Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161418 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Akbar Nugraha
"Kejadian stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini tidak terkecuali di Indonesia. Stunting dapat dicegah dari awal masa kehidupan yaitu pada kehamilan. Pencegahan stunting dilakukan dengan mengatasi faktor risiko stunting dari ibu hamil yaitu gizi selama kehamilan, infeksi selama kehamilan, dan depresi selama kehamilan. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi experimental pre-post test with control group. Sebanyak 157 ibu hamil dan suami dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan secara offline, kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) secara offline, kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan secara online, kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan dan TKT secara online dan kelompok kontrol. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling dan purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan secara bermakna lingkar lengan atas pada kelompok pendidikan kesehatan dan TKT offline (p value < 0,05); penurunan nilai depresi pada kelompok intervensi (p value < 0,05), peningkatan kemampuan adaptasi ibu hamil dan dukungan suami (p value < 0,05). Penurunan depresi selama kehamilan yang mendapatkan intervensi secara offline dan online lebih rendah dibandingkan kelompok control (p value < 0,05), peningkatan gizi selama kehamilan dan penurunan jumlah depresi terbanyak berada pada kelompok pendidikan kesehatan dan TKT secara offline dan online dibandingkan kelompok yang hanya mendapatkan pendidikan kesehatan secara offline dan online. pendidikan kesehatan dan TKT secara offline dan online direkomendasikan sebagai tindakan pencegahan faktor risiko stunting pada ibu hamil.

Stunting is one of the nutritional problems experienced by toddlers in the world today is no exception in Indonesia. Stunting can be prevented from the beginning of life, namely in pregnancy. Prevention of stunting is done by overcoming risk factors for stunting from pregnant women, namely nutrition during pregnancy, infection during pregnancy, and depression during pregnancy. The study design used was a quasi experimental pre-post test with a control group. A total of 157 pregnant women and husbands were divided into 5 groups who received health education offline, groups who received health education and therapeutic group therapy (TKT) offline, groups who received health education online, groups who received health education and TKT in control and online group. The sampling technique used was cluster sampling and purposive sampling.
The results showed an increase in the health education group and the TKT offline (p value <0.05); Decreased depression in the intervention group (p value <0.05), increased adaptability of pregnant women and husband support (p value <0.05). The increase in depression during pregnancy who received offline and online interventions was lower than the control group (p value <0.05), the increase in nutrition during pregnancy and the decrease in the number of most depressions was dependent on the health education group and TKT offline and online health education offline and online. Health education and TKT offline and online are recommended as actions against risk factors for stunting in pregnant women.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Oktaviana
"ABSTRAK
Stunting merupakan masalah global dan nasional yang dapat dideteksi pada usia 2 tahun, sehingga sebelum usia 2 tahun harus dilakukan upaya promosi dan prevensi terhadap faktor risikonya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang stunting, nutrisi, pola asuh dan depresi ibu serta terapi kelompok terapeutik (TKT) bayi terhadap faktor risiko stunting pada bayi di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental prepost test with control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 96 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 1 sejumlah 48 orang diberikan pendidikan kesehatan tentang stunting, nutrisi, pola asuh dan depresi ibu. Kelompok intervensi 2 sejumlah 48 diberikan pendidikan kesehatan tentang stunting, nutrisi, pola asuh dan depresi ibu serta TKT bayi. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Analisis bivariat menggunakan uji dependent t-test untuk data yang berdistribusi normal sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan tentang tentang stunting, nutrisi, pola asuh, dan depresi ibu serta TKT bayi berpengaruh secara bermakna terhadap faktor risiko stunting pada bayi: tinggi badan, berat badan, aspek perkembangan bayi, dan tugas perkembangan bayi dan
berpengaruh secara bermakna terhadap faktor risiko stunting pada ibu: nutrisi (pengetahuan pola asuh nutrisi, sikap pola asuh nutrisi, perilaku pola asuh nutrisi dan produksi ASI ibu), depresi ibu, kemampuan stimulasi pada bayi baik secara kognitif maupun pasikomotor. Tindakan keperawatan TKT bayi dan pendidikan kesehatan direkomendasikan sebagai upaya pencegahan faktor risiko stunting pada bayi.

ABSTRACT
Stunting is a problem that become a global and national problem. Stunting can be detected at the age of 2 years, so before the age of 2 years promotion and prevention of risk factors such as preventing stunting should occur in the future. This study discusses health education about stunting, nutrition, parenting and maternal depression and infant therapeutic group therapy on risk factors for stunting in infants in Indonesia. The design used in this study was a quasi experimental pre-post test with a control group. Sampling using a purposive sampling technique with a sample size of 96 respondents divided into 2 groups. The intervention group 1 numbered 48 people given health education about stunting, nutrition, parenting and maternal depression. The intervention group 2 contributed 48 given health education about stunting, nutrition, parenting and maternal
depression and infant therapeutic group therapy. Univariate analysis uses frequency distribution and central tendency. Bivariate analysis uses dependent t-test for normally distributed data while for data that is not normally distributed uses Wilcoxon test. The results showed that health education about stunting, nutrition, parenting, and maternal depression and infant therapeutic group therapy were associated with risk factors for stunting in infants: height, weight, aspects of infant development, and development of risk factors for stunting in mothers. Nursing measures for infant therapeutic group therapy and health education are recommended as efforts to prevent risk factors for stunting in infants."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yefta Primasari
"Stunting merupakan suatu kondisi dimana terjadinya gagal tumbuh pada anak kanak-kanak akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Stunting dapat terjadi sejak masih dalam kandungan dan baru dapat teridentifikasi pada usia 2 (dua) tahun. Faktor risiko stunting meliputi faktor biologis, psikologis, dan sosial. Dampak yang dapat tejadi pada kanak-kanak yang mengalami
stunting selain pada pertumbuhan, dapat berdampak pula pada perkembangan kanak-kanak stunting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap peningkatan perkembangan kanak-kanak stunting dan tidak stunting. Metode penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental pre post test with control group. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 102 responden yang terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok stunting intervensi I, tidak stunting intervensi I, dan tidak stunting intervensi II. Kelompok intervensi I diberikan tindakan pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT), sedangkan kelompok intervensi II hanya diberikan tindakan pendidikan kesehatan. Pengambilan data dengan penyebaran kuesioner secara online. Hasil penelitian ini terjadi perubahan pertumbuhan tinggi badan, aspek perkembangan, tugas perkembangan, dan kemampuan ibu pada kanak-kanak tidak stunting secara signifikan setelah diberikan tindakan pendidikan kesehatan (p value <0,005). Terjadi perubahan pertumbuhan tinggi badan, aspek perkembangan, dan tugas perkembangan pada kanak-kanak tidak stunting lebih tinggi dibandingkan dengan kanak-kanak stunting setelah diberikan tindakan pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) kanak-kanak (p value <0,005). Terdapat perbedaan aspek perkembangan, tugas perkembangan, dan kemampuan ibu antara kanak-kanak tidak stunting pada kelompok intervensi I dan kelompok intervensi II (p value < 0,005). Terdapat perbedaan pertumbuhan tinggi badan, aspek perkembangan, dan kemampuan ibu dalam pola asuh nutrisi (perilaku) antara kelompok intervensi I stunting dan kelompok intevensi I tidak stunting (p value < 0,005). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) dapat meningkatkan pertumbuhan, perkembangan, serta kemampuan ibu pada kanak-kanak stunting dan tidak stunting. Penyediaan perawat generalis yang kompeten dalam memberikan Pendidikan Kesehatan dan tersedianya perawat spesialis jiwa di Puskesmas untuk pelaksanaan terapi kelompok terapeutik (TKT) untuk meningkatkan perkembangan psikososial serta meningkatkan kemampuan ibu pada kanak-kanak stunting maupun tidak stunting

Stunting is a condition where the occurrence of failure to thrive in children as a result of chronic malnutrition so that the child is too short for his age. Stunting can occur since it is still in the womb and can only be identified at the age of 2 (two) years. The risk factors for stunting include biological, psychological, and social factors. The impact that can occur on stunted children in addition to growth, can also have an impact on the development of stunted children. The purpose of this study was to determine the effect of health education and therapeutic group therapy (TKT) on the improvement of stunting and non-stunting childhood development. This research method used a quasi experimental design pre post test with control group. The sample in this study amounted to 102 respondents who were divided into 3 groups, namely the intervention group stunting I, not stunting intervention I, and intervention stunting II. The intervention group I was given health education action and therapeutic group therapy (TKT), while the intervention group II was only given health education action. Collecting data by distributing questionnaires online. The results of this study were significant changes in height growth, developmental aspects, developmental tasks, and the ability of mothers to not stunt children after being given health education measures (p value <0.005). There was a change in height growth, developmental aspects, and developmental tasks in non-stunting children which was higher than in stunted children after being given health education measures and therapeutic group therapy (TKT) for children (p value <0.005). There were differences in aspects of development, developmental tasks, and maternal abilities between non-stunting children in the intervention group I and the intervention group II (p value <0.005). There were differences in height growth, developmental aspects, and the ability of mothers in nutritional care (behavior) between the intervention group I stunting and the intervention group I did not stunting (p value <0.005). The conclusion of this study is that health education and therapeutic group therapy (TKT) can improve growth, development, and the ability of mothers in stunted and non-stunting children. Provision of competent generalist nurses in providing Health Education and the availability of psychiatric nurses at the Puskesmas for the implementation of therapeutic group therapy (TKT) to improve psychosocial development and improve the ability of mothers in stunted and non-stunting children."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Fajar Amalia
"Tingginya penggunakan smartphone pada anak usia sekolah berisiko menimbulkan terjadinya adiksi .Keterampilan sosial dan efikasi diri merupakan faktor yang berperan penting dalam pencegahan adiksi smartphone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap
keterampilan sosial dan efikasi diri anak usia sekolah dalam mencegah adiksi smartphone. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental pre-post test with control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden 69 anak yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 1 berjumlah 34 anak dan diberikan pendidikan kesehatan dan TKT anak usia sekolah, sedangkan kelompok intervensi 2 berjumlah 35 anak diberikan pendidikan kesehatan. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Analisis bivariat menggunakan uji dependent t-test, independent t-test, dan repeated Anova untuk data yang berdistribusi normal. Data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji Wilcoxon, uji Friedman, Mann-whitney test, dan korelasi rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan efikasi diri serta penurunan adiksi smartphone yang lebih besar dan secara bermakna pada kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan dan TKT anak usia sekolah (p value < 0,05). Sementara pada aspek keterampilan sosial, terdapat peningkatan yang lebih tinggi pada kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan sekolah, keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler, adanya defisit keterampilan sosial, atau faktor lainnya. Pendidikan kesehatan yang dikombinasikan dengan TKT direkomendasikan sebagai intervensi keperawatan yang efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial dan efikasi diri anak usia sekolah agar tidak mengalami adiksi
smartphone.

The high use of smartphones in school-aged children can involve addiction. Social skills and self-efficacy are important factors in opposing smartphone addiction. This study discusses health education and therapeutic group therapy on social skills and self-efficacy of school-age children in the prevention of smartphone addiction. This study used a quasi experimental pre-post test design with a control group. Sampling used a purposive sampling technique with 69 respondents who were divided into 2 groups. The intervention group 1 released 34 children and was given health education and therapeutic group therapy children, while the intervention group 2 released 35 children were given health education. Univariate analysis uses frequency distribution and central tendency. Bivariate analysis used dependent t-tests, independent t-tests, and repeated Anova for normally distributed data. Data that were not normally distributed used the Wilcoxon test, Friedman test, Mann-whitney test, and Spearman rank test. The results showed an increase in efficiency and a reduction in smartphone prices that were bigger and better in the group that received health education and therapeutic group therapy (p value <0.05). While in the aspect of social skills, there are some that are higher in the group that receives health education, this can be used by several factors such as school environtment, participation in extracurricular activities, social intelligence balance, or other factors. Health education combined with therapeutic group therapy is recommended as an effective nursing intervention to improve social skills and self-efficacy of school-age children so as not to increase smartphone addiction."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Christian Trisna Putra
"Usia lanjut merupakan tahap akhir perkembangan pada kehidupan manusia. Tahapan ini ditunjukan dengan pencapaian tugas perkembangan integrity vs despair dalam teori Erik Erikson. Lansia yang tidak mencapai integritas akan mengalami keputusasaan yang dapat berdampak pada munculnya loneliness dan gejala depresi. Tujuan karya ilmiah akhir ners spesialis ini adalah menganalis pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik (TKT) dan Psikoedukasi keluarga (FPE) terhadap pencegahan gejala depresi dan loneliness pada lanjut usia. Desain karya tulis ilmiah menggunakan desain case series pada lanjut usia pada dua kelompok. Kelompok 1 diberikan terapi kelompok terapeutik dan psikoedukasi keluarga sementara kelompok 2 diberikan terapi kelompok terapeutik. Hasil karya ilmiah ners spesialis ini menunjukan bahwa terjadi jumlah penurunan rata-rata gejala depresi dan loneliness lanjut usia pada kelompok 1 dan kelompok 2. Kelompok 1 terdapat penurunan tingkat loneliness lanjut usia sebesar 16% setelah diberikan intervensi, sedangkan kelompok 2 terdapat penurunan tingkat loneliness lanjut usia sebesar 12% setelah diberikan intervensi. Peningkatan tugas dan aspek pekembangan kelompok 1 sebesar 24,17% dan 15,03%, sedangkan pada kelompok 2 meningkat sebesar 17,17% dan 13,94%. Kesimpulan gejala depresi dan loneliness pada lanjut usia mengalami penurunan terbesar pada kelompok 1 yang mendapatkan Terapi Kelompok Terpeutik (TKT) lanjut usia dan Psikoedukasi Keluarga (FPE) dibandingkan kelompok 2 yang hanya mendapatkan Terapi Kelompok Terpeutik (TKT) lanjut usia. Terapi kelompok terapeutik dan psikoedukasi keluarga dapat digunakan dalam upaya pencegahan gejala depresi dan loneliness pada lanjut usia.

Old age is the final stage of development in human life. This stage is indicated by the achievement of the developmental task of integrity vs despair in Erik Erikson's theory. Elderly people who do not achieve integrity will experience despair which can lead to loneliness and depressive symptoms. The purpose of the final scientific work of this specialist nurse is to analyse the effect of Therapeutic Group Therapy (TKT) and Family Psychoeducation (FPE) on preventing symptoms of depression and loneliness in the elderly. The scientific paper design uses a case series design in the elderly in two groups. Group 1 was given therapeutic group therapy and family psychoeducation while group 2 was given therapeutic group therapy. The results of this specialist ners scientific work show that there is an average decrease in the symptoms of depression and loneliness of the elderly in group 1 and group 2. Group 1 there is a decrease in the level of elderly loneliness by 16% after being given Therapeutic Group Therapy (TKT) and Family Psychoeducation (FPE), while group 2 there is a decrease in the level of elderly loneliness by 12% after receiving Therapeutic Group Therapy (TKT). In conclusion, symptoms of depression and loneliness in the elderly experienced the greatest decrease in group 1 who received elderly Therapeutic Group Therapy (TKT) and Family Psychoeducation (FPE) compared to group 2 who only received elderly Therapeutic Group Therapy (TKT). Therapeutic group therapy and family psychoeducation can be used in providing prevention of depression and loneliness symptoms in the elderly."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinarwiyata
"Marah adalah emosi manusia yang normal sifatnya. Marah yang tidak terkendali berlanjut pada perilaku kekerasan. Kurangnya pengendalian marah pada remaja mengakibatkan perilaku kekerasan dalam lingkup personal maupun kelompok dan membawa korban harta, benda jiwa, lingkungan. Tujuan penelitian mengidentifikasi pengaruh Pendidikan kesehatan dan Terapi Kelompok Terapeutik Remaja Terhadap Pengendalian Emosi Marah Remaja di SMK Kota Depok. Metode penelitian memakai pre test - post test with control group dengan teknik consecutive sampling. Terapi kelompok terapeutik bertujuan meningkatkan pengendalian emosi marah remaja.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan emosi marah signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dan Terapi Kelompok Terapeutik Remaja (p < 0,05). Perbedaan skor emosi marah antara kelompok kontrol dan perlakuan signifikan (p = 0,05). Terapi kelompok terapeutik remaja dapat digunakan sebagai alternatif meningkatkan pengendalian emosi marah remaja disamping terapi yang lain.

Anger is a nature of human emotion. Uncontrolled anger may lead to violent behavior. Inability to control the angry adolescents could result in violent behavior in the personal and group and could yield the damage of treasures, objects, people, and environments. The research objectives were to identify the influence of health education and Therapeutic Adolescent group therapy to Control Angry Emotions of teenagers in SMK Kota Depok. This study used pre test - post test control group with consecutive sampling technique. The therapeutic group therapy aimed at improving the control of emotions angry teens.
The results showed a significant decrease in angry emotions after the health education and Therapeutic Adolescent group therapy (p < 0.05) were given. The difference between a group of angry emotion score control and significant treatment (p = 0.05) . Adolescent therapeutic group therapy can be used as an alternative to increase anger management in addition to other therapies.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42610
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boby Nurmagandi
"Pesatnya perkembangan game online saat ini dapat dilihat dari tingginya jumlah pengguna salah satunya pengguna usia remaja. Usia remaja merupakan usia dengan tugas perkembangan psikososial yakni pembentukan identitas diri yang berisiko mengalami adiksi game online apabila mengalami masalah dalam proses perkembangan. Pendidikan kesehatan, terapi kelompok terapeutik dan latihan komunikasi asertif dapat digunakan untuk pembentukan konsep diri dan keterampilan komunikasi agar remaja mencapai perilaku adaptif dalam menghadapi tugas perkembangan psikososialnya sehingga mampu terhindar dari risiko adiksi game online.
Tujuan penelitian ini adalah menilai pengaruh pendidikan kesehatan, terapi kelompok terapeutik usia remaja dan latihan komunikasi asertif terhadap konsep diri dan keterampilan komunikasi remaja untuk mencegah adiksi game online. Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimental pre-post test with control group. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified sampling kemudian proportional sampling dan simple random sampling dengan jumlah remaja sebagai responden yaitu 76 remaja yang terbagi atas 2 kelompok. Kelompok intervensi memperoleh pendidikan kesehatan, terapi kelompok terapeutik dan latihan komunikasi asertif sedangkan kelompok hanya memperoleh pendidikan kesehatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja kelompok intervensi mengalami perubahan yakni peningkatan konsep diri dan keterampilan komunikasi setelah dilakukan pendidikan kesehatan, terapi kelompok terapeutik dan latihan komunikasi asertif dibandingkan remaja kelompok kontrol yang hanya memperoleh pendidikan kesehatan (ρ value < 0,05). Nilai rata-rata konsep diri dan keterampilan komunikasi remaja kelompok intervensi lebih besar dibandingkan konsep diri dan keterampilan komunikasi remaja kelompok kontrol setelah pelaksanaan pendidikan kesehatan, terapi kelompok terapeutik dan latihan komunikasi asertif (ρ value < 0,05). Terapi kelompok terapeutik dan latihan komunikasi asertif dapat menjadi terapi yang digunakan dalam pelayanan keperawatan untuk meningkatkan perilaku adaptif remaja terhadap perkembangan psikososial melalui peningkatan konsep diri dan keterampilan komunikasi pada remaja sebagai upaya pencegahan risiko adiksi game online.
Pelayanan keperawatan pada sasaran remaja menggunakan pendidikan kesehatan dapat dilakukan oleh perawat generalis sedangkan terapi kelompok terapeutik dan latihan komunikasi asertif dapat dilakukan oleh perawat spesialis melalui kerjasama dengan pihak sekolah. Pelayanan keperawatan juga dapat diberikan kepada keluarga agar dapat menjalankan tugas dan fungsi keluarga agar menjadi sumber dukungan sosial, pengawasan serta kontrol keluarga dan lingkungan terhadap aktivitas bermain game online agar remaja terhindar dari risiko adiksi game online.

The rapid development of online games today could be seen from the high number of users, one of which was teenagers. Adolescence was an age with the task of psychosocial development, namely the formation of self-identities that were at risk of experienced online game addiction if they experienced problems in their development process. Health education, therapeutic group therapy and assertive communication training could be used to form self-concept and communication skills so that adolescents achieved adaptive behavior in faced their psychosocial development tasks so that they were able to avoided the risk of online game addiction.
The purpose of this study was to assessed the effect of health education, adolescent therapeutic group therapy and assertive communication training on adolescent self-concept and communication skills to prevent online game addiction. The research design used a quasi experimental pre-posttest with control group. The sampling technique used stratified sampling then proportional sampling and simple random sampling with the number of adolescents as respondents, namely 76 adolescents who were divided into 2 groups. The intervention group received health education, therapeutic group therapy and assertive communication training, while the group only received health education.
The results showed that adolescents in the intervention group experienced changed, namely increased self-concept and communication skills after health education, therapeutic group therapy and assertive communication training compared to adolescents in the control group who only received health education (ρ value <0.05). The mean value of self-concept and communication skills of adolescents in the intervention group was greater than the self-concept and communication skills of adolescents in the control group after the implementation of health education, therapeutic group therapy and assertive communication exercises (ρ value <0.05). Therapeutic group therapy and assertive communication training could be used in nursing services to improved adolescent adaptive behavior to psychosocial development through increased self-concept and communication skills in adolescents as an effort to prevent the risk of online game addiction.
Nursing services for adolescents using health education could be carried out by generalist nurses, while therapeutic group therapy and assertive communication exercises could be carried out by specialist nurses in collaboration with the school. Nursing services also could be provided to families in order to carried out family duties and functions in order to became a source of social support, family and environmental supervision and controlled of online game played activities so that teenagers avoided the risk of online game addiction.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Arik Susmiatin
"Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat bagi ibu hamil belum berkembang pada aspek psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik terhadap kemampuan adaptasi dan stimulasi janin pada ibu hamil. Desain yang digunakan adalah?Quasi experimental pre-post test with control group?, dengan sampel 52 orang ibu hamil yang terbagi menjadi 2 yaitu 26 kelompok intervensi dan 26 kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan adaptasi dan stimulasi janin lebih tinggi secara bermakna pada kelompok ibu hamil yang mendapat terapi kelompok terapeutik (p-value<0,05). Terapi kelompok terapeutik bila dilaksanakan secara konsisten berpeluang meningkatkan kemampuan adaptasi emosi sebesar 48,1%, adaptasi sosial 28,5% dan stimulasi janin 34,5%. Terapi ini direkomendasikan dilakukan pada tatanan pelayanan kesehatan masyarakat sebagai bentuk pelayanan kesehatan jiwa pada ibu hamil.

Comunity mental health service with public health care but hasn?t promoted yet for the health group of pregnancy. This research discusses the therapeutic effect of group therapy in pregnant women on the ability of adaptation and stimulate the fetus. This research is quantitative design ?Quasi-experimental pre ? post with control group.Sampling in this study with a purposive sample of 52 pregnant women. Therapeutic group therapy aims to develop empathy among fellow members of the group in which group members provide each other to form a reinforcement of adaptive behavior.
Results showed an increase adaptability adaptable and pregnant women in fetal stimulation significantly (p-value <0.05). Increased capacity was significantly higher in the group of pregnant women who received therapy compared with therapeutic groups who do not receive the therapeutic group therapy (p-value <0.05). Therapeutic group therapy is recommended to be done in order of community-based healthvservices as a form of mental health services for pregnant women."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28479
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hardiyanti
"Stunting merupakan isu yang serius terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita yang mengalami keterlambatan, Ibu memiliki peran penting dalam melakukan perilaku pencegahan stunting dan faktor personal ibu dapat mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor personal ibu dengan perilaku pencegahan stunting. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional, dan jumlah sampel yang digunakan adalah 272 ibu balita yang ada di wilayah Kota Depok melalui metode cluster sampling. Instrumen yang digunakan dikembangkan oleh peneliti yang diambil dari riskesdas dan teori health promotion model yang sudah diuji validitas dan reliabilitas. Distribusi frekuensi digunakan untuk melihat hasil univariat, dan uji Chi Square digunakan untuk melihat analisis bivariat dan menunjukkan bahwa faktor personal biologis ibu (0,000), faktor personal psikologis (0,002) berhubungan dengan perilaku pencegahan stunting sedangkan faktor personal sosiokultural (0,069) tidak berhubungan dengan perilaku pencegahan stunting. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistic berganda menunjukkan bahwa faktor personal biologis ibu (0,000) merupakan faktor yang paling berhubungan dengan perilaku pencegahan stunting di Kota Depok. Asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan dengan menimbang faktor personal biologis dan psikologis ibu untuk meningkatkan perilaku pencegahan stunting sehingga program yang dilakukan dapat berjalan lancar dan tujuan tercapai dengan baik.

Stunting is a serious issue related to the growth and development of toddlers who experience delays, mothers have an important role in carrying out stunting prevention behavior and maternal personal factors can influence it. This study aims to determine the relationship between maternal personal factors and stunting prevention behavior. This research design uses cross sectional, and the number of samples used is 272 mothers of toddlers in the Depok City area through the cluster sampling method. The instruments used were developed by researchers taken from basic health research and health promotion model theories that have been tested for validity and reliability. Frequency distribution was used to see univariate results, and Chi Square test was used to see bivariate analysis and showed that biological personal factors of mothers (0.000), psychological personal factors (0.002) were associated with stunting prevention behavior while sociocultural personal factors (0.069) were not associated with stunting prevention behavior. The results of multivariate analysis using multiple logistic regression showed that the mother's biological personal factor (0.000) was the factor most associated with stunting prevention behavior in Depok City. Community nursing care is carried out by considering personal biological and psychological factors of mothers to improve stunting prevention behavior so that the program can run smoothly and goals are achieved properly."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Wicaksono
"Stunting berdasarkan tinggi badan anak di bawah normal setelah 1000 hari pertama kehidupan dapat dicegah dengan menangani faktor risiko stunting pada ibu hamil yakni gizi dan depresi selama kehamilan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan faktor risiko stunting pada ibu hamil yakni kemampuan adaptasi ibu hamil dan dukungan sosial suami. Penelitian cross-sectional 118 ibu hamil dan suami dengan quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan hubungan signifikan antara LiLA, adaptasi ibu hamil (fisiologis, fungsi peran, dan interdependen), dukungan sosial suami, pendidikan ibu hamil, pekerjaan ibu hamil, dan kehamilan direncanakan dengan depresi kehamilan serta hubungan signifikan antara pekerjaan ibu hamil dengan LiLA (p value<0,05). Temuan kejadian membuktikan tindakan preventif dan promotif perlu lebih ditingkatkan sehingga memberikan hasil yang efektif dengan dibuktikan oleh penelitian di kemudian hari.

Stunting based on the child's height after the first 1000 days of life can be prevented by addressing the risk factors for stunting in pregnant women, namely nutrition and depression during pregnancy. Factors related to risk factors for stunting in pregnant women are the adaptability of pregnant women and husband's social support. This cross-sectional study of 118 pregnant women and husbands with quota sampling. The results showed a significant relationship between LiLA, adaptation of pregnant women (physiological, role function, and interdependent), husband's social support, education of pregnant women, work of pregnant women, and planned pregnancy with pregnancy depression as well as a significant relationship between the work of pregnant women and LiLA (p. value <0.05). The incident findings prove that preventive and promotive actions need to be further improved so as to provide effective results as proven by future research."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>