Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51925 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jeanyfer Claudia Fetris
"Kehamilan tidak diinginkan yang dialami oleh perempuan dapat berakhir pada upaya penghentian kehamilan berupa aborsi. Aborsi dianggap sebagai perilaku negatif yang bertentangan dengan norma masyarakat di Indonesia. Penelitian deskriptif ini melibatkan 427 perempuan dewasa berusia 20-49 tahun di Jakarta Pusat dengan menggunakan metode convenience. Data dikumpulkan menggunakan Stigmatizing Attitudes, Beliefs, and Action Scale (SABAS) yang telah diterjemahkan dan didistribusikan secara online. Penelitian menunjukan tingginya stigma perempuan terhadap aborsi yaitu 52 ± 12 (rentang 19-86; 95% CI 45,6-47,89) serta terdapat perbedaan yang signifikan pada karakteristik suku, agama, status perkawinan, jumlah anak, dan pendidikan terakhir (p value 0,007; 0,001; 0,000; 0,000; 0,006 dengan p<0,05). Peru adanya edukasi dan sosialisasi yang lebih mendalam mengenai hak reproduksi perempuan dan peraturan yang berkaitan dengan hak reproduksi perempuan kepada perempuan dan masyarakat.

Unwanted pregnancy experienced by women can lead to terminate the pregnancy, including abortion. Abortion is considered a negative behavior, which contradicts to the society norm in Indonesia. This descriptive study involved in 427 adult women aged 20-49 years in Central Jakarta using a convenience method. The data was collected with the translated Stigmatizing Attitudes, Beliefs, and Action Scale (SABAS), which was distributed online. The findings show the high stigma of women towards abortion 52 ± 12 (range 19–86; 95% CI 45.6–47.89) and there are significant differences in the characteristics of ethnicity, religion, marital status, number of children, and latest education (p value 0.007; 0.001; 0.000; 0.000; 0.006 with p <0.05). There needs to be more in-depth education and outreach regarding women's reproductive rights and regulations related to women's reproductive rights to women and the community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Farah Luthfi Kaulina
"Stigma aborsi menjadi penghalang terbesar bagi wanita dalam mengakses pelayanan aborsi yang aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap dan stigma responden berdasarkan karakteristik meliputi usia, agama, suku, jenjang sekolah, jenis tempat tinggal, riwayat berpacaran, pengalaman seksual, riwayat kehamilan tidak diinginkan dan riwayat aborsi, serta mengetahui bagaimana stigma remaja terhadap aborsi meliputi stereotip negatif, diskriminasi pada wanita yang aborsi, dan rasa takut akan penularan akibat berkontak langsung dengan wanita yang telah melakukan aborsi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode online survey dan desain deskriptif. Penelitian ini melibatkan 427 partisipan remaja perempuan di Kota Depok. Instrumen yang digunakan yaitu Stigma Attitude, Beliave of Abortion Scale (SABAS). Hasil penelitian menunjukkan skor stigma yaitu 55,84% dengan Median 51 ± 10,197 (rentang 21-84; 95% CI 49,34-51,18) dan terdapat perbedaaan yang signifikan pada karakteristik usia (p value 0,024), Tingkat pendidikan (p value 0.002) serta hubungan seksual (p value 0,037). Perlu adanya sosialisasi mengenai ketentuan, bahaya dan perlunya aborsi pada masyarakat.

The stigma on abortion turns out to be a deterrent for women in accessing safe abortion services. This research aims to determine the stigma of female adolescents based off certain characteristics including age, types of school, ethnicity, education status, dating history, sexual history. It also aims to discover female adolescents' stigmas on abortion, negative stereotype, exclusion and discrimination, and also fear of contagion.
This research is a quantitative study using the methods of online surveys and descriptive design. The study involved 427 female participants in Depok City. The instrument used is Stigma Attitude, Beliave of Abortion Scale (SABAS). The results showed that abortion score is 55.48% with Median 51 ± 10.197 (range 21-84; 95% CI 49.34-51.18) and there are significant differences in characteristic age, education status, and sexual history. There is a need for There is a need socialization regarding the provisions, dangers and necessities of abortion in the community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Keisha Adi Sabrina
"Suatu pandangan, dari seseorang dapat disampaikan melalui berbagai cara, salah satunya menggunakan medium lagu. Lagu dapat menjadi wadah untuk menyalurkan pesan dan penyampaian pandangan terhadap berbagai keadaan sehari-hari, salah satunya seperti isu sosial yaitu topik seputar aborsi. Isu aborsi telah menjadi sebuah polemik yang marak dibicarakan di berbagai penjuru dunia dan lekat dengan stigma negatif.
Penelitian ini membahas adanya perlawanan terhadap stigma aborsi melalui representasi yang dibawakan dalam lirik lagu “Unbeschreiblich Weiblich” karya Nina Hagen. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, dimana penulis akan memaparkan bentuk perlawanan terhadap stigma aborsi dalam sumber data. Untuk melakukan penelitian ini, penulis menggunakan teori representasi karya Stuart Hall.
Hasil dari penelitian ini mengemukakan bahwa representasi yang tergambar dari lagu dalam sumber data menunjukkan pentingnya wanita dalam menyadari kebebasan dalam memilih keputusan atas dirinya sendiri. Terdapat bahasa dan tanda yang terkandung dalam lirik lagu yang menunjukkan perlawanan dan kritik terhadap hukum dan persepsi terhadap aborsi. Representasi dalam lagu tersebut juga menunjukkan bahwa stigma terhadap aborsi tidak sesuai dengan apa yang ia rasakan sebagai wanita.

Opinions from someone can be conveyed in various ways, one of the ways is using the medium of song. Songs can be a place to channel messages and convey views on various everyday situations, such as social issues like the topic of abortion. The issue of abortion has become a polemic that is widely discussed in various parts of the world and is closely related to negative stigma.
This study discusses the existence of resistance to the stigma of abortion through the representations sung in the lyrics of the song "Unbeschreiblich Weiblich" by Nina Hagen. This research uses descriptive qualitative method, where the author will describe the form of fight towards the stigma of abortion in the data source. To conduct this research, the writer uses the representation theory by Stuart Hall.
The results of this study suggest that the representation of songs in the data source shows the importance of women in realizing the freedom to make decisions for themselves. There are language and signs contained in the lyrics of the song that show refusal and criticism of the law and perceptions of abortion. The representation in the song also shows that the stigma against abortion does not match what she feels as a woman.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sulis Mariyanti
"Hubungan seksual di luar nikah, hamil di luar nikah dan aborsi sering dipandang sebagai penyimpangan perilaku. Semua tindakan itu dianggap melanggar norma masyarakat, sehingga perempuan sebagai pelakunya sering mendapatkan penilaian ncgatif Kondisi itu membuat perempuan akan merasa ternoda, tidak berharga, tidak bermoral, menilai dirinya sebagai bukan perempuan baik-baik Dengan kata lain perempuan merasa terstigma dan merasa berbeda dari yang normal. Perasaan terstigma itu dapat memengaruhi pandangan perempuan lerhadap lingkungan sosialnya, sehingga perempuan yang mengalaminya merasa terpojok atau dipojokkan yang pada akhirnya dapat mendorong perilaku menghindar dari pergaulan sosial.
Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan pengalaman dan pemaknaan seksualitas pada perempuan pelaku aborsi serta memperoleh gambaran pemaknaan diri menghadapi stigma sebagai pelaku aborsi dan hubungan seksual di luar nikah. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang berprspektif perempuan dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data melalui wawancara terstruktur dengan tatap muka langsung dan observasi lima subjek berusia antara I4 - 23 tahun pelaku aborsi akibat hubungan seksual di luar nikah.
Dari penelitian ini terlihat bahwa stigma hubungan seksual di luar nikah dan aborsi metupakn bcban yang sangat berat bagi perempuan yang hidup dalam masyarakat patrialcal yang dipenuhi oleh aturan agama dan noma sosial yang mengekangnya. Perempuan pelaku aborsi terstigma sebagai perempuan tidak bermoral, bukan perempuan ideal dan merasa bukan perempuan baik-baik. Namun demikian, perasaan terstigma tidak serta- merta membuat perempuan menyerah pada seluruh penilaian negatif yang mengopresinya. Beberapn upaya telah dilakukan untuk mengurangi beban psikologis yang dirasakan dan membebaskan diri dari stigma aborsi yang mengoprasinya.

Sex before marriage, pregnancy before marriage, and abortion are often seen as a distortion of behaviour. Those actions are considered to be violations toward the norms existed in the society. Therefore, women as the doer are often given bad judgements. This condition will make women feel dirty, worthless, having no dignity and moral, and tend to judge herself as a bad woman. In other words, women feel stigmatized and different from nomial. That stigrnatized feeling can affect the women's point of view toward their social environment so that the women experienced this feel comered which will eventually can encourage self-isolation behaviour.
The goal of this research is to potrayed the experience and sexual meaning on women who did abortion and gaining the pictures of self-meaning in facing the stigma as the person who did abortion and had sex before marriage. This research is included in qualitative research with woman perspective using the case approach. Data gathering through structurized and face-to-face interviews and observations on five subjects aged 14-23 years old, who did abortion from sex before marriage.
From this research, it is obvious that the stigma of sex before marriage and abortion is a heavy burden for women living in patriarchal society, which is filled with tight religious rules and social nonns. Women who did abortion are seen as woman without moral, not an ideal woman and most importantly a bad woman. However, this stigma did not made woman entirely given up to the whole judgement which opressed her. Several efforts have been done in order to decrease psychological burden felt by these women and set them tree the stigma opressed them.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33446
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angelia Ruth
"Ketidakadilan gender pada perempuan dan laki-laki sering terjadi di masyarakat. Ketidakadilan gender ini juga terjadi terhadap perempuan Papua dalam novel Isinga. Hal ini disebabkan karena budaya Papua yang menganut budaya patriarki. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang terjadi dalam novel ini, yaitu marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan, dan beban ganda. Kelima ketidakadilan gender tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dari kelima ketidakadilan gender tersebut yang paling mendominasi adalah beban ganda dan kekerasan.

Gender inequality in women and men often occurs in community. Gender inequality also happens to women in Papua, as told in the novel Isinga. This is due to the patriarchal culture being adopted in Papuan culture. Types of gender inequality that can be found in this novel are marginalization, subordination, stereotype, violence, and double burden. All five of them are correlated with each other. The most pronounce gender inequality being double burden and violence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: FKM. Universitas Indonesia, 1978
363.46 ABO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Handoko Tjondroputranto
Jakarta: Pusat Studi Hukum Pidana Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1975
363.46 HAN a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Haykal Yusa Pratomo
"The Girl Effect adalah sebuah program yang diluncurkan pada September 2015 dengan tujuan untuk mengurangi kemiskinan secara global. Program ini diadakan berdasarkan kepercayaan bahwa kalau perempuan diberikan kesempatan, mereka bisa mengangkat negaranya dari kemiskinan. Latar belakang dari program ini adalah sesuatu yang menarik untuk diungkap, dengan adanya agenda makroekonomi besar yang menjadi bagian. Makalah ini tidak hanya membahas The girl effect secara khusus, tapi juga pemberdayaan perempuan secara umum. Makalah ini membahas hubungan antara The girl effect dengan pemberdayaan perempuan, dan juga seberapa besar program ini peduli terhadap perempuan itu sendiri dibandingkan dengan tujuannya untuk mengurangi kemiskinan. Terungkap bahwa hubungan dan kerjasam dari pihak-pihak yang terlibat dibutuhkan untuk mengatasi beban perempuan dalam menanggulangi kemiskinan. Lebih lanjut, perwakilan perempuan yang benar-benar peduli terhadap apa yang diinginkan dan dibutuhkan perempuan harus terlibat dalam mendesain program; baik itu di development practitioner agency atau di pemerintahan.

The Girl Effect is an independent non-profit organization, launched in September 2015 with the goal of ending poverty globally. Its work is based on its belief that when given the opportunity, girls are able to lift their countries out of poverty. The backdrop of this program is something that is interesting and intriguing to be revealed, with the big macroeconomy agenda play its part in this subject. This paper not only talk about the girl effect in particular, but also the women empowerment program in general. It discuss the relation between the girl effect and women empowerment, and also to what degree the program care about the women itself rather than the purpose of alleviating poverty. It find out that the relation and cooperation between the embroiled parties is needed to overcome the burden of woman on alleviating poverty. Moreover, the women representative that really care of what women really needs and wants should be involved in designing the program; whether it is on the develoment practicioner agency or in government."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2020
Mk-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Rospitasari
"Penelitian ini berfokus pada kekerasan simbolik yang dialami oleh perempuan yang memiliki multi-peran sebagai seorang ibu, istri, dan mahasiswa pendidikan pasca-sarjana. Konteks pandemic Covid-19 memberikan beban ganda yang sangat signifikan terhadap perempuan yang harus mengikuti perkuliahan online. Tanggung jawab mereka menjadi tumpang tindih karena tidak ada batas tempat antara pekerjaan rumah tangga dan tugas perkuliahan. Dalam perspektif feminis, beban ganda ini merupakan implikasi dari konstruksi gender yang mengakar pada masyarakat tentang domestifikasi perempuan. Ideologi patriarki yang tertanam kuat pada keluarga membuat perempuan menanggung semua beban, baik secara fisik, psikologis, dan ekonomi. Berdasar pada Teori Kekerasan Simbolik Pierre Bourdieu, penelitian ini hendak membongkar dominasi patriarki yang terselubung dalam bahasa, simbol, dan representasi. Dengan menggunakan metode fenomenologi, penelitian ini menemukan bahwa cinta, rasa bersalah, dan kekeluargaan memiliki dominasi dalam mengukuhkan doxa patriarki yang membentuk habitus perempuan untuk selalu mengalah dan berkorban kepada suami, kakak laki-laki, dan ayahnya. Adanya proses misrecognition, condescension, consent, and complicity membuat perempuan tidak sadar atas penindasan dan subordinasi yang menimpanya. Kapital ekonomi (penghasilan) dan kapital budaya (gelar pendidikan) yang dimiliki oleh Scholarship Momstudent justru diarahkan untuk mereproduksi budaya patriarki secara homology di berbagai arena kehidupannya. 

This study focuses on the symbolic violence experienced by women who have multiple roles as mothers, wives, and graduate education students. The context of the Covid-19 pandemic places a very significant double burden on women who have to attend online lectures. Their responsibilities become overlapping because there is no place limit between household work and coursework. In a feminist perspective, this double burden is an implication of the gender construction that is rooted in society regarding the domestication of women. The patriarchal ideology that is firmly entrenched in the family makes women bear all the burdens, both physically, psychologically, and economically. Based on Pierre Bourdieu's Theory of Symbolic Violence, this study aims to uncover the hidden patriarchal domination of language, symbols, and representations. By applying the phenomenological method, this research finds that love, guilt, and kinship have the dominance in strengthening the doxa of patriarchy that forms the habitus of women to always succumb and sacrifice to their husbands, older brothers, and fathers. The existence of a process of misrecognition, condescension, consent, and complicity makes women unaware of the oppression and subordination that befell them. The economic capital (income) and cultural capital (education degree) owned by the Scholarship Momstudents are precisely directed to reproduce patriarchal culture homology in the various arenas of their life."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>