Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3877 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heriawan
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, 2017
362.198 97 HER k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Gunarto
"Tujuan : Mengetahui apakah Iatihan Four Square Step dapat meningkatkan keseimbangan pada lansia.
Desain : Study Kasus - Kontrol
Subjek : Tiga puluh orang lansia dibagi secara acak dalam dua kelompok Irtervensi :Kelompok kasus yang mendapat latihan Sit and Rise + Four Square Step serta kelompok kontrol yang mendapat latihan Sit and Rise. Parameter yang diukur keseirnbangan menggunakan alat ukur keseimbanngan FICSIT-4.
Tempat : Penelitian dilaksanakan di Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RS Hasan Sadikin Bandung 2005.
Hasil : Dengan uji Friedman untuk kelompok berpasangan didapat perbedaan bermakna terhadap peningkatan nilai keseimbangan pada lansia dengan menggunakan alas ukur FICSIT-4.
Kesimpulan : Lansia yang diberikan latihan Four Square Step mempunyai nilai FICSIT-4 lebih baik secara signifikans dibanding sebelum latihan.

Objective : To determine if Four Square Step can increased geriatric balance
Design : Case control study
Subject : 30 geriatric persons divided into 2 group randomly.
Intervention : First group were given sit and rise exercise plus Four Square Step exercise. Control group were given sit and rise exercise only. Balance in both group was measured with (FICSIT- 4).
Setting : At Department of Physical Medicine and Rehabilitation, Perjan dr.Hasan Sadikin Hospital Bandung.
Result : There was a significant difference in the increase of balance between the intervention and control group.
Conclution : Geriatric persons who are given Four Square Step Exercise , have a better increase of the FICSIT-4 point.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffany
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui nilai titik potong tes SPPB sebagai tes performa fisik dalam mendiagnosa sarkopenia pada pasien lanjut usia di rawat jalan. Selain itu juga untuk mengetahui nilai sensitivitas dan spesifisitas tes SPPB berdasarkan kecepatan jalan 6 meter untuk estimasi performa fisik sebagai komponen sarkopenia. Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada pasien lanjut usia rawat jalan di RSUPN Ciptomangunkusumo. Pada penelitian ini didapatkan 100 subjek yang diminta melakukan uji SPPB, uji kecepatan jalan 6 meter, uji penilaian massa otot dengan BIA (Bio Impedance Analysis), dan penilaian kekuatan otot dengan menggunakan handgrip dynamometer. Dari hasil penilaian didapatkan nilai titik potong 7 untuk populasi total dan populasi perempuan. Sedangkan untuk populasi laki laki didapatakan nilai 8. Setelah didapatkan titik potong baru, dilakukan uji diagnostik antara nilai SPPB titik potong baru dengan status performa fisik menurun berdasarkan kecepatan jalan 6 meter. Dari penilaian didapatkan sensitivitas 81.5% dan spesifisitas 73.7% untuk populasi total. Pada populasi perempuan didapatkan sensitivitas 81.4% dan spesifisitas 66.7%. Sedangkan untuk populasi laki laki menggunakan titik potong 8 didapatkan sensitivitas 81.8% dan spesifisitas 71.4%. Kesimpulan penelitian ini adalah SPPB dengan nilai titik potong 7 untuk populasi perempuan dan 8 untuk populasi laki laki baik dipakai sebagai alat uji untuk screening dan diagnostik performa fisik sebagai komponen sarkopenia rawat jalan.

This thesis aims to determine the cut-off point of the SPPB test as a physical performance test in diagnosing sarcopenia in elderly patients on an outpatient basis. In addition, to determine the sensitivity and specificity of the SPPB test based on a walking speed of 6 meters to estimate physical performance as a component of sarcopenia. This study is a cross-sectional study of elderly outpatients at Ciptomangunkusumo General Hospital. In this study, 100 subjects were asked to perform the SPPB test, 6 meter walking speed test, muscle mass assessment test using BIA (Bio Impedance Analysis), and muscle strength assessment using a handgrip dynamometer. From the results of the assessment, it was found that the cut-off point was 7 for the total population and the female population. As for the male population, a score of cut oof point is 8. After obtaining a new cut-off point, a diagnostic test was conducted between the SPPB value of the new cut-off point and the decreased physical performance status based on a 6-metre walking speed. From the assessment, sensitivity was 81.5% and specificity was 73.7% for the total population. In the female population, sensitivity was 81.4% and specificity was 66.7%. Meanwhile, for the male population using the 8 cut-off point, the sensitivity was 81.8% and the specificity was 71.4%.The conclusion of this study is that the SPPB with a cutoff value of 7 for the female population and 8 for the male population can be used as a test tool for screening and diagnostic of physical performance as a component of outpatient sarcopenia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kartika Sari
"ABSTRAK
Depresi adalah penyakit yang seringkali tidak terdeteksi namun secara nyata menurunkan kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Mulia 01 dan 03 Jakarta Timur. Desain penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan menggunakan teknik random sampling pada 143 responden lansia. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Geriatric Depression Scale (GDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40,6 % lansia menderita depresi, terdiri dari lansia dengan depresi ringan 25,9% dan yang depresi berat ada 14,7%. Hasil penelitian menyarankan agar pihak panti memberikan bekal ilmu dan pelatihan kepada para petugas di panti untuk menangani lansia depresi.

ABSTRACT
Depression is a disease that is often not detected but significantly decreased quality of life for the elderly. The purpose of this study was describing the level of depression in the elderly in Panti Sosial Tresna Wredha Budi Mulia 01 and 03 East Jakarta. This is a descriptive research design using simple random sampling technique in 143 elderly respondents. Research instrument used was the Geriatric Depression Scale (GDS). The results showed that 40.6% elderly suffering from depression, consisting of elderly people with minor depression 25.9% and 14.7% have major depression. The results suggest that the institution provides knowledge and training provision for officials dealing with the depressed elderly in institution of elderly."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43105
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Subekti
"ABSTRAK
Perpindahan usia lanjut ke panti werda merupakan masa transisi pengalaman
hidup, dimana pertimbangan penempatannya adalah karena alasan
terbatasnya sumber pendukung dari keluarga dan ketergantungan fisik.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang arti dan makna
dari pengalaman tiga bulan pertama usia laujut tinggal di panti werda,
Penelitian ini menggunakan metode riset kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi deskriptif terhadap tujuh orang partisipan di panti werda Griya
Asih Lawang. Metode pengumpulan data adalah wawancara secara mendalam
dan menggunakan catatan lapangan, serta menggunakan metode analisis data
studi Fenomenologi Colaizzi (1978). Hasil penelitian: peneliti dapat
mengidentifikasi sembilan tema yaitu 2 alasan tinggal di panti werda, perasaan
tinggal di panti werda, masalah yang dirasakan di panti werda, perubahan
sejak tinggal di panti werda, makna terhadap diri sendiri dan makna terhadap
keluarga, sumber dukungan, bentuk dukungan dan harapan terhadap hasil
pelayanan. Kesimpulan : arti dan makna pengalaman tiga bulan pertama usia
lanjut tinggal di panti werda yang digambarkan dalam tema-tema yang
muncul, harus dipahami secara mendalam dan dimaknai secara utuh dan
sebagai dasar untuk memberikan pelayanan yang lebih baik pada usia lanjut di
panti werda. Hasil penelitian ini mempakan isu penting yang dapat
teridentifikasi dan menjadi masukan bagi perawat, petugas panti, pengelola
panri untuk melaksanakan program orientasi, tindakan pencegahan primer
dan sekunder yang tepat untuk mengurangi dampak merugikan dari masa
transisi perpindahan usia lanjut ke panti werda. Perlu mengembangkan hasil
penelitian ini agar berguna untuk mengembangkan model asuhan keperawatan
komunitas pada agregat usia lanjut khususnya di area panti werda."
2007
T22881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Asylia Dinakrisma
"Latar Belakang: Delirium pasca operasi merupakan salah satu komplikasi yang paling sering terjadi dan berdampak pada banyak luaran buruk. Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G) dan stratifikasi risiko perioperatif pasien geriatri diperlukan sebagai strategi awal pencegahan serta model prediktor prognosis yang efisien dan aplikatif.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui angka kejadian delirium pasca operasi dan mengembangkan model prediksi delirium pasca operasi elektif mayor non kardiak pada pasien lanjut usia berdasarkan faktor prediktor.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kohort retrospektif menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien lanjut usia rawat inap yang menjalani pembedahan mayor elektif non kardiak di RS Cipto Mangunkusumo periode Januari 2020-Juni 2023.
Hasil: Didapatkan 370 subjek memenuhi kriteria dan dilakukan analisis. Kejadian delirium pasca operasi pada penelitian ini adalah 6,8% (IK 95%, 4,4%-9,8%). Faktor prediktor yang dianalisis yakni usia (HR=3,43; IK95% 1,544-7,635), status kognitif (HR=2,74; IK95% 1,156-6,492), dan status nutrisi (HR=3,35; IK95% 1,459-7,679). Model prediksi komplikasi delirium pasca operasi memiliki kalibrasi yang baik (p>0,05) dan performa skor sedang untuk memprediksi kejadian delirium pasien geriatri [AUC 0,750 (p<0,001; IK 95% 0,640-0,860)].
Simpulan: Usia, status kognitif, dan status nutrisi merupakan prediktor kuat delirium pasca operasi pada pasien lanjut usia yang menjalani pembedahan elektif mayor non kardiak.

Background : Postoperative delirium is one the most common complications and will impact many adverse outcomes. Comprehensive Geriatric Assessment (CGA) and perioperative risk stratification of geriatric patients are needed as an initial prevention strategy as well as an efficient and applicable prognosis predictor model.
Objective: This study aims to determine the incidence of post-operative delirium and develop a prediction model for delirium in elderly patients after major non-cardiac elective surgery based on predictor factors.
Methods: This research is a retrospective cohort study using secondary data from medical records of elderly inpatients who underwent major elective non-cardiac surgery at Cipto Mangunkusumo Hospital between January 2020-March 2023.
Result: Total of 370 subjects that met the criteria were analyzed. The incidence of post-operative delirium was 6.8% ( 95% CI, 4,4% - 9,8%). The predictor factors analyzed were age (HR=3.43; 95%CI 1.544-7.635), cognitive status (HR=2.74; 95%CI 1.156-6.492), and nutritional status (HR=3.35; 95%CI 1.459- 7,679). The postoperative delirium complication prediction model had good calibration (p>0.05) and moderate score performance for predicting the incidence of delirium in geriatric patients [AUC 0.750 (p<0.001; 95%CI 0.640-0.860)].
Conclusion: Age, cognitive status, and nutritional status are strong predictors of postoperative delirium in elderly patients undergoing major non-cardiac elective surgery.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Boston: McGraw-Hill, 2004
618.97 CUR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mely Mudjahidah
"Persentase penduduk usia lanjut di Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat dalam lima dekade terakhir. Pasien usia lanjut yang akan menjalani pembedahan mempunyai risiko mengalami komplikasi pascabedah. Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G) dan klasifikasi ASA dapat digunakan untuk mengevaluasi kesehatan pasien geriatri. Program prehabilitasi yang direkomendasikan oleh berbagai guideline perioperatif untuk memperbaiki kesehatan fisik dan status fungsional preoperatif dapat meningkatkan pemulihan pascabedah dan luaran klinis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komponen P3G, status ASA dan prehabilitasi preoperatif terhadap komplikasi pascabedah 30 hari pasien usia lanjut yang menjalani pembedahan artroplasti panggul dan lutut elektif dan untuk mengembangkan model prediksi komplikasi pascabedah 30 hari berdasarkan faktor prediktor tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kohort retrospektif yang menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien usia lanjut yang menjalani pembedahan artroplasti panggul dan lutut elektif di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode Januari 2017 – Oktober 2022. Performa pengembangan model prediksi komplikasi pascabedah 30 hari dilakukan dengan menentukan nilai kalibrasi (uji Hosmer-Lemeshow) dan diskriminasi (Area Under the Curve [AUC]). Didapatkan 144 pasien yang telah memenuhi kriteria dan dapat dianalisis. Angka komplikasi pascabedah 30 hari sebesar 29,2%. Faktor yang dianalisis sebagai prediktor komplikasi di antaranya status depresi (HR=5,11; IK95% 2,549-10,244), status frailty (HR=2,44; IK95% 1,329-4,473), komorbiditas (HR=1,53; IK95% 0,786-2,982) serta prehabilitasi preoperatif (HR=1,77; IK95% 0,906-3,459). Model prediksi komplikasi pascabedah 30 hari memiliki kualitas kalibrasi dan diskriminasi yang baik dan cukup kuat [AUC 0,690 (p<0,001; IK 95% 0,586-0,794)]. Status depresi, status frailty, komorbiditas dan prehabilitasi preoperatif berhubungan dengan komplikasi pascabedah 30 hari  pada pasien usia lanjut yang menjalani pembedahan artroplasti panggul dan lutut elektif. Model prediksi komplikasi pascabedah 30 hari memiliki kualitas kalibrasi dan diskriminasi yang baik dan cukup kuat.

The percentage of the geriatric population in Indonesia has roughly doubled in the last five decades. Elderly patients who will undergo surgery are at risk of experiencing postoperative complications. The Comprehensive Geriatric Assessment (CGA) and ASA Classification can be used to evaluate the health of geriatric patients. Prehabilitation programs that various preoperative guidelines suggest to improve physical health and preoperative functional status may increase the rate of postoperative recovery and clinical outcomes. This study aims at determining the relationship between the CGA components, ASA status, and preoperative prehabilitation on complications within 30 days after the surgery in elderly patients undergoing elective hip and knee arthroplasty, as well as developing a prediction model for 30-day postoperative complications. This research is a retrospective cohort study using secondary data from medical records and interviews with elderly patients who underwent elective hip and knee arthroplasty at Cipto Mangunkusumo Hospital between January 2017 and October 2022. The performance of the 30-day postoperative complication predictor model was measured by determining the calibration (Hosmer-Lemeshow test) and discrimination (Area Under the Curve [AUCC]) value. 144 patients who met the criteria were analyzed. The 30-day postoperative complication rate was 29.9%. The factors analyzed as complication predictors including depression status (HR=5.11; 95%CI 2.549-10.244), frailty status (HR=2.44; 95%CI 1.329-4.473), comorbidity (HR=1.53; 95%CI 0.786-2.982) and preoperative prehabilitation (HR=1.77; 95%CI 0.906-3.459). The 30-day postoperative complication prediction model has good and strong enough calibration and discrimination qualities [AUC 0.690 (p<0.001; 95% CI 0.586-0.794)]. Depressive status, frailty status, comorbidity, and preoperative prehabilitation were significantly associated with 30-day postoperative complications in elderly patients undergoing elective hip and knee arthroplasty surgery. The 30-day postoperative complication prediction model has good and strong enough calibration and discrimination qualities."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Avi Rahmadiah
"Populasi lanjut usia lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit sehingga mendapatkan terapi obat yang beragam. Hal tersebut memperbesar timbulnya kejadian interaksi obat pada lanjut usia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis interaksi obat yang diresepkan pada pasien lanjut usia di Puskesmas Beji Kota Depok. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian potong lintang cross sectional . Data yang digunakan adalah resep pasien lanjut usia dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif pada bulan Juli hingga Desember 2016. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode systematic stratified random sampling.
Hasil analisis dari 353 lembar resep diperoleh bahwa terdapat 85 lembar resep 24,08 yang memiliki interaksi obat. Kasus interaksi obat yang terjadi sebesar 93 kasus dari total lembar resep yang diambil. Jenis obat yang paling sering diresepkan adalah amlodipin 18,02 dengan hipertensi sebagai penyakit yang paling banyak didertita oleh pasien lanjut usia di Puskesmas Beji Kota Depok, yaitu sebesar 55,08. Interaksi yang paling sering terjadi adalah kombinasi natrium diklofenak dengan deksametason, yaitu sebesar 35,56. Tingkat keparahan terbanyak adalah mayor sebesar 72,04. Prevalensi kejadian interaksi obat pada pasien lanjut usia di Puskesmas Beji sebesar 24,08.

The elderly population more susceptible to various diseases so that geriatric patients require various drug therapy. Due to various drug therapy geriatric patients tend to have a greater chance of drug interaction. The purpose of this research is to analyze drug interactions in geriatric patients at Beji Primary Health Care Depok. The study design was cross sectional and descriptive. The data used was secondary data obained from geriatric patient prescription with a retrospective method in the period July December 2016. Sampling technique using systematic stratified random sampling.
The result of analysis, 85 24,08 out of 353 prescriptions experience drug interaction. Drug interactions result was 93 events out of 353 prescription. The most frequently prescribed drug type is amlodipine 18,02 with hypertension 55,08 as the most common disease in geriatric patient at Beji Primary Health Care Depok. The most frequent interaction is a combination of diclofenac sodium with dexamethasone 35.56 . The most severity that occurs frequently is major 72,04 . The prevalence of drug interaction occurence in geriatric patient at Beji Primary Health Care Depok is 24,08.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S67989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>