Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186356 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devina Oktavia Rizqi Sekar Arum
"ABSTRAK
Fraktur leher femur akibat jatuh merupakan kejadian yang umum pada lansia. Kondisi ini menyebabkan pergerakan terbatas karena rasa nyeri dan kaku setelah hemiartroplasti. Lansia cenderung tidak bisa bergerak dan menyebabkan keterbatasan jangkauan gerak. Penghalang mobilisasi ini merupakan masalah keperawatan utama pada pasien patah tulang. Latihan fisik pasca operasi perlu dilakukan untuk mengatasi keterbatasan dalam gerakan tersebut. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas gerak dini dan senam terarah, salah satunya rentang gerak, untuk mengatasi hambatan mobilisasi yang terjadi pada pasien patah tulang leher femur di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Latihan rentang gerak ini dilakukan sebanyak empat kali, dengan durasi 15-30 menit dengan sepuluh kali pengulangan gerakan. Hasil intervensi menunjukkan bahwa senam ini dapat meningkatkan kekuatan otot, kelenturan sendi, sehingga lansia dapat melakukan perubahan posisi, menahan berat badan, dan melangkah dengan bantuan alat bantu jalan. Peningkatan ini terlihat dari perubahan skor skala mobilitas lansia yang meningkat dari skor dua menjadi enam dan kriteria outcome dalam rencana keperawatan.
ABSTRACT
Femur neck fracture due to falls is a common occurrence in the elderly. This condition causes limited movement due to pain and stiffness after hemiarthroplasty. The elderly tend to be immobile and cause limited range of motion. This mobilization barrier is a major nursing problem in fracture patients. Postoperative physical exercises need to be done to overcome the limitations in the movement. This case study aims to determine the effectiveness of early motion and directed exercise, one of which is range of motion, to overcome the barriers to mobilization that occur in femur neck fracture patients at the University of Indonesia Hospital. This range of motion exercise is done four times, with a duration of 15-30 minutes with ten repetitions of the movement. The results of the intervention show that this exercise can improve muscle strength, joint flexibility, so that the elderly can make changes in position, hold weight, and walk with the help of a walker. This increase can be seen from the change in the mobility scale score of the elderly which increased from a score of two to six and the outcome criteria in the nursing plan."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lukita Purnamasari
"Proses penuaan dapat menyebabkan penurunan terhadap berbagai fungsi organ tubuh. Salah satu organ yang mengalami penurunan fungsi pada usia lanjut adalah muskuloskeletal. Penyakit muskuloskeletal banyak dialami oleh lansia diperkotaan yang disebabkan faktor pola makan, aktivitas dan stress. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah hambatan mobilitas fisik melalui latihan range of motion di Panti Sosial Trena Werdha Budi Mulia 1 Cipayung. Intervensi range of motion dilakukan terhadap lansia selama 4 minggu dengan durasi 15 sampai 30 menit dalam satu kali sesi, dan dengan gerakan 8 kali untuk setiap gerakan. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa derajat rentang sendi meningkat setelah dilakukan intervensi yang diukur dengan menggunakan Goniometer, peningkatan juga terjadi pada skor Barthel indeks 75, dan Berg Balance Test dengan skor 8. Pemberi pelayanan di panti dapat menerapkan intervensi latihan range of motion sebagai upaya dalam mengatasi masalah pada hambatan mobilitas fisik.

The aging process can cause a decrease in the various functions of organs. One of the systems affected by the degenerative process in the elderly is musculosceletal. Many musculosceletal diseases happens in urban elderly is caused by dietary factors, activities, and stress. This paper aimed to analyze the nursing care of the elderly with physical mobility barriers trough the range of motion in Budi Mulia 1 Cipayung nursing home. The intervention of range of motion is performed on the elderly for 4 weeks with duration of 15up to 30 minutes in a single session, and with a movement of 8 times for each movement. The result showed that the degree of joint range increased after the intervention measured by goniometer, the results of barthel index increased to 75 and berg balance test score increased to 8. Care providers in the nursing home can implement range of motion exercises as an effort to address problems of physical mobility impediment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atsari Nurshabrina Prasetianingsih
"ABSTRAK
Penurunan kemampuan motorik akibat stroke menyebabkan keterbatasan gerak bagi individu sehingga mobilitas fisiknya terganggu. Stimulasi gerak diperlukan untuk mengatasi keterbatasan gerak yang timbul akibat pasca stroke. Lansia D pasca stroke diobati dengan kondisi hemiparese dan dilakukan berbagai latihan gerak (RPS). Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien pasca stroke dengan menerapkan berbagai latihan gerak untuk mengatasi masalah tersebut
gangguan mobilitas di tempat tidur. Intervensi pelatihan berbagai gerakan dilakukan 2 kali sehari selama 3 hari pengobatan dengan durasi kurang lebih 15 menit. Hasil intervensi tidak menunjukkan penurunan kekuatan otot dan peningkatan kemampuan gerakan sendi. Ini menunjukkan bahwa latihan rentang gerak bisa Direkomendasikan untuk menjadi intervensi dalam mengatasi masalah gangguan mobilitas di tempat tidur pada pasien pasca stroke.
ABSTRACT
The decrease in motor skills due to stroke causes limited motion for individuals so that their physical mobility is impaired. Motion stimulation is needed to overcome the limitations of motion that arise from post-stroke. Elderly D after stroke was treated with hemiparese conditions and performed various motion exercises (RPS). This case study aims to determine nursing care in post-stroke patients by applying various motion exercises to overcome this problem impaired mobility in bed. Various movement training interventions were carried out 2 times a day for 3 days of treatment with a duration of approximately 15 minutes. The results of the intervention did not show a decrease in muscle strength and an increase in the ability to move joints. This suggests that range of motion exercises can be recommended as an intervention in addressing the problem of mobility problems in bed in post-stroke patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Martina Suminar
"Kehidupan masyarakat perkotaan yang semakin modern tanpa sengaja telah mengubah gaya hidup masyarakat, termasuk kebutuhan pangannya. Perubahan gaya makan yang dikonsumsi mengakibatkan masalah gout arthritis yang menyebabkan hambatan mobilitas fisik pada lansia. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini yaitu menggambarkan asuhan keperawatan pada keluarga lansia dengan hambatan mobilitas fisik. Intervensi unggulan yang dilakukan adalah latihan range of motion (ROM) pada lansia. Intervensi ini dilakukan selama 2 minggu. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa intervensi unggulan yang dilakukan dapat meningkatkan fleksibilitas sendi, kekuatan otot, dan meningkatkan mobilitas klien. Latihan ROM disarankan untuk digunakan perawat untuk membantu lansia meningkatkakan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot sehingga dapat meningkatkan mobilitas fisik di pelayanan keperawatan keluarga.

The life of urban communities that is more and more modern has accidentally changed people's lifestyles, including their food needs. Changes in the style of food consumed have resulted in the problem of gout arthritis which causes immobility physical in the elderly. The purpose of writing this final scientific paper is to describe nursing care in elderly families with immobility physical. A feature-type intervention is the Range of Motion (ROM) exercises for the elderly. This intervention was carried out for 2 weeks. The results of the evaluation showed that the intervention can improve joint flexibility, muscle strength, and increase client mobility. ROM exercises are recommended for the use of nurses to help elderly improve the flexibility of joints and muscle strength so that it can increase physical mobility in family nursing service.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sandini Rizki Nurbaiti
"Hambatan mobilitas fisik menyebabkan lansia mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang mengakibatkan pada penurunan kualitas hidup. Penulis memberikan asuhan keperawatan pada Nenek S yang berusia 63 tahun dengan diagnosis keperawatan utama hambatan mobilitas fisik. Intervensi keperawatan utama yang diberikan adalah latihan range of motion (ROM) yang dikombinasikan dengan mirror therapy. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan ROM dengan mirror therapy pada klien lansia post-stroke yang mengalami hemiparese. Metode yang digunakan adalah case report. Intervensi diberikan dua kali dalam sehari selama 14 hari dengan durasi 10—15 menit. Hasil dari ROM dengan mirror therapy menunjukkan adanya peningkatan kekuatan otot satu skala pada ekstremitas kanan atas dan bawah yang mengalami hemiparese. Adanya hasil tersebut diharapkan latihan range of motion dengan mirror therapy dapat diterapkan pada asuhan keperawatan sebagai terapi alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang pergerakan sendi lansia terutama pada lansia post-stroke.

Impaired physical mobility causes the elderly to experience limitations in carrying out activities of daily living which results in a decrease in quality of life. The author provides nursing care to 63-year-old Grandma S with the main nursing diagnosis of impaired physical mobility. The main nursing interventions provided were range of motion (ROM) exercises combined with mirror therapy. This scientific work aims to provide an overview of the application of ROM and mirror therapy in post-stroke elderly clients who experience hemiparese. The method used is a case report. The intervention was given twice a day for 14 days with a duration of 10-15 minutes. The results of ROM with mirror therapy showed an increase in one-scale muscle strength in the right upper and lower extremities experiencing hemiparesis. It is hoped that range of motion exercises with mirror therapy can be applied to nursing care as an alternative therapy that can be used to increase muscle strength and range of movement of elderly joints, especially in post-stroke elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Julianto
"

Congestive Heart Failure (CHF) merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan tingkat mortalitas dan morbiditas tinggi di Indonesia. Pemberian asuhan keperawatan yang tepat melalui intervensi keperawatan non farmakologi memiliki peran dalam mengatasi masalah keperawatan intoleransi aktivitas yang banyak ditemui pada pasien CHF. Latihan fisik active range of motion adalah salah satu dari banyak intervensi keperawatan yang dapat diterapkan. Tujuan dari pelaksanaan latihan aktif ROM ini adalah untuk mengatasi ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen tubuh. Dengan memperhatikan kondisi klien sebelum dilakukannya intervensi dan waktu pelaksanaan setelah pemberian terapi farmakologi antihipertensi, maka dapat dianalisis melalui evaluasi setelah dilakukan selama empat hari dalam waktu 20 menit setiap kali intervensi dilakukan. Hasil evaluasi tersebut secara subjektif klien tidak melaporkan adanya keluhan dan klien menunjukkan parameter tanda-tanda vital dan hemodinamik dalam batas normal sebagai bagian dari aspek penilaian dari capaian tujuan masalah keperawatan penurunan curah jantung.


Congestive Heart Failure (CHF) are progressive health problems with high mortality and morbidity in Indonesia. The provision of appropriate nursing care through non-pharmacological nursing interventions has a role in overcoming the nursing problem of activity intolerance as the major problem of CHF. Active range of motion is one of many nursing interventions that can be applied. The purpose of performing active ROM exercises is to overcome the imbalance between the bodys oxygen supply and demand. By paying attention to the clients condition before the intervention and the time of implementation after the administration of antihypertensive pharmacological therapy, evaluation of the evaluation can be carried out for four days within 20 minutes of each intervention. The results of the subjective evaluation that the client did not report complaints and the client showed vital signs and hemodynamic parameters within normal limits as part of the report on nursing goals that determine the reduction in cardiac output.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Dwiwanti
"Stroke non hemoragik adalah sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak yang berlangsung secara mendadak yang dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan yang menetap diakibatkan dari gangguan pembuluh darah otak. Lansia dengan stroke akan mengalami kelemahan pada anggota tubuhnya, sehingga lansia sulit dalam melakukan mobilisasi dan melakukan aktivitas kesehariannya. Penulis memberikan asuhan keperawatan pada kakek S usia 72 tahun dengan diagnosa keperawatan utama hambatan mobilisasi fisik. Untuk mengatasi hambatan mobilisasi lansia, dilakukan intervensi keperawatan Range of Motion (ROM) dan senam Tai Chi. Tujuan dari karya ilmiah ini untuk memberikan gambaran penerapan ROM dan senam Tai Chi dengan klien stroke. Metode yang digunakan adalah case report. Penulis memberikan intervensi keperawatan ROM dan senam Tai Chi yang termasuk dalam intervensi melakukan aktivitas terjadwal. Asuhan keperawatan dilakukan selama Sembilan hari untuk ROM dan enam kali untuk senam Tai Chi. Hasil dari ROM dan senam Tai Chi menunjukkan adanya peningkatan satu skala pada ekstremitas kanan atas dan bawah yang mengalami hemiparesis dan meningkatkan keseimbangan lansia. Adanya hasil tersebut diharapkan ROM dan senam Tai Chi dapat diterapkan pada asuhan keperawatan di PSTW sebagai alternatif terapi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot dan keseimbangan lansia terutama pada lansia stroke.

Non-hemorrhagic stroke is a clinical syndrome with symptoms of sudden disturbance of brain function that can result in death or permanent disability due to vascular disorders of the brain. Elderly people with stroke will experience weakness in their limbs, so it is difficult for the elderly to mobilize and carry out their daily activities. The author provides nursing care to grandfather S aged 72 years with a primary nursing diagnosis of physical mobilization barriers. To overcome the barriers to mobilization of the elderly, Range of Motion (ROM) nursing interventions and Tai Chi exercises were carried out. The purpose of this scientific work is to provide an overview of the application of ROM and Tai Chi exercises with stroke clients. The method used is a case report. The author provides ROM nursing interventions and Tai Chi exercises which are included in the intervention to perform scheduled activities. Nursing care was carried out for nine days for ROM and six times for Tai Chi exercises. The results of ROM and Tai Chi exercise showed an increase in one scale in the right upper and lower extremities that experienced hemiparesis and increased balance in the elderly. With these results, it is hoped that ROM and Tai Chi exercises can be applied to nursing care at PSTW as an alternative therapy that can be used to increase muscle strength and balance in the elderly, especially in stroke elderly."
Depok: Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Mustikaningtyas
"Stroke merupakan penyakit neurologis yang kasusnya meningkat setiap tahun di dunia dan dapat menyebabkan kematian serta kecacatan. Keluhan yang muncul pada pasien stroke adalah kelemahan ekstremitas tubuh. Masalah kelemahan ekstremitas tubuh dapat diselesaikan dengan latihan kekuatan otot seperti menggunakan latihan Range of Motion ROM. Latihan ROM merupakan sekumpulan gerakan yang dilakukan pada bagian sendi yang bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot. Latihan ROM pada karya ilmiah ini dilakukan pada pasien stroke selama 6x24 jam, sebanyak 2x/hari dengan 3x8 hitungan untuk masing-masing sendi dan durasi 30 menit dan melibatkan keluarga. Pengukuran intervensi dilakukan menggunakan manual muscle testing MMT dan penilaian Rentang Pergerakan Sendi RPS.
Hasil karya ilmiah ini menunjukkan latihan ROM efektif untuk meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke yang mengalami kelemahan ekstremitas. Terjadi peningkatan kekuatan otot pada ekstremitas kanan pasien dari 0 tidak terdapat kontraksi otot menjadi 2 mampu menggerakkan tanpa melawan gravitasi pada persendian jari-jari tangan, dan dari 0 menjadi 1 tidak ada gerakan sendi, tetapi kontraksi otot dapat dipalpasi pada persendian pergelangan tangan, siku dan bahu. Implikasi dari karya ilmiah ini menunjukkan bahwa latihan kekuatan otot pada pasien stroke penting untuk dilakukan dengan rutin pada pasien dan diperlukan keterlibatan keluarga untuk melatih ROM pada pasien.

Stroke is a neurological disease with increasing prevalence annually in the world and may lead to death and disability. Patient with stroke generally complains about muscle weakness in extremities. Muscle weakness may be treated by muscle strength exercise such as Range of Motion ROM exercise. ROM exercise is a set of movements which is performed on part of the joint to promote muscle flexibility and strength. ROM exercises in this paper were performed on patient with stroke for 6x24 hours, 2x per day, with 3x8 moves on each joint and duration about 30 minutes and family involvement. The intervention was evaluated by using manual muscle testing MMT and assessment of Range of Joints Movement RPS.
The result indicated that ROM exercise was effective for increasing muscle strength in patient with stroke and muscle weakness in limbs. There was an increase in muscle strength in the right limb of patient from 0 no muscle contraction to 2 capable of moving without opposing gravity on the joints of the fingers, and from 0 to 1 no joint motion, but muscle contraction can be palpated on the joints of wrists, elbows and shoulders. The implication of this paper is that muscle strength training should be performed regularly on patient with stroke and family involvement is essential for ROM implementation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Salsabila Zahra
"Nyeri sendi merupakan salah satu masalah kesehatan yang dialami oleh lansia. Rasa nyeri dapat berkembang menjadi pembengkakan dan memberikan sensasi panas serta warna kemerahan pada area nyeri. Kondisi ini dapat mengganggu lansia untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis efek dari kompres jahe dan latihan Range of Motion (ROM) terhadap nyeri sendi pada lanjut usia. Hasil penerapan intervensi dilakukan 7 hari dengan menerapkan terapi kompres jahe selama 15-20 menit dan latihan ROM selama 10-15 menit setiap harinya. Terjadi penurunan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Skala nyeri sebelum intervensi rerata 7 dan setelah dilakukan intervensi rerata 2. Penerapan terapi kompres jahe dan latihan ROM terbukti dapat menurunkan skala nyeri pada lansia. Intervensi kompres jahe dan latihan ROM dapat dikombinasikan dengan intervensi lain untuk menurunkan skala nyeri pada lansia.

Joint pain is one of the health problems experienced by the elderly. Pain can develop into swelling and cause a sensation and redness in the area of pain. This condition can interfere with the elderly to carry out activities in daily life. This paper aims to analyze the effect of ginger compresses and Range of Motion (ROM) exercises on joint pain in the elderly. The result of the implementing the intervention were carried out for 7 days by applying ginger compress therapy for 15-20 minutes and ROM exercises for 10-15 minutes every day. There was a decrease in the pain scale before and after the intervention was carried out. The pain scale before the intervention averaged 7 and after the intervention the average was 2. The application of ginger compress therapy and ROM exercises has been proven to reduce pain scale in the elderly. Ginger compress interventions and ROM exercises can be combined with other interventions to reduce pain scale in the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afifa Annrust Fatina
"Multiple Sclerosis merupakan penyakit kronis, progresif, dan degenerative yang ditandai dengan adanya demielinasi atau peradangan dan kerusakan pada selubung mielin di sistem saraf pusat. Manifestasi klinis pada Multiple Sclerosis tergantung pada lokasi keterlibatan pada sistem saraf pusat. Namun manifestasi klinis yang paling umum terjadi pada pasien dengan Multiple Sclerosis adalah tremor, kelemahan otot, gangguan penglihatan (sulit fokus, buram), dan masalah pada eliminasi (konstipasi). Analisis dilakukan pada pasien perempuan berusia 18 tahun yang diduga mengalami Multiple Sclerosis. Masalah keperawatan yang muncul adalah gangguan mobilitas fisik, konstipasi, risiko jatuh, dan risiko infeksi. Tujuan penulisan ini yaitu memaparkan hasil analisis asuhan keperawatan dengan menggunakan latihan Motor Imagery (MI) yang dikombinasikan dengan latihan Range of Motion (ROM) untuk meningkatkan kekuatan otot pada pasien. Latihan dilakukan selama tiga hari (15, 17-18 April 2023) dengan setiap latihan berdurasi 15-20 menit pada pagi hari. Intervensi keperawatan menghasilkan bahwa tidak ada perubahan dalam kekuatan otot, namun tremor saat duduk berkurang dan pasien melaporkan peningkatan motivasi untuk sembuh secara subjektif. Kesimpulannya, latihan Motor Imagery dan Range of Motion merupakan latihan yang mudah, murah, dan tidak ada efek samping, namun mungkin akan lebih efektif apabila dilakukan dengan waktu dan frekuensi yang lebih lama.

Multiple Sclerosis is a chronic, progressive and degenerative disease characterized by demyelination or inflammation and damage to the myelin sheath in the central nervous system. Clinical manifestations in Multiple Sclerosis depend on the location of involvement in the central nervous system. However, the most common clinical manifestations in patients with Multiple Sclerosis are tremor, muscle weakness, visual disturbances (difficulty focusing, blurring), and problems with elimination (constipation). The analysis was performed on an 18-year-old female patient suspected of having Multiple Sclerosis. Nursing problems that arise are impaired physical mobility, constipation, the risk of falling, and the risk of infection. The purpose of this writing is to present the results of an analysis of nursing care using Motor Imagery (MI) exercises combined with Range of Motion (ROM) exercises to increase muscle strength in patients. The exercises were carried out over three days (15, 17-18 April 2023) with each exercise lasting 15-20 minutes in the morning. The nursing intervention resulted in no change in muscle strength, but the tremor while sitting was reduced and the patient reported subjectively increased motivation to recover. In conclusion, Motor Imagery and Range of Motion exercises are easy, inexpensive, and have no side effects, but may be more effective if done with a longer time and frequency."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>