Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58183 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Alzaid Ponka
"Sistem panas bumi Gunung Lawu merupakan salah satu prospek panas bumi yang terletak di antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada tahap eksplorasi, survei geokimia merupakan salah satu survei yang harus dilakukan. Survei tersebut mencakup studi hidrogeokimia. Studi hidrogeokimia penting untuk menentukan suhu reservoir, asal usul sistem panas bumi, dan mekanisme sirkulasi fluida. Tujuan penelitian adalah menentukan karakteristik hidrogeokimia lapangan panas bumi Gunung Lawu, Jawa Tengah. Metode penelitian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap pendahuluan meliputi studi literatur, pengumpulan data meliputi data geologi, citra satelit, dan geokimia. Selanjutnya, tahap analisis data mencakup analisis kation, anion, dan isotop pada tiap sampel air. Daerah penelitian merupakan sistem relief tinggi. Daerah penelitian mempunyai delapan manifestasi permukaan panas bumi dengan suhu manifestasi berkisar 40-58 ºC, pH 2 dan 6. Empat mata air dingin dengan suhu berkisar 15-25 ºC dan pH 7. Manifetasi permukaan panas bumi memiliki tipe air beragam, yaitu sulfat, klorida, bikarbonat, dan dilute klorida-bikarbonat. Selain itu, air dingin didominasi oleh tipe air bikarbonat. Berdasarkan analisis geoindikator, zona upflow berada di titik manifestasi LWU, sedangkan zona outflow berada di titik manifestasi PBL atau JNW. Sistem panas bumi daerah penelitian memiliki suhu reservoir sekitar 160-170 ºC dan termasuk ke dalam klasifikasi sistem entalpi tinggi. Sumber air panas bumi daerah penelitian berasal dari air meteorik (SGN 1 dan NGT) dan air campuran (PBL, BNA, dan LWU) melalui analisis isotop. Berdasarkan ciri atau aspek geologi dan geokimia, daerah penelitian termasuk ke dalam sistem geothermal play convection dominated tipe CV-1. Luaran akhir penelitian ini adalah model konseptual hidrogeokimia lapangan panas bumi Gunung Lawu.

Gunung Lawu geothermal system is one of a geothermal prospect where is located between Central and East Java. In the exploration stage, geochemistry survey must be conducted. The survey covers hydrogeochemistry study. Hydrogeochemistry study is important to determine reservoir temperature, origin of the geothermal system, and fluid recharge mechanism. The research aims to determine the hydrogeochemical characteristics of Gunung Lawu geothermal field, Central Java. The research method consists of several stages, the preliminary stage cover literature study, data collection covers geological data, satellite imagery, and geochemistry. Furthermore, data analysis covers the analysis of cations, anions, and isotope in each water sample. The research area is a high relief system. The research area has eight geothermal surface manifestations with temperatures 40-58 ºC, pH 2 and 6. Four cold water has a temperature from 15-25 ºC and pH 7. The surface manifestation has various water types are sulfate, chloride, bicarbonate, and dilute chloride-bicarbonate. Moreover, cold water is dominated by bicarbonate water types. Based on geoindicator analysis, the upflow zone is located in LWU, while the outflow zone is located in PBL or JNW. The geothermal system in the study area has a reservoir temperature of around 160-170ºC and is included in a high enthalpy system classification. The geothermal water in the study area is originated from meteoric water (SGN 1 and NGT) and mixed water (PBL, BNA, and LWU) through isotope analysis. Based on geology or geochemistry aspect, the research area include in convection dominated CV-1 type of geothermal play. The final output of this research is the hydrogeochemical model of the Gunung Lawu geothermal field.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Wildan Syahroni
"Potensi panas bumi Indonesia memiliki sumber cadangan yang sangat besar salah satu area prospek untuk mengembangkan potensi ini adalah potensi panas bumi di Pegunungan Kromong. Studi mengenai sistem panas bumi daerah ini belum banyak dilakukan dengan mendetail seperti mengkorelasikan prinsip geologi, geokimia, membentuk model konseptual dan perhitungan energi spekulatif dan reserve. Studi dilakukan untuk mengetahui keadaan sistem panas bumi yang bekerja pada daerah penelitian menggunakan dasar pemetaan geologi dan analisis geokimia lebih lanjut. Hasil studi menunjukan bahwa keberadaan sumber panas bumi yang berada pada daerah Pegunungan Kromong berkaitan langsung dengan sistem vulkanik dari Gunung Ciremai. Hal ini ditunjukan oleh adanya pengaruh dari batuan plistosen berupa hasil erupsi gunung api kuarter yang membentuk sebagian besar batuan diarea peneltitian. Fluida panas bumi pada manifestasi juga memiliki suhu berkisar 60Co dan pada suhu reservoir berkisar 150-180oC menggunakan geotermometer Na-K. Fluida manifestasi berasal dari air meteorik yang mengalir dari lereng Gunung Ciremai dibagian selatan dan mengalir ke arah utara yang kemudian fluida merobos ke permukaan membentuk dua fluida manifestasi berupa fluida air panas dan gas yang kaya sulfat dan CO2. Tipe sistem panas bumi yang terbentuk bertipe convection dominated berupa volcanic type (CV1). Berdasarkan perhitungan heatloss maka potensi dari sistem panas bumi pada Pegunungan Kromong ini berada di kisaran 0.0435MWe.

Indonesia's geothermal potential has extensive reserve sources. One of the prospect areas for developing this potential is the geothermal potential in the Kromong Mountains. Studies on the geothermal system in this area have not been carried out in detail by correlating geological and geochemical principles to form conceptual models and speculative energy and reserve calculations. The study was conducted to determine the state of the geothermal system operating in the research area using basic geological mapping and further geochemical analysis. The study results show that the existence of geothermal sources in the Kromong Mountains area is directly related to the volcanic system of Mount Ciremai. This is shown by the influence of Pleistocene rocks in the form of Quaternary volcanic eruptions which form most of the rocks in the research area. The geothermal fluid in the manifestation also has a temperature of around 60oC and in the reservoir temperature, it ranges from 150-180oC using a Na-K geothermometer. The manifestation fluid comes from meteoric water which flows from the slopes of Mount Ciremai in the south and flows towards the north where the fluid then breaks through to the surface to form two manifestation fluids in the form of hot water and gas rich in sulfate and CO2. The type of geothermal system formed is convection-dominated, volcanic type (CV1). Based on heat loss calculations, the potential of the geothermal system in the Kromong Mountains is in the range of 0.0435MWe."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Syukmadyanty Egavirarenza
"Analisis Hidrogeokimia dapat digunakan untuk menentukan potensi panas bumi pada suatu daerah. Di sekitar lereng barat dan selatan Gunung Marapi banyak ditemukan manifestasi mata air hangat yang ada di daerah potensi panas bumi. Penelitian bertujuan untuk melengkapi penelitian terdahulu yang kurang rinci. Dari analisis hidrogeokimia didapatkan tipe fluida yang bervariasi berupa sulfat, klorida-sulfat, dan klorida bikarbonat. Reservoir berada di lereng selatan Gunung Marapi, dengan estimasi suhu berkisar 117oC -190 berdasarkan geotermometer silika. Sumber panas berasosiasi dengan aktivitas magmatisme dangkal, dan sumber fluida dari air meteorik. Daerah prospek berada di titik Kotobaru dan Pariangan, dengan energi spekulatif besar total 10,3 MWe.

Analisis hidrogeokimia dapat digunakan untuk mengetahui potensi panas bumi di suatu daerah. Di lereng barat dan selatan Gunung Marapi banyak ditemukan manifestasi mata air hangat yang mengindikasikan daerah-daerah yang berpotensi panas bumi. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi penelitian sebelumnya yang kurang detail. Dari analisis hidrogeokimia diperoleh berbagai jenis fluida berupa sulfat, klorida-sulfat, dan klorida bikarbonat. Waduk ini terletak di lereng selatan Gunung Marapi, dengan perkiraan suhu 117o -190oC berdasarkan geotermometer silika. Sumber panas dikaitkan dengan aktivitas magmatisme dangkal, dan sumber cairannya adalah air meteorik. Daerah prospek berada di titik Kotobaru dan Pariangan, dengan total energi spekulatif 10,3 MWe."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Bella Rochita
"Studi hidrogeokimia merupakan salah satu metode pendekatan dalam melakukan eksplorasi dan pengembangan panas bumi. Gedong Songo merupakan daerah yang memiliki potensi panas bumi yang terletak di lereng selatan Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Studi hidrogeokimia di Gedong Songo masih jarang dilakukan dan pemodelan hidrogeokimia pada sistem panas bumi Gedong Songo belum diperbarui. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membarui model konseptual hidrogeokimia daerah panas bumi Gedong Songo. Studi hidrogeokimia pada daerah penelitian dapat ditentukan berdasarkan integrasi data geologi, geokimia, dan geofisika. Manifestasi yang terdapat pada daerah panas bumi Gedong Songo meliputi mata air panas/hangat, kolam air panas/hangat, batuan alterasi, dan fumarol. Manifestasi fluida pada daerah Gedong Songo memiliki tipe air sulfat dan tipe bikarbonat. Berdasarkan data geokimia air, sistem panas bumi Gedong Songo terletak pada zona upflow. Sistem panas bumi ini tergolong sistem entalpi tinggi dengan estimasi temperatur reservoir sekitar 230-280 °C

The study of hydrogeochemistry is one of the approaching methods in the exploration and development of geothermal. Gedong Songo is an area that has geothermal potential located on the southern slope of Mount Ungaran, Semarang Regency, Central Java. Hydrogeochemical studies at Gedong Songo are still rare and hydrogeochemical modeling on Gedong Songo's geothermal system has not been updated. This study was conducted to update the conceptual model of hydrogeochemicals of gedong songo geothermal area. Hydrogeochemical studies in research areas was determined based on the integration of geological, geochemical, and geophysical data. Manifestations found in the geothermal area of Gedong Songo include hot/warm springs, hot/warm pools, alteration rocks, and fumaroles. The fluid manifestations in the Gedong Songo area are sulfate water type and bicarbonate type. Based on water geochemical data, the Gedong Songo geothermal system is located in the upflow zone. This geothermal system is classified as a high enthalpy system with an estimated reservoir temperature of around 230 - 280 °C"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftha Apriliani
"Pada lapangan panas bumi “X” Daerah Gunung Slamet, Kabupaten Tegal Jawa Tengah keterdapatan manifestasi berupa mata air panas yang kemunculan dan persebarannya mengikuti kelurusan struktur geologi berupa sesar normal dan sesar mendatar berorientasi baratlaut-tenggara. Sehingga dari kondisi geologi daerah penelitian yang menunjukkan adanya struktur yang dapat menjadi jalur fluida panas tersebut, batuan teralterasi beserta mineral ubahan sangat mungkin terbentuk didaerah ini. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi litologi, zona alterasi berdasarkan mineral alterasi yang terbentuk dan kaitan mineral alterasi dengan temperatur dan sifat fluida pembentukan mineral alterasi tersebut di daerah penelitian. Metode yang digunakan ialah analisis petrografi melalui sayatan tipis dan metode analisis difraksi sinar-X (X-ray Diffraction). Metode petrografi dilakukan guna mengidentifikasi keberadaan mineral teralterasi atau tidak teralterasi pada sampel sayatan tipis. Lalu, Metode XRD bertujuan untuk mengidentifikasi lebih lanjut mengenai mineral alterasi yang terkandung yang sebelumnya tidak dapat teridentifikasi pada analisis petrografi. Berdasarkan hasil analisis petrografi batuan, litologi daerah penelitian tersusun atas batuan beku andesit, dan kristal tuf. Berdasarkan hasil analisa petrografi dan XRD pada sampel daerah penelitian dapat dibagi menjadi dua zona alterasi berdasarkan mineral alterasi yang ditemui, yaitu zona propilitik dan zona argilik. Pada zona argilik rentang temperatur keterbentukan mineral yaitu pada suhu 80-120°C. Sedangkan, zona alterasi propilitik memiliki rentang suhu keterbentukan mineral pada >250°C. Berdasarkan mineral alterasi yang ditemukan temperatur daerah penelitian terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok tingkat keasaman (pH) netral dan asam yang dicirikan dengan keberadaan mineral kaolinit.

In the geothermal field "X" Slamet Mountain area, Tegal Regency, Central Java, there are manifestations in the form of hot springs whose appearance and distribution follow the alignment of geological structures in the form of normal faults and stike-slip faults oriented north west-south east. So that from the geological conditions of the research area that shows the existence of structures that can be a hot fluid path, alterated rocks and altered minerals are very likely to form in this area. This study was conducted to identify the lithology, alteration zones based on alteration minerals formed and the relationship of alteration minerals with temperature and fluid properties of the formation of alteration minerals in the study area. The methods used are petrographic analysis through thin section and X-ray diffraction analysis method. The petrographic method was used to identify the presence of altered or unaltered minerals in the thin section samples. Then, the XRD method aims to further identify the alteration minerals contained that could not previously be identified in the petrographic analysis. Based on the results of rock petrographic analysis, the lithology of the study area is composed of andesite igneous rocks, and tuff crystals. Based on the results of petrographic and XRD analysis on the samples of the study area can be divided into two alteration zones based on the alteration minerals found, namely the propylitic zone, and argillic. In the argillic zone, the temperature range for mineral formation is 80-120°C. Meanwhile, the propylitic alteration zone has a mineral formation temperature range of >250°C. Based on the alteration minerals found, the temperature of the research area is divided into two groups, namely neutral and acidic acidity (pH) groups which are characterized by the presence of the mineral kaolinite.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shighia Ajeng Savitri
"Energi panas bumi Gunung Lawu sebesar 195 MWe dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dimana saja wilayah yang sesuai untuk lokasi power plant PLTP di Gunung Lawu dikaji dari segi keruangan. Analisis spasial dengan metode tumpang tindih overlay digunakan untuk mendapatkan hasil yang menyeluruh. Teknologi SIG dan PJ digunakan karena hemat biaya namun dapat mengkaji secara keseluruhan wilayah kerja. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah fungsi hutan, kemiringan lereng, kerapatan vegetasi, sungai, patahan, jaringan jalan, lahan terbangun, wilayah potensi panas bumi, manifestasi, dan sumur. Pengolahan data menghasilkan wilayah kesesuaian yang tersebar ke arah barat dan timur dari letak Sesar Sidoramping-Lawu dengan luas sebesar 372 hektar.

Mount Lawu has 195 MWe of geothermal energy that can be utilized as a source for power plant. This research is conducted to find suitable location for geothermal power plant. Spatial analysis used in this research to find the result thoroughly by overlaying method. GIS and remote sensing is used because it is cost effective but still can review the overall of working area. Forest, slope, vegetation density, river, faults, roads, build area, geothermal potential area, geothermal manifestation, and well are being used as variables in this research. The result showed suitable areas is 372 hectares and located spreading to the west and east part from Sidoramping Lawu faults.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Solikhatun Yuniasih
"Sistem panas bumi vulkanik, bertemperatur tinggi dan liquid dominated Dieng memiliki potensi sebesar 355 MWe meliputi area Sileri, Sikidang-Merdada dan Pakuwaja. Hingga saat ini telah beroperasi pembangkit listrik berkapasitas 1x60 MW disuplai oleh uap dari sumur di area Sileri. Re-evaluasi strategi pengembangan lapangan panas bumi Dieng secara terpadu dilakukan dengan mengkaji data geologi, data geokimia manifestasi dan sumur dan data geofisika. Kajian geokimia meliputi air, gas, isotop untuk mengetahui karakteristik kimia reservoir, didukung oleh model 2D Magnetotellurik (MT) yang menggambarkan distribusi resistivitas bawah permukaan, model 2D gravitasi yang menggambarkan struktur bawah permukaan, serta didukung oleh struktur geologi, vulkanostratigrafi dan alterasi hidrothermal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua zona upflow utama di Sileri dan Sikidang. Zona asam di Sikidang ditunjukkan oleh keberadaan fluida magmatik, isotop 18O yang enrich dan mendekati zona andesitic water di sekitar sumur DNG-2 dan DNG-8. Zona aman silica scaling di area Sileri berada di sekitar sumur HCE-31 dan DNG-10. Pengembangan lapangan Dieng selanjutnya masih mungkin dilakukan di area bagian timur laut yang ditunjukkan oleh keberadaan claycap dan heat source pada zona upflow Sileri.

Volcanic geothermal systems, high temperature and liquid dominated Dieng has a potential of 355 MWe covers an area Sileri, Sikidang-Merdada and Pakuwaja. Until currently operates power plants with a capacity of 1x60 MW supplied by steam from wells in Sileri area. Re-evaluation of Dieng development strategy in integrated to seek the extension of field development by assessing the geochemical data of manifestations and wells, geophysical data and geological data. Geochemical studies include water, gas and isotope to describe reservoir chemical characteristic, supported by a 2D model of Magnetotelluric (MT) which describes the distribution of subsurface resistivity, 2D model of Gravity depicting subsurface structures, and supported by geological structure, vulkanostratigrafy and hydrothermal alteration. There are two main upflow zone in Sileri and Sikidang. Acid zone shown at magmatic fluid existence, enrich of 18O and approximate the andesitic water zone in around DNG-2 and DNG-8. Safe Zone of Silica Scaling be in around of HCE-31 and DNG-10. Furthermore, Dieng development is possible in north-east area which show in clay cap and heat source existence in Sileri Upflow Zone.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Claudiya A.
"Heat source merupakan parameter yang penting dalam sistem panas bumi. Heat source akan memanaskan fluida atau meteoric water yang terkandung di dalam bumi. Fluida yang terpanaskan ini kemudian akan menghasilkan hot spring dan fumarol di permukaan. Munculnya manifestasi di permukaan dikarenakan adanya patahan yang menghubungkan reservoir dengan permukaan bumi. Maka dari itu, penting untuk mengetahui dimana letak reservoir dan patahan serta strukturnya saat eksplorasi. Selama ini analisis data gravitasi hanya fokus pada reservoir tidak sampai menentukan heat source. Tilt angle atau tilt derivative adalah metode derivative yang dapat digunakan untuk mengetahui kedalaman hot rock. Tilt angle memanfaatkan perbanding antara vertical derivative dengan horizontal derivative. Diharapkan dari penelitian ini kita dapat mengetahui kedalaman hot rock dari sistem geothermal yang berada di gunung lawu dengan menggunakan tilt derivative. Tidak hanya hot rock namun diharapkan juga dari penelitian ini kita dapat mengetahui letak struktur patahan yang kemudian akan digunakan untuk membuat model konseptual geothermal pada sistem geothermal di Gunung Lawu.Heat source merupakan parameter yang penting dalam sistem panas bumi. Heat source akan memanaskan fluida atau meteoric water yang terkandung di dalam bumi. Fluida yang terpanaskan ini kemudian akan menghasilkan hot spring dan fumarol di permukaan. Munculnya manifestasi di permukaan dikarenakan adanya patahan yang menghubungkan reservoir dengan permukaan bumi. Maka dari itu, penting untuk mengetahui dimana letak reservoir dan patahan serta strukturnya saat eksplorasi. Selama ini analisis data gravitasi hanya fokus pada reservoir tidak sampai menentukan heat source. Tilt angle atau tilt derivative adalah metode derivative yang dapat digunakan untuk mengetahui kedalaman hot rock. Tilt angle memanfaatkan perbanding antara vertical derivative dengan horizontal derivative. Diharapkan dari penelitian ini kita dapat mengetahui kedalaman hot rock dari sistem geothermal yang berada di gunung lawu dengan menggunakan tilt derivative. Tidak hanya hot rock namun diharapkan juga dari penelitian ini kita dapat mengetahui letak struktur patahan yang kemudian akan digunakan untuk membuat model konseptual geothermal pada sistem geothermal di Gunung Lawu.

Heat source is the important parameter in geothermal system which is will heats fluid or meteoric water that is contained in the earth. Basically, geothermal system formed as a result of heat transfer from heat source to the surrounding by conduction and convection. Geothermal manifestation occurs because of the propagation of heat from below the surface. The emergence of manifestations at the surface due to the fault that connects the reservoir to the earth rsquo s surface. Therefore, it is important to know where the location of the reservoir, the location of the fault, and the structure of the fault when exploration used gravity method. In general, analysis of gravity data only focus to determine the reservoir . Tilt angle or tilt derivative is a dervative method that can be used to determine the depth of the hot rock. Tilt angle utilizing comparison between vertical derivative with horizontal derivative. The zero contours of the tilt angle correspond to the boundaries of geologic discontinuities and are used to detect the linear features in gravity data. The half distance between 4 and 4 radians is equal to the depth of top of heat source. This research is expected that can we know the depth of top of heat source of geothermal system at Mt. Lawu using tilt derivative.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Harja
"Gunung Lawu merupakan salah satu daerah prospek panas bumi yang terdapat di Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui litologi, struktur, persebaran mineral alterasi hidrotermal, dan keterkaitan antara pembentukan mineral alterasi dengan tipe fluida di daerah panas bumi Gunung Lawu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi deskripsi batuan, petrografi, dan Powder X-Ray Diffraction (XRD). Berdasarkan hasil analisis, didapat litologi daerah penelitian berupa breksi piroklastik, andesit, dan tuf. Mineral alterasi hidrotermal yang ditemukan pada daerah penelitian berupa kaolinit, dickite, montmorillonit, klorit, dan serisit. Keberadaan mineral tersebut dipengaruhi oleh suhu 100-300°C dengan tipe fluida asam-netral.

Gunung Lawu is one of the geothermal prospect areas in Central Java. This study aims to determine the lithology, structure, distribution of hydrothermal alteration minerals, and the relationship between the formation of alteration minerals and the type of fluid in the geothermal area of Mount Lawu. The methods used in this study include rock description, petrography, and Powder X-Ray Diffraction (XRD). Based on the results of the analysis, the lithology of the study area was obtained in the form of pyroclastic breccia, andesite, and tuff. Hydrothermal alteration minerals found in the study area are kaolinite, dickite, montmorillonite, chlorite, and sericite. The presence of these minerals is influenced by a temperature of 100-300°C with an acid-neutral fluid type."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Torkis
"Gunung Lawu berada di daerah Tawangmangu, Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah dan termasuk dalam jalur gunung api kuarter (Quartenary). Geologi daerah Gunung Lawu didominasi oleh batuan vulkanik berumur Plistosen pada bagian selatan dan Holosen pada bagian utara. Gunung Lawu memiliki potensi panas bumi sekitar 275 MW. Pemetaan struktur bawah permukaan daerah prospek panas bumi Gunung Lawu telah dilakukan dengan menggunakan metode gaya berat.
Hasil penelitian menunjukkan adanya anomali positif-negatif pada anomali residual. Berdasarkan hasil pemodelan 2 dimensi yang telah dikorelasikan dengan data geologi, anomali positif-negatif tersebut mengindikasikan adanya struktur graben yang disebabkan oleh sesar Cemorosewu. Struktur graben berada pada bagian timur laut daerah penelitian dengan kedalaman sekitar 3500 m, yang diduga merupakan daerah prospek panas bumi di Gunung Lawu.

Gunung Lawu is located in the Tawangmangu, Karanganyar, Central Java and known as Quartenary volcanic. Geological area of Gunung Lawu is dominated by Plistosen volcanic rocks in the south direction and Holosen in the north direction. Gunung Lawu have potency of geothermal around 275 MW. Mapping of subsurface structure in geothermal prospect area Gunung Lawu is achieved using gravity method.
The results show the existence of a positive-negative anomaly in the residual anomaly. Based on two-dimensional model which correlated with geological data, the positive-negative anomaly is indicated as a structure of graben that caused by Cemorosewu fault. The graben is located in the north-east direction of survey area with depth around 3500 m, which assumed as a geothermal prospect area in Gunung Lawu.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43190
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>