Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febrika Wediasari
"ABSTRAK
Latar Belakang: Diabetes mellitus merupakan penyakit yang menjadi ancaman global. Penelitian dan pengembangan herbal dilakukan untuk menemukan obat antidiabetes yang memberikan manfaat tambahan pada terapi diabetes. Kombinasi ekstrak Andrographis paniculata (Burm. F.) Wall ex Nees (APE) dan Caesalpinia sappan Linn. (CSE) dilakukan untuk mendapatkan khasiat antihiperglikemia yang lebih baik. Penelitian bertujuan mengevaluasi keamanan dan efek antidiabetes APCSE pada tikus diabetes yang diinduksi dengan STZ.
Metode Penelitian: Empat puluh lima tikus Sprague-Dawley jantan (160-200 g) dibagi menjadi sembilan kelompok, kelompok NC diberi pakan diet normal, kelompok lainnya diet yang mengandung 20% lemak dan diinduksi dua kali dengan dosis STZ 35 mg/kg BB. Tikus diabetes diberikan ekstrak kombinasi APCSE100 dan 200 mg/kg BB selama 2 minggu dibandingkan dengan pemberian ekstrak tunggal APE dan CSE.
Hasil dan Diskusi: Penelitian menunjukkan uji toksisitas akut oral kombinasi ekstrak APCSE aman praktis tidak toksik. Pemberian APCSE 200 mg/dL berbeda secara bermakna terhadap GDS pada kelompok DM (18.65 ± 13.16, p<0.05) menunjukkan bahwa pemberian APCSE cenderung tidak menambah perburukan diabetes pada tikus yang diinduksi STZ. Sedangkan profil lipid kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL menunjukkan level yang tidak jauh berbeda dengan kelompok kontrol normal.
Kesimpulan: Kombinasi ekstrak APCSE100 dan 200 mg/kg BB tidak akan memperburuk diabetes.

ABSTRACT
Background: Diabetes mellitus is a disease that poses a global threat. Research and development of herbs aims to discover antidiabetic drugs to provide additional benefits in diabetes therapy. A combination of Andrographis paniculata (Burm. F.) Wall ex Nees (APE) and Caesalpinia sappan Linn. (CSE) extracts were develop to discover better antihyperglycemic properties. This study aims to evaluate the safety and antidiabetic effects of APCSE diabetic rats.
Methods: Forty-five male Sprague-Dawley rats (160-200 g) divided into nine groups, NC group fed with a normal diet, and the other groups with diet containing 20% fat and induced with STZ 35 mg/kg BW. Diabetic mice were given the extract combination of APCSE two weeks and compared with a single extract of APE and CSE.
Results and Discussion: Study shows the combination of APCSE extract was safe and practically non-toxic. The Random Blood Glucose (RBG) level in the APCSE 200 mg/dL was significantly different from the DM group with (18.65 ± 13.16, p <0.05), indicating that APCSE administration will not deteriorate the diabetes condition. Cholesterol lipid profiles, triglycerides, HDL, and LDL showed levels similar results from the normal control group.
Conclusion: The combination of APCSE100 extract and 200 mg/kg BW ameliorates the diabetes condition."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gumilar Adhi Nugroho
"Andrographis paniculata (AP) dan Syzygium cumini (SC) banyak diteliti sebagai alternatif pengobatan antidiabetes namun kombinasi AP-SC belum pernah diteliti sebelumnya. Pada kombinasi ini, dilakukan penapisan fitokimia, uji toksisitas akut oral, dan uji antidiabetes. Ekstrak AP dan SC, mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, glikosida, tanin, terpenoid dan saponin. Uji toksisitas akut oral kombinasi APSC menggunakan 13 mencit betina galur DDY yang dibagi ke dalam 3 kelompok dan secara oral diberikan satu dosis kombinasi 1:1 APSC (0, 300, 2000 mg/kg BB), pengamatan dilakukan selama 2 minggu. Uji antidiabetes dilakukan menggunakan tikus Sprague-Dawley (SD) jantan yang diinduksi high-fat diet-streptozotosin dosis rendah berganda (HFD-STZ). Tikus diabetes (n=5) diberikan perlakuan satu kali sehari dengan 0,5% CMC (kontrol diabetes), metformin (50 mg/kg), AP (50 dan 100 mg/kg), SC (50 dan 100 mg/kg) atau APSC (100 dan 200 mg/kg) selama 7 hari. Kelompok normal diberikan pakan normal diet. Uji toksisitas akut tidak menunjukkan toksisitas pada fungsi hati, ginjal, dan morfologi organ. Data menunjukkan dosis 100 mg/kg BB AP dan 100 mg/kg BB APSC menunjukkan potensi antihiperglikemik. Pemberian sediaan AP, SC, dan APSC berpotensi poliferatif sel beta pankreas lebih baik dari pemberian metformin, namun pemberian dosis tunggal AP dan SC serta kombinasi APSC cenderung tidak memberikan perbaikan profil lipid.

Andrographis paniculata (AP) and Syzygium cumini (SC) have been widely studied as alternatives to antidiabetic treatment but the combination of AP-SC has never been studied before. In this combination, phytochemical screening, oral acute toxicity testing, and antidiabetic testing were performed. AP and SC extracts contain flavonoids, alkaloids, glycosides, tannins, terpenoids and saponins. The acute oral toxicity test of the APSC combination used 13 female DDY strain mice divided into 3 groups and orally administered one dose combination of 1: 1 APSC (0, 300, 2000 mg/kg BW), observations were carried out for 2 weeks. Antidiabetic testing was carried out using male Sprague-Dawley (SD) rats induced by high-fat diet and multiple low-dose streptozotocin (HFD-STZ). Diabetic mice (n = 5) were treated once a day with 0.5% CMC (diabetes control), metformin (50 mg/kg), AP (50 and 100 mg/kg), SC (50 and 100 mg/kg) or APSC (100 and 200 mg/kg) for 7 days. The normal group was given normal diet food. Acute toxicity tests do not show toxicity to liver, kidney and organ morphology. The data shows a dose of 100 mg/kg AP and 100 mg/kg APSC shows antihyperglycemic potential. AP, SC, and APSC preparations have potentially proliferative pancreatic beta cells better than metformin administration, but the administration of single doses of AP and SC and the combination of APSC tends not to provide improved lipid profile."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Robbani
"Diabetes merupakan salah satu masalah kesehatan global yang tumbuh paling cepat di abad ke-21. Obat antidiabetes dengan berbagai mekanisme kerja telah banyak di produksi. Namun, sebagian besar penderita diabetes menggunakan tanaman untuk pengobatan alternatif karena merasa efek sampingnya lebih kecil dibandingkan obat antidiabetes. Tanaman yang telah terbukti berpotensi sebagai antidiabetes diantaranya adalah Caesalpinia sappan (secang), Andrographis paniculata (sambiloto), dan Syzygium cumini (jamblang). Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antidiabetes dari kombinasi ekstrak etanol herba sambiloto, daun jamblang, dan kayu secang secara in vitro dengan penghambatan enzim alfa-glukosidase dan DPP-IV (Dipeptidil-peptidase IV). Kombinasi ketiga ekstrak dibuat dalam bentuk granul dan sediaan akhir berupa kapsul. Formula terbaik dilanjutkan untuk pengujian stabilitas selama 3 bulan. Caesalpinia sappan menunjukkan aktivitas paling kuat dalam menghambat enzim alfa-glukosidase dan DPP-IV dengan nilai masing-masing sebesar IC50 9,60 ± 1,05 µg/mL dan 59,98 ± 6,84%. Sementara, ekstrak kombinasi menghasilkan IC50 64,21 ± 1,37 µg/mL terhadap penghambatan alfa-glukosidase dan 45,14 ± 12,71% untuk penghambatan DPP-IV. Formulasi paling efisien adalah F1 yang menggunakan Avicel PH 101 dengan komposisi paling rendah. F1 memperoleh carr’s index 14,40 ± 1,38% dan hausner’s ratio 1,17 ± 0,02. Setelah penyimpanan tiga bulan, adanya perbedaan fisik. Kadar senyawa penanda turun setelah penyimpanan dua minggu. Namun, terjadi kenaikan setelahnya untuk brazilin dan andrografolid. Aktivitas penghambatan alfa-glukosidase berlangsung fluktuatif selama masa penyimpanan, namun mengarah pada peningkatan IC50. Caesalpinia sappan memiliki aktivitas paling kuat terhadap penghambatan alfa-glukosidase dan DPP-IV serta sediaan kapsul cenderung stabil selama penyimpanan 3 bulan. 

Diabetes is one of the fastest growing global health problems of the 21st century. Antidiabetic drugs with various mechanisms of action have been produced. However, most diabetics use plants as alternative medicine because its side effects are lower than antidiabetic drugs. Plants that have been shown to have potential as antidiabetic are Caesalpinia sappan, Andrographis paniculata, and Syzygium cumin. This study aims to examine the antidiabetic activity in vitro of the combination of ethanol extract of those three plants by inhibiting alpha-glucosidase and DPP-IV enzymes. The combination of the three extracts was made in the form of granules in capsule. The best formula was continued for stability testing for 3 months. Caesalpinia sappan showed the strongest activity in inhibiting alpha-glucosidase and DPP-IV enzymes with IC50 values of 9.60±1.05 µg/mL and 59.98±6.84%, respectively. Meanwhile, the combined extract obtained an IC50 of 64.21±1.37 µg/mL for alpha-glucosidase inhibition and 45.14±12.71% for DPP-IV inhibition. The most efficient formulation was F1 which use Avicel PH 101 with the lowest composition. F1 obtained a carr's index of 14.40±1.38% and a hausner's ratio of 1.17±0.02. After three months of storage, there was changed in physical appearance. The content of marker compounds decreased after two weeks of storage. However, there was a subsequent increase for brazilin and andrographolide. The alpha-glucosidase inhibitory activity fluctuated during storage but led to an increasing in IC50. Caesalpinia sappan extract has the strongest activity against alpha-glucosidase and DPP-IV inhibition and capsule tend to be stable for 3 months of storage."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eem Masaenah
"Sambiloto (Andrographis paniculata), jamblang (Syzygium cumini), dan secang (Caesalpinia sappan) umumnya digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antidiabetes dan toksisitas akut kombinasi ekstrak (1:1:1) sambiloto, jamblang, dan secang (ASCE). Aktivitas antidiabetes diuji menggunakan tikus model yang diberi pakan tinggi lemak dan injeksi streptozotocin dosis ganda 35 mg/kg BB. Tikus diabetes diterapi dengan ASCE 75 mg/kg BB dan 150 mg/kg BB untuk kelompok uji dan diterapi dengan metformin 250 mg/kg BB untuk kelompok kontrol. Setelah 7 hari perlakuan, glukosa darah puasa (GDP), jumlah sel β pankreas, sel lemak adiposa, profil lipid, dan ekspresi GLUT4 digunakan untuk menganalisis aktivitas antidiabetes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASCE 150 mg/kg BB secara bermakna menurunkan kadar GDP (p < 0,01), kadar kolesterol (p < 0,05), kadar LDL (p < 0,05), tetapi tidak menurunkan trigliserida, dibandingkan dengan kontrol diabetes. Efek ini sebanding dengan pengobatan metformin. Selain itu, jumlah sel β pankreas kemungkinan meningkat setelah terapi ASCE yang bergantung pada dosis. Berpotensi juga dalam menurunkan jumlah sel lemak adiposa. Sedangkan dalam peningkatan ekspresi GLUT-4 belum menunjukkan hasil sebaik metformin. Hasil uji toksisitas akut oral menunjukkan bahwa pemberian ASCE dosis tunggal hingga 5000 mg/kg BB, tidak menunjukkan efek toksisitas akut. Aman pada tingkat organ dan tidak menimbulkan kerusakan jaringan hati dan jantung. Oleh karena itu, dapat disimpulkan kombinasi ASCE berpotensi memiliki aktivitas antidiabetes dan aman untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai obat alternatif.

Sambiloto (Andrographis paniculata), jamblang (Syzygium cumini), and secang (Caesalpinia sappan) are commonly used as traditional medicines to treat diabetes mellitus. This study aimed to examine the antidiabetic activity and the acute toxicity of combined extract (1:1:1) of sambiloto, jamblang, and secang (ASCE). The antidiabetic activity was tested using the rats model which induced by a high-fat diet and double dose of streptozotocin injection of 35 mg/kg BW. Diabetic rats were treated with 75 mg/kg BW and 150 mg/kg BW of ASCE for experimental groups and treated with metformin 250 mg/kg BW for the control group. After 7 days of treatment, fasting blood glucose (FBG), pancreatic β-cells number, adipose fat cells, lipid profiles, and expression of GLUT4 were used to analyze the antidiabetic activity. The results showed that administration of 150 mg/kg BW ASCE was significantly reduced FBG (p < 0.01), cholesterol levels (p < 0.05), LDL levels (p < 0.05), but not trglycerides, compared to diabetes control. This effect was comparable to metformin treatment. In addition, pancreatic β-cells number were likely increased after ASCE treatment in a dose-dependent manner. The ASCE also has the potential to reduce the number of adipose fat cells. Meanwhile, the increase in GLUT4 expression was not as good as metformin The acute oral toxicity test showed that the administration of single dose of ASCE up to 5000 mg/kg BW did not show an acute toxicity effect. Safe at the organ level and does not cause liver and heart tissue damage. Therefore, it can be conclude ASCE has a potential antidiabetic activity and safe to be developed further as alternative medicine."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atini Solawati
"Pendahuluan: Kasus Diabetes tipe 2 meningkat pesat pada orang yang memiliki massa otot rendah. Sambiloto, Jamblang dan Secang merupakan tanaman yang banyak digunakan sebagai obat tradisional dalam mengobati diabetes. Tujuan: untuk mengevaluasi efek antidiabetes dan toksisitas subkronis dari kombinasi ekstrak ASC. Metode: Efek antidiabetes menggunakan tikus Sprague dawley jantan yang diaklimatisasi selama 14 hari kemudian diberi pakan HFD selama 28 hari, kemudian tikus dibuat diabetes dengan induksi streptozotosin 35 mg/kg BB. Setelah itu tikus diberi perlakuan ekstrak ASC dosis 150 dan 300 mg/kg BB setiap hari selama 28 hari. Berat badan, BGL dan profil lipid diukur sebelum dan sesudah perlakuan. Pada akhir penelitian, tikus dikorbankan kemudian pankreas serta lemaknya diambil. Sedangkan uji toksisitas subkronis dilakukan menggunakan tikus jantan dan betina yang diaklimatisasi selama 14 hari kemudian diberi pakan normal dengan ekstrak ASC dosis 150, 575 dan 1000 mg/kg BB setiap hari selama 135 hari. Pada akhir penelitian tikus dikorbankan kemudian diambil darah, jantung, paru - paru, hati, limpa, ginjal dan pankreas untuk dilihat histologinya. Hasil: kombinasi ekstrak ASC memiliki potensi antidiabetes dan tidak toksik pada uji subkronis 135 hari.

Introduction: Cases of T2DM have increased rapidly in people who have low body mass. Andrographis paniculata, Syzygium cumini, and Caesalpinia sappan (ASC) are plants that are widely used as traditional medicines in treating diabetes. Objectives: To evaluate antidiabetic effects and subchronic tocixity of a combined ASC extract. Methods: Antidiabetic effects using male Sprague dawley rats were acclimatized for 14 days and then fed HFD for 28 days. Rats were made diabetic by induction of streptozotocin 35 mg/kg BW. After that the rats were treated with ASC extract in doses of 150 and 300 mg/kg BW daily for 28 days. Body weight, BGL and lipid profiles were be measured before and after treatment. At the end of the study, the rats were sacrified and the pancreas and fat were collected. In subchronic toxicity test using male and female rats were acclimatized for 14 days and then fed normal diet with ASC extract at doses level of either 150, 575, and 1000 mg/kg BW daily for 135 days. At the end of the study, the rats were sacrified and then bloods, heart, pulmonary, liver, kidneys, spleen, and pancreas were collected. Result: The combination of ASC extracts has a potential antidiabetic effect and is non-toxic in the 135 days subchronic test.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristiana Yanuar Nugraheni
"Infark miokard adalah penyakit yang dapat menyebabkan kematian secara tiba-tiba. Adapun yang mempengaruhi perkembangan infark miokard adalah stress oksidatif dan terjadinya inflamasi. Secang merupakan tanaman yang telah lama digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan dan diketahui memiliki aktivitas anti-inflamasi juga antioksidan yang dapat melindungi jantung dari kejadian infark miokard.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak secang terhadap sel-sel jantung tikus yang diinduksi dengan isoproterenol. Sel jantung tikus yang telah diinduksi dengan isoproterenol kemudian diamati perubahan bobot dan perubahan gambaran histologinya yang berupa adanya infiltrasi neutrofil, edema, dan nekrosis jaringan.
Tikus galur Sprague-Dawley yang akan mendapat perlakuandibagi menjadi enam kelompok, yaitu kontrol normal, kontrol negatif, kontrol ekstrak (200 mg/kgbb), dan tiga kelompok dosis ekstrak (50; 100; 200 mg/kgbb) diberi perlakuan selama 30 hari, kemudian diinduksi dengan isoproterenol. Tikus yang diberi ekstrak air secang bobot jantungnya menurun seiring kenaikan dosis. Kerusakan sel jantung berupa infiltrasi neutrofil, edema dan nekrosis sangat teramati pada jantung kontrol negatif. Sementara pada sel jantung kontrol normal dan kontrol ekstrak tidak teramati kerusakan apapun.Pada kelompok dosis 1, dosis 2 dan dosis 3 kerusakan semakin berkurang seiring dengan peningkatan dosis ekstrak secang.

Myocardial infarctionisa disease that can cause sudden death. Factors that influence the development of myocardial infarction was oxidative stress and inflammation. Caesalpiniasappan Linn has been used as a treatment and known to haveanti-inflammatory and antioxidant activity that can protect the heart from myocardial infarction.
This study was to determine the effect of the water extract of Caesalpinia Sappan Linn inrats heart cells induced by isoproterenol. Rats heart cells evaluated in heart weight and cardiac histology change in the presence of neutrofil infiltration, edema and necrosis.
Sprague-Dawley rat were divided intosix groups:normal control, negative control, extract control (200 mg/kg), and three extract groups(50; 100; 200mg/kg) were given pretreatmend for 30 days, then induced with isoproterenol.
The results show that administration water extract of Caesalpinia sappan Linn decreasing heart weigh of rat extract group. Infiltration neutrofil, edema and necrosis was observed in the negative control. Meanwhile in normal control and extract control infiltration neutrofil, edema and necrosis was not observed. Cardiac cells damage decrease with increasing water extract of Caesalpinia sappan Linn doses."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S58404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deya Adiby Nabillah
"Kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak dan mematikan di dunia. Di antara pilihan terapi yang banyak digunakan, kemoterapi menggunakan doksorubisin menjadi salah satu terapi yang sering dipilih pada kasus kanker payudara. Selain memiliki efek farmakologi sebagai antikanker, doksorubisin memiliki toksisitas spesifik pada organ jantung, yakni dapat memicu apoptosis dan stres oksidatif sehingga menyebabkan kardiotoksisitas. Di sisi lain, ekstrak etanol sambiloto yang merupakan salah satu bahan alam, memiliki sifat antikanker dan antioksidan. Pada penelitian ini dilakukan kombinasi ekstrak etanol sambiloto dan doksorubisin untuk mengamati peran kombinasi ini dalam menurunkan progresifitas kanker payudara serta kardiotoksisitas pada tikus dengan kanker payudara. Penelitian eksperimental ini menggunakan tikus Spargue-Dawley yang diinduksi DMBA untuk menginduksi kanker pada payudara tikus. Setelah terbentuk nodul tumor sebesar ~5 cm3, dilakukan terapi dengan doksorubisin, ekstrak etanol sambiloto atau kombinasi keduanya, andografolida dan ekstrak etanol sambiloto tunggal. Terapi dilakukan 4 minggu atau sampai volume tumor mencapai ~2 cm3. Selama terapi, tikus ditimbang berat badannya dan volume tumornya diukur dengan jangka sorong. Setelah mencapai akhir terapi, tikus dinekropsi dan tumor diambil. Tumor kemudian dianalisis histopatologinya, dianalisis ekspresi cleaved caspase-3 dengan uji immunohistochemistry serta menentukan kadar MDA dan Troponin. Berat badan tikus meningkat ketika tikus diterapi dengan kombinasi ekstrak etanol sambiloto dan doksorubisin (p < 0,01). Volume tumor ditemukan menurun pada semua kelompok terapi (p < 0,05). Kombinasi derajat histopatologi ditemukan menurun pada kelompok kombinasi, kelompok andrografolida tunggal dan kelompok ekstrak etanol sambiloto tunggal. Kadar MDA dan Troponin (p<0,05) menurun pada kelompok kombinasi dan kelompok andrografolida tunggal serta ekstrak etanol sambiloto tunggal. Skor imunoreaktif (IRS) cleave-casp3 dari kelompok doksorubisin menunjukkan angka yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok terapi lainnya. (p>0,05).Kombinasi ekstrak etanol sambiloto dan doksorubisin berhasil menekan progresivitas kanker payudara tikus serta menurunkan kerusakan jantung yang ditimbulkan doksorubisin.

Breast cancer is the most common and deadly type of cancer in the world. Among the widely used therapeutic options, chemotherapy using doxorubicin is one of the therapies that is often chosen in cases of breast cancer. In addition to having a pharmacological effect as an anticancer, doxorubicin has specific toxicity to the heart, which can trigger apoptosis and oxidative stress, causing cardiotoxicity. On the other hand, the ethanol extract of sambiloto which is one of the natural ingredients, has anticancer and antioxidant properties. In this study, a combination of ethanol extract of sambiloto and doxorubicin was carried out to observe the role of this combination in reducing breast cancer progression and cardiotoxicity in rats with breast cancer. This experimental study used Spargue-Dawley rats induced by DMBA to induce breast cancer in mice. After the formation of a tumor nodule of ~5 cm3, therapy was performed with doxorubicin, ethanol extract of sambiloto or a combination of both, andographolide and ethanol extract of sambiloto alone. Treatment was carried out for 28 days or until the tumor volume reached ~2 cm3. During therapy, the rats were weighed and the tumor volume was measured using a caliper. After reaching the end of therapy, mice were necropsied and tumors removed. The tumor was then analyzed histopathologically, analyzed for cleaved caspase-3 expression by immunohistochemistry test and determined levels of MDA and Troponin. Rat body weight increased when rats were treated with a combination of ethanol extract of sambiloto and doxorubicin (p < 0.01). Tumor volume was found to be decreased in all treatment groups (p < 0.05). The combination of histopathological degrees was found to be decreased in the combination group, the single andrographolide group and the single sambiloto ethanol extract group. MDA and Troponin levels (p<0,05) decreased in the combination group and the single andrographolide group and the ethanol extract of sambiloto alone. The cleav-casp3 immunoreactive score (IRS) of the doxorubicin group showed a higher number compared to the other treatment groups. (p>0.05). The combination of ethanol extract of sambiloto and doxorubicin succeeded in suppressing the progression of rat breast cancer and reducing heart damage caused by doxorubicin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Andika
"Penyakit diabetes melitus (DM) meningkatkan produksi reactive oxygen species yang meyebabkan peningkatan stres oksidatif. Stres oksidatif menyebabkan fragmentasi DNA dan apoptosis sel-sel dalam testis sehingga terjadi komplikasi berupa infertilitas. Daun jati diketahui mengandung metabolit aktif dengan aktivitas antihiperglikemik dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengamati pengaruh ekstrak etanol daun jati terhadap organ testis. Sampel yang digunakan adalah tikus jantan Wistar yang diinduksi DM dengan Streptozotocin (STZ). Sampel terbagi menjadi kelompok normal, kontrol positif, kontrol negatif, dan tiga kelompok perlakuan dengan dosis 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, dan 800mg/kgBB. Dilakukan pengamatan terhadap preparat jaringan testis untuk mengukur diameter tubulus seminiferus, jumlah sel Sertoli, dan sel Leydig. Kelompok kontrol negatif memiliki perbedaan signifikan dibandingkan kelompok normal pada diameter tubulus seminiferus (p = 0,002) dan jumlah sel Sertoli (p = 0,028). Pemberian ekstrak etanol daun jati 800mg/kgBB menunjukkan perbedaan signifikan pada diameter tubulus seminiferus dibandingkan kelompok kontrol negatif (p = 0,005). Tikus DM memiliki diameter tubulus seminiferus, jumlah sel Sertoli, dan jumlah sel Leydig yang lebih rendah dibandingkan tikus tanpa DM. Pemberian ekstrak etanol daun jati pada seluruh kelompok dosis menunjukkan perbaikan diameter tubulus seminiferus, jumlah sel Sertoli, dan sel Leydig pada tikus DM.

Diabetes mellitus increases reactive oxygen species production which in turn results in increase of oxidative stress. Fragmentation of DNA and apoptosis of testicular cells caused by oxidative stress leads to infertility. Teak leaves are known to contain active metabolites with antihyperglycemic and antioxidant activities. This study aims to observe the effect of ethanol extract of teak leaves on the testicles. The samples used in this study are STZ-induced male Wistar rats. Samples are divided to positive control group, negative control group, and three trial groups with dosage of 200mg/kg, 400mg/kg, and 800mg/kg. Testicular tissue was observed to measure diameter of seminiferous tubules and amount of Sertoli and Leydig cells. Negative control group showed significantly lower seminiferous tubules diameter (p = 0,002) and Sertoli cells count (p = 0,028) compared to normal group. Ethanol extract of teak leaves with dose of 800mg/kg showed significant difference in seminiferous tubules diameter compared to negative control group (p = 0,005). Diabetic rats have lower seminiferous tubules diameter, Sertoli cell count, and Leydig cell count compared to non-diabetic rats. Administration of teak leaves ethanol extract from each dosage group improve seminiferous tubules diameter, Sertoli cell count, and Leydig cell count in diabetic rats."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Nabila
"ABSTRAK
Penelitian secara in vitro telah membuktikan jahe (Zingiber officinale Rosc.) dan kayu secang (Caesalpinia sappan L.) memiliki aktivitas antitrombotik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji khasiat kombinasi kedua tanaman tersebut secara in vivo dengan parameter waktu perdarahan (bleeding time) dan angka harapan hidup (survival rate). Enam puluh enam (66) ekor mencit dibagi ke dalam dua percobaan (bleeding time dan survival rate). Kelompok perlakuan terdiri dari kontrol normal (CMC), kontrol negatif (CMC), kontrol positif (Aspirin), kelompok kombinasi ekstrak dosis 1, 2, dan 3. Bahan tersebut diberikan secara oral selama 7 hari. Pada kelompok percobaan bleeding time, dilakukan pengamatan bleeding time pada ekor mencit yang telah dipotong. Untuk kelompok percobaan survival rate, dilakukan induksi trombosis menggunakan kolagen ? epinefrin secara intravena, lalu dilakukan perhitungan survival rate. Hasil pada kelompok dosis 2 yang diberi ekstrak jahe ? secang dengan dosis 56 mg : 14 mg/20 g BB menunjukkan peningkatan bleeding time yang bermakna (p ≤ 0,05) dibandingkan dengan kontrol normal. Kelompok dosis 2 juga memiliki survival rate lebih tinggi dari kontrol negatif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak jahe ? secang pada dosis 56 mg : 14 mg/20 g BB berpotensi sebagai antitrombotik karena mampu meningkatkan bleeding time dan survival rate.

ABSTRACT
In vitro studies have proven that ginger (Zingiber officinale Rosc.) And sappan wood (Caesalpinia sappan L.) have antithrombotic activity. This study aimed to prove efficacy of the combination of both these plants by doing in vivo antithrombotic activity test with bleeding time and survival rate as the parameters. Sixty-six (66) mice were divided into two experimental groups (bleeding time and survival rate). The treatment groups consisted of normal control (CMC), negative control (CMC), positive control (Aspirin), extract groups divided into dose 1, 2, and 3. All substances were administered orally for 7 days. For the experimental groups of bleeding time, bleeding time was observed on mice tail that had been cut. For the experimental groups of survival rate, trombosis induction was done by injecting collagen ? epinephrine intravenously, then calculation of survival rate was performed. Results showed that bleeding time of mice in dose 2 group that was given ginger ? sappan extract at dose 56 mg : 14 mg/20 g BW increased significantly (p ≤ 0.05) compared with the normal control. Dose 2 group also has survival rate which is higher than the negative control. Based on these results, it can be concluded that the combination of ginger ? sappan extract at dose 56 mg : 14 mg/20 g has a potential as antithrombotic drugs because it can increase bleeding time and survival rate;"
2016
S65075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Dewi
"Efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obatan oral untuk penderita diabetes saat ini membuat berkembangnya pengobatan alternatif dengan menggunakan tanaman herbal. Sambiloto (Andrographis paniculata) merupakan salah satu herbal yang dapat mengatasi diabetes. Senyawa aktif sambiloto yaitu andrografolida telah diteliti memiliki aktivitas antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari metode penyalutan ekstrak sambiloto dengan kasein susu dan menjadikannya produk nanopartikel dengan fungsi antidiabetes yaitu sebagai inhibitor enzim α-glukosidase. Ekstrak sambiloto disalut dengan kasein susu dan dibuat menjadi ukuran nano dengan sonikator. Senyawa aktif dominan dalam sambiloto yang tersalut oleh kasein adalah andrografolida, neoandrografolida, 14-deoksi-11,12 dihidroandrografolida dengan efisiensi penyalutan sebesar 68,83%; 89,15%; dan 81,69% dan diameter rata-rata produk yang dihasilkan sebesar 120,57 nm serta loading capacity sebesar 28,85%. Ekstrak sambiloto memiliki aktivitas antidiabetes sebagai inhibitor enzim α-glukosidase dengan daya inhibisi sebesar 95%.

Side effects caused by oral medications for person with diabetic makes the development of alternative treatments using plants and herbs. Sambiloto (Andrographis paniculata) is one of the herbs that can treat diabetic. The active compounds of sambiloto, andrographolide have been examined have anti diabetic activity. This research aims to study the methods to encapsulate sambiloto’s extract with milk casein and make it to be nanoparticle with anti diabetic function as α-glucosidase enzyme inhibitor. Extract of sambiloto is coated by milk casein and made into nano size with sonikator. The dominant active compound in sambiloto coated by casein are andrographolide, neoandrographolide, 14-deoxy-11,12 didehydroandrographolide with efficiency 68,83%, 89,15% and 81,69%, the average diameter about 120,57 nm and its loading capacity is 28.85%. Sambiloto’s extract has antidiabetic activity as α-glucoside enzyme inhibitor with power 95%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>