Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188772 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyimes Presidiana Wardhani
"ABSTRAK
Pendahuluan: Sebagian besar kematian ibu dapat dicegah jika kelahiran dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Wanita yang tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan menjadi hambatan dalam pemanfaatan layanan persalinan. Seringkali ibu hamil tidak dapat menentukan tempat persalinannya karena keputusan tersebut ditentukan suami, mertua atau anggota keluarga lainnya. Keterlambatan mengambil keputusan pada tingkat keluarga berdampak pada keterlambatan memperoleh pertolongan difasilitas kesehatan.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara partisipasi wanita dalam mengambil keputusan di rumah tangga dengan pemilihan tempat persalinan berdasarkan analisis data Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017.
Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan sumber data berasal dari data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Sampel penelitian ini yaitu wanita usia subur 15-49 tahun yang pernah melahirkan anak terakhir pada tahun 2012-2017 dengan data yang lengkap yakni 14.310 responden. Data dianalisis menggunakan regresi cox dan besar pengaruh dinyatakan dalam bentuk prevalensi rasio dengan confident interval (CI) 95%.
Hasil: Proporsi wanita yang melahirkan pada bukan fasilitas kesehatan sebesar 26,5%, dan sebanyak 30,7% wanita tidak dilibatkan dalam mengambil keputusan di rumah tangga. Setelah mengendalikan variabel tempat tinggal dan status ekonomi. wanita yang tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di rumah tangga memiliki risiko 1,633 (95%CI 1,531-1,741) kali untuk melahirkan di bukan fasilitas kesehatan dibandingkan wanita yang berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di rumah tangga.
Kesimpulan: Wanita yang tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di rumah tangga berhubungan signifikan dengan persalinan di bukan fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan upaya promosi kesehatan mengenai hak-hak reproduksi wanita, kesetaraan gender, serta melakukan kajian mengenai daerah yang masih menyakini persalinan di dukun.

ABSTRACT
Background: Maternal mortality can be prevented by delivering in a health care facility. Women who are not involved in decision making are barriers to using health facilities. Pregnant women often cannot determine the place of delivery because the decision is determined by their husband, parents-in-law or other family members. The delays of decision-making at the family level results in delays in getting help at health facilities.
Objective: To determine the relationship between women's participation in household decision making with the selection of place of delivery based on analysis of the 2017 Indonesian Demographic Health Survey data.
Methods: Designs study was sross-sectional and data was obtained from the Indonesia Demographic Health Survey 2017. Sample was women of childbearing age 15-49 years who had given birth to the last child in 2012-2017 with complete data, total 14,310 respondents. Data were analyzed using Cox regression and the effect was expressed by prevalence ratio (PR) with a 95% confidence interval (CI).
Results: The proportion of women giving birth in non-health facilities was 26.5%, and 30.7% of women were not involved in in household decision making. After controlling residence and economic status, women who did not participate in household decision making had a risk of 1,633 (1,531-1,741) times to give birth in non-health facilities compared to women who participated in household decision making.
Conclusion: Women who did not participate in household decision making were significantly related to deliveries in non-health facilities. Therefore, the government needs to promote women's reproductive, gender equality, and conduct a study of regions that still birth in dukun."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenden Dwi Nuryatin
"Kesehatan ibu merupakan salah satu prioritas dalam dunia kesehatan. Data mengenai AKI di Indonesia menunjukkan terjadinya penurunan dari tahun 1990-2007, akan tetapi terdapat peningkatan pada tahun 2012. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah kematian ibu tertinggi, kota Depok turut menyumbangkan jumlah kematian. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kematian maternal di Kota Depok tahun 2010- 2013. Jenis penelitian ini menggunakan desain studi case series dengan sampel total populasi yaitu 69 ibu yang mengalami kematian maternal yang terealisasi pada data AMP.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 0,04% kematian maternal per jumlah ibu hamil. Paling banyak terjadi pada waktu nifas (68,12%) dan paling banyak disebabkan oleh perdarahan post partum (38%). Paling banyak terjadi pada ibu yang berusia 20-35 tahun yang sebagian besar adalah IRT dan berpendidikan terakhir SMA/sederajat. Sebagian besar suami berprofesi sebagai karyawan swasta. 44,9% terjadi pada ibu dengan gravida 2-3 dengan jarak kelahirannya ≥2 tahun (56,5%) dengan cara persalinan paling banyak adalah seksio sesarea (47,4%). Tempat kematian di RS (85,5%). Tempat persalinan di RS (82,5%), penolong persalinan pertama adalah bidan (64,9%) dan penolong persalinan terakhir adalah SpOG (77,2%). 40,9% ibu ANC di BPS. Paling banyak terjadi keterlambatan fase 1 (37,7%) dan fase 3(30,6%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailatun Nazilah
"Penelitian ini menggunkan Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2012. Bertujuan untuk mengetahui kontribusi faktor ibu, bayi danakses pelayanan kesehatan ANC dan persalinan terhadap kematian neonatal diIndonesia. Desain dalam penelitian ini Crossectional dengan populasinya bayiyang lahir hidup pada tahun 2007 sampai tahun 2012 anak terakhir dari wanitausia subur 15-49 tahun di Indonesia dengan jumlah sampel 12.766. Hubunganditentukan dengan analisis multiple logistic regression. Hasil penelitian kontribusifaktor ibu kurang berisiko 2,6 kali dan faktor ibu buruk berisiko 2,5 kalidibandingkan faktor ibu baik setelah dikontrol oleh tingkat pendidikan, statusekonomi, status pekerjaan dan wilayah tempat tinggal. Kontribusi faktor bayikurang berisiko 1,9 kali dan faktor bayi buruk berisiko 7,8 kali dibandingkanfaktor bayi baik setelah dikontrol oleh tingkat pendidikan, status ekonomi, statuspekerjaan dan wilayah tempat tinggal. Kontribusi akses pelayanan kesehatan ANCdan persalinan kurang berisiko 1,8 kali dibandingkan akses pelayanan kesehatanbaik setelah dikontrol oleh tingkat pendidikan, status ekonomi, status pekerjaandan wilayah tempat tinggal, akses pelayanan kesehatan buruk tidak ada pengaruhterhadap kematian neonatal. Menggerakkan continuum of care untuk calonpengantin, peningkatan program KB, dan peningkatan persalinan di fasilitaskesehatan.

This study uses Data Indonesia Demographic and Health Survey IDHS in 2012.The aims of this study to determine contribution Factors of maternal, infant andhealth care access antenatal care and childbirth of the Neonatal Death inIndonesia. Designs in this study was population Crossectional of infant born alivein 2007 until 2012 the last son of a woman of childbearing age 15 49 years inIndonesia with sample of 12 766. The relationship is determined by multiplelogistic regression analysis. Results of research contributing result less riskmaternal factors were 2.6 times and bad maternal risk factor of 2.5 timescompared to the maternal factors well after being controlled by the level ofeducation, economic status, employment status and region residence. Thecontribution factors babies less risk factor of 1.9 times and bad babies risk factorof 7.8 times compared to well after the baby factor controlled by the level ofeducation, economic status, employment status and region of residence. Thecontribution access to health services ANC and childbirth less risk than 1.8 timesbetter access to health care after being controlled by the level of education,economic status, employment status and region of residence, poor access to healthservices no effect on neonatal deaths. Moving the continuum of care for the bride,the increase in family planning programs, and an increase in childbirth in healthfacilities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enizarti
"Mulai luhun 2006 Departemen Kesehatan mengalokasikan dana dekonsentrasi: Kabupatcn/Kota untuk menunjang program upaya kesehatan masyarakat, yang salah saw diantaranya adalah pelayanan kesehatan ibu. Sebenamya tahun 2004 dan 20055 jugu suduh ada dana APBN namun namanya bukan dckonsemrasi. Sejauh ini belum ada penelitian khusus tentang dampak pengalokasian dana dckonsentrasi tersebut terhadap peningkatan kinerja program kesehatan ibu. Atazr dasar ini pcnulis tertarik untuk mclakukan penelitian sejauhmana kontribusi dana dckonsenlrasi ini membcrikan dampak terhadap peningkatan kincrja program keschatan ibu. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan crosecsional untuk melihat gambaran pembiayaan kesehatan ibu di Kabupaten/Kota sc Jawa Barat tahun 2006~2006, sclain itu dalam pcnclitian ini juga akan dilihat hubungan antara peningkatan besarau anggaran dengan kincrja program kesehatan ibu. Setelah dilakukan penelilian didapalkan hasil sebagai berikul ada Liga macam sumber anggaran keschatan ibu di Kabupaten/Kota yailu APBN, APBD Propinsi dan APBD Kabupatcn/Kota. Kinerja program kcsehatan ibu (cakupan Kl,K4 dan Linakes) antara tahun 2005 dan tahun 2006 bervariasi, Cakupan K1 meningkat di 13 Kabupatcn/Kota dan mcnurun I2 Kabupaten/Kota Untuk cakupan kunjungan lengkap ibu hamil (K4) ada li! Kabupatcn/Kota yang meningkat dan I3 Kabupaten/Kota yang mcnurun. Bcgitupun untuk cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan ada 17 Kabupaten/Kota yang meningkat dan 8 Kabupaten/Kota yang menurun. Pengalokasian dana dekonsentrasi temyata mempengaruhi kebijakan pcngalokasian anggamn untuk kesehatan oleh pemcrintah Kabupaten/Kota, ada upaya untuk...

Since 2006. Ministry of Health (MOH) is allocating deconcentration linance into Regency/City to subsidy public health elTort program. Which one of it is mother health program. So far, there is no specific research concerning those deconcentration finance allocation impact toward performance improvement of mother health program../\ctually since 2004 and 2005 was budgeting APBN, but however deconcentration yet.bjkb. After conducted research obtained result such as; three kind of mother health budgeting source in Regency/City, which are APBN, Province APBD and Regency/City APBD. Perfomiance of mother health program (coverage of Kl, K4 and Linakes) in 2005-2006 was varying, for 2005 K1 coverage or Pregnancies Mother Complete visitation (K4) there are 12 Regency/City increased and I3 Regency/Town decreased, even also give birth coverage by health employees have I7 Regency/T own increased and 8 Rcgcncyf I` own decreased. This research make kuantitative mctode and croscectional design to see budgeting vigure mother health program and that relation with coverage of of Ki, K4 and Linakes. Deconcentration linance allocation actually affecting budgeting allocation for health by government of Regency/T own, there are effort to decrease budgeting allocation for health APBD Regency/Town sourced, proved 17 Regency/T own decreasing budget allocation for health alter deconcentration finance arrived in 2006. Impact of deeoncentration finance allocation toward entire performance improvement of mother health program (coverage of Ki, K4 and Linakes) before giving maximal impact proved fiom program coverage that not increased entirely and from statistic test result proved there is no relation between improvement of mother health budgeting allocation sourced from APBN/Deconcentration with program coverage improvement. In order to make health budgeting more effectively as increasing level of public health and especially mother, it is better direct deconcentration budgeting to Regency/T own that actually has limited APBD."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Duwi Prihatin
"ABSTRAK
Persalinan yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan, terbukti bisa menekan risiko kematian ibu. Persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Lamunti tahun 2017 masih rendah yaitu 16,8%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan dan alasan pemanfaatan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan oleh ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Lamunti Tahun 2017. Metode penelitian menggunakan metode gabungan kuantitatif dan kualitatif. Analisis bivariat menunjukkan tiga faktor yang berhubungan yaitu kepemilikan jaminan kesehatan, pelayanan antenatal dan komplikasi kebidanan. Analisis multivariate menunjukkan dua faktor yang berhubungan yaitu pelayanan antenatal dan komplikasi kebidanan. Faktor komplikasi kebidanan merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemanfaatan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan. Hasil kualitatif ditemukan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mempunyai kartu BPJS, standar pelayanan antenatal di desa kurang dari 10 T, adanya komplikasi kebidanan menjadi alasan ibu melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan. Diperlukan komitmen/kebijakan yang mendukung persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan; pelatihan ANC terintegrasi; pemberdayaan masyarakat (pelaksanaan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, kelas ibu hamil, desa siaga dan PIS-PK).


Childbirth performed in health care facilities has been proven to reduce the risk of maternal death. Childbirth in health care facilities at Lamunti Health Center in 2017 is still low at 16.8%. This study aims to know the determinants and reasons for the use of childbirth in health care facilities by maternity in the working area of Lamunti Health Center 2017. The research method uses quantitative and qualitative combined methods. Bivariate analysis showed three related factors namely health insurance ownership, antenatal care and obstetric complications. Multivariate analysis showed two related factors, namely antenatal care and obstetric complications. Obstetric complications are the most dominant factor associated with the use of childbirth in health care facilities. The qualitative results found that there were still many people who did not yet have a BPJS card, the standard of antenatal care in the village was less than 10 T, the existence of obstetric complications was the reason for the mother giving birth in a health care facility. Commitments / policies are needed to support childbirth in health care facility; integrated ANC training; community empowerment (implementation of childbirth planning programs and prevention of complications; classes of pregnant women; alert villages and PIS-PK).

"
[Depok, Depok, Depok, Depok, Depok]: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Yama Irawan
"Latar belakang: Menurunkan angka kematian ibu menjadi prioritas program kesehatan global, dan merupakan salah satu target dalam United Nation Millennium Development Goals (MDGs), yaitu menurunkan angka kematian ibu hingga 75% pada tahun 2015. Angka kematian ibu di Indonesia tahun 2012 adalah 359/100.000 kelahiran hidup, dan merupakan salah satu negara dengan angka tertinggi di Asia Tenggara dengan Jakarta memiliki jumlah kematian ibu sebanyak 97 jiwa.
Tujuan : Mengidentifikasi karakteristik kematian ibu di RSCM, meliputi karakteristik sosio-demografi, riwayat obstetri dan medis, serta kondisi klinis pasien saat tiba di rumah sakit.
Metode : Penelitian ini merupakan survey untuk mengetahui data deskriptif kematian maternal menggunakan rekam medis selama rentang waktu penelitian. Dilakukan telaah rekam medis 51 kasus kematian ibu yang terjadi selama 2 tahun dari Januari 2013 hingga Desember 2014 di bagian Obstetri dan Ginekologi, RSCM.
Hasil: Dari 51 kasus kematian maternal, diketahui kelompok usia yang dominan adalah 25-34 tahun (58,8%) dengan mayoritas berpendidikan setingkat SMA (70,6%). Tiga puluh dua (62,8%) subjek dengan paritas lebih dari 2 dan tidak ada subjek yang menggunakan metode kontrasepsi IUD atau implan. Sembilan puluh dua persen subjek melakukan ANC, dengan sebagian besar ≥ 4 kali (33 subjek, 64,7%) dan umumnya dilakukan di bidan (41 subjek, 80,4%). Preeklampsia berat merupakan kelainan dalam kehamilan yang paling banyak dijumpai (26 subjek, 65%). Empat puluh tujuh subjek (92,2%) merupakan pasien rujukan, dengan 10 subjek mengalami eklampsia (19,6%) dan 12 subjek dengan perdarahan (23,5%). Preeklampsia adalah penyebab kematian utama.
Kesimpulan: Karakteristik dominan pada kematian maternal di RSCM adalah Ibu dengan preeklampsia, kelompok umur 25-34 tahun, pendidikan setaraf SMA, ANC di bidan, dan jumlah ANC lebih dari 4 kali.

Background: Reducing maternal mortality is a priority in global health programs, and is one of the targets in the United Nations Millennium Development Goals (MDGs), which is to reduce maternal mortality by 75% by 2015. The maternal mortality rate in Indonesia in 2012 was 359 / 100,000 live births , and is one of the countries with the highest rates in Southeast Asia with 97 maternal death in Jakarta as its capital city.
Objective: Identify characteristics of maternal mortality in tertiary hospitals in Jakarta, including socio-demographic characteristics, previous medical and obstetric history, and patient?s clinical condition on arival to the hospital.
Method: This was a survey to identify descriptive data of maternal mortality using medical records during study period. Manual review of 51 medical records was conducted for 2 years from January 2013 to December 2014 in Department of Obstetric & Gynecology, Cipto Mangunkusumo Hospital.
Results: From 51 maternal mortality, 58,8% was 25-34 years old, with most of them had education at a level of senior high school (70,6%). Thirty two subjects (62,8%) with parity more than 2, there was no history of using IUD or implant as contraception methods. Ninety two percents subjects had antenatal care visits, and mostly ≥ 4 times (33 subjects, 64,7%) and visit midwives (41 subjects, 80,4%). Severe preeclamsia was the dominant comorbid during pregnancy (26 subjects, 65%). Forty seven subjects (92,2%) are referral patients, ten subjects (19,6%) had eclampsia and 12 subjects (23,5%) had hemorrhage. Most of death occured as a result of severe preeclampsia (26 subjects, 50,98%).
Conclusion: Maternal mortality characteristics were identified. Severe preeclamsia was the dominant comorbid during pregnancy, with 25-34 years old group, high school education background, had at least 4 times antenatal care and visit midwife for antenatal care.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Washington: Institute of Medicine, 1973
362.198 INF
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Netty Ruba'Balik
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26495
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Novita
"Tesis ini membahas tentang perilaku pemilihan tempat persalinan oleh ibu bersalin di wilayah Puskesmas Liwa Kabupaten Lampung Barat tahun 2012. Di wilayah Puskesmas Liwa tahun 2012, pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan sudah tersedia, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sudah tinggi namun masih sedikit persalinan yang dilakukan di fasilitas kesehatan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yang menggunakan pendekatan kasus kontrol/case control.
Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa ibu bersalin yang tidak memiliki perencanaan dalam persalinannya mempunyai OR 11,954 (95% CI:4,367-32,654) terhadap pemilihan fasilitas non kesehatan sebagai tempat persalinan. Penelitian ini juga menyarankan untuk meningkatkan peran lingkungan keluarga, masyarakat dan petugas dalam mendukung pemilihan fasilitas kesehatan sebagai tempat persalinan dengan mengembangkan program desa siaga dan P4k.

This thesis discusses the selection of behavior by maternal childbirth area in the Puskesmas West Lampung Regency at year 2012. Health services and health facilities already available, childbirth by health workers is high but in fact, childbirth at health facilities are still few. This research is quantitative research by using case control approach.
From logistic regression analysis results indicate that maternal that had no childbirth plan will have OR 11,954 (95%CI:4,367- 32,654) for the selection of non health facilities as a childbirth. The study also suggested to increase the role of the family, the community and health workers in support of the selection of health facilities as a childbirth with DESA SIAGA and P4k program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anhari Achadi
"Kematian ibu tidak hanya menjadi masalah kesehatan masyarakat, tetapi juga menjadi masalah sosial karena akan berpengaruh besar terhadap keluarga, terutama anak- anak. Di negara maju dengan status sosial ekonomi yang tinggi kematian ibu telah turun mencapai tingkat minimal kurang dari 10 per 100.000 kelahiran hidup. Hal tersebut belum terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Di samping pertumbuhan ekonominya yang terus membaik, kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi, bahkan di antara sesama negara Asia Tenggara. Berdasarkan data SDKI, telah terjadi penurunan angka kematian ibu, tetapi dengan penurunan seperti sekarang target Pembangunan Milenium tidak akan tercapai. Dari aspek demand, supply, maupun kebijakan, penurunan kematian ibu masih mengalami berbagai hambatan. Untuk mempercepat penurunan kematian ibu perlu dikembangkan kebijakan yang dapat mengatasi hambatan utama berupa kelangkaan petugas pelayanan kesehatan yang terampil, infrastuktur pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kualitas pelayanan yang sub-standar, dan keengganan para ibu untuk menggunakan fasilitas pelayanan kebidanan karena biaya yang sangat tinggi dan pelayanan yang masih buruk atau karena masih lebih menyukai pelayanan dukun dengan berbagai alasan lingkungan yang spesifik. Dalam mempercepat penurunan kematian ibu, kebijakan dan manajemen di tingkat kabupaten berperan sangat menentukan."
Depok: Fakultas Ilmu kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
613 KESMAS 4:4 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>