Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 222604 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juang Arco Tangkas
"Pencegahan dan pengendalian infeksi TB (PPI TB) bertujuan untuk mengurangi penularan TB dalam melindungi petugas kesehatan, pengunjung serta pasien dari penularan TB di rumah sakit. Perlu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan praktik PPI TB sehingga dapat menjadi acuan dalam meningkatkan kompetensi dan praktik perawat dalam PPI TB agar dapat menjadi pemutus mata rantai penyebaran TB. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan tujuan meneliti korelasi antara pengetahuan dan sikap dengan praktik perawat dalam PPI TB. Responden pada penelitian ini adalah perawat di RSUD Pasar Minggu yang diambil dengan metode total sampling sejumlah 156 perawat, instrumen yang digunakan adalah kuesioner KAP TB dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square dengan signifikasi 0,05. Hasil uji bivariat menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan sikap (p value 0,049) dan ada hubungan pengetahuan dengan praktik (p value 0,012) namun tidak ada hubungan antara sikap dengan praktik (p value 0,628). Hasil penelitian menunjukan sebagian responden memiliki tingkat pengetahuan dan sikap yang baik, dan hampir seluruh responden memiki nilai praktik yang baik.

TB infection prevention and control aims to reduce TB transmission in a population and protect health workers, visitors and patients from TB transmission in hospitals. It is necessary to know the relationship between knowledge and attitudes with the practice of PPI TB so that it can become a reference in improving the competence and practice of nurses in TB infection prevention and control and to break the chain of TB spread. This study used a cross sectional approach with the aim of examining the correlation between knowledge and attitudes with the practice of TB infection prevention and control PPI TB. Respondents in this study were nurses at Pasar Minggu Hospital who were taken with a total sampling method of 156 nurses, the instrument used was the KAP TB questionnaire with univariate and bivariate analysis using the chi square test with a significance of 0.05. The results of the bivariate test showed a relationship between attitude knowledge (p value 0.049) and knowledge with practice (p value 0.012) and there was no relationship between attitude and practice (p value 0.628). The results showed that most respondents had a good level of knowledge and attitude, and almost all respondents had the value of good practice."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Romaully
"Tingkat pengetahuan dan sikap Perawat dalam komunikasi terapeutik sangatlah pentinguntuk menunjang keberhasilan pemberian asuhan keperawatan. Bertujuan untukmengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam melakukankomunikasi terapeutik. Penelitian ini meggunakan desain cross sectional, sample sebanyak92 orang perawat, teknik pengambilan data secara simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkatpengetahuan dan sikap dalam berkomunikasi terapeutik pada perawat di RS FatmawatiJakarta tahun 2016 p value =0,248.
Hasil penelitian diharapkan menjadi bahanpertimbangan agar perawat diberikan pelatihan komunikasi dan sikap dalam berkomunikasiterapeutik, serta penelitian selanjutnya bisa meneliti apa yang belum diteliti dalam halkomunikasi terapeutik.

The level of knowledge and attitude of Nurse in therapeutic communication is veryimportant to support the success of nursing care. Aims to determine the relationshipbetween the level of knowledge and attitude of nurses in conducting therapeuticcommunication. This research used cross sectional design, 92 samples of nurses, andsimple random sampling technique.
The results showed that there was no significant relationship between the level of knowledge and attitude in communicatingtherapeutic at nurses at Fatmawati Hospital Jakarta 2016 p value 0,248.
Theresults of the study are expected to be considered for nurses to be givencommunication training and attitude in therapeutic communication, and furtherresearch can examine what has not been investigated in terms of therapeuticcommunication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elida Riris
"Angka kejadian flebitis di RS masih cukup tinggi dan meningkat setiap tahunnya, padahal rendahnya angka ini merupakan salah satu indikator mutu pelayanan RS. Pengetahuan dan perilaku perawat dalam pencegahan flebitis penting untuk menurunkan angka kejadian flebitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang terapi intravena dan karakteristik perawat (usia, pendidikan, lama kerja, pelatihan, dan ruangan tempat bekerja) dengan perilaku pencegahan flebitis (mekanik, kimia, dan bakterial). Penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional ini melibatkan 101 perawat yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tentang pengetahuan terapi intravena dan perilaku pencegahan flebitis (r Alpha=0.657). Data dianalisis menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang terapi intravena dan perilaku pencegahan flebitis bakterial (p<0.001; OR=5.23, CI 95% 1.9-13.8) dan pelatihan dengan perilaku pencegahan flebitis (p=0.006; OR=0.31, CI 95% 0.1-0.7). Peneliti menyarankan agar peningkatan pengetahuan perawat tentang terapi intravena melalui pelatihan dan ronde keperawatan lebih diprogramkan secara teratur, fungsi supervisi kepala unit terhadap perawat pelaksana dalam menerapkan perilaku pencegahan flebitis lebih dioptimalkan, dan untuk institusi pendidikan diharapkan saat praktek laboratorium terapi intravena selalu dibarengi dengan pengetahuan tentang pencegahan flebitis mekanik, kimia, dan bakterial.

The incidence of phlebitis is one indicator of good hospital care. Nurses knowledge and behavioral prevention are important to reduce incidence of phlebitis. This study aimed to determine the relationship among level of knowledge about intravenous therapy and nurses’ characteristics (age, education, employment, training, and unit where they work) and behavioral prevention of phlebitis. This descriptive analytic study used cross sectional approach and involved 101 nurses that were selected by stratified random sampling technique. The instrument used was validated questionnaires on knowledge of intravenous therapy and behavioral prevention of phlebitis (r Alpha = 0.657). Data were analyzed using chi square tests.
The results showed relationship between the level of nurses' knowledge of intravenous therapy and behavioral prevention of bacterial phlebitis (p<0.001; OR=5.23 CI 95% 1.9-13.8) and training with the behavioral prevention of phlebitis (p=0.006; OR=0.31, CI 95% 0.1-0.7). It is recommended to increase nurses' knowledge of intravenous therapy through training and nursing rounds more regularly programmed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Saptari
"Penelitian ini berfokus pada "Hubungan Antara Sikap Terhadap Penilaian Kinerja Dan Motivasi Kerja Pada Perawat Pelaksana di Rumah Sakit X". Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang bersifat non-eksperimental dengan disain analisis korelasional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 191 orang dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua alat ukur yaitu skala pengukuran "Sikap Terhadap Penilaian Kinerja" dan alat ukur "Motivasi Kerja". Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif dan korelasi Pearson's Product Moment.
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar perawat pelaksana di rumah sakit X memiliki sikap yang positif terhadap penilaian kinerja artinya mendukung terhadap penilaian kinerja meskipun berada pada rentang positif yang lemah (59-79). Motivasi kerja sebagian besar perawat pelaksana di rumah sakit X tergolong cukup artinya mempunyai semangat bekerja yang cukup dan bekerja secara efektif. Hubungan antara "Sikap Terhadap Penilaian Kinerja" dan "Motivasi Kerja" pada perawat pelaksana di rumah sakit X menunjukan adanya hubungan yang signifikan.
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan dimana akan lebih baik lagi apabila dilakukan pada beberapa rumah sakit di Jakarta, sebaiknya penelitian dilihat juga per-unit, sebaiknya alat ukur "Sikap Terhadap Penilaian Kinerja" dan "Motivasi Kerja" diuji kembali terhadap sampel yang lebih besar.

This research focus on "Relationship Between Attitude to Performance Appraisal and Work Motivation of The Nursing Staff at X Hospital". This research belongs to quantitative especially non-experiment with correlation analysis. Sample for this research is 191 person and using purposive sampling. I used two measurement for data collection, there are measurement scale for attitude to performance appraisal and the other one is work motivation. Statistic descriptive technique and correlation Pearson's Product moment there are for data analysis.
Conclusion from this research is majority of nursing staff at the X hospital have a positive attitude to performance appraisal, it means their give support to performance appraisal even though the range is low (59-79). A lot of nurse have enough work motivation for doing an effective job. They have significant relationship between performance appraisal and work motivation.
This research still needed further research where it could be better doing at many hospital in Jakarta, and research will be better if doing at each department. The measurement will be better if the sample bigger."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luciana Kabang
"Henti jantung merupakan situasi darurat tertinggi yang membutuhkan resusitasi jantung paru segera. Jika dilakukan dengan benar, peluang hidup tanpa kecacatan neurologis pasien pasca henti jantung meningkat sebesar tiga kali lipat. Peran perawat vital dalam keberhasilan RJP karena umumnya menjadi responden pertama yang mengidentifikasi henti jantung dan mengaktifkan rantai keberlangsungan hidup di Rumah Sakit sebelum bantuan lanjutan datang. RJP berkualitas yang diberikan bergantung pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik perawat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan kesadaran diri perawat dengan kualitas RJP dewasa di Rumah Sakit. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan consecutive sampling pada 89 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Knowledge Questions on Adult Basic Life Support (BLS), Attitude Questions Related to Cardiopulmonary Resuscitation CPR awareness in clinical practice dan lembar observasi Report Card CPR Quality Analysis American Heart Association , Hasil penelitian ini mendapatkan mayoritas responden berusia £ 35 tahun (84,27%), berjenis kelamin pria (51,7%), pengalaman kerja < 10 tahun (29,2%), status kepegawaian PNS (88,8%), bekerja di unit perawatan dewasa (61,8%), mengikuti pelatihan BHD £ 2 tahun (58,4 %) serta melakukan RJP ke pasien dalam waktu £ 6 bulan terakhir (59,6%). Mayoritas responden memiliki pengetahuan rendah (58,6%), sikap baik terhadap RJP (52,8%) dan kesadaran diri tinggi terhadap RJP(50,6%). Tidak ditemukan hubungan signifikan antara pengetahuan RJP, sikap terhadap RJP dan kesadaran diri perawat dengan kualitas RJP dewasa. Namun ditemukan bahwa pelatihan RJP berhubungan dengan kualitas RJP dewasa. Simpulan dari penelitian ini adalah pelatihan BHD merupakan variabel yang berkontribusi sebesar 71,1% terhadap kualitas RJP dewasa. Rekomendasi penelitian ini adalah perawat perlu melakukan pelatihan RJP yang diperbaharui setiap 2 tahun sekali sesuai dengan rekomendasi AHA.

Cardiac arrest is the highest level of emergency condition that requires immediate cardiopulmonary resuscitation (CPR). Proper resuscitation increases the chance of survival without neurological damage by three times. Role of nurses is pivotal in CPR as they are commonly the first responders to identify cardiac arrest and activate the chain of survival before the advanced team arrives. A proper quality of CPR is affected by nurse's cognitive, affective, and psychomotor aspect. Objective: to identify the association between nurse's knowledge, attitude, and self-awareness and quality of adult CPR at hospital. Method: The study was cross-sectional with consecutive sampling which involved 89 participants. The study involved Knowledge Questions on Adult Basic Life Support (BLS), Attitude Questions Related to Cardiopulmonary Resuscitation, CPR Awareness in clinical practice and observation sheet of Report Card CPR Quality Analysis American Heart Association to collect data. Result: Majority of participants were younger than 35 years old (84,27%), males (51,7%), with working experience less than 10 years (29,2%), civil servants (88,8%), working in adult care unit (61,8%), attended Basic Life Support training within last 2 years (58,4 %), had performed CPR within last 6 months 6 (59,6%), had low level of knowledge (58,6%), proper CPR attitude (52,8%) and high level of self awareness (50,6%). There was no significant correlation between knowledge on CPR, attitude toward CPR, nurse's self awareness of CPR and quality of adult CPR. However, there was significant association between CPR training and quality of adult CPR (P=0,048). Conclusion: CPR training was the most significant variable affecting quality of adult CPR by 71.1%.Recommendation: nurses are required to attend an updated CPR training biannually as recommended by AHA."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihaanah Nabiilah Rahmaniyah
"Asma menimbulkan dampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat. Tingginya angka kekambuhan yang dikaitkan dengan kurangnya pengetahuan dan sikap pencegahan di kalangan penderita, kemungkinan akan mempengaruhi kontrol dan manajemen kondisi asma secara keseluruhan. Oleh karena itu, penelitian ini terutama bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap pencegahan kekambuhan asma dengan tingkat kontrol asma. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 85 pasien asma dewasa di poli rumah sakit Persahabatan Jakarta. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif dan rancangan cross-sectional untuk mengumpulkan data. Penelitian ini mengembangkan 3 kuesioner dari Asthma General Knowledge Questionnaire for Adults, Knowledge, Attitude, Self-efficacy Asthma Questionnaire, dan Asthma Control Test. Penelitian ini menggunakan Uji Chi-Square dengan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kontrol asma (P = 0.002;  = 0.05) dan adanya pula hubungan yang signifikan antara sikap dengan tingkat kontrol asma (P < 0.001;  = 0.05). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan intervensi keperawatan pada pasien asma untuk mencegah kekambuhan asma.

Asthma has a significant impact on public health. The high relapse rate, which is associated with a lack of preventive knowledge and attitudes among sufferers, is likely to affect the overall control and management of the asthma condition. Therefore, this study mainly aims to determine the relationship between knowledge and attitude of asthma recurrence prevention with the level of asthma control. This study used purposive sampling technique with a total of 85 adult asthma patients at RS Persahabatan Jakarta. This research design uses descriptive correlation with a quantitative approach and cross-sectional design to collect data. This study developed 3 questionnaires from the Asthma General Knowledge Questionnaire for Adults, Knowledge, Attitude, Self-efficacy Asthma Questionnaire, and Asthma Control Test. This study used the Chi-Square Test with the results there is a significant relationship between the level of knowledge and the level of asthma control (P = 0.002;  = 0.05) and there is also a significant relationship between attitude and the level of asthma control (P < 0.001;  = 0.05). This study is expected to be a consideration for nursing interventions in asthma patients to prevent asthma recurrence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amatul Firdaus Ramadhan
"Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis dan masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat serta bagi tenaga kesehatan Indonesia. Data TBC yang berkaitan dengan dokter gigi di Indonesia belum tersedia, bahkan di Jakarta sebagai ibu kota negara. Hingga saat ini belum ada data tingkat pengetahuan, sikap, praktik TBC serta kesediaan dokter gigi dalam merawat pasien dengan riwayat TBC. Penelitian ini akan mendeskripsikan tingkat pengetahuan, sikap, praktik serta kesediaan dokter gigi dalam merawat pasien dengan riwayat TBC. Kuesioner yang digunakan sebagai instrumen penelitian ini diterjemahkan dan dilakukan adaptasi lintas budaya kuesioner. Kuesioner disebarkan secara daring kepada dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang berpraktik di Jakarta. Sebanyak 209 responden yang terdiri dari 119 dokter gigi umum dan 90 dokter gigi spesialis. Responden memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik yang rendah terkait TBC, tetapi mayoritas responden bersedia merawat pasien dengan riwayat TBC. Dokter gigi di Jakarta perlu mendapatkan pelatihan terkait TBC sehingga nantinya akan memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan pelayanan pasien dengan riwayat TBC.

Tuberculosis (TB) is a disease caused by Mycobacterium tuberculosis and a threat to the public, especially to Indonesian health workers. TB data related to dentists in Indonesia is not yet available, even in Jakarta, the nation's capital. There is also no data related to knowledge, attitudes, TB practices, and the willingness of dentists to treat patients with a history of TB. This study will describe the level of knowledge, attitude, practice, and willingness of dentists to treat patients with a history of TB. The questionnaire used as the research instrument was translated and cross-cultural adaptation of the questionnaire was carried out. Cross-sectional questionnaires were distributed online to dentists and dental specialists working in Jakarta. A total of 209 participated in this study, 119 general dentists and 90 specialist dentists. Respondents had low levels of knowledge, attitudes, and practice regarding TB, but the majority of respondents were willing to treat patients with a history of TB. Dentists in Jakarta need to receive training related to TB so that later they will have good skills in providing services to patients with a history of TB."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rahmawati
"Latar belakang: Syok septik merupakan kondisi klinis umum yang terkait dengan tingkat kematian yang tinggi diantara pasien sakit kritis. Pasien syok sangat memerlukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda klinis serta status hemodinamik dan status intravaskuler. Perawat intensif memiliki peran penting untuk pengenalan dini sepsis dan identifikasi perburukan, sehingga perawat intensif perlu memiliki pengetahuan dan sikap yang baik dalam penanganan syok septik. Tujuan penelitian: menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perawat intensif dalam penanganan pasien syok septik di Intensive Care Unit RS Grup X Jakarta. Desain penelitian menggunakan deskriptif analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional, analisis penelitian dengan uji Fisher Exact pada 110 responden perawat intensif dilakukan di 3 RS pada Grup X Jakarta. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Kesimpulan: ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perawat intensif dalam penanganan pasien syok septik di RS Grup X Jakarta (p-value 0.044 < α= 0.05). Rekomendasi: Pengetahuan perawat dalam mengidentifikasi dan melakukan tatalaksana syok septik, serta skrining pencegahan syok septik (qSOFA dan SOFA) harus ditingkatkan dalam bentuk peningkatan pengetahuan terstruktur.

Septic shock is common clinical condition associated with high mortality rate among critically ill patients. Septic shock patient should be closed monitoring of clinical signs and hemodynamic also intravascular status. Intensive nurses have an important role for early identify and prevent septic shock. So, critical nurses have to good knowledge and attitudes in management of septic shock. Aim: this study was to analyze the correlation knowledge level and nurse’s attitude of septic shock management in intensive care unit at Group X Hospital Jakarta. Study Design: descriptive analytic correlation with a cross-sectional using Fisher Exact test on 110 intensive nurse respondents at 3 Hospital of Group X Jakarta. Conclusion: there is a significant correlation between the level of knowledge and attitude intensive nurses in management of septic shock patients at Group X Hospital Jakarta (p < α = 0.05). Recommendation: Knowledge nurses to identify and management septic shock, screening to prevent septic shock (q-SOFA and SOFA) must be improved with knowledge structured improvement."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Kurniawan
"ABSTRAK
Infeksi dengue merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Kementrian Kesehatan RI melaporkan terdapat 71.668 laporan kasus demam berdarah dengue dan 641 kasus meninggal karena demam berdarah pada tahun 2014. Demam berdarah dapat dicegah, salah satunya dengan mengontrol transmisi vektor dengue. Efektifitas pencegahan dengue ditentukan oleh kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk dengue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografis usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan orangtua dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku mereka terkait transmisi dan pencegahan dengue pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang menggunakan data primer yang diperoleh dari kuisioner yang diisi oleh subjek penelitian. Hasil penelitian didapatkan sebagai berikut: 51,7 orang tua berpengetahuan cukup baik, 96,3 bersikap baik, dan 63,2 berperilaku cukup baik. Pendidikan memiliki korelasi yang signifikan dengan pengetahuan orang tua terkait transmisi dan pencegahan dengue p= 0,05 . Sebaliknya usia, pekerjaan, dan penghasilan tidak memiliki hubungan signifikan p > 0,05 . Dapat disimpulkan bahwa hanya faktor pendidikan memiliki hubungan bermakna dengan pengetahuan subjek terkait transmisi dan pencegahan infeksi dengue pada anak. Diperlukan studi lanjutan dengan subjek dari provinsi lain agar hasil penelitian dapat diekstrapolasi pada populasi Jakarta dan juga diseminasi mengenai infeksi dengue yang lebih giat oleh pemerintah kepada masyarakat.

ABSTRACT
Dengue infection is a major health problem in Indonesia. The Ministry of Health of Indonesia reported 71,668 cases of dengue hemorrhagic fever and the resulting 641 deaths in 2014. Dengue fever can be prevented by taking preventive control measure to prevent transmission of dengue infection via its vector. The effectiveness of dengue prevention depends on community awareness and participation in eradicating or reducing breading site for mosquitos. This research aims to investigate the correlation between parents rsquo sociodemographic factors age, education, occupation, and income and their knowledge, attitude, and practice regarding dengue transmission and prevention in children. This is a cross sectional research using primary data taken from questionnaires filled by the respondents. The results were as follows 53 of parents have sufficient knowledge, 96 display good attitude, and 63.2 exhibit good practice regarding dengue transmission and prevention. Education has a significant correlation with parents rsquo knowledge regarding transmission and prevention p 0.05 , whereas age, occupation, and income do not have significant correlation p 0.05 . In conclusion, only education has a significant correlation with the subject rsquo s knowledge regarding dengue transmission and prevention. Futher study with greater subjects from every province in order to extrapolate the data into Jakarta rsquo s population and also more frequent dissemination of dengue infection from the government to the public are needed."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisvia Ramadhanty Amalia
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 di Indonesia memiliki dampak besar pada praktik pelayanan kedokteran gigi. Dokter gigi memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi COVID-19 dalam prosedur kedokteran gigi. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan penularan COVID-19 dalam bentuk kontrol infeksi yang merupakan salah satu indikator penilaian kualitas dalam praktik pelayanan kedokteran gigi. Tujuan: Penelitian ini menjelaskan hubungan antara pengetahuan dan sikap pencegahan COVID-19 dengan praktik pelayanan di RSKGM FKG UI pada mahasiswa PPDGS Konservasi Gigi. Metode: Penelitian deskriptif analitik potong-lintang pada 58 mahasiswa PPDGS Konservasi Gigi FKG UI berbasis kuesioner yang dibagikan secara daring. Hasil: Berdasarkan Uji Mann-Whitney dan Kruskal Wallis, tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik (p > 0,05) antara pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan COVID-19 berdasarkan lama pengalaman kerja dan tahun angkatan pendidikan. Uji korelasi Spearman menunjukkan tidak ada hubungan (p > 0,05) pengetahuan dan sikap mahasiswa tentang pencegahan COVID-19 dengan praktik pelayanan kedokteran gigi. Kesimpulan: Mahasiswa PPDGS Konservasi Gigi memiliki tingkat pengetahuan baik, sikap positif dan praktik yang baik terkait pencegahan COVID-19. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap responden tentang pencegahan COVID-19 dengan praktik pelayanan di RSKGM FKGUI serta tidak terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan, sikap, dan praktik pencegahan COVID-19 berdasarkan lama pengalaman kerja dan tahun angkatan pendidikan.
Background: The COVID-19 pandemic in Indonesia has had a major impact on the dental services. Dentists are exposed to a higher risk of getting infected by COVID-19 during dental procedures. Therefore, it is necessary to take measures to prevent the transmission of COVID-19 in the form of infection control which is one of the indicators of quality assessment in dental service practice. Objectives: This study explains the correlation between knowledge and attitudes about COVID-19 prevention with service practice at RSKGM FKG UI on Conservative Dentistry Specialty Program Student. Methods: A cross-sectional descriptive analytic study was conducted on 58 Conservative Dentistry Specialty Program Students based on questionnaires taken online. Result: Based on the Mann-Whitney and Kruskal Wallis tests, there was no statistical difference (p> 0.05) between knowledge, attitudes and practices of COVID-19 prevention based on length of work experience and years of education. The Spearman test showed no correlation (p> 0.05) between knowledge and attitudes of students about COVID-19 prevention on dental service practices. Conclusion: Conservative Dentistry Specialty Program Students have a good level of knowledge, positive attitude and good practices related to COVID-19 prevention. There is no correlation between the knowledge and attitudes of respondents about COVID-19 prevention on service practices at the RSKGM FKG UI and there is no significant difference in knowledge, attitudes, and practices of COVID-19 prevention based on the length of work experience and years of the education"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>