Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141076 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutabarat, Joice Polanida
"Acute Lung Oedema (ALO) merupakan kondisi dimana terjadi penumpukan cairan abnormal di kantong alveolus dan ruang interstisial di sekitar alveolus yang terjadi akibat peningkatan tekanan hidrostatik kapiler paru atau peningkatan permeabilitas kapiler paru yang dapat menyebabkan gangguan pertukaran gas. Tujuan penulisan ini adalah menganalisis asuhan keperawatan pada pasien Acute Lung Oedema dengan intervensi yang diberikan adalah Deep Breathing Exercise (DBE). Hasil studi menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan keperawatan secara reguler dan kontinyu 6 kali sehari selama 30 menit, kriteria hasil yang didapatkan frekuensi napas 20x/menit, suara napas vesikuler, tidak ada keluhan sesak nafas, saturasi oksigen 99% serta pasien mampu melakukan Deep Breathing Exercise dengan benar. Penulisan ini merekomendasikan Deep Breathing Exercise dilakukan pada pasien dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas untuk meningkatkan fungsi ventilasi.

Acute Lung Edema (ALO) is a condition where there is a buildup of fluid in the alveolar pouch and the interstitial space around the alveoli which occurs due to an increase in pulmonary capillary hydrostatic pressure or an increase in pulmonary capillary permeability which can cause impaired gas exchange. The aim of the analysis is nursing care in patients with acute lung edema with the intervention given is Deep Breathing Exercise (DBE). The results of the study showed that after regular and continuous actions 6 times a day for 30 minutes, the criteria for the results obtained were respiratory rate 20x/minute, lung sounds vesicular, no complaints shortness of breath, oxygen saturation 99%  and the patient was able to perform Deep Breathing Exercises with correctly.This study recommends that a Deep Breathing Exercise be performed in patients with ineffective airway clearance to improve ventilation function."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Citro
"Ansietas merupakan salah satu masalah psikososial yang muncul pada pasien COVID-19 yang menjalani perawatan isolasi di rumah sakit. Ansietas muncul dikarenakan adanya paparan dari lingkungan kondisi rumah sakit yang sedang overcapacity dan terjadinya stagnasi pasien. Keadaan ini menyebabkan pasien-pasien yang dalam kesadaran sadar penuh bergabung dengan dengan pasien-pasien yang dalam keadaan kritis bahkan yang meninggal dunia. Situasi seperti ini dialami oleh pasien dalam masa perawatannya di rumah sakit ditambah lagi dengan tanpa didampingi keluarga atau care giver. Masalah psikososial: ansietas belum mendapatkan perhatian yang sama oleh perawat dibandingkan dengan masalah fisik dalam rangka memberikan pelayanan keperawatan secara holistik. Karya Ilmiah akhir Ners (KIAN) ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis penerapan intervensi teknik distraksi, kegiatan spiritual, tarik nafas dalam, dan pendekatan komunikasi terapeutik pada pasien COVID-19 dengan masalah keperawatan psikososial: ansietas di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Asuhan keperawatan yang diberikan didasarkan pada kondisi kebutuhan pasien, termasuk pada kondisi kegawatdaruratan yang mengancam nyawa saat di IGD maupun saat perawatan di ruangan rawat inap. Pengukuran ansietas menggunakan observasi tanda dan gejala yang muncul serta menggunakan instrumen Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) yang menunjukan penurunan skor 11 menjadi 5. Sebagai kesimpulannya, hasil analisis yang didapatkan bahwa kegiatan spiritual dan latihan tarik nafas dalam pada pasien COVID-19 baru dapat diimplementasikan pada saat pasien berada dalam tingkatan ansietas sedang. Sedangkan pada saat pasien dalam tingkat panik maka yang diutamakan adalah pendekatan komunikasi terapeutik, pemenuhan kebutuhan dasar pasien, dan teknik distraksi.

Anxiety is one of the psychosocial problems that arise in COVID-19 patients undergoing isolation treatment in hospitals. Anxiety arises due to exposure to an overcrowded hospital environment and patient stagnation. This situation causes patients who are fully conscious to join with patients who are in critical condition and even those who have died. Situations like this are experienced by patients during their treatment at the hospital plus without being accompanied by family or caregivers. Psychosocial problems: anxiety has not received the same attention by nurses compared to physical problems in order to provide holistic nursing services. This final scientific work by Ners (KIAN) aims to describe the results of the analysis of the application of distraction techniques interventions, spiritual activities, deep breathing, and therapeutic communication approaches in COVID-19 patients with psychosocial nursing problems: anxiety at the Universitas Indonesia Hospital. The nursing care provided is based on the condition of the patient's needs, including life-threatening emergency conditions while in the ER or during treatment in an inpatient room. Measurement of anxiety using the observation of signs and symptoms that appear and using the Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) instrument which shows a decrease in the score from 11 to 5. In conclusion, the results of the analysis show that spiritual activities and deep breathing exercises in COVID-19 patients can only be implemented when the patient is at a moderate level of anxiety. Meanwhile, when the patient is in a panic level, the priority is the therapeutic communication approach, meeting the patient's basic needs, and distraction techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yayang Bayu Tria Arisandi
"Nyeri pasca Open Reduction Internal Fictation (ORIF) atau bedah terbuka selalu menjadi masalah bagi pasien fraktur. Karya Ilmiah Akhir Ners ini menyajikan hasil analisis asuhan keperawatan pada pasien laki-laki yang mengalami fraktur multiple pasca kecelakan lalu lintas yang kemudian dilakukan ORIF fasialis. Metode yang digunakan adalah studi kasus dan penerapan EBN yaitu intervensi napas dalam untuk mengurangi nyeri akut yang dilakukan selama lima hari perawatan pasca bedah. Skala nyeri pasien pada awal pasca tindakan ORIF berada pada rentang moderat hingga berat. Sedangkan skala nyeri saat hari ke lima pasca bedah dan pemberian intervensi napas dalam, mengalami penurunan di rentang ringan hingga sedang/moderat. Satu hal yang menjadi masalah saat melakukan intervensi napas dalam pada pasien pasca ORIF fasialis adalah kesulitan pasien dalam mengeluarkan napas dengan mencucu. Adapun intervensi lain yang direkomendasikan berdasar pada kajian praktik berbasis bukti meliputi penerapan intervensi metode Guided Imagery pada pasien pasca ORIF untuk menurunkan tingkat nyeri. Penggabungan penerapan teknik relaksasi napas dalam dengan metode Guided Imagery dan terapi farmakologi diharapkan dapat diaplikasikan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, khusus nya pada pasien yang mengalami nyeri akut pasca ORIF


Pain after Open Reduction Internal Fictation (ORIF) or open surgery is always a problem for fracture patients. This Paper presents the results of the analysis of nursing care in a male patient who has multiple fractures after a traffic accident, which is then performed a facial ORIF. The method used was a case study and the application of EBN, namely deep breath intervention to reduce acute pain during five days of postoperative care. The patients pain scale at the start of the post-ORIF treatment ranged from moderate to severe. Meanwhile, the pain scale on the fifth day after surgery and giving deep breath intervention, decreased in the mild to moderate range. One thing that becomes a problem when doing deep breath interventions in patients after facial ORIF is the difficulty of the patient in exhaling with clenching. Other interventions recommended based on evidence-based practice studies include the application of the Guided Imagery method intervention in post-ORIF patients to reduce pain levels. Combining the application of deep breath relaxation techniques with the Guided Imagery method and pharmacological therapy is expected to be applied by nurses in providing nursing care, especially for patients experiencing acute pain after ORIF procedure

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rahma Hidayat
"ABSTRAK
Proses penuaan dan masalah kesehatan perkotaan dapat menyebabkan penurunan fungsi kardiovaskuler pada lansia. Hipertensi merupakan salah satu contohnya. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah risiko kerusakan fungsi kardiovaskuler diakibatkan hipertensi melalui teknik relaksasi: slow deep breathing di Panti Sosial Trena Werdha Budi Mulia 1 Cipayung. Intervensi slow deep breathing dilakukan selama 10 menit dengan diiringi musik serta dilaksanakan selama 4 minggu. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa tekanan darah klien kelolaan dan resume mengalami penurunan. Pemberi pelayanan di panti dapat menerapkan intervensi slow deep breathing sebagai upaya dalam mengatasi hipertensi.
ABSTRACT
The aging process and urban problems can lead to decreased cardiovascular function. Hypertension is an example. This paper aims to analyze the nursing care of older people with risk of damage cardiovascular function caused by hypertension through slow deep breathing. Slow deep breathing performed for 10 minutes with accompanied by music and held 4 weeks. This paper shows that there is a decrease blood pressure of the three clients. The Nurse in nursing home can replace intervention of slow deep breathing as an effort to overcome hypertension."
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarwoto
"Slow deep breathing (SDB) merupakan teknik pernapasan dengan frekuensi bernapas kurang dari 10 kali permenit dan fase inhalasi yang panjang. Latihan slow deep breathing dapat meningkatkan suplai oksigen ke otak dan dapat menurunkan metabolisme otak sehingga kebutuhan oksigen otak menurun. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan SDB terhadap nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen pre post test dengan kelompok kontrol terhadap 21 responden kelompok intervensi dan 21 responden kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan tindakan SDB pada hari pertama 3 kali dan pada hari kedua 1 kali masing-masing selama 15 menit.
Hasil penelitian diperoleh ada perbedaan yang bermakna rerata intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan latihan SDB (p=0,000, α = 0,05. Terdapat hubungan jenis kelamin dengan intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan (p= 0,046), tetapi tidak ada hubungan antara usia dan suku responden terhadap intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan (berturut-turut p= 0,079 dan p=0,834; α = 0,05). Rekomendasi hasil penelitian ini adalah SDB dapat diterapkan sebagai intervensi keperawatan dengan nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan.

Slow deep breathing (SDB) is a breathing technique with breathing frequency of less than 10 times per minute and a long phase of inhalation. Slow Deep Breathing exercises relaxation can increase the supply of oxygen to the brain and may decrease the metabolism of the brain so the brain needs of oxygen will decrease. The purpose of this study to determine the effect of SDB relaxation of headache in patients with acute mild head injury. The study design was quasiexperimental pre-post test with a control group of 21 respondents intervention group and control group. The intervention group is given SDB intervention on the first day 3 times and on the second day of rehearsals SDB 1 each for 15 minutes.
The results obtained there are significant differences in mean intensity of headache pain in patients with acute mild head injury between the intervention group and control group after exercise SDB (p= 0.000; α = 0.05). There is a relationship of sex with pain intensity in patients with acute head injury lightheadedness (p= 0.046), but there was no association between respondent?s age and ras with the intensity of acute headache in patients with mild head injury (perspectively p = 0,079 and p=0,834; α = 0,05). Recommendation of this study is SDB can be applied as a nursing intervention with acute headache in patients with mild head injury.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Mutiara Rizka
"ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang mayoritas terjadi di perkotaan. Salah satu intervensi keperawatan adalah terapi relaksasi yaitu latihan napas dalam. Latihan napas dalam pada beberapa penelitan berpengaruh baik dalam menurunkan tekanan darah klien dengan hipertensi ataupun prahipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terkait penerapan teknik latihan napas dalam sebagai usaha untuk membantu menurunkan tekanan darah pada keluarga ibu I, terutama Ibu I dengan masalah stres berlebihan. Latihan napas dalam dilakukan selama dua puluh menit dengan empat teknik pernapasan yaitu pernapasan perut, pernapasan dada, pernapasan klavikula, dan pernapasan nostril yang masing-masing pernapasan dilakukan selama lima menit. Hasil intervensi latihan napas dalam yang telah dilakukan menurunkan tekanan darah klien dengan rata-rata 5,9 mmHg. Hasil tersebut membuktikan bahwa latihan napas dalam dapat diterapkan dalam aktivitas sehari-hari klien dengan hipertensi. Saran yang dapat diberikan adalah latihan napas perlu dilakukan pada klien dengan hipertensi guna mengurangsi risiko hipertensi dan menurunkan tekanan darah klien.

ABSTRACT
Hypertension is one of the majority health problems in urban areas. One of nursing intervention is relaxation therapy that is deep breathing exercise. Deep breathing exercises in several studies have a good effect to decrease the blood pressure clients with hypertension or prehypertension. This study aims to provide an overview related to the application of deep breathing exercise techniques as an intervention to reduce blood pressure in the family with excessive stress overload. Deep breathing exercises are carried out for twenty minutes with four breathing techniques those are abdominal breathing, chest breathing, clavicle breathing, and nostril breathing, each of which is carried out for five minutes. The results of the deep breathing exercise intervention that was carried out can reduce the blood pressure by an average of 5.9 mmHg. These results prove that deep breathing exercises can be applied in the daily activities of clients with hypertension. It is suggested that deep breathing therapy need to be done on clients with hypertension and reduce the clients blood pressure.
"
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Gede Intan Saraswati
"ABSTRAK
Pengaruh Deep Breathing Exercise terhadap Kualitas Tidur Pasien Gagal Jantung Gangguan tidur merupakan salah satu gejala pada pasien gagal jantung. Tidur yang buruk berimplikasi negatif pada kesehatan psikologis, fisiologis, kualitas hidup, pasien gagal jantung. Deep breathing exercise menjadi intervensi keperawatan yang dapat memperbaiki kualitas tidur. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh deep breathing exercise terhadap kualitas tidur pasien gagal jantung. Rancangan penelitian menggunakan quasy experiment pre-post with control group. Besar sampel sebanyak 34 subjek sebagai kelompok kontrol dan perlakuan. Terdapat perubahan yang signifikan pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah intervensi p=0,001 , dan tidak ada perubahan yang signifikan antara kelompok kontrol dan perlakuan setelah intervensi. Walaupun demikian terjadi perubahan nilai kualitas tidur yang lebih baik pada kelompok intervensi, sehingga teknik deep breathing exercise ini dapat diberikan pada pasien gagal jantung. Kata kunci: deep breathing exercise, gagal jantung, kualitas tidur.

ABSTRACT
The Effect of Deep Breathing Exercise for Sleep Quality in Heart Failure Patient THE EFFECT OF DEEP BREATHING EXERCISE FOR SLEEP QUALITY IN HEART FAILURE PATIENT Sleep disorder is one of the symptom among heart failure patients. The Poor sleep quality has negative impact for the psychological, physiological, quality of life in heart failure patients. Deep breathing exercise is a nursing intervention to improve sleep quality. This study aim to identify the effect of deep breathing exercise among heart failure patients. This study used quasy experiment pre post test with control group design. This study recruited 34 subjects as control and treatment group. The result of the study showed that quality of sleep was improved significantly after deep breathing exercise was implemented in treatment group p 0,001 , but there was no significant difference between control and treatment group after deep breathing exercise. However deep breathing exercise is recommended as nursing intervention to improve the quality of sleep among heart failure patient because the change of sleep quality in treatment group is better than control group Keywords deep breathing exercise, heart failure, quality of sleep"
2017
T47167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riski Ari Fitriyani
"Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui paparan udara dan mayoritas menyerang paru-paru. Keluhan utama yang kadang muncul pada pasien dengan TB paru di antaranya adalah dispnea. Dispnea merupakan keluhan subjektif berupa kesulitan dalam bernapas yang seringkali diabaikan petugas kesehatan namun dapat berdampak pada morbiditas dan mortalitas. Standar penanganan dispnea di rumah sakit hingga saat ini belum ditetapkan. Manajemen dispnea yang tersedia dapat diterapkan pada pasien namun hasilnya bervariasi dan belum dapat dibuktikan bahwa manajemen standar merupakan langkah yang memberikan manfaat terbaik. ACBT dapat ditambahkan sebagai penanganan dispnea secara nonfarmakologis. Latihan ACBT diterapkan pada pasien TB paru selama 15 sampai dengan 20 menit selama lima hari berturut-turut dengan tujuan untuk menurunkan keluhan dispnea dan mengeluarkan sputum dari jalan napas. Kriteria keberhasilan intervensi dilihat dari adanya penurunan frekuensi napas dan keluaran sputum setelah intervensi. Hasil penerapan latihan ACBT pada pasien menunjukan adanya dampak positif terhadap penurunan keluhan dispnea namun belum memberikan efektifitas berarti pada pengeluaran sputum. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan terhadap ACBT dengan postural drainage untuk meningkatkan pengeluaran sputum.

Pulmonary tuberculosis is an infectious disease that is transmitted through air exposure and the majority attacks the lungs. The main complaint that sometimes arises in patients with pulmonary TB including dyspnea. Dyspnea is a subjective complaint in the form of breathing difficulties that is often overlooked by health workers but can have an impact on morbidity and mortality. The standard for dyspnea intervention in hospitals has not yet been established. Available dyspnea management can be applied to patients but the results vary and it has not been proven that standard management is the step that provides the best benefits. ACBT can be added as a nonpharmacological treatment of dyspnea. ACBT exercise were applied to pulmonary TB patient for 15 to 20 minutes for five consecutive days with the aim of reducing dyspnea and removing sputum from the airway. The outcome criteria for the intervention are seen from a decrease in the frequency of breath and sputum output after intervention. The results showed a positive impact on decreasing dyspnea but did not provide significant effectiveness on sputum clearance. Further research can be done on ACBT with postural drainage to increase sputum clearance."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risak Tiimron Iswara
"Community acquired pneumonia (CAP) merupakan infeksi yang menyerang parenkim paru bagian bawah. Penyakit ini menginfeksi individu dari segala tahapan usia terutama lansia dan bayi <2 tahun. Penyakit ini rentan terjadi di wilayah perkotaan akibat dari polusi udara yang tinggi dan banyaknya jumlah penduduk. Community acquired pneumonia mengakibatkan perubahan pada alveolar sehingga terdapat konsolidasi yang menyebabkan perubahan pola napas. Intervensi rehabilitasi keperawatan dapat mengatasi gejala gangguan pernapasan yang ditimbulkan akibat mikroorganisme pneumonia. Karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien CAP dengan penerapan intervensi rehabilitasi keperawatan. Hasil Analisa yang diperoleh dari penerapan intervensi rehabilitasi keperawatan adalah masalah gangguan pernapasan teratasi ditandai dengan frekuensi napas dalam rentang normal, SaO2 dalam rentang normal, keluhan sesak dan batuk berdahak menurun, serta terjadi peningkatan kapasitas fungsional pada pasien.

Community Acquired Pneumonia (CAP) is an infection that attacks the lower lung parenchyma. This disease infects individuals of all ages, especially the elderly and babies <2 years old. This disease is prone to occur in urban areas due to high air pollution and large population. Community acquired pneumonia causes alveolar changes so that there is consolidation which causes changes in breathing patterns. Rehabilitation nursing interventions can overcome the symptoms of respiratory problems caused by pneumonia microorganisms. This final scientific work by nurses aims to analyze the inpatient care provided to CAP patients by implementing rehabilitation nursing interventions. The results of the analysis obtained from the implementation of the rehabilitation nursing intervention were that the problem of respiratory problems was resolved, characterized by respiratory frequency in the normal range, SaO2 in the normal range, complaints of shortness of breath and cough with phlegm decreased, and there was an increase in the patient's functional capacity.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nindy Atika Rahayu
"ABSTRAK
Ansietas atau kecemasan merupakan perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang samar-samar yang disertai dengan respons otonom terhadap ancaman atau bahaya. Ansietas merupakan respons normal terhadap stresor. Namun, apabila ansietas sudah mengganggu kehidupan sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lainnya, maka dapat dikatakan ansietas tersebut abnormal atau patologis. Ansietas yang tidak ditangani dapat menyebabkan depresi, dan bahkan dalam sebagian kasus berakhir pada bunuh diri. Teknik relaksasi napas dalam dan aromaterapi merupakan intervensi yang dapat digunakan untuk mengatasi ansietas. Teknik relaksasi napas dalam merupakan teknik relaksasi yang dilakukan dengan menahan inspirasi secara maksimal dan menghembuskan napas secara perlahan. Aromaterapi merupakan terapi relaksasi yang berupa pemberian essential oil melalui inhalasi, pemijatan, salep topikal atau lotion,douches, atau kompres dengan tujuan meningkatkan relaksasi dan kenyamanan. Penulisan ini bertujuan untuk menguraikan dan menganalisis asuhan keperawatan psikososial pada klien ansietas melalui pendekatan teknik relaksasi napas dalam dan aromaterapi. Berdasarkan hasil analisis penulis, teknik relaksasi napas dalam dan aromaterapi terbukti efektif dalam menurunkan ansietas. Karya akhir ilmiah ini diharapkan dapat memberikan masukkan dan arahan pada perawat dalam menangani klien dengan ansietas, khususnya pada penerapan teknik relaksasi napas dalam dan aromaterapi.

ABSTRACT
Anxiety is a vague feeling of discomfort or fear accompanied by an autonomous response to threats or dangers. Anxiety is a normal response to stressors. However, if the anxiety has disrupted social life, work, or other important function areas, then it can be said that the anxiety is abnormal or pathological. Untreated anxiety can cause depression, and even in some cases end in suicide. Deep breathing relaxation technique and aromatherapy are two of the many interventions that can be used to treat anxiety. Deep breath relaxation technique is a relaxation technique that is done by holding inspiration to the maximum and exhaling slowly. Aromatherapy is a relaxation therapy in the form of giving essential oils through inhalation, massage, topical ointments or lotions, douches, or through compresses with the aim of increasing relaxation and comfort. This writing aims to describe the psychosocial nursing care for anxiety client through the deep breathing relaxation technique and aromatherapy approaches. Based on the author's analysis, deep breathing relaxation technique and aromatherapy have proven to be effective in reducing anxiety. This final scientific work is expected to provide advice and direction to nurses in dealing with clients with anxiety, especially in the application of deep breathing relaxation technique and aromatherapy.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>