Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182654 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Safira Aulianisa
"

Revolusi industri memiliki dampak yang luar biasa terhadap ekonomi global dan berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali sektor industri asuransi. Munculnya disrupsi teknologi dan era digital berdampak pula pada terjadinya substitusi tenaga kerja, terutama pada bidang pekerjaan yang melibatkan tenaga manual dan dikerjakan secara repetitif, yang mana dalam hal ini adalah profesi underwriter asuransi yang menjadi terotomatisasi. Di samping asuransi digital yang tengah tumbuh dan menjamur dengan pesat, saat ini telah berkembang pula sistem underwriting otomatis di Indonesia. Automated Underwriting System merupakan proses underwriting yang terintegrasi dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk membantu proses pengkajian risiko dengan mengandalkan penggunaan sistem analisis komputer dan pemrosesan oleh teknologi yang diharapkan dapat menjadi lebih akurat, efisien dan mempersingkat waktu. Melalui metode yuridis-normatif, skripsi ini bertujuan untuk menganalisis aspek hukum dan pengaturan terkait automated underwriting system ditinjau dari hukum perasuransian di Indonesia, sekaligus mengetahui kesesuaian implementasi automated underwriting system terhadap pemenuhan aspek kehati-hatian dalam proses seleksi risiko dan praktik perasuransian yang berlaku umum di Indonesia, serta mengetahui bagaimana peran atau tindakan yang dapat dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan terhadap Perusahaan Asuransi penyelenggara automated underwriting system di Indonesia.


The industrial revolution has a tremendous impact on the global economy and affects various aspects of life, including the insurance industry sector. The emergence of technological disruption and the digital era also has an impact on labor substitution, especially in areas of work involving manual labor and repetitive work, which in this case is the insurance underwriter profession that becomes automated. In addition to digital insurance that is growing and develop rapidly, an automatic underwriting system has also developed in Indonesia. Automated Underwriting System is an underwriting process that is integrated with artificial intelligence to help the risk assessment process by relying on the use of computer analysis systems and processing by technology which is expected to be more accurate, efficient and shorten time. Through the juridical-normative method, this thesis aims to analyze the legal and regulatory aspects related to automated underwriting system in terms of insurance laws in Indonesia, as well as to determine the suitability of the implementation of an automated underwriting system to fulfill the prudential aspects in the process of risk selection and insurance practices that are generally applicable in Indonesia. Indonesia, as well as knowing how the roles or actions that can be carried out by the Financial Services Authority (OJK) against Insurance Companies organizing automated underwriting system in Indonesia.

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arief Rahman Hakim
"ABSTRAK
Tesis ini menguji secara empiris pertumbuhan premi neto, risiko underwriting, dan profitabilitas terhadap tingkat solvabilitas perusahaan asuransi umum di Indonesia. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 perusahaan asuransi umum yang menjadi anggota Asosiasi Asuransi Umum Indonesia. Penelitian ini diuji menggunakan metode regresi linear berganda menggunakan data panel software Eviews 8.0. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pertumbuhan premi neto PPN , risiko underwriting Risk , dan profitabilitas ROA secara parsial mempengaruhi tingkat solvabilitas RBC secara signifikan. Pengujian secara simultan pada ketiga variabel tersebut menunjukkan pengaruh secara signifikan terhadap tingkat solvabilitas perusahaan asuransi umum di Indonesia.

ABSTRACT
This thesis empirically test Net Premium Growth, Underwriting Risk, and Profitability towards Solvency Level at General Insurance Companies in Indonesia. This study was conducted on 30 general insurance companies which member of Asosiasi Asuransi Umum Indonesia. This study tested using multiple linear regression using the Eviews 8.0 data panel software. Data analyze or regression test result indicate that premium growth PPN , Underwriting Risk Risk , and profitability ROA partially affect solvency level RBC significantly. Simultaneous testing on these three variables showed significant influence on solvency level of insurance companies in Indonesia. "
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Fadlin Rachman Pratama
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh risk based capital, penerimaan premi, underwriting dan klaim terhadap Profitabilitas Perusahaan Asuransi kerugian di Indonesia tahun 2006-2011. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Regresi Berganda. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan kriteria tertentu, yaitu perusahaan yang listing di BEI periode 2006 -2011. Setelah dilakukan uji beda menyatakan bahwa rasio klaim memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap profitabilitas perusahaan asuransi kerugian dibanding rasio keuangan lainnya. Terdapat pengaruh terbalik rasio klaim terhadap profitabilitas perusahaan Asuransi kerugian. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar dapat dilakukan dengan menambahkan variable secara keseluruhan agar hasil penelitian yang didapatkan menjadi lebih akurat.

The purpose of this study is to find out how influence of risk based capital, premium, underwriting and ratio of Insurance Company Profitability in Indonesia in 2006-2011. This research is research quantitative by using the method of multiple regression.The sampling technique is purposive sampling to certain criteria, namely insurance companies in IDX in 2006-2011. After testing different States that a claim ratio has more significant effects on the profitability of general insurance company compared to other financial ratios. There are significant inverse ratio of claims on the profitability of general insurance company. For further research, researchers suggest financial ratios still has a significant influence on less for the company general insurance, This shows the existence of development still need this ratio in order to get the company profit greatly from this type of financial ratios."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tengker, Guy Richard
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusyane Eko Tantri
"Fleksibilitas telah dikenal sebagai salah satu kunci kompetitif bagi perusahaanperusahaan manufaktur. Flexible Manufacturing System merupakan sistem yang kompleks dan menghabiskan investasi yang besar sehingga memerlukan fase desain yang akurat. Mealui simulasi, dapat diperiksa dengan seksama perilakuperilaku dari komponen-komponen FMS untuk memprediksi performa dari sistem manufaktur. Kapasitas buffer, mean time to repair, dan jumlah automated guided vehicle terbukti merupakan faktor-faktor penting pada FMS yang signifikan mempengaruhi throughput rate. Selain itu, ditemukan adanya interaksi signifikan antara ukuran buffer dengan MTTR dan pada interaksi antara MTTR dengan jumlah AGV.

Flexibility is known as one of the competitive keys for manufacturing industries. Flexible Manufacturing System is a complex and expensive system that require an accurate designing phase. By simulation, it is possible to carefully examine the behavior of FMS components to predict the performance of a manufacturing system. Buffer size, mean time to repair, and number of automated guided vehicle system are proven as critical factors in FMS which affecting throughput rate significantly. Furthermore, it is found that there are significant interactions between buffer size and MTTR and also between MTTR and number of AGV."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42368
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farisa Amiladinan
"Tulisan ini menganalisis bagaimana tanggung jawab agen asuransi selaku field underwriter pada proses underwriting dalam perjanjian asuransi jiwa. Tulisan ini disusun dengan menggunakan metode penelitian doktrinal. Dalam kegiatan underwriting, pengungkapan segala fakta material yang berkaitan dengan objek yang diasuransikan memegang peranan penting dalam hubungan pertanggungan yang terbentuk antara penanggung dan tertanggung. Kewajiban pengungkapan tersebut dilandasi oleh sebuah prinsip yang dikenal dengan istilah utmost good faithsebagaimana diatur dalam Pasal 251 KUHD. Prinsip utmost good faith sejatinya meliputi 2 (dua) hal yaitu kewajiban untuk mengungkapkan fakta materiil (duty of disclosure) dan larangan memberikan informasi yang keliru (misrepresentation). Namun, dua hal tersebut banyak dijadikan dasar oleh perusahaan asuransi untuk melakukan penolakan pembayaran klaim kepada pemegang polis atas dasar adanya unsur pelanggaran utmost good faith. Padahal,fakta di lapangan menunjukkan bahwa tidak jarang kegagalan pengungkapan fakta tersebut justru terjadi karena kegagalan agen asuransi selaku field underwriter dalam melakukan proses underwriting. Hal ini sebagaimana tercermin dalam kasus sengketa asuransi antara Dahlan Sinambela melawan PT. AXA Mandiri Financial Services. Banyaknya penolakan klaim asuransi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi atas dasar tertanggung telah melakukan pelanggaran terhadap prinsip utmost good faith dengan melakukan misrepresentation atau non-disclosure menjadi dasar bagi Penulis untuk melakukan analisis lebih lanjut terhadap peran agen asuransi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan asuransi dalam melakukan proses underwriting. Penelitian yang dilakukan Penulis menunjukkan bahwa adanya kecenderungan untuk mendistorsi muatan materi Pasal 251 KUHD sehingga seolah-olah peran penanggung atau agen asuransi dalam proses underwriting sepenuhnya pasif, padahal sejumlah prinsip, doktrin, dan peraturan-perundang-undangan nyatanya telah memberikan kerangka yang cukup untuk memastikan terciptanya keseimbangan hubungan antara penanggung dan tertanggung. Hal ini dalam memastikan adanya tanggung jawab bersama antara penanggung dan tertanggung dalam memastikan pertukaran informasi yang akurat dan lengkap selama proses underwriting.

This thesis analyzes the responsibility of insurance agents as field underwriters in gathering information from potential policyholders during the underwriting process in life insurance contracts. This thesis is written using a doctrinal research method. In the underwriting process, the disclosure of all material facts related to the insured object plays a crucial role in the insurance relationship between the insurer and the insured. This disclosure obligation is based on a principle known as utmost good faith, as regulated in Article 251 of the Commercial Code (KUHD). The principle of utmost good faith encompasses two aspects: the duty to disclose material facts (duty of disclosure) and the prohibition against providing false information (misrepresentation). However, these two aspects are often used by insurance companies as grounds for rejecting claim payments to policyholders on the basis of a breach of utmost good faith. In practice, there are instances where the failure to disclose such facts occurs precisely because of the failure of insurance agents as field underwriters to gather information from potential policyholders. This issue is exemplified in the insurance dispute case between Dahlan Sinambela and PT. AXA Mandiri Financial Services. The high number of insurance claim rejections by insurance companies on the grounds that the insured has breached the principle of utmost good faith by misrepresenting or failing to disclose information is the basis for the author to conduct further analysis of the role of insurance agents acting for and on behalf of insurance companies in gathering information from potential policyholders during the underwriting process. The research conducted by the author shows a tendency to distort the contents of Article 251 of the KUHD, suggesting that the role of the insurer or insurance agent in the underwriting process is entirely passive. In contrast, various principles, doctrines, and regulations provide a framework to ensure a balanced relationship between the insurer and the insured. This thesis highlights the importance of a balanced approach in interpreting and applying the principle of utmost good faith in insurance contracts. It emphasizes the shared responsibility of both the insurer and the insured in ensuring accurate and complete information exchange during the underwriting process."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julio Dominggus
"Semakin meningkatnya populasi pesawat terbang baik di Indonesia maupun di luar negeri, menyebabkan semakin besar resiko yang ditanggung oleh perusahaanperusahaan penerbangan di seluruh dunia. Melihat besarnya nilai objek yang dipertanggungkan dalam penutupannya, pihak asuransi yang akan menutup resiko tersebut liarus sangat hati-hati dalam memutuskan untuk menerima atau menolak pertanggungan tersebut. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk meneliti aspek underwriting untuk pesawat B 747-200 milik Garuda Indonesia untuk menilai apakah pesawat tersebut layak untuk diasuransikan. Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan pada PT Bimantara Graha Insurance Broker dan PT Garuda Indonesia dan penelitian kepustakaan . Selain aspek underwriting yang biasanya selama ini diperhatikan dalam penutupan asuransi pesawat udara ini, penulis merasa perlu untuk meneliti dua aspek tambahan yang sangat penting, yaitu kondisi Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta sebagai pusat operasional Garuda Indonesia dan Kondisi Keuangan Garuda Indonesia. Bandara Soekarno Hatta sebagai pusat operasional Garuda Indonesia, menghadapi ancaman atas penurunan landasan pacu sebagai akibat dari rencana reklamasi pantai utara Teluk Jakarta. Penurunan landasan secara tiba-tiba dapat menyebakan kecelakaan fatal pesawat yang melakukan pendaratan. Karenanya resiko ini dapat dikecualikan dalam penutupan pertanggungan berhubung dengan tingginya resiko yang dihadapi. Tetapi hams dipastikan terlebih dahulu apakah pengelola Bandara Soekarno Hatta sudah merigasuransikan resiko tesebut dalam "Airport Liability Insurance", bila sudah diasuransikan, resiko tersebut dapat ditanggung. Khusus untuk meneliti kondisi keuangan dari Garuda Indonesia perlu untuk digunakan Formula Z Score. Dari perhitungan Z Score didapati kesimpulan bahwa kondisi keuangan Garuda Indonesia memang cukup memprihatinkan bahkan secara normal kemungkinan untuk mengalami kebangkrutan diprediksikan cukup besar. Namun karena Garuda adalah masuk dalam perseroan terbatas yang dimiliki oleh negara, maka meningkatnya moral hazard dari Garuda Indonesia bisa ditekan. Dari penelitian didapati kesimpulan bahwa pesawat B 747-200 Garuda tersebut layak untuk diasuransikan, tetapi terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu dalam penentuan nilai pertanggungan (Total Sum Insured) sebaiknya berdasarkan insured value, bukan agreed value, agar prinsip indemnity dapat berlaku secara penuh. Industri asuransi disarankan untuk menggunakan Z Score sebagai salah satu alat yang cukup mudah digunakan, untuk menilai kelayakan calon tertanggung. Hal ini penting untuk dilakukan agar resiko-resiko yang tinggi akibat naiknya moral hazard dapat diolah dengan lebih baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S18803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jean Mario Valentino
"ABSTRAK
Automated People Mover System (APMS) adalah moda transportasi berbasis monorel yang direncanakan akan menghubungkan antar terminal di bandara internasional Soekarno-Hatta. Bogie merupakan suatu kesatuan konstruksi yang mendukung sarana kereta api monorel saat berjalan diatas track. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan dan memastikan batas kekuatan pembebanan statik dan dinamik rangka bogie secara numerik sebelum prototype bogie melalui proses pengujian atau tahap verifikasi desain. Tahapan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dan gambar CAD solid bogie, kemudian dilakukan validasi kualitas model 3D solid menggunakan software Autodesk Inventor, kemudian menggunakan software ANSYS dilakukan simulasi pembebanan statik dan fatik. Penentuan beban statik yang dihitung secara analitis, yaitu beban arah vertikal, beban arah lateral, dan beban arah longitudinal dengan empat variasi pembebanan sesuai kondisi operasionalnya. Penentuan beban dinamik hanya pada arah translasi arah vertikal berupa load time history yang di-generate menggunakan software Matlab/Simulink. Telah dilakukan pula analisis magnification factor pada bogie untuk mengetahui amplitudo maksimum yang terjadi pada bogie. Berdasarkan hasil analisis, desain rangka bogie memenuhi kriteria aman pada berbagai kasus pembebanan statik yang diberikan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil equivalent von misses stress yang dihasilkan masih dibawah tensile yield strength material bogie. Sedangkan berdasarkan hasil analisis fatik, didapatkan bahwa struktur rangka bogie APMS mampu bertahan terhadap pembebanan dinamik arah translasi vertikal hingga umur tak-hingga (lebih dari 106 siklus), dengan equivalent alternating stress masih dibawah nilai fatik limit material, sehingga hal ini sesuai dengan kriteria desain infinite life. Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai referensi sebelum dilakukan pengujian kekuatan struktur prototype sekaligus sebagai masukan dalam penyempurnaan desain bogie APMS.

ABSTRACT
Automated People Mover System (APMS) is a mass transit system to connect between terminals at Soekarno-Hatta International Airport. Bogie is a structure to supports the construction of a monorail train vehicle while running on track. The purpose of this research is to determine and ensure the strength limit of static and dynamic loading by using finite element model before the prototype bogie through the process of testing. First step in this research is collecting information data and CAD drawings solid bogie, then validate quality models using Autodesk Inventor software, then using ANSYS software to simulate static and fatigue structural. Static structural such as vertical, lateral and longitudinal load is calculated analytically and simulate using four variations of loading appropriate operating conditions. Static and dynamic amplitudo have been analized on the bogie to determine the maximum amplitude of the bogie. Dynamic load is determine only in vertical translation direction (vz axis) are generated using the software Matlab / Simulink as a load time history. Based on the analysis, design bogie frame meets the criteria of safety at various static loading case were given. The results of analysis is equivalent von misses stress is still below the tensile yield strength material bogie. Based on the fatigue analysis, bogie APMS structure is able to withstand the dynamic loading translational vertical direction up to the infinite life (over 1e6 cycles), the equivalent alternating stress is below the value of the fatigue limit of the material, so that it is in accordance with infinite life design criteria. Results of this research can be used as a reference and improve bogie design before testing the strength of the structure bogie prototyp.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Anjani
"Pentingnya industri asuransi bagi perekonomian, maka penetapan standar akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan asuransi sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan tata kelola perusahaan. Sampai saat ini penyusunan laporan keuangan perusahaan asuransi di Indonesia masih mengikuti standar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 62 Tentang Kontrak Asuransi yang merupakan standar sementara, sehingga diperlukan standar baru yang lebih baik yaitu PSAK 74 yaitu adopsi IFRS 17 dan akan berlaku efektif secara internasional pada tanggal 1 Januari 2023, sedangkan di Indonesia akan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2025. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan perusahaan asuransi dalam mengimplementasikan PSAK 74, dampaknya terhadap penyajian laporan keuangan, dan untuk mengetahui permasalahan kesenjangan yang terjadi dalam penerapan PSAK 74. Penelitian ini merupakan studi kasus kualitatif dengan data primer dan sekunder yang diambil melalui teknik wawancara semi terstruktur, observasi dan dokumentasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Perusahaan Asuransi X sudah mulai melakukan persiapan penerapan PSAK 74, namun masih terdapat kesenjangan terkait beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapannya. Sementara itu, penyajian laporan keuangannya sendiri tidak mengalami perubahan signifikan kecuali penyesuaian beberapa akun terkait penerapan PSAK 74.

The importance of the insurance industry for the economy, the establishment of accounting standards in the financial statements of insurance companies is needed to support the improvement of corporate governance. Until now, the preparation of financial reports for insurance companies in Indonesia still follows the standards of Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) 62 concerning Insurance Contracts which is a temporary standard, so a new, better standard is needed, namely PSAK 74 which is an adoption of IFRS 17 and will become effective internationally on January 1, 202s3, while in Indonesia it will become effective on January 1, 2025. This study aims to determine the readiness of insurance companies in implementing PSAK 74, its impact on the presentation of financial statements, and to find out the issue of gaps that occur in the implementation PSAK 74. This research is a qualitative case study with primary and secondary data taken through semi-structured interview techniques, observation and documentation. From the research results, it was found that Insurance Company X had started to make preparations for the implementation of PSAK 74, but there were still gaps related to several issues that must be considered in its implementation. Meanwhile, the presentation of the financial statements themselves did not experience significant changes except for adjustments to several accounts related to the implementation of PSAK 74."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>