Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66045 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Wahyu Putra
"

Pengembaraan merupakan proses untuk menjalankan laku dalam tradisi Jawa berupa proses pengemblengan diri dengan tujuan untuk mendapatkan kesempurnaan hidup (ngudi kasampurnan). Nilai-nilai spiritualitas pengembaraan tertanam dalam masyarakat Jawa sebagaimana digambarkan dalam karya sastra Jawa. Rangsang Tuban adalah novel Jawa yang mengangkat aspek spiritual pengembaraan pangeran Warihksusuma. Penelitian ini menggunakan konsep pengembaraan dan nilai spiritual menurut Niels Mulder. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai spiritual berupa nilai-nilai hidup, magis, dan lelana brata dalam pengembaraan pangeran Warihkusuma. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana nilai-nilai spiritual digambarkan melalui penggembaraan tokoh pangeran Warihkusuma dalam novel Rangsang Tuban karya Padmasusastra. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif dan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa pangeran Warihkusumah merupakan manusia Jawa unik karena mampu menyeimbangkan diri sebagai seorang bangsawan dan rohaniawan dalam menjalankan pengembaraan. Pangeran Warihkusuma merupakan seorang bangsawan dari status sosial tinggi namun ia mampu menguasai diri dan menjadi seorang rohaniawan. Hal ini ditunjukkan dengan kemampunnya menyelaraskan diri dengan hal-hal magis (jagad cilik dan jagad gedhe) dan mendapat anugerah Tuhan berupa weca selama masa pengembaraannya. Nilai-nilai hidup, magis, dan lelana brata dalam pengembaraan pangeran Warihkusuma menjadi kunci keberhasilan pengemblengan dirinya untuk mencapai pendewasaan dan kesempurnaan hidup.

 


Odyssey is a process to practice in Javanese tradition in the form of self-cultivation with the aim of obtaining the perfection of life (ngudi kasampurnan). Spiritual values in odyssey are cultaminated in Javanese society through Javanese literatures. Rangsang Tuban is one of the Javanese literatures that raise spiritual aspects in Prince Warihkusuma’s odyssey. This research uses concepts of odyssey and spiritual values by Niels Mulder. This research aims to describe spiritual values in the form of life and magical values of the Prince Warihkusuma’s odyssey in Rangsang Tuban. The research question in this research is how spiritual values are portrayed through the odyssey of Prince Warihkusuma in Rangsang Tuban by Padmasusastra. This research conducts objective approach and descriptive-qualitative method. The result of this research shows that Prince Warihkusumah as a unique Javanese man because he could balance himself as a nobleman and as a priest during his odyssey. Prince Warihkusumah comes from noble class of social status but he is able to adjust himself as a priest. This was shown by his ability to adapt with magical influences (jagad cilik and jagad gedhe) and awarded with the God’s gift in the form of weca during his odyssey. The spiritual values in the form of life, magis, and lelana brata values in Prince Warihkusuma’s odyssey become the successful key of self-training and learning to achieve maturity and life’s perfection.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Padmasusastra
Yogyakarta: Pura Pustaka, 2013
899.222 PAD r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi saduran novel Padmasusastra berjudul Rangsang Tuban, yang semula diterbitkan di Surakarta pada tahun 1900, dalam tembang macapat. Menurut keterangan pada bait pertama naskah ini, disebutkan bahwa teks disusun oleh Padmasusastra (Wirapustaka), namun kurang jelas kalau yang dimaksud ialah penulisan teks asli atau saduran ini. Tentang novel Rangsang Tuban lihat Pigeaud 1967:258, Pratelan 11:366, dan Quinn 1992. Teks ini menceritakan tentang dua orang pangeran Tuban bernama Warih Kusuma dan Warsa Kusuma. Warsa Kusuma menggantikan ayahnya naik tahta di kerajaan Tuban. Dia jatuh cinta kepada istri Warih Kusuma bernama Dewi Wresti dan suatu ketika berhasil menggaulinya, namun dia kemudian dibunuh oleh Sang Dewi. Hasil hubungan tersebut melahirkan seorang anak bernama R. Udaka Wimba yang kemudian kawin dengan Dewi Sendang yaitu anak Warih Kusuma dengan putri dari Banyu Biru bernama Dewi Wayi. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) pangkur; (4) maskumambang; (5) kinanthi; (6) megatruh; (7) asmarandana; (8) gambuh; (9) mijil; (10) dhandhanggula; (11) sinom; (12) pangkur; (13) maskumambang; (14) kinanthi; (15) megatruh; (16) asmarandana; (17) pangkur; (18) durma; (19) dhandhanggula; (20) gambuh; (21) mijil; (22) dhandhanggula; (23) sinom; (24) pangkur; (25) maskumambang; (26) kinanthi; (27) megatruh; (28) asmarandana; (29) durma; (30) gambuh. Naskah ini dilengkapi dengan keterangan tentang kata-kata yang dianggap penting yang terdapat dalam naskah, seperti nama tokoh, nama tempat, atau narna subyek lainnya. FSUI memperoleh naskah ini sebagai hadiah dari P.T. Caltex Pacific Indonesia, diserahkan ke Biro Naskah FSUI pada tanggal 21 Januari 1977."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.46-CT 22
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
L.M. Elmi Wiarti
"Kita yang menggeluti kebudayaan Jawa, khususnya di bi_dang kesusasteraan, boleh bangga karena memiliki sejumlah pujangga yang telah mewariskan karya-karyanya kepada kita. Misalnya kita mengenal R.Ng. Yasadipura I dan II yang anta_ra lain menggubah kitab Serat Menak, Rama Jarwa, Wiwaha Jarwa, Wicara Keras, Sasanasunu, Arjunasasrabahu atau Lokapala. Sinuhun Pakubuwana IV terkenal dengan gubahannya yaitu Wu_lang Rah yang dipakai sebagai pedoman Para abdi keraton. R.Ng. Sindusastra terkenal dengan karyanya yang berjudul Arjunasasrabahu yang bersumber dari Serat Linda. R. Ng. Rang_gawarsita antara lain menggubah Paramayoga, Pustaka Raja, Jitapsara, dan masih banyak pujangga lain yang juga menghasilkan karya-karya besar (Poebatjaraka,1957). Salah seorang pujangga yang tidak kalah pentingnya da_lam sejarah kesusasteraan Jawa adalah K.G.P.A.A Mangkunegara IV (MN IV), Beliau adalah seorang seniman dan juga filosof yang banyak mewariskan karya-karyanya kepada kita. Karya-_karyanya dalam bentuk tembang (puisi Jawa) banyak digemari dan dikagumi orang, baik dalam maupun luar negeri. Th.Pigeaud dalam majalah Djawa (1927:244) mengakui MN IV sebagai penyair yang menduduki tempat utama dalam hal keindahan bahasa. Dalam keadaan demikian beliau telah mem_peroleh tempat utama dalam sejarah kesusasteraan Jawa. P.T.R. Soedjonoredjo, yang pernah membahas kitab Wedhatama, mengagumi MN IV dalam hal susunan kalimatnya yang sa_ngat menarik untuk didengar, menggetarkan perasaan dan dapat dijadikan sarana penggemblengan serta pembinaan jiwa (Hadi_sutjipto,1979:74). Pendapat-pendapat tersebut di atas didukung pula oleh S.Z. Hadisutjipto (Ibid :75). Jika kita mendengar nama MN IV tentu teringat pada Wedhatama atau Tripama, dua karya MN IV yang paling digemari orang hingga kini. Hal ini disebabkan oleh isi yang terkan_dung di dalamnya dan juga keindahan bahasanya. Akan tetapi kita tidak boleh melupakan karyanya yang lain yang juga sa_ngat indah bahasanya. Misalnya Rerepen, yang menceritakan seseorang yang sedang menghibur diri untuk meredakan kese_dihan karena rindu pada kekasih hati. Dalam Rerepen MN IV memperlihatkan kemahirannya menggubah tembang dengan merangkaikan kata-kata berisi teka-teki atau tebakan dan sekaligus mencantumkan jawabannya secara tersamar. Seni merangkai kata_kata seperti ini menghasilkan suatu bentuk karya sastra yang disebut wangsalan. R.Ng. Sasrasumarta (1956:38) mengatakan, ... wangsalan punika dados bumbu ingkang sedhep sanget bahwa wangsalan merupakan bumbu yang sangat sedap."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ki Padmasusastra
Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982/1983
899.222 PAD s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliati
"ABSTRACT
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penyebab tokoh Hasan menjadi seorang ateis dan bagaimana proses perubahan spiritual Hasan dari seorang Islam yang taat menjadi seorang yang ateis serta bagaimana pemikiran Islam dalam menolak paham ateis. Masalah penelitian ini adalah 1) apa yang menjadi penyebab tokoh Hasan menjadi seorang ateis; 2) bagaimana proses perubahan spiritual Hasan dari seorang Islam yang taat menjadi seorang yang ateis; dan 3) bagaimana pemikiran Islam dalam menolak paham ateis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi pustaka. Berdasarkan kajian dapat diketahui bahwa penyebab terjadinya transformasi spiritual pada tokoh Hasan dari seorang Islam taat menjadi seorang ateis adalah karena lemahnya tradisi berpikir Islam yang dimilikinya serta faktor percintaan yang mengesampingkan norma dan etika agama."
Mataram: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
400 MABASAN 11:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kediri: Tan Khoen Swie, 1936
D 899.22 B 15
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Homer
London: Wordsworth Classics, 2002
883.01 HOM o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>