Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152544 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yesi Syafira Amalia
"Rumah merupakan ruang sosial yang dibentuk oleh tindakan sosial. Tindakan sosial memberikan makna pada bagaimana sebuah ruang dikonsepsikan oleh mereka yang mengisi dan menghidupkan ruang tersebut. Maka dari itu ruang harus digunakan atau dipakai sehingga memiliki makna (Lefebrve, 2012: 31). Makna gender dalam rumah dapat diidentifikasi sebagai ruang yang digunakan oleh satu atau lebih gender (Rosing, 2003: 191). Gender memberikan peran dalam pengaturan ruangan pada rumah tinggal. Pemisahan ini berkaitan dengan perbedaan peran dan kegiatan yang dilakukan pria dan wanita. Hal ini yang kemudian berlaku pada rumah tradisional jawa yang membagi ruangan berdasarkan wilayah kekuasaan laki-laki dan perempuan. Rumah tradisional Jawa merupakan rumah tinggal yang dibangun berdasarkan nilai, konsep, filosofis dan makna sesuai dengan kebudayaan Jawa. Dunia orang jawa yang tidak dapat dipisahkan dari pemahaman tentang keseimbangan makrokosmos dan mikrokosmos. Pemahaman mengenai keseimbangan kosmologi dapat dibentuk berdasarkan konsep dualitas, seperti pada rumah jawa yaitu luar dan dalam, kiri dan kanan, tempat istirahat dan aktivitas, dan spirit laki-laki dan spirit perempuan. Kajian ini membahas makna ruang pada nDalem Pangeran Adipati Aria Mertadireja III yang dikaitkan dengan konteks gender. Ruang menjadi fokus utama pembahasan karena pembagian ruang pada suatu rumah dapat ditentukan berdasarkan peran perempuan dan laki-laki yang menempati rumah tersebut. Ndalem Pangeranan Mertadireja III merupakan sebuah rumah tradisional Jawa yang berada di Banyumas Jawa Tengah. Rumah ini dibangun pada tahun 1901 oleh mantan bupati Banyumas ke 17 bernama pangeran Adipati Aria Mertadireja III. Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan metode, yaitu pengumpulan data, pengolahan data dan penafsiran data. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunjungi langsung objek kajian untuk memperoleh data berupa data verbal dan piktorial. Data yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan teori tata ruang dan gender. Pada tahap interpretasi maka ruang akan diberikan makna berdasarkan ruang kekuasaan laki-laki dan perempuan. Kemudian setiap kekuasaan sering terjadi perlawanan atau resistensi dalam kelas sosial. Hal tersebut juga terlihat pada ruang dalam nDalem Pangeranan Mertadireja III. Untuk itu kajian ini bertujuan untuk melihat makna tata ruang pada bangunan sebagai representasi adanya pembagian ruang atas dasar gender dan adanya resistensi ruang. Hasil dari kajian ini adalah memperlihatkan pembagian tata ruang berdasarkan wilayah kekuasaan laki-laki dan perempuan. Laki-laki ditempatkan di ruangan terbuka, bersih, depan dan sisi kanan rumah. Sedangkan perempuan ditempatkan ruangan tertutup, kotor, belakang dan sisi kiri rumah. Terakhir adanya resistensi ruang atau bentuk perlawanan dimana ruang wilayah kekuasaan laki-laki juga dapat dimanfaatkan oleh perempuan.

House is a social space that is constructed through social actions by individual. These social actions create meanings to the way space is conceptualized through actions that fill and animate the very space (Lefebvre, 2001:31). Activities done in specific spaces bestow different meaning, including gendered meanings. As such, gendered activities both shape and are shaped by gendered spaces. Javanese traditional house are one such gendered space. Javanese traditional house are built to reflect the microcosm and microcosm of the Javanese philosophy of living. For the Javanese, duality and balance are two important concepts, which is reflected spatially through the how their houses are organized: inside and outside, left and right, rest area and activity area, as well as masculine and feminine spaces. This research discusses the meaning of gendered space in the house nDalem Pangeranam Mertadireja III. Gendered Space is the main focus of the discussion because the division of space in a house can be determined based on the roles of women and men occupying the house. Ndalem Pangeranan Mertadireja III is a traditional Javanese house built in 1901 by the 17th Banyumas Regent, Pangeran Adipati Aria Mertadireja III. The house is located in Banyumas, Central Java. This research is comprised of three parts: data collection, data analysis, and data interpretation. Data collection was done through visiting the Mertadireja house and conducting interviews and taking photographs. Data is then analyzed using theories of gendered space. Lastly, each room is interpreted and later assigned as masculine or feminine. The purpose of this study is to analyze how gender is reflected in space, and how gendered resistance can then be observed spatially. This research concludes that within the Mertadireja house, masculine spaces are open, clean, and located in the front and right side of the house. In contrary, feminine spaces are closed, dirty, and located in the back and left side of the house. However, resistance is reflected spatially when women make use of masculine spaces.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Dwi Wigati
"ABSTRAK
Masyarakat Jawa memiliki suatu pandangan tersendiri dalam memahami alam semesta yang menjadi identitas mereka, yaitu kosmologi Jawa. Nilai nilai pada pandangan kosmologi Jawa tertuang pada setiap aspek kehidupan mereka. Melalui organisasi ruang, keselarasan nilai nilai tersebut dapat dilihat pada rumah tradisional Jawa dan upacara yang dilakukan di dalamnya. Upacara pada masyarakat Jawa berhubungan dengan siklus kehidupan mereka; mulai dari kelahiran, pernikahan, pencapaian hidup, hingga kematian. Hampir di setiap upacara yang dilakukan diiringi dengan pagelaran wayang kulit sebagai simbol kehidupan masyarakat Jawa, sehingga hubungan organisasi ruangnya dengan rumah tradisional Jawa tidak dapat dipisahkan. Skripsi ini menganalisis organisasi ruang pagelaran wayang kulit dan keselarasannya dengan kosmologi Jawa yang diterapkan pada rumah tradisional Jawa. Berdasarkan hubungan organisasi ruang dan upacara adat yang dilakukan di dalamnya, penulisan ini juga mencoba untuk menganalisis lebih lanjut perubahan dari masa ke masa melalui contoh dua pagelaran wayang kulit yang berbeda, yaitu yang dilakukan sebagai tradisi di dalam rumah tradisional Jawa dan yang dilakukan sebagai rekreasi di luar rumah tradisional Jawa.

ABSTRACT
Javanese people have their own views in understanding the universe that forms their identity, namely Javanese cosmology. Values in Javanese cosmological views are expressed in every aspect of their lives. Through the spatial organization, the harmony of these values can be seen in traditional Javanese houses and ceremonies performed therein. The ceremonies are related to life cycle of javanese people; from birth, wedding, life attainment, to funeral. Almost every ceremony that is performed is accompanied by shadow puppet performances as a symbol of Javanese life, so that the relationship between its spatial organization and traditional Javanese houses cannot be separated. This undergraduate thesis analyze the spatial organization of shadow puppet performance and its connection Javanese cosmology applied in Javanese traditional houses. From the connection of spatial organization and ceremonies performed therein, this study also tries to further explore changes over time through the example of two different shadow puppet performances, which performed as tradition in Javanese traditional house and as recreation outside Javanese traditional house."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lien Dwi Anggraini
"ABSTRAK
Ornamen sebagai bagian dari elemen rumah tradisional Betawi. Ornamen menjadi satu wujud fisik rumah tradisional yang mengisi komponen bangunan. Bentuk-bentuk pada ornamen yaitu bentuk geometris maupun bentuk non-geometris. Ornamen dilihat dari segi visual sebagai sesuatu yang indah, dari segi bahan, warna maupun bentuk. Adapun adanya keberadaan ornamen karena pengaruh sosial-budaya yang terkait pada rumah tradisional Betawi. Ornamen sebagai produk budaya Betawi ini memberikan beberapa peran yaitu sebagai hiasan pada komponen bangunan atau elemen dekoratif maupun mengandung unsur simbolik. Ornamen secara turun-temurun diwariskan pada masyarakat Betawi pada rumah tradisional dan menjadi ciri khas masyarakat Betawi. Dalam kebudayaan material, ornamen sebagai wujud fisik secara non verbal dapat menyampaikan pesan-pesan terkait konteks sosial budaya sehingga dapat terjelaskan hanya dengan melihat ornamen.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Tedjohadisumarto
"Buku ini menyajikan lagu-lagu yang digolongkan dalam “sekar macapat” dan “sekar tengahan”. Lagu-lagu tersebut ditujukan bagi murid kelas III dan IV sekolah rakyat (SD)."
Jakarta: Djambatan, 1958
BKL.1128-SS 36
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Kyoto: Walker Weatherhill, 1968
R 720.952 ELE
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Th. S. Martasudirja
"Serat Lagu Jawi Jilid III ini berisi titiraras, sekar, dan notasi gendhing (lagu) Jawa berjumlah 80 buah."
Surakarta: [publisher not identified], 1867-1937
BKL.1121-SS 35
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Firdha Az-Zahra
"Serat Pelatuk Bawang adalah teks dari naskah berbahasa dan beraksara Jawa yang ditemukan pada Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Teks Serat Pelatuk Bawang (SPB) di dalamnya mengandung informasi berupa khasiat burung Pelatuk Bawang atau bernama Latin Dinopium Javanense yang berguna bagi kehidupan manusia. Penamaan pupuh menggunakan sasmitaning tembang, misalnya terlihat pada kang winangun sekar pamijil, untuk menyebutkan pupuh Mijil. Jumlah pupuh dalam SPB terdiri dari tiga pupuh. Keunikan dari SPB adalah pupuh I pada teks SPB ini bentuk salinan dari pupuh XXIII Serat Centhini Jilid 1. Sebagai teks yang memuat khasiat burung Pelatuk Bawang untuk kehidupan manusia, teks SPB menyampaikan bagian-bagian tubuh burung Pelatuk Bawang yang digunakan sebagai bahan pengobatan, khususnya pemanfaatan dalam bidang kesehatan manusia. Penelitian SPB ini menggunakan dua pendekatan, yaitu langkah filologi dan analisis deskriptif. Penelitian ini juga menggunakan teori ethno-medicine berupa animal-medicine. Berdasarkan analisis filologi, penulis SPB “menyalin” dari naskah Serat Centhini pupuh XXIII. Penyalinan teks yang mengutip Serat Centhini pada pupuh I SPB ini terlihat dari perbedaan dan persamaan dalam teks. Teks SPB juga menghadirkan manfaat bagian-bagian tubuh burung Pelatuk Bawang. Sebagai teks klasik, SPB adalah sebuah teks tentang khasiat burung Pelatuk Bawang yang berguna untuk pengobatan tradisional berbahan dari hewan.

Serat Platuk Bawang is the text of the Javanese script and script found in the Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. The text of Serat Platuk Bawang (SPB) contains information in the form of the benefits of the Common Goldenback bird or the Latin Dinopium javanense which is useful for human life. The naming of pupuh uses the sasmitaning tembang, for example seen in kang winangun sekar pamijil, to mention pupuh Mijil. The number of pupuh in SPB consists of three pupuh. The uniqueness of SPB is that pupuh I in the SPB text is in the form of a copy of pupuh XXIII Serat Centhini Volume 1. As a text that contains the efficacy of the Woodpecker for human life, the SPB text conveys the parts of the Common Goldenback bird which are used as medicinal ingredients, especially the use in the field of human health. This SPB research uses two approaches, namely philological steps and descriptive analysis. This study also uses ethnomedicine theory in the form of animal medicine. Based on the philological analysis, the writer of SPB "copied" from the manuscript of Serat Centhini pupuh XXIII. The copying of the text quoting Serat Centhini on pupuh I SPB can be seen from the differences and similarities in the text. The SPB text also presents the benefits of the Common Goldenback body parts. As a classic text, SPB is a text about the efficacy of the Common Goldenback which is useful for traditional medicine made from animals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wang, Baijuan
"Buku ini menjadi buku sains populer pertama di Provinsi Yunnan yang memandu para pembaca bagaimana cara meminum teh Pu’er. Jika Anda penggemar teh, pastikan Anda membaca buku ini. Kecintaan Anda terhadap teh akan bertambah dari deskripsi dan penelitian yang dirangkum oleh penulis tentang teh Pu’er."
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2021
390.24 WAN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"In this paper, a method of location analysis for smart house is proposed. The proposed method uses projective transformation to process the input from visual sensor for determining coordinate of resident and also the entire device inside the smart house. With a good calculated coordinate, each device function in the smart house can be optimized for the good of the resident. From the experiment results, the proposed method successfully maps all coordinates of any device in the smart house up to 81% accuracy.
Pada publikasi ini diajukan sebuah metode analisis lokasi yang digunakan pada rumah cerdas. Metode yang diajukan menggunakan transformasi proyektif terhadap masukan dari sensor visual untuk menentukan koordinat penghuni dan setiap benda yang ada pada rumah cerdas. Dengan penentuan koordinat yang baik, fungsi setiap benda dalam rumah cerdas dapat dioptimalkan untuk kebaikan penghuni. Dari uji coba yang dilakukan, metode ini berhasil memetakan koordinat benda-benda pada rumah cerdas dengan akurasi kebenaran 81%."
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rimanang, Anton
Yogyakarta: Kepel Press, 2016
959.82 ANT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>