Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rofi Annur Fatimah
"Penelitian ini menganalisis makna kata `ikhlas` dan `rida` dalam Alquran yang dilatarbelakangi hasil pengamatan penulis di masyarakat dalam penggunaan kata ikhlas dan rida. Dalam masyarakat kata ikhlas dan rida digunakan untuk menyatakan rasa rela terhadap sesuatu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis komponen makna yang dikemukakan oleh Eugene Nida pada tahun 1975. Dalam bukunya yang berjudul Componential Analysis of Meaning: An Introduction to Semantic Structures, Eugene Nida menyatakan terdapat tiga bentuk komponen makna, ketiga komponen makna tersebut adalah komponen makna umum, komponen pembeda, dan komponen pelengkap. Dalam melakukan analisis komponen makna terdapat 4 langkah, yaitu: penamaan, parafrasa, pendefinisian, dan terakhir adalah pengklasifikasian. Hasil dari penelitian ini adalah komponen makna umum dari ikhlas adalah `keikhlasan`, komponen makna umum dari rida adalah `rela`, komponen makna pembeda dari ikhlas adalah `ketulusan`, `kejujuran`, `keterbukaan`, dan `kesetiaan`, komponen makna pembeda dari rida adalah `persetujuan`, `kesenangan`, `kepuasan`, `penerimaan`, `sanki`, dan `perdamaian`. `Ikhlas` adalah aktivitas yang dilakukan manusia hanya untuk Allah dan agama-Nya. `Rida` adalah aktivitas yang dilakukan manusia kepada Allah, agama, dan sesama manusia.

This study analyzes the meaning of the words `ikhlas`  and `rida` in the Alquran which is based on the writer`s observations in the community in the use of the words `ikhlas` and `rida`. In society the words `ikhlas` and `rida` are used to express a feeling of willingness to something. This research was conducted using the meaning component analysis method proposed by Eugene Nida in 1975. In his book entitled Component Analysis of Meaning: An Introduction to Semantic Structures, Eugene Nida states that there are three forms of meaning components, the three components of meaning are general meaning components, distinguishing components, and complementary components. In analyzing the meaning components, there are 4 steps, namely: naming, paraphrasing, defining, and finally classifying. The results of this study are the components of the general meaning of “ikhlas” are `sincerity`, the component of the general meaning of `rida` is `willing`, the components of the distinguishing meaning of `ikhlas` are `sincerity`, `honesty`, `openness`, and `loyalty`, the components of the distinguishing meaning of `rida` are ‘approval’, ‘pleasure’, ‘satisfaction’, ‘acceptance’, ‘sanction’, and ‘peace’. “Ikhlas” is an activity carried out by humans only for Allah and His religion. “Rida” is an activity carried out by humans towards God, religion, and fellow humans.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Miftahul Jannah
"Tulisan ini membahas analisis komponen makna pada kata demam yang terdapat dalam naskah Kitab Tib. Ada 25 jenis demam yang disebutkan dalam naskah. Setiap kata demam berbeda satu sama lain berdasarkan penyebab, waktu terjadinya demam, gejala yang dialami oleh fisik manusia, dan obat yang digunakan. Pembeda seperti itu merupakan komponen makna demam dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan komponen makna yang terdapat dalam kata tersebut sehingga dapat terlihat perbedaan antara demam yang satu dengan yang lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan analisis komponen makna dengan menggunakan teori Nida 1975 . Hasil yang didapatkan, kata demam dalam naskah sangat bervariasi dan berbeda-beda berdasarkan komponen makna penyebab, waktu, dan gejala terjadinya demam. Akan tetapi, tidak semua kata demam dalam naskah memiliki ketiga komponen makna tersebut. Ada yang hanya memiliki komponen makna gejala atau hanya memiliki komponen penyebab dan waktu. Meskipun demikian, setiap kata demam dalam naskah memiliki komponen yang dekat dengan komponen lainnya. Selain itu, dapat diketahui pula sebuah pola yang dibentuk dari komponen waktu dan penyebab.

This paper discusses the analysis of meaning components in the word demam fever contained in the text of Kitab Tib. There are 25 types of fever mentioned in the manuscript. Every fever word is different from each other based on the cause, the time of fever, the physical symptoms experienced by humans, and the medication. Those distinctions are the meaning components of the word demam in this study. The objective of this study is to explain the meaning components contained in the word demam, so it can be seen the difference of the meaning components of the word demam from one another. To achieve the objective, an analysis of components of meaning was conducted by using the theory of Nida 1975 . The result of the analyses shows that the word demam in the text of study is greatly varied based on the meaning components of cause, time, and symptom of the fever. However, not all words of demam in the text have those three meaning components. There were cases when the word demam merely having the meaning component of symptoms or the cause and time. Nonetheless, every word of demam in the text has the component which is close to other components. In addition, it is also known the pattern which is formed from the components of time and cause."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Syarif Hidayatullah
"Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan medan makna kepala negara dalam bahasa Arab, khususnya yang terdapat pada Alquran dan Hadis. Ada enam leksem yang diteliti pada penelitian ini: ?Uli al-?amr, ?amir al﷓ mu?minin, khalifah, ?imam, sultan, dan malik. Hubungan yang terjadi di antara keenam leksem itu adalah hubungan paradigmatik. Korpus data yang berhasil dikumpulkan 1265 data yang terdiri atas 76 data dari Alquran dan 1189 data dari hadis. Jumlah itu sudah termasuk infleksi yang berupa bentuk plural pada leksem khalifah, ?imam, dan malik.
Di dalam penelitian ini dibicarakan medan makna, makna leksem dalam konstruksi kalimat, taksonimi, dan meronimi keenam leksem itu. Pada pembicaraan mengenai medan makna, diketahui adanya hubungan kongruensi yang berupa hubungan inklusi, tumpang-tindih, dan disjungsi. Analisis masing-masing leksem ketika berada pada konstruksi kalimat menunjukkan makna masing-masing leksem bersinonim dengan yang lain pada satu waktu dan di waktu yang lain berbeda makna. Masing-masing leksem dapat berkonotasi negatif dan berkonotasi positif tergantung konteks dan kolokasinya. Analisis pada konstruksi kalimat juga menunjukkan terjadinya kepolisemian dan kehomoniman pada keenam leksem itu.
Pada analisis taksonimi, diketahui leksem ?Uli al-?amr merupakan superordinat dari leksem `ulama ? dan leksem ?umara?, sementara leksem ?umara? menjadi superordinat dari leksem ?amir al-mu?minin dan leksem malik. Leksem ?amir al-mu?minin sendiri menjadi superordinat dari leksem khalifah, ?imam, dan leksem sultan. Analisis meronimi pada keenam leksem itu menunjukkan leksem ?uli al-?amr merupakan holonim dari leksem-leksem lain yang merupakan partonim dari leksem ?uli-al-?amr.

The research target is to explain semantic field of head of state in Arabic, especially, which is found in Alquran and Hadith. The lexemes which examined were ?uli al-?amr, ?amir al-mu?minin, khalifah, ?imam, sultan, and malik. The relationship among lexemes is paradigmatic. In this research, there are 1265 data. The amounts of 76 data were taken from Alquran and 1189 data from Hadith. Those data were including the inflection of plural form of khalifah, ?imam, and malik.
The research discusses the semantic field, lexeme meaning in sentences construction, taxonymy, and meronymy of those lexemes. On semantic field, there is congruence in the form of inclusion, overlap, and disjunction.
The analysis of each lexeme in the sentence construction shows the meaning of each lexeme has synonymous meaning with other at one time and has different meaning in other time. Each lexeme could have negative and positive connotation. The connotations are depending on its context and collocation. On the analysis of sentence construction, there are polysemy and homonymy tendency of those lexemes.
On the taxonymy analysis, ?uli al-?amr is the superordinate of `ulama? and ?umara?, while ?umara? the superordinate of ?amir al mu?minin and malik. Another finding shows ?amir' al-mu?minin as the superordinate of khalifah, ?imam, and sultan. In the analysis of metonymy relation, it was found that ?uli al-?amr is the holonym of other lexemes which are the partonym of ?uli al-?amr.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Mitharani Putri
"Komponen makna merupakan kajian linguistik mengenai unsur leksikal terdiri dari satu atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal tersebut. Penelitian ini membahas komponen makna kata bodoh dan kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh dalam Tesaurus Bahasa Indonesia merupakan kata-kata yang tepat untuk sinonim kata bodoh. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan komponen makna kata bodoh dan sinonimnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik penelitian kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata bodoh dan kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh dari Tesaurus Bahasa Indonesia. Data dianalisis dengan menggunakan teori komponen makna yang dikemukakan oleh Nida (1977). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua sinonim kata bodoh adalah sinonim. Kata yang bukan sinonim kata bodoh adalah dogol, domot, odoh, dan jahil. Peneliti menemukan kata-kata tersebut sudah tidak bermakna ‘bodoh’ pada konteks terbaru. Kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh termasuk dalam sinonim dekat (near synonym) dan secara garis besar memiliki tiga klasifikasi makna, yaitu (1)‘seorang yang bodoh karena menderita penyakit’, (2)‘seorang yang bodoh karena tumpul otak’, dan (3)‘seorang yang bodoh karena lambat berpikir dan bertindak spontan’. Penelitian ini menghasilkan makna kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh sehingga data penelitian ini dapat memberikan kritik dan masukan dalam penyusunan definisi kata bodoh dan sinonimnya untuk Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi VI (KBBI 6).

The meaning component is a linguistic study of lexical elements consisting of one or several elements that together form the meaning of the word or the meaning of the lexical element. This study discusses the components of the meaning of the word stupid and words that are synonymous with the word stupid. The formulation of the problem of this research is whether the words that are synonymous with the word stupid in the Indonesian Thesaurus are the right words for the synonym of the word stupid. The purpose of this study is to explain the components of the meaning of the word stupid and it’s synonyms. The research method used is a qualitative method with library research techniques. The data used in this study are the word stupid and words that are synonymous with the word stupid from the Indonesian Thesaurus. The data were analyzed using the meaning component theory proposed by Nida (1977). The results show that not all synonyms for stupid are synonyms. Words that are not synonyms for stupid are dogol, domot, bodoh, and jahil. Researchers found these words no longer mean 'stupid' in the latest context. Words that are synonymous with the word stupid are included in near synonyms and broadly have three classifications of meaning, namely (1)'a person who is stupid because he has an illness', (2)'a person who is stupid because of a dull brain', and (3) 'one who is stupid because he is slow to think and act spontaneously'. This research produces the meaning of words that are synonymous with the word stupid, so that the data of this study can provide criticism and input in the preparation of the definition of the word stupid and its synonyms for the Great Dictionary of The Indonesian Language (KBBI 6).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yadi Purwanto
"The Qur'an is a holly book (kitabullah) revealed to Prpphet Muhammad. One of all qur'an functions is as a guide or guidance for makind, which details God's other holly books. (Qur'an: 2:185). One form of al - qur'an guidance is about art. Al-Qur'an globally discusses art, whether painting art, painting and other art. One of allah's natures is Al-Jamil (the most bautiful) and He loves beauty. Islam as Din (religion) which the Qur'an generatedhighly appreciate the art, gave a stimulus for art work in accordance with the laws of Allah and the guidance of the Prophet SAW."
Bandung: ITB (Institut Teknologi Bandung), 2010
495 JUSOS 9:19 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanthi Fatwasuci
"Skripsi ini membahas komponen makna kata negara dan negeri dalam bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi 2008 digunakan sebagai korpus utama. Selain itu, peneliti menggunakan novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye sebagai korpus tambahan. Peneliti bertujuan untuk menentukan komponen makna yang dimiliki kata negara dan negeri dan menguraikan relasi makna antara kata negara dan negeri. Teori yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain teori analisis komponen makna, teori dekomposisi leksikal, teori relasi makna, dan teori ranah makna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa negara memiliki tujuh belas komponen makna dan negeri delapan komponen makna. Relasi makna kata negara dan negeri merupakan sinonimi dekat.

This thesis discusses the component of meaning from the words negara dan negeri in Indonesian language. The 2008 edition of Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) was used as main corpus. Besides, a novel called Negeri di Ujung Tanduk by Tere Liye used as additional corpus on this thesis. The purposes of this thesis are to determine the component of meaning that belongs to negara and negeri and to describe the meaning of relation between negara and negeri. The theories that was used o achieved that purpose are the theory of analyzed component of meaning, the theory of the decomposition of lexical, the theory of meaning relation, and the theory of domain of meaning. The result shows that negara has seventeen of the component of meaning, and negeri has eight of it. The meaning of relation from negara and negeri is a near synonymy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazwar Syamsu
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983
297.122 NAZ a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hariwibowo
"Penelitian ini mengenai analisis tema pada empat esai karya Rasyid Rida dalam majalah al-Manar yang berjudul al-Tarbiyah wa al-Ta'lim, al-Madaris al-Wathaniyyah fi al-Diyar al-Mishriyyah, Ila Ayy Ta'lim wa Tarbiyah Nahnu Ahwaj, dan al-'Ilm wa al-Harb. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mencari ide-ide yang terkandung dalam empat esai karya Rasyid Rida dan tema yang dibangun dari ide-ide tersebut, serta unsur-unsur yang berperan dalam membangun tema tersebut. Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Sedangkan penelitian yang dilakukan terhadap empat esai tersebut berdasarkan pendekatan struktural semiotik. Pendekatan struktural dilakukan untuk mengetahui ciri-ciri struktur yang terkandung dalam keempat esai tersebut. Pendekatan semiotik dilakukan untuk mengetahui makna dari gejala-gejala struktural yang terdapat dalam unsur-unsurnya. Unsur-unsur yang dianalisis dalam keempat esai ini adalah tema, citraan, sintaksis, diksi, dan nada. Hasil analisa mengungkapkan bahwa ide-ide yang membangun keempat esai Rasyid Rida mengangkat tema tentang pendidikan. Esai 'al-Tarbiyah wa al-Ta'lim' dan 'al-'Ilm wa al-Harb' lebih menekankan pada tema pendidikan moral, sedangkan esai 'al-Madaris al-Wathaniyyah fi al-Diyar al-Mishriyyah' dan 'Ila Ayy Ta'lim wa Tarbiyah Nahnu Ahwaj' lebih menekankan pada tema pendidikan nilai-nilai nasionalisme. Ide dan nada yang terdapat dalam keempat esai tersebut mengambil peran utama dalam membangun tema. Ide-ide dalam keempat esai tersebut dibangun melalui potret, citraan, diksi, dan bentuk kalimat sintaksis) yang terdapat pada esai-esai itu. Sedangkan nada dibangun melalui citraan, diksi, dan sintaksis pada keempat esai tersebut. Akhirnya, ide-ide dan unsur-unsur yang terdapat dalam empat esai Rasyid Rida, seperti citraan, sintaksis, diksi, dan nada ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
RB 07 A 369 t
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hariwibowo
"Penelitian ini mengenai analisis tema pada empat esai karya Rasyid Rida dalam majalah al-Manar yang berjudul al-Tarbiyah wa al-Ta'lim, al-Madaris al-Wathaniyyah fi al-Diyar al-Mishriyyah, ila ayy Ta'lim wa Tarbiyah Nahnu AHwaj, dan il-'Ilm wa al-Harb."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13151
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Yulianto
"Dalam Kamus Bahasa Jawa Bausastra Jawa Edisi ke 2 (KBJ (BJ) 2) yang terbit tahun 2011, ditemukan 19 kata bermakna ‘minum’. Kesembilan belas kata bermakna ‘minum’ ini memiliki definisi kata yang sederhana dan bersifat kurang mendetail. Komponen-komponen makna yang digunakan sebagai unsur dalam pendefinisian kata juga belum dijelaskan secara lengkap. Hal demikian dapat memicu terjadinya ketidaktepatan penggunaan kata minum. Oleh sebab itu, penelitian ini membahas mengenai analisis komponen makna kata minum dalam bahasa Jawa dengan menggunakan kamus KBJ (BJ) 2 sebagai sumber data. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan komponen makna kata minum dalam bahasa Jawa yang ada di dalam KBJ (BJ) 2. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan semantik leksikal. Dengan menggunakan teori Nida (1975), hasil penelitian menunjukkan adanya 1 komponen makna utama, 4 komponen makna pembeda, dan 28 komponen makna pelengkap. Komponen-komponen makna tersebut dapat ditambahkan dan disusun untuk melengkapi pendefinisian kata minum di dalam kamus monolingual bahasa Jawa berikutnya setelah KBJ (BJ) 2. Pendefinisian kata minum dalam KBJ (BJ) 2 belum menjelaskan mengenai komponen makna terkait pelaku tindakan minum, objek yang diminum, posisi mulut maupun bibir saat minum, peranti yang digunakan, dan cara melakukannya.

In Javanese Dictionary Bausastra Javanese 2nd Edition (KBJ (BJ) 2) published in 2011, found 19 words meaning 'drink'. The nineteen words meaning 'drink' have simple word definitions and are less detailed. The meaning components used as elements in defining words have not been fully explained. This can lead to the occurrence of inaccuracies in the use of words drink. Therefore, this study discusses the analysis of word meaning components drink in Javanese using a dictionary KBJ (BJ) 2 as a data source. The purpose of this research is to describe the components of word meaning drink in the Java language that is inside KBJ (BJ) 2. This research method is a qualitative descriptive method with a lexical semantic approach. By using Nida's theory (1975), the results of the research show that there is 1 main meaning component, 4 differentiating meaning components, and 28 complementary meaning components. These meaning components can be added and arranged to complete the word definition drink in the next Javanese monolingual dictionary after KBJ (BJ) 2. Word definitions drink in KBJ (BJ) 2 has not yet explained about the related meaning components the perpetrator of the act of drinking, the object that is drunk, the position of the mouth and lips when drinking, the device used, and how to do it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>