Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1699 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beevers, D. Gareth
Chichester: Wiley Blackweel, 2015
616.132 BEE a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kaplan, Norman M., 1931-
London: Martin Dunitz Press, 2001
616.132 KAP t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kaplan, Norman M., 1931-
Philadelphia: Lippincott, Williams & Wilkins, 2002
616.132 KAP k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Strodter, Dietrich
Bremen: UNI-MED Verlag AG, 2013
616.132 STR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Minarma
"Latar Belakang: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara bising yang disebabkan oleh pesawat terbang dengan tekanan darah. Metode: Penelitian nested case-control dilakukan pada penerbang Angkatan Udara Republik Indonesia yang melakukan pemeriksaan fisik tahunan di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (LAKESPRA) Saryanto tahun 2003 ? 2008. Data yang diperoleh dari rekam medis berupa umur, jumlah jam terbang, jenis pesawat, kadar glukosa puasa dan kadar kholesterol darah, lingkaran pinggang, tinggi dan berat badan (Indeks Massa Tubuh), serta tekanan darah. Hasil: Dari 549 penerbang, ada 49 yang hipertensif, dengan tekanan sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Penerbang pesawat helikopter mempunyai risiko menderita hipertensi hampir 2 kali dibandingkan penerbang pesawat terbang biasa. Penerbang dengan jumlah jam terbang lebih dari 1400 jam mempunyai risiko menderita hipertensi lebih 2 kali dibandingkan penerbang dengan jumlah jam terbang ≤ 1400 jam. Kesimpulan: Jenis pesawat terbang, yang berkaitan dengan jenis bising yang terbangkit, mungkin merupakan faktor risiko hipertensi pada penerbang. Peningkatan jumlah jam terbang meningkatkan risiko hipertensi

Background: To investigate the association between aircraft noise and blood pressure. Methods: A nested case-control study was conducted on Indonesian Air Force pilots doing annual medical check-ups at the Saryanto Institute for Aviation and Aerospace Health (LAKESPRA) from 2003 ? 2008. The data extracted from medical records were age, total flight hours, type of aircraft, fasting blood glucose and cholesterol levels, waist circumference, height and weight (Body Mass Index), and blood pressure. Results: There were 549 pilots, 49 were found to be hypertensive, with SBP ≥ 140 mmHg and/or DBP ≥ 90 mmHg. Helicopters pilots were at an almost 2 fold risk of hypertension compared to pilots of the fixed wing aircrafts. Pilots with more than 1400 hours of flight had more than 2 fold risk of being hypertensive compared to those with 1400 flight hours or less. Conclusion: The type of aircraft, which is related to the noise generated, may be a risk factor for developing hypertension in pilots. Increased total flight hours also increased the risk of hypertension."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Texas: American Heart Association, 1999
616.132 HYP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: W.B. Saunders, 1959
616.132 HYP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Penggunaan obat yang menghambat sistem renin-angiotensin adalah salah satu cara efektif dalam mengintervensi patogenesis kelainan-kelainan kardiovaskular dan ginjal khususnya dalam terapi hipertensi. Ide untuk menhambat sistem renin pada muaranya dengan renin inhibitor telah dimulai sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Renin inhibitor menghambat perubahan angiotensinogen menjadi angiotensin, yang selanjutnya mengurangi pembentukan peptida aktif angiotensin II. Generasi pertama (enalkiren) dan generasi kedua (remikiren) dari renin inhibitor yang secara oral aktif, tidak pernah digunakan secara klinis karena rendahnya bioavailabilitas oral dan lemahnya aktivitas anti hipertensinya. Saat ini aliskiren, non-peptida renin inhibitor pertama yang secara oral aktif dari generasi ketiga telah melalui uji klinik di fase III dan telah disetujui oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) pada bulan Maret 2007. Obat ini merupakan renin inhibitor pertama dengan indikasi hipertensi di Indonesia, suatu obat dengan bioavailabilitas oral, spesifi sitas dan efi kasi yang lebih baik. Makalah ini membahas perkembangan serta aspek farmakologi dari aliskiren.

Abstract
The use of drugs that inhibit the renin-angiotensin system is one of the effective way to intervene in the pathogenesis of cardiovascular and renal disorders, especially in hypertension treatment. The idea of blocking the renin system at its origin by renin inhibitor has existed for more than 30 years. Renin inhibitor supresses the covension of angiotensinogen into angiotensin, and further deacreases the generation of the active peptide angiotensin II. The first generation (enalkiren) and second generation (remikiren) of orally active renin inhibitors were never used clinically because of low bioavailability and weak blood pressure-lowering activity. At present, aliskiren is the fi rst non-peptide orally active renin inhibitor of the third generation to progress to phase III clinical trials and was approved by U.S. Food and Drug Administration (FDA) in March 2007. Aliskiren becomes the fi rst renin inhibitor with indications for the treatment of hypertension in Indonesia, a compounds with improved oral bioavailability, specifi city and effi cacy. This review summarises the development of oral renin inhibitors, pharmacological aspects, with a focus on aliskiren. "
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Felix Firyanto Widjaja
"Latar belakang: Prehipertensi dan hipertensi berhubungan dengan berbagai komplikasi pada hampir seluruh organ, tetapi sering diabaikan oleh dewasa muda di daerah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi prehipertensi dan hipertensi pada dewasa muda di pelayanan kesehatan dasar di daerah pedesaan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Metode: Studi potong lintang ini dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Subjek penelitian adalah pasien balai pengobatan yang diambil secara konsekutif pada hari Senen sampai Sabtu pada bulan September 2012, berusia antara 18?25 tahun, tidak hamil atau dalam kondisi syok. Subjek diwawancara (usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, waktu duduk, perilaku merokok, minum alkohol, dan riwayat keluarga) dan diperiksa oleh tenaga kesehatan (berat, tinggi, indeks massa tubuh [IMT], tekanan darah sistolik dan diastolik).
Hasil: Dari 111 dewasa muda, 34,2% memiliki prehipertensi dan 17,1% memiliki hipertensi. Jika dibandingkan menurut jenis kelamin, wanita lebih banyak mengalami prehipertensi, tetapi hipertensi lebih banyak terjadi pada pria. Riwayat keluarga dari ibu dan bapak tidak berhubungan baik dengan prehipertensi maupun hipertensi jika dibandingkan dengan normotensi. Aktivitas total tidak terlihat berhubungan dengan prehipertensi (OR = 2,6; p = 0,052), dan juga hipertensi (OR = 1,758; p = 0,498). IMT berhubungan dengan hipertensi (OR = 3,354; p = 0,041), tetapi tidak berhubungan dengan prehipertensi (OR = 2,343; p = 0,099).
Kesimpulan: Prevalensi prehipertensi dan hipertensi cukup tinggi pada dewasa muda di pelayanan kesehatan dasar di daerah pedesaan. Intervensi untuk mencegah penyakit yang lebih lanjut perlu dilakukan sejak dini dengan modifikasi gaya hidup karena tekanan darah berhubungan dengan faktor risiko yang dapat diubah, seperti IMT dan aktivitas total.

Background: Prehypertension and hypertension were related with many complications of nearly every organ, but often neglected by young adults in rural area. This research was done to observe the prevalence of prehypertension and hypertension among young adult in a primary health care of rural area at Cicurug, Sukabumi District, West Java.
Methods: This cross-sectional study was done in Cicurug Public Health Center, Sukabumi District, West Java. The subjects were consecutively recruited from the outpatient clinic on Monday until Saturday in September 2012,18?25 years old, not pregnant nor having shock. They were interviewed about their age, gender, physical activity, sitting hours, smoking habit, alcohol consumption, and family history and examined by trained health professionals (weight, height, body mass index [BMI], systolic and diastolic blood pressure).
Results: From 111 young adults, 34.2% had prehypertension and 17.1% had hypertension. Within sex groups, the prevalence of prehypertension was higher in females, whereas hypertension was occurred more in males. Neither of family history from mother nor father were associated with prehypertension and hypertension compared with normotension. Total activity was not associated with prehypertension (OR = 2.6; p = 0.052) and hypertension (OR = 1.758; p = 0.498). BMI was associated with hypertension (OR = 3.354; p = 0.041) and not associated with prehypertension (OR = 2.343; p = 0.099).
Conclusion: Prevalence of prehypertension and hypertension were relatively high among young adult in primary health care of rural area. Intervention to prevent further complications needs to be done early with lifestyle modification because blood pressure is associated with modifiable risk factors, such as BMI and total activity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>