with when the battery is in an ambient temperature of 500 C. It was also found that 5 Ah battery has 271.2% less capacity when it has current discharge 6 Ampere compared to when the battery has a discharge current 1.2 Ampere"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peni Yulia Nastiti
"ABSTRAK
LATAR BELAKANG: Hipoperfusi perioperatif yang diawali oleh hipoperfusi splanknik meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada pasien pascaoperasi risiko tinggi. Parameter kadar laktat, P(cv-a)CO2 dan konsentrasi ScvO2 darah dapat digunakan untuk menilai hipoperfusi global. Peningkatan volume residu lambung dihubungkan dengan terjadinya hipoperfusi regional saluran cerna. Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi parameter hipoperfusi global (laktat, P(cv-a)CO2, ScvO2) dengan volume residu lambung pada pasien pascaoperasi risiko tinggi yang dirawat di ICU RSCM. METODE: Sebanyak 48 subyek penelitian yang dianalisis didapatkan dengan metode consecutive sampling. Subyek penelitian yaitu pasien usia ≥18 tahun yang memenuhi kriteria pascaoperasi risiko tinggi, dapat dipasang pipa oro/nasogastrik, pasien tidak menolak diikutsertakan dalam penelitian, bukan pascaoperasi gastrektomi, tidak ada hematemesis, pasien tidak dengan gastrostomi, tidak diberikan opioid pascabedah, serta dilakukan pemasangan kateter vena sentral pada v. cava superior. Pasien akan dikeluarkan dari penelitian apabila pasien meninggal dan dilakukan resusitasi jantung paru sebelum 24 jam pascaoperasi, diberikan opioid. Pasien dirawat di ICU pascaoperasi dan dicatat volume residu lambung, kadar laktat, P(cv-a)CO2, konsentrasi ScvO2 pada jam ke-0, ke-8 dan 24. HASIL: Terdapat korelasi lemah antara kadar laktat dengan volume residu lambung pada jam ke-0 (r=0,301 p<0,05), jam ke-8 (r=0,374 p<0,01) dan jam ke-24 (r=0,314 p<0,05). Tidak terdapat korelasi antara kadar P(cv-a)CO2 dan ScvO2 dengan volume residu lambung pada jam ke-0,8 dan 24. KESIMPULAN: Tidak terdapat korelasi antara parameter hipoperfusi global (laktat, P(cv-a)CO2, ScvO2) dengan volume residu lambung.

ABSTRACT
Perioperative hypoperfusion preceded by splanchnic hypoperfusion increased morbidity and mortality in high risk surgical patients. Parameter levels of blood lactate, P(cv-a)CO2 and concentration ScvO2 can be used to assess global hypoperfusion. Increased gastric residual volume associated with the occurrence of gastrointestinal regional hypoperfusion. This study aims to determine the correlation parameter global hypoperfusion (lactate, P(cv-a)CO2, ScvO2) with gastric residual volume in high risk surgical patients admitted to the ICU RSCM. METHODS: A total of 48 subjects analyzed were obtained by consecutive sampling method. The subjects are patients aged ≥ 18 years who meet the criteria of high risk surgical patients, can be mounted oro/ nasogastric tube, patients did not refuse to be included in this study, not postoperative gastrectomy, no hematemesis, without gastrostomy, not given opioid postoperatively, do the insersion of central venous catheter in v. cava superior. Patient will be excluded from the study if the patient died and performed CPR before 24 hours, administered opioid. Patients admitted to the ICU postoperatively and recorded gastric residual volume, levels of lactate, P(cv-a)CO2 , ScvO2 concentration at 0, 8th and 24th hour. RESULTS: There is a weak correlation between lactate level with gastric residual volume at 0 hour(r=0.301, p<0.05), 8th hour(r=0.374, p<0.01) and 24th hour (r=0.314, p<0.05). There is no correlation between P(cv-a)CO2 level and ScvO2 concentration with gastric residual volume at 0, 8th and 24th hour. CONCLUSION: There was no correlation between the parameters of global hypoperfusion (lactate, P(cv-a)CO2, ScvO2) with gastric residual volume."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>