Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151880 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Sirojudin
"ABSTRAK
Gerakan Salafi adalah satu gerakan transnasional yang penting untuk diamati dalam dekade belakangan ini. Tidak hanya pola ekspansinya yang global, namun juga
terkait dengan jaringannya. Salah satu pusat gerakan yang memberikan support
penyebaran ideologi Salafi ke Indonesia adalah Yaman. Dalam catatan sejarah, Salafi
Yaman merupakan gerakan Islam kontemporer yang dimulai dari tokoh besar, yaitu
Muqbil bin Hadi al-Wadi'i. Pada tahun 1979, dia mendirikan Darul Hadits Dammaj
yakni lembaga pendidikan yang terletak di Provinsi Sa'dah, Yaman. Semenjak tahun
1990 Darul Hadits Dammaj terus didatangi oleh pelajar dari Indonesia di samping
banyak dijadikan tempat belajar bagi pencari ilmu agama yang berasal dari berbagi
negara belahan dunia.
Tesis ini menganalisis dua aspek, yakni: pertama, mengapa Salafi Jihadi Darul
Hadits Yaman menjadi gerakan transnasional? Kedua, bagaimana diaspora aktor
dalam melakukan ekspansi gerakan Salafi Jihadi di Indonesia? Adapun tujuan dari
riset tesis ini ialah untuk mengkaji perkembangan gerakan Salafi Jihadi Darul Hadits
Yaman dengan menitikberatkan pada aktor, jaringan, dan strateginya. Aktor
merupakan poin penting untuk dirunut guna mendapat gambaran tokoh yang paling
berperan dalam diaspora gerakan Salafi Jihadi di Indonesia. Selain itu, jaringan dan
strategi dari kelompok Salafi Jihadi alumni Darul Hadits menjadi poin penting yang
akan direkontruksi sehingga memunculkan temuan akademik yang signifikan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan teori social movement Sydney Tarrow yang
berkaitan erat dengan tiga elemen penting, yaitu struktur kesempatan politik (SKP),
Framing Process, dan Resource Mobilization atau mobilisasi sumber daya. Pola yang
digunakan adalah melakukan pemetaan terhadap gerakan Salafi Jihadi pada klusterkluster di Indonesia.

ABSTRACT
The Salafi movement is an important transnational movement to observe in the
last decade. Not only its global expansion pattern, but its network must be taken into
account of importance. One of the centers of the movement that are most influential in
the spread of Salafi ideology into Indonesia is Yemen. Based on the historical records,
the Yemeni Salafi is a contemporary Islamic movement that started from a great figure,
namely Muqbil bin Hadi al-Wadi'i. In 1979, he founded Darul Hadits Dammaj, an
educational institution located in Sa'dah Province, Yemen. Since 1990 Darul Hadits
Dammaj has continued to be visited by students from Indonesia as well as being used
as a place of study for seekers of religious knowledge from various countries around
the world.
The thesis analyzes two aspects, namely: first, why did Yemeni Salafi Jihadi
Darul Hadits become a transnational movement? Second, how do the diaspora actors
expand the Salafi Jihadi movement in Indonesia? The purpose of this research is to
study the development of the Yemeni Salafi Jihadi Darul Hadith movement
emphasizing on actors, networks and strategies. Actors are an important point to trace
in order to get a vivid description of the figures who play a role in the diaspora of the
Salafi Jihadi movement in Indonesia. In addition, the networks and strategies of the
Salafi Jihadi group of Darul Hadits alumni are important points that will be
reconstructed so that it may lead to a discovery of significant academic findings. This
study uses the Sydney Tarrow social movement theory approach which is closely
related to three important elements, namely the Political Opportunity Structure, the
Framing Process, and the Resource Mobilization. The pattern being used in this
research is to map the Salafi Jihadi movement in clusters in Indonesia."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Din Wahid
"This study is about the role of Salafi pesantren (Islamic boarding school) in Salafi da’wa (conveying or inviting to the way of Islam) in Indonesia. A Salafi pesantren is a pesantren that teaches Salafism which mostly derives from the works of Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab, the founder of Wahhabism in Saudi Arabia. Salafi pesantren started to emerge in the late 1980s and were established by graduates from Saudi Arabia and Yemen universities, and supported by alumni of the Institute for the Study of Islam and Arabic (LIPIA) in Jakarta. While the precise number of Salafi pesantren is unavailable, it is estimated that the number reaches 50 pesantren. Salafi pesantren not only teach their students about Salafism, but also accustom them to practice the Salafi manhaj (path) in their daily life. The study focuses on three pesantren: al-Nur al-Atsari in Ciamis, Assunah in Cirebon (both in West Java), and al-Furqan in Gresik, East Java. I analyse various aspects of these educational institutions: their historical development, community responses, educational programs, curriculum, methods of instruction, students’ lives and activities, networks and fundraising."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2015
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Jamil Wahab
"Salafi merupakan paham dan gerakan yang bersifat transnasional, yaitu terkoneksi dengan dinamika paham keagamaan di Timur Tengah. Melalui penelitian dengan pendekatan kualitatif, artikel ini mendeskripsikan eksistensi kelompok tiga jenis Salafi yang berkembang di Solo yaitu, pertama, Salafi Puritanis yaitu Ma’had Imam Bukhari. Kedua, Salafi Haraki yaitu Pesantren Al-Mukmin Ngerukidan Ma’had ‘Isy Karima. Ketiga, Salafi Jihadis yaitu Jamaah Anshoru Tauhid (JAT) dan beberapajaringan radikal di Solo. Dakwah eksklusif yang dikembangkan kelompok Salafi Puritanis, menimbulkan konflik horizontal karena meresahkan masyarakat. Sementara Salafi Haraki dan Jihadisyang mengusung gagasan pendirian negara Islam dan penerapat syariat Islam secara formal,menimbulkan konflik vertikal dengan penguasa. Kajian ini berhasil menemukan fenomena baru, bahwadakwah Salafi Puritanis dapat terus berkembang di beberapa tempat, ini menunjukkan Salafi Puritanis dapat berkoeksistensi dengan paham keagamaan lainnya di masyarakat. Selain itu, Salafi Puritanis juga ternyata mulai membuka diri terhadap beberapa program pemerintah. Sedangkan Salafi Harakidan Jihadis masih menunjukkan sikap penolakannya terhadap dasar negara dan konstitusi, sehinggaterus berhadapan dengan penegak hukum atau pemerintah."
Jakarta: Kementerian Agama, 2019
297 JPKG 42:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dady Hidayat
"Skripsi ini meneliti kemunculan dan perkembangan gerakan dakwah salafi pada era Reformasi. Kerangka teoritis yang digunakan yaitu gerakan sosial dengan 3 faktor utamanya: struktur kesempatan politik, framing sosial, dan mobilisasi sumber daya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode penelitian fied research, dimana peneliti melakukan observasi langsung terhadap subjek yang ditelitinya dan mencoba mengkaji pengalaman-pengalaman subjektif dari subjek tersebut secara sosiologis.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa reformasi sebagai sebuah era keterbukaan memberikan kesempatan kepada Gerakan Dakwah Salafi untuk berkembang. Perkembangan ini juga didukung oleh jaringan sosial yang dimiliki untuk dapat memperoleh akses terhadap sumber daya dan secara tidak langsung membantu Gerakan ini untuk melakukan ekpansi dari aktifitasnya.

This under-graduate thesis examines the genesis and the expansion of Salafi Movements during Reformation Era. This research uses a social movement’s perspective by three main factors on Social Movements; political opportunity structure, framing process, and resources mobilization theory.
The research approach used qualitative approach with a field research method, where the researcher directly observe to the people being studied and try to examine any subjective experiences in the sociological view.
The results of this study reveal that Reformation, as an openness era, gives some opportunity to Salafi Movements rapidly expanded. Their expanding is also supported by any social networks to gain resources and help the movements to do expanding of their activity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Mumin
"Tindakan sosial sangat dipengaruhi oleh ideologi, termasuk kekerasan. Fakta sosial menunjukan bahwa ideologi-ideologi tertentu memahami bahwa jalan menyesaikan perbedaan dalam keyakinan yakni dengan melakukan kekerasan.Berdasarkan itu, kemudian penulis memilih judul tesis Analisis Ideologi Transnasional Wahabi-Salafi (Wahdah Islamiyah) dan Ketahanan Nasional Kota Makassar. Ideologi Transnasional merupakan Ideologi yang sifatnya lintas negara yang membawa kepentingan khusus. Ideologi transnasional Wahabi-Islam (Wahdah Islamiyah) tidak hanya mengajarkan doktrin akan tetapi juga kadang membawa agenda-agenda politik tertentu.
Penelitian tesis ini menggunakan penelitian deskritif kualitatif. Lokasi penilitian di kota Makassar dengan subjek ormas Wahdah Islamiyah. Dalam penarikan sampling penulis menggunakan snowball sampling. Teknik dalam pengambilan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, catatan observasi serta studi dokumen. Adapun informan dalam penelitian ini adalah pengurus dan simpatisan Wahdah Islamiyah. Ada tiga metode analisis data yang digunakan di antaranya metode induktif, deduktif, komparatif.
Hasil Penelitian ini, menyimpulkan bahwa Wahdah Islamiyah memiliki persinggungan dengan Ideologi Transnasional Wahabi-Salafi pada wilayah akidah atau teologis. Perihal Ketahanan Nasional dalam hal ini keutuhan bangsa, Namun, Wahdah Islamiyah memiliki bibit ancaman terhadap ketahanan nasional ini ditandai dengan sikap Wahdah Islamiyah yang tidak mau menerima perbedaan pahaman atau mazhab dalam Islam.

Social action very influenced by ideology including violence. the social fact show that some ideologies understand that the path to solve differences in faith is doing violence. based on that, the writer choose the title of thesis ?The Analysis of Transnational of Wahaby-Salafy And National Resilience (Case Study Wahdah Islamyah in Makassar. transnational ideology is kind of ideology which has unique movement among nations which bring special necessity. transnational ideology sometime brings political agenda.
This research is using descriptive qualitative method. it located in Makassar and Wahdah Islamyah as a subject. for sampling the writer using snowball sampling. techniques in takin data use in depth interview, observation notes and document study. informant in this research is the committee of Wahdah Islamiyah. there are three analysis data method, inductive, deductive and comparative.
The result of this research conclude that Wahdah Islamyah has correlation with Transnational ideology Wahaby Salafy in faith or theology. about national resilience in the term of nation unity, although it signed in Wahdah Islamyah behave which doesn?t accept differences in understanding of Islamic Mazhab."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramagaluh Airlangga
"Tesis ini membahas mengenai proses inklusi pada partai Salafi dan moderasi sebagai dampaknya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan mengambil studi kasus partai al-Nour di Mesir. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa proses inklusi dan dimensi-dimensi yang ada di dalamnya membuat partai al-Nour yang berideologi Salafi berubah menjadi semakin moderat.
Tesis ini menemukan bahwa hanya moderasi perilaku yang terjadi secara signifikan pada partai al-Nour, sedangkan moderasi ideologi hanya terjadi pada perubahan cara pandang terhadap demokrasi. Kendati demikian, hakikat dari apa yang terjadi pada partai al-Nour bukanlah pragmatisme politik melainkan murni moderasi karena 3 unsur pragmatisme tidak ada.

This thesis explores the inclusion-moderation process taking place in Salafi party and its moderating effect. This research is qualitative research concerning a case study of al-Nour party in Egypt. The research findings suggest that inclusion process and its dimensions generate moderation in Salafi ideological-based parties, namely al-Nour party.
This thesis finds that while significant behavioral moderation occurs, ideological moderation is not as significant and consists of only a shift in how the party views democracy. Rather than political pragmatism, the shift which al-Nour party went through constitutes moderation due to the absence of three required committements of pragmatism.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Inezia Al Kahfi
"Penelitian ini membahas partisipasi politik jemaah Salafi di DKI Jakarta pada Pemilihan
Presiden 2019. Penelitian ini menggunakan konsep ideologi dan teori partisipasi politik.
Penelitian ini menjelaskan Islam dengan pemahaman para salaf yaitu generasi terbaik umat
Islam sebagai ideologi yang dapat mempengaruhi tindakan politik jemaah Salafi. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam untuk memperoleh
data primer serta data sekunder melalui buku, artikel jurnal, dan media daring. Temuan dari
penelitian ini adalah terdapat beberapa ustaz Salafi yang membolehkan jemaah untuk
mengikuti pemilihan umum dengan membawakan dalil agama. Peneliti juga menemukan
jemaah Salafi yang berpartisipasi dalam Pemilihan Presiden 2019. Bahkan terdapat ustaz yang
menganjurkan jemaah untuk memilih dalam pemilihan umum dibandingkan tidak memilih.
Jemaah Salafi menilai pada saat Pemilihan Presiden 2019 terjadi polarisasi dalam masyarakat
menjadi dua kubu. Dalam memilih di antara kedua calon, jemaah tidak hanya memperhatikan
profil calon presiden saja melainkan juga memperhatikan pendukung dari calon presiden yang
akan dipilih. Mereka memiliki kecenderungan untuk memilih calon presiden yang mayoritas
pendukungnya adalah muslim, yaitu Prabowo Subianto. Jemaah Salafi juga menerima hasil
akhir suara dan menekankan untuk tetap taat kepada presiden terpilih yang memimpin
pemerintahan, selama bukan untuk melanggar syariat agama.

This study discusses the political participation of Salafi in DKI Jakarta in the 2019
Presidential Election. This study uses the concept of ideology and political participation theory.
This study explains Islam with the understanding of the salaf, namely the best generation of
Muslims as an ideology that can influence the political actions of Salafi congregation. This
study uses a qualitative method by conducting in-depth interviews to obtain primary and
secondary data through books, journal articles, and online media. The findings of this study are
that there are several Salafi ustadh who allow congregations to take part in general elections
by presenting religious arguments. The researcher also found Salafi congregation participating
in the 2019 Presidential Election. There were even ustadh who suggested the congregation to
vote in general elections instead of not voting. The Salafi congregation views that during the
2019 Presidential Election there was polarization in society into two camps. In choosing
between the two candidates, the congregation does not only pay attention to the profile of the
presidential candidate but also pays attention to the supporters of the presidential candidate to
be elected. They have a tendency to vote for a presidential candidate whose majority of
supporters are Muslims, namely Prabowo Subianto. The Salafi congregation also accept the
final results and an appeal to remain obedient to the elected president who leads the
government, as long as it does not violate religious law.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>