Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185903 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dona Indra Wira Budianto
"Penelitian ini berusaha untuk mencari hubungan antara ketimpangan pendapatan dan kekerasan kelompok di Indonesia. Menggunakan Sensus Potensi Desa (Podes) 2018 (N = 81.897) untuk menunjukkan kekerasan kelompok, dan variabel lain dari karakteristik desa dan kabupaten di Indonesia. Regresi logit menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatan secara signifikan di asosiasikan dengan peningkatan kekerasan kelompok. Implikasi kebijakan yang dikemukakan oleh studi ini adalah bahwa untuk mengurangi kekerasan kelompok, masyarakat harus lebih setara dan karenanya distribusi pendapatan, pencapaian pendidikan minimum, dan penataan ulang kelembagaan menjadi faktor yang penting untuk dipertimbangkan.

This study investigates the relationships between inequality and group violence in Indonesia. It uses The Village Potency Census (Podes) 2018 (N=81,897) to indicate group violence, and other variables from village and district characteristics in Indonesia. The logit regression shows that inequality is significantly associated with an increase in group violence. The policy implications that this study suggests are that to decrease group violence, society should be more equal and hence, income distribution, minimum educational attainment, and institutional rearrangement are important factors to consider."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghea Annisa Niftia
"Artikel ini membahas mengenai peran keluarga dan kelompok pertemanan dalam perilaku kekerasan remaja. Terdapat dua kelompok studi sebelumnya yang telah membahas ini. Kelompok studi pertama melihat faktor utama remaja menjadi pelaku kekerasan dikarenakan struktur dan fungsi keluarga yang tidak berjalan dengan baik. Sedangkan, pada kelompok studi kedua memandang bahwa kelompok pertemanan menjadi faktor utama remaja sebagai pelaku. Kelemahan dari kedua kelompok studi sebelumnya adalah studi tersebut hanya menjelaskan pada satu aspek saja dan tidak melihat bahwa terdapat relasi antara kedua faktor tersebut.
Berdasarkan pendekatan ekologi, argumen pada penelitian ini adalah terdapat relasi keluarga dan kelompok pertemanan dalam perilaku kekerasan remaja. Studi ini dilakukan di Rumah Perlindungan Sosial Anak dan menggunakan pendekatan kualitatif. Informan penelitian ini adalah pelaku kekerasan berusia 10-18 tahun dan tinggal di RPSA. Selain itu, peneliti juga menggunakan data sekunder dari penelitian sebelumnya.
Penelitian ini menemukan bahwa relasi sendiri terlihat dengan adanya pandangan nilai kekerasan yang sama dari keluarga dan kelompok pertemanan yang mendorong remaja melakukan kekerasan. Selain itu, relasi keluarga dan kelompok pertemanan juga dilanggengkan dengan kondisi lingkungan tempat tinggal, hubungan keluarga dengan lingkungan sekitarnya dan pekerjaan orangtua. Budaya kekerasan di tempat tinggal dan kebijakan pemerintah juga mempunyai implikasi pada perilaku kekerasan remaja.

This article discusses about role of family and peer groups in adolescent as perpetrators of violence. There are two previous study groups that discussed adolescents as perpetrators of violence. The first group discussed that the main factor of adolescent become perpetrators of violence is because the instability stucture and family didn't do function of the family well. Meanwhile, the second group found that deviant peer is the main reason of adolescent become perpetrators of violence. The weakness from both previous studies are they're only explains from one point of view and didn't see that the two factors are essentially related.
Based on ecological approach, the argument in this study that there is a relations between family and peer groups in adolescents as perpetrators of violence. The study was conducted at the Rumah Perlindungan Sosial Anak and used a qualitative approach. The informants are adolescent between 10 18 years old who lives in RPSA. This research also used secondary data from previous studies.
This research found that the relation is seen from both family and peer groups point of view of violence that ecourage adolescent become prepetrator of violence. Neighborhood community context, family social networks, and parent's occupation context also effect adolescent as perpetrators of violence. Neighborhood's culture of violence and overnment policy also have contribution in adolescent as prepatrators of violence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridla
"Tesis ini merupakan penelitian dengan studi kasus melalui pendekatan kualitatif. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi dan situasi kekerasan kolektif, sehingga dapat dijelaskan bentuk-bentuk dan faktor-faktor penyebab kekerasan kolektif yang dilakukan oleh kelompok suporter sepak bola. Jak Mania. Penelitian ini mengenai kasus kekerasan kolektif yang dilakukan dan melibatkan kelompok suporter sepak bola The Jak Mania. Kasus tersebut terjadi pada tahun 2003-2007. Dalam tesis ini, perkelahian besar-besaran antar kelompok suporter sepak bola dipandang sebagai salah satu bentuk kekerasan kolektif. Berbagai bentuk kekerasan kolektif dihasilkan, baik kekerasan yang menimbulkan luka fisik, maupun perusakan fasilitas umum. Kemudian berdasarkan data penelitian lapangan ditemukan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kekerasan kolektif masif antar kelompok suporter sepak bola.Tesis ini merupakan penelitian dengan studi kasus melalui pendekatan kualitatif. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi dan situasi kekerasan kolektif, sehingga dapat dijelaskan bentuk-bentuk dan faktor-faktor penyebab kekerasan kolektif yang dilakukan oleh kelompok suporter sepak bola. Jak Mania. Penelitian ini mengenai kasus kekerasan kolektif yang dilakukan dan melibatkan kelompok suporter sepak bola The Jak Mania. Kasus tersebut terjadi pada tahun 2003-2007. Dalam tesis ini, pertarungan besar-besaran antar kelompok suporter sepak bola dianggap sebagai salah satu bentuk kekerasan kolektif. Berbagai bentuk kekerasan kolektif dihasilkan, baik kekerasan yang menimbulkan luka fisik, maupun perusakan fasilitas umum. Kemudian berdasarkan data penelitian lapangan ditemukan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kekerasan kolektif masif antar kelompok suporter sepak bola.

This thesis is a research with case study through qualitative approach. The object of this thesis is to describe the condition and collective violence situation, so that can be explained forms and factors that cause collective violence which done by the football supporter group. The Jak Mania. The research is about collective violence cases which is done and involved by the football supporter group, The Jak Mania. The cases occurred during 2003-2007. In this thesis, massive fight between football supporter group is seen as one of the form of collective violence. Various forms of collective violence is produced, the violence which caused physically injured, also the destructions of the public facility. Then, based on the data from the field research is found the factors that can cause massive collective violence between football supporter group. There are many things that can caused massive fight done by The Jak Manja, such as unwilling to accept the defeat of their team, bad performance of the referee, unsportif players so can trigger the emotion of the other supporter team also the vengeance to the other supporter group. Bad stadium condition and bad performance of the event organizer can also become the cause. Various form of violence then to be happened, such as physical conflict, massive fight, fire starter and also destructions to the public facility. Those things showed the violence that have been done by The Jak Mania is tend to disturb public safety and order. These violence also give bad impacts to the nation for the broader effects. Research about supporter massive tight is one of the context of collective behavior. Analysis model which is used in this thesis based on the collective behavior by Smelser and McPhail. Where based on that theories I found the factors that cause massive fight between football supporter, involving The Jak Mania."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
S10550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radityo Widiatmojo
"Penelitian kualitatif ini memaparkan pemikiran Pierre Bourdieu dan Theo van Leuween dalam membongkar kekerasan simbolik terhadap perempuan melalui medium fotografi di facebook. Pemaknaan foto melalui semiotika sosial Theo van Leuween merupakan hasil objektif-subjektif peneliti yang dikonfirmasi oleh informan, dilanjutkan dengan analisis mendalam dari pemikiran Pierre Boudieu tentang Habitus, doxa, modal, dan arena sebagai struktur pembentukan kekerasan simbolik. Bentuk-bentuk kekerasan simbolik yang dilihat dari semiotika sosial adalah fokus utama foto ada pada bagian payudara, penggunaan atribusi fotografi (kamera, lensa, tripod, tas kamera, warna kaos) untuk mendominasi perempuan, kata-kata vulgar dalam group facebook KFI, serta jenis pakaian yang dikenakan perempuan saat pemotretan.
Hasil temuan dari penelitian ini adalah terbentuknya habitus fotografi portrait sebagai medium untuk mendominasi perempuan serta group facebook KFI sebagai arenanya yang dibangun atas dasar budaya patriarki, dimana dalam KFI tidak terdapat fungsi sensor dalam pembatasan pornografi. Kekerasan simbolik juga terpelihara karena adanya hubungan transaksional, fungsi rekreasi, nilai ekonomi serta upaya pendakian status anggota KFI dengan cara mengunggah foto perempuan seksi di group facebook KFI. Struktur habitus ini dibentuk dari berbagai aspek, yaitu modal ekonomi, modal simbolik (edukasi), sejarah fotografi, hunting model, industri kamera serta facebook.

This qualitative research examined to investigate symbolic violence against women on Indonesian Photography Community online (KFI) on facebook through portrait photography. The meaning of image (portrait of women) were profoundly and critically analyzed by, both subjectivity and objectivity, expending Habitus, doxa, modal and field theory by Pierre Bourdieu, utilizing van Leuween's social semiotic and confirmed by spokesperson. The form of symbolic violence against women done within various areas. Breast is the main focus of the images, photography attribution (camera, telephoto lens, tripod, camera bag, shirt) use as a symbols of domination, dirty comment on facebook, and obviously the fashion were threaded as symbolic violence.
The main result of this research argue that photography is the core medium to dominate women and facebook group KFI as the central field without pornography censorship as constructed by culture of patriarchy. Symbolic violence were continued in KFI as transactional relationship, refreshing, economic value, and social climb, by upload various photograph of sexy women. This structure of Habitus shape by economic modal, symbolic modal, education, history of photography in Indonesia, hunting model, camera industry and facebook.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Ananda
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara paparan terhadap kekerasan dan sikap terhadap kekerasan pada remaja laki-laki. Partisipan penelitian ini berjumlah 301 orang yang terdiri dari remaja laki-laki di komunitas umum dan remaja laki-laki di lembaga pemasyarakatan. Pengukuran paparan terhadap kekerasan menggunakan alat ukur KID-Screen for Adolescent Violence Exposure (KID-SAVE) (Flowers et al., 2000) dan pengukuran sikap terhadap kekerasan menggunakan alat ukur Attitudes Towards Violence Scale (ATVS) (Funk et al., 1999).
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara paparan terhadap kekerasan dan sikap terhadap kekerasan pada remaja laki-laki (r = 0.442; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi paparan terhadap kekerasan yang dialami seseorang, maka semakin positif sikapnya terhadap kekerasan. Analisis tambahan menemukan perbedaan paparan terhadap kekerasan dan sikap terhadap kekerasan yang siginifikan antara partisipan yang berada di komunitas umum dan di lembaga pemasyarakatan.

This research was conducted to find the correlation between exposure to violence and attitude toward violence among adolescent boys. The participants of this research are 301 adolescent boys who lived in general community and correctional institution. Exposure to violence was measured using an adaptation of KID-Screen for Adolescent Violence Exposure (KID-SAVE) scale (Flowers et al., 2000) and attitudes toward violence was measured using an adaptation of Attitudes Towards Violence Scale (ATVS) (Funk et al., 1999).
The results showed that there is a significant correlation between exposure to violence and attitude toward violence (r = 0.448; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). That is, the higher the exposure to violence experienced, the more positive one’s attitude toward violence. Additional analysis also find significant differences in exposure to violence and attitude toward violence between participants who lived in general community and correctional institution.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engelbertus Wendratama
2021: Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2Media), 2021
e20518158
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Matindas, Victor G.P.
"ABSTRAK
Jumlah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di tingkat global maupun Indonesia masih relatif tinggi dengan porsi terbesar berbentuk kekerasan terhadap istri. Meningkatkan tingkat pendidikan istri dinilai sebagai salah satu cara untuk menekan jumlah KDRT, sekalipun sampai saat ini masih terdapat perdebatan mengenai korelasi tingkat pendidikan wanita terhadap jumlah KDRT. Melalui model teoretis, penelitian ini membuktikan semakin tinggi tingkat pendidikan wanita akan dapat menekan jumlah KDRT. Fokus penelitian empiris diarahkan pada 15 propinsi di Indonesia dalam periode 2006-2013. Hasil estimasi model empiris menemukan tingkat pendidikan wanita berkorelasi negatif dan signifikan dalam menjelaskan jumlah KDRT.

ABSTRACT
Number of domestic violence at the global level as well as Indonesia is still relatively high with the largest portion is in the form of violence against wives. Improving wife education level is one way to reduce domestic violence, even though to this day there is still a debate about the correlation between the women level of education and domestic violence. Through theoretical models, this study proves that higher women education level will be able to reduce domestic violence. Focus of empirical research directed at 15 provinces in Indonesia in the period 2006-2013. The estimation results of an empirical model found the level of education of women is negatively correlated and significant in explaining the amount of domestic violence.
"
Depok: Fakulats Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T44772;T44772;T44772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Akbar
"Sebagai negara yang menandatangani Deklarasi Umum PBB tentang Hak Asasi Manusia tahun 1948 pemerintah Indonesia berkewajiban mengikuti berbagai mekanisme HAM Internasional. Salah satunya, Indonesia telah menyampaikan laporan dalam Universal Periodic Review 3rd Cycle, dalam laporan tersebut terdapat diskursus yang dibawa oleh pemerintah. Banyak diskursus yang dibawa oleh pemerintah, salah satunya adalah diskursus kekerasan terhadap anak yang berasal dari teks yang biasa disebut sebagai kekerasan diskursif. Berdasarkan konstitutif kriminologi wacana kekerasan dibangun melalui kontrol ideologi dan reproduksi diskursus, praktik diskursif, membangun realitas melalui dominasi legal dan membangun klaim. Proses konstruksi diskursus dianalisis menggunakan metode analisis wacana kritis. Wacana kekerasan yang dibangun merupakan pelanggaran HAM dan state crime, menggunakan pemikiran kriminologi kritis diskursus tersebut dianalisis sebagai sebuah kejahatan. Kekerasan diskursif tersebut dibangun dalam suatu struktur sosial di masyarakat sehingga dapat dilihat sebagai suatu kekerasan struktural.

As a party to the UN Delcaration on Human Rights in 1948 the Indonesian government is obliged to follow international human rights mechanisms. One of them, Indonesia has submitted a report in the Universal Periodic Review 3rd Cycle, in the report there are discourses brought by the government, one of the discourses is discourse of violence against Childrens derived from the text commonly referred as discursive violence. Based on constitutive criminology the discourse of violence is established through the control of the ideology and reproduction of discourse, discursive practice, building reality through legal domination and establishing claims. The discourse construction process is analyzed using critical discourse analysis methods. The violent discourse that is built is a violation of human rights and state crimes, using critical criminological thinking the discourse is analyzed as a crime. Such discursive violence is built in a social structure in society so it can be seen as a structural violence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Sri Gayatri
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara gaya kelekatan pada pasangan dan motif berkorban. Penelitian ini juga menguji perbedaan gaya kelekatan terhadap pasangan dan motif berkorban pada kelompok yang tidak mengalami dan mengalami kekerasan dalam berpacaran. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan pengisian kuesioner kepada 211 partisipan yang tidak mengalami kekerasan dan 113 partisipan yang pernah mengalami kekerasan oleh pasangan saat ini dan berumur 18-29 tahun. Gaya kelekatan diukur dengan menggunakan alat ukur The Experiences in Close Relationships - Short Form ECR-S dan motif berkorban menggunakan The Motivations for Caregiving Scale yang telah diadaptasi oleh Impett, Gable dan Peplau 2005 . Hasil menunjukkan pada kelompok tanpa kekerasan, adanya hubungan antara gaya kelekatan cemas dengan motif berkorban approach serta hubungan yang negatif pada kelekatan menghindar dengan motif approach. Pada kelompok yang mengalami kekerasan, terdapat hubungan yang signifikan pada kelekatan cemas dengan kedua motif berkorban, akan tetapi pada kelekatan menghidar tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan terhadap kedua motif berkorban. Penelitian ini juga menemukan adanya perbedaan antara gaya kelekatan orang dewasa dan motif berkorban pada dua kelompok, yang dimana kelompok yang mengalami kekerasan saat berpacaran memiliki nilai yang tinggi pada kedua kelekatan dan motif berkorban.

ABSTRACT<>br>
This study aims to determined the relationship between adult attachment and motives of sacrifice. This Study want to examined difference between adult attachment and motives of sacrifice through individuals that have and have not undergone violence in relationship. This research is a non experimental study and was conducted by questioner to 211 participants that haven rsquo t undergone violence and 113 that have undergone violence in relationship and the age range between 18 29 years old. Adult attachment was measured using The Experiences in Close Relationships Short Form ECR S and The Motivations for Caregiving Scale which has been adapted by Impett, Gable dan Peplau 2005 for measure motives of sacrifice. The results showed there was correlation between attachment anxiety with approach motive and negative correlation between attachment avoidance with approach motives for group who haven rsquo t undergone violence. For group who have undergone violence, there was correlation between adult attachment anxiety and motives of sacrifice, but at attachment avoidance there was not found any correlation with both motives of sacrifice. This study has found differences between adult attachment and motives of sacrifice, in which group that has undergone violence produced a higher mean on both adult attachment and motives of sacrifice than the group that has not undergone violence during relationship. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Rizky Aryanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyelenggaraan pelayanan publik lembaga Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) pada penanganan KDRT di DKI Jakarta. Penelitian ini penting untuk dilakukan mengingat tingginya tingkat kekerasan dalam rumah tangga di provinsi DKI Jakarta dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur. Terdapat tiga langkah teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu reduksi data, penyajian data, serta pengambilan keputusan dan verifikasi. Temuan di lapangan memperlihatkan bahwa pelayanan lembaga sudah sesuai dengan asas-asas pelayanan publik seperti memiliki kemudahan akses melalui jalur online dan offline, kesesuaian pelayanan dengan peraturan prosedur, pelayanan kondisional yang sesuai kebutuhan dan keinginan klien, serta pelayanan yang adil dan tidak mendiskriminasi. Walau begitu masih terdapat beberapa faktor yang menghambat pelayanan, diantaranya: kurangnya sumber daya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana, kurangnya dukungan dari sisi hukum, kondisi klien, kurang diketahuinya keberadaan lembaga, minimnya pelibatan masyarakat, dan pelayanan yang cenderung kuratif daripada preventif.

This study aims to analyze the implementation of public services at the Integrated Service Center for the Empowerment of Women and Children (P2TP2A) in handling domestic violence in DKI Jakarta. This research is important to do considering the high level of domestic violence in DKI Jakarta province compared to other provinces. The method used in this study is using a qualitative approach. The data in this study were obtained through in-depth interviews, observations, and literature studies. There are three steps of data analysis techniques in this study, namely data reduction, data presentation, and decision making and verification. Findings in the field show that the institution's services are in accordance with the principles of public services such as having easy access through online and offline channels, conformity of services with procedural regulations, conditional services according to the needs and desires of clients, as well as fair and non-discriminatory services. However, there are still several factors that hinder services, including: lack of human resources, limited facilities and infrastructure, lack of legal support, client conditions, lack of knowledge of the existence of institutions, lack of community involvement, and services that tend to be curative rather than preventive."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>