Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149580 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumayya Syahidah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari kebijakan debt to equity ratio yang ditetapkan oleh kementerian keuangan untuk menangkal praktik Thin Capitalization
di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan yang terkena dampak atas penerapan aturan ini. Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus pada PT X yang merupakan rumah sakit di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2016 PT X menerbitkan laporan keuangan dengan posisi rasio antara utang dan modal sebesar 8:1, nilai ini melebihi batas perbandingan utang dan modal yang telah ditetapkan pada PMK Nomor 169/PMK.010/2015. Tingginya rasio menyebabkan biaya bunga pinjaman pada PT X harus dikoreksi positif sehingga mengakibatkan bertambahnya
penghasilan kena pajak PT X pada tahun tersebut. Hal ini merupakan dampak dari
tingginya hutang usaha rumah sakit kepada pihak ketiga dikarenakan pembangunan rumah sakit untuk meningkatkan kapasitas serta adanya pinjaman modal kerja yang dilakukan untuk menutupi biaya operasional pasien BPJS. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa upaya-upaya yang dilakukan oleh manajemen untuk mengatasi dampak tersebut adalah dengan mengurangi jumlah pinjaman modal kerja dan
menggantinya dengan melakukan anjak piutang atas pendapatan BPJS serta meningkatkan nilai ekuitas dengan Revaluasi Aset dan melakukan pinjaman tanpa bunga dengan hubungan istimewa.

This study aims to determine the impact of the debt to equity ratio policy set by the finance ministry to counteract Thin Capitalization practices in Indonesia. In addition, this study also aims to analyze the efforts made by companies affected by the application of this rule. This research was conducted with a case study at PT X which is a hospital in the city of Mataram, West Nusa Tenggara. The results of the study show that in 2016 PT X issued financial statements with a ratio between debt and capital at 8: 1, this value exceeds the debt and capital comparison limit specified in PMK Number 169/PMK.010/2015. The high ratio causes the loan interest expense at PT X to be positively corrected, resulting in an increase in the taxable income of PT X that year. This is the result of the hospitals high debt to third parties due to the construction of hospitals to increase capacity and the existence of working capital loans to cover the operational costs of BPJS patients. The results of this study also show that the efforts made by management to govercome these impacts are by reducing the number of working capital loans and replacing them by making factoring on BPJS revenues and increasing equity values by revaluing assets and conducting interest-free loans with special relationships."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novan Hardiana Yunandar
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh thin capitalization rules terhadap struktur modal perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2012-2017. Sampel yang digunakan adalah 30 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2017 yang batasan utang dan modalnya dibatasi oleh thin capitalization rules yang ditetapkan pemerintah. Penelitian dengan menggunakan data panel yang diolah dengan aplikasi Eviews dengan fixed effect model. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan pengaruh negatif antara thin capitalization rules dengan struktur modal perusahaan yang menggunakan rasio utang terhadap modal sebagai proksinya.

This study is conducted to determine the effect of thin capitalization rules on the capital structure of companies listed on the Indonesian stock exchange period 2012 2017. The sample used is 30 companies listed on the Indonesian Stock Exchange period 2012 2017 whose debt and capital limitations are limited by the thin capitalization rules set by the government. Research by using panel data that is processed by application of Eviews with fixed effect model. Based on the results of the research, found a negative effect between thin capitalization rules with the capital structure of firms that use the ratio of debt to capital as a proxy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Sekarkinanti
"OECD memberikan rekomendasi untuk menerapkan carry forward dan/atau carry back untuk mengatasi isu volatilitas earnings dan perbedaan perlakuan antara akuntansi dan pajak dalam pendekatan interest-to-EBITDA. Lebih lanjut, penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan terkait apakah pendekatan interest-to-EBITDA perlu dilengkapi dengan kebijakan carry forward dan/atau carry back, manakah di antara keduanya yang paling sesuai diterapkan di Indonesia, dan apakah terdapat alternatif selain menerapkan kebijakan carry forward dan/atau carry back sebagai pelengkap pendekatan interest-to-EBITDA. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Kemudian, hasil penelitian menyimpulkan bahwa kebijakan carry forward dan/atau carry back perlu diterapkan untuk menangani isu volatilitas earnings sebagai bentuk kompensasi atau tax benefits. Kebijakan carry forward dan/atau carry back juga perlu diterapkan jika terdapat perbedaan pengakuan beban antara akuntansi dan pajak. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa kebijakan carry forward atas interest expense dan/atau kapasitas bunga memiliki lebih banyak kelebihan dibandingkan kebijakan carry back sehingga lebih sesuai untuk diterapkan di Indonesia. Namun, terdapat alternatif lain yaitu mengubah pendekatan interest-to-EBITDA menjadi filter ketiga ketentuan DER; atau menggunakan ketentuan DER untuk mengatasi EBITDA negatif serta menerapkan kompensasi kerugian fiskal.

OECD provides recommendations for implementing carry forward and/or carry back to address the issue of earnings volatility and differences in treatment between accounting and taxes in an interest-to-EBITDA approach. Furthermore, this study also seeks to answer questions related to whether the interest-to-EBITDA approach needs to be complemented by carry forward and/or carry back policies, which of the two is most suitable to be applied in Indonesia, and whether there are alternatives to implementing carry forward and/or carry back policies to complement the interest-to-EBITDA approach. The approach used in this study is a qualitative approach. Then, the results of the study concluded that carry forward and/or carry back policies need to be applied to deal with the issue of earnings volatility as a form of tax benefits. Carry forward and/or carry back policies also need to be applied if there is a difference in expense recognition between accounting and taxes. Next, the carry forward policy on interest expense and/or interest capacity has more advantages than the carry back policy so that it is more suitable to be applied in Indonesia. However, there is another alternative, which is to change the interest-to-EBITDA approach to the third filter of DER; or using DER to address negative EBITDA as well as apply fiscal loss compensation."
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makagiansar, Adhitya Benigno
"Thin Capitalization adalah kecenderungan wajib pajak untuk menggunakan instrumen hutang dari modal investasi tambahan atau pembiayaan untuk perusahaan sebagai bagian dari perencanaan pajak (perencanaan pajak) itu. Bunga atas hutang (biaya bunga) dapat dikompensasikan dengan penghasilan kena pajak, sedangkan bunga atas modal (dividen) tidak dikurangkan dari penghasilan kena pajak (beban non-deductible).
Sehubungan dengan masalah ini, beberapa negara secara tegas membatasi praktik tipis-kapitalisasi dalam regulasi dan sistem perpajakan. Indonesia adalah sebuah negara yang berpartisipasi termasuk membatasi, tapi peraturan belum ditegakkan secara efektif. Sehubungan dengan thin capitalization, koreksi fiskal merupakan langkah penting.
Penulis merekomendasikan agar Menteri Keuangan mengeluarkan peraturan baru mengenai rasio antara hutang dan ekuitas (DER), mengingat potensi besar tipispraktek kapitalisasi dilakukan oleh perusahaan multinasional.

Thin capitalization is the tendency of taxpayers to use debt instruments of the capital in additional investment or financing for his company as part of tax planning (tax planning) it. Interest on debt (interest expense) can be offset against taxable income, while interest on capital (dividends) are not deductible from taxable income (non-deductible expense).
In connection with this problem, some countries expressly restrict the practice of thin-capitalization in the regulation and taxation system. Indonesia is a country participating including restricting, but regulations have not been effectively enforced. In relation to the thin capitalization, fiscal correction is an important step to determine the actual income of the taxpayer who has a special relationship.
The author recommends that the Minister of Finance to issue a new regulation regarding the ratio between debt and equity (DER), considering the large potential of thin-capitalization practices done by multinationals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T30844
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Richard Pardomuan Parulian
"Tesis ini membahas tentang praktik-praktik thin capitalization yang dilakukan Wajib Pajak di Indonesia dan perbandingan ketentuan thin capitalization di Indonesia dengan negara Amerika Serikat, Inggris, Luxembourg, Cina, Perancis, Belgia, Canada, Spanyol, Rusia dan Jerman serta menganalisa upaya-upaya yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak dalam menangani praktik-praktik thin capitalization. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan positivism.
Hasil penelitian menyatakan bahwa kebijakan Pajak Penghasilan atas praktik-praktik thin capitalization masih belum memenuhi asas kepastian hukum sehingga disarankan agar pemerintah melakukan evaluasi terhadap ketentuan perbandingan utang terhadap modal agar mampu memenuhi asas kepastian hukum tersebut.
This thesis describes the practices of thin capitalization by Indonesian taxpayer and comparison on thin capitalization tax policy to United States, United Kingdom, Luxembourg, China, France, Belgium, Canada, Spain, Russia dan Germany also analysis on Directorate General of Taxation action to deal with thin capitalization practices. The research approach used shall be a qualitative research with positivism approach.
The research results indicates that tax policy of Thin Capitalization Practice have not met certainty principle. It is recommended that government perform an evaluation on debt to equity ratio to meet the certainty principle.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28140
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lore, Martin M.
New York, The Ronald Press Company
658 LOR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rheza Ramadhan
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi dampak dari thin capitalization rule di Indonesia terhadap struktur modal dan kinerja perusahaan. Penelitian ini memperbaiki penelitian serupa di Indonesia dalam hal metodologi, karena metode canonical difference-in-difference yang digunakan oleh para peneliti sebelumnya dapat menyebabkan bias. Penelitian ini menemukan bahwa thin capitalization rule menurunkan DER perusahaan. Penurunan DER ini disebabkan oleh penurunan hutang dan ekuitas secara simultan. Namun, pengurangan DER karena penurunan hutang lebih besar daripada penurunan ekuitas. Penurunan utang disebabkan oleh penurunan utang eksternal, sedangkan utang internal tidak mengalami perubahan. Penelitian ini juga menemukan bahwa thin capitalization rule secara rata-rata tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa thin capitalization rule berhasil dalam jangka pendek karena mampu menurunkan DER secara signifikan. Namun, DER kembali meningkat dalam jangka panjang hingga hampir mendekati kondisi sebelum penerapan thin capitalisation rule.

This study aims to investigate the impact of Indonesia's thin capitalisation rule on capital structure and firm performance. This study improves similar studies in Indonesia regarding methodology, as the canonical difference-in-difference method used by previous researchers may lead to bias. This study finds that the thin capitalisation rule reduces firms' DER. This reduction in DER is caused by a simultaneous reduction in debt and equity. However, DER is reduced because the debt reduction is greater than the equity reduction. The decline in debt is caused by a decrease in external debt, while internal debt remains unchanged. This study also finds that the thin capitalisation rule, on average, has no effect on firm performance. In addition, this study also shows that the thin capitalisation rule is successful in the short term because it is able to reduce DER significantly. Still, DER increases again in the long-term until it is almost close to the condition before implementing the thin capitalisation rule.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Lolita R.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 24507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhania Deninta Sismi
"ABSTRAK
Thin capitalization merupakan perencanaan pajak yang dilakukan dengan mengoptimalkan utang perusahaan atau meminimalkan modal. Perencanaan tersebut meningkatkan kesempatan penggunaan beban bunga untuk mengurangi nilai pajak penghasilan perusahaan. Thin capital diukur dari perbandingan jumlah utang dengan modal. Penelitian ini menganalisis ketentuan thin capitalization yang berlaku di Indonesia dan Australia dan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi thin capitalization. Australia menjadi pembanding karena ketentuan thin capitalization yang jelas dan studi literatur yang lengkap. Hasil penelitian menunjukkan ketentuan thin capitalization yang lebih ketat di Australia dibanding Indonesia. Secara rata-rata, nilai thin capitalization di Indonesia lebih tinggi dari Australia, namun di Indonesia terjadi penurunan rasio utang setelah dikeluarkan peraturan tentang thin capitalization. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa perusahaan dengan subsidiari di luar negeri, perusahaan dengan subsidiari di haven countries, dan perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor memiliki nilai thin capitalization yang lebih kecil. Hasil penelitian secara umum tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa variabel tersebut justru meningkatkan thin capitalization. Kepemilikan asing terbukti mempengaruhi hubungan foreign exposure terhadap thin capitalization.

ABSTRACT
Thin capitalization is a form of tax planning through optimization of company's debt or minimizing capital. This plan will create an opportunity to use interest expense in reducing company income tax. Thin capital is measured by comparing the amount of debt and capital. This study analyzes thin capitalization rule in Indonesia and Australia and examines the factors that influence thin capitalization. Australia used as a comparison because it has pronounced thin capitalization rule and comprehensive literature. Study results show thin capitalization rule is stricter in Australia compared to Indonesia. On average, thin capitalization in Indonesia is higher than Australia, but there is a decrease in Indonesia debt ratio after the issuance of thin capitalization rule. Regression test results show that companies with subsidiaries abroad, companies with subsidiaries in haven countries, and companies that carry out export activities have lower thin capitalization value. The results of the study are generally not in accordance with previous research, which states that these variables increase thin capitalization. Foreign ownership is proven to affect the relationship of foreign exposure and thin capitalization."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arjuna Frans Sisko
"Penelitian ini dilakukan sebagai referensi kepada otoritas pajak, praktisi pajak, dan pihak terkait untuk memberikan solusi dan rekomendasi dalam menerapkan DER rule sebelum PMK 169 Tahun 2015 mulai berlaku di Indonesia dengan studi kasus pada PT. X menggunakan arm's length approach. Penelitian ini juga membahas implikasi perpajakan atas konversi utang menjadi modal yang terjadi pada PT X dan kaitan DER menggunakan arms length approach pada PMK-169 tahun 2015. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah MM theory, yaitu teori yang mengatakan bahwa dalam kondisi normal struktur modal tidak menambah value perusahaan, namun dengan adanya unsur pajak struktur modal akan berpengaruh pada value perusahaan karena adanya tax shield berupa biaya bunga, untuk melihat kecenderungan PT. X dalam mengatur struktur modalnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus untuk dapat meneliti fenomena yang terjadi pada PT. X lebih dalam dan memberikan evaluasi perpajakan untuk menjadi referensi bagi otoritas pajak, praktisi pajak, dan pihak terkait lainnya. Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen, studi literatur, dan pencarian data komersial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum peraturan mengenai DER diterapkan di Indonesia, PT. X cenderung menggunakan pinjaman sebagai struktur modal yang utama, hal ini sesuai dengan MM theory. Oleh karena struktur modal PT. X tidak wajar, sehingga otoritas pajak berhak melakukan penyesuaian fiskal menggunakan Pasal 18 ayat (3) UU PPh. Namun demikian, penelitian ini merekomendasikan untuk melakukan penyesuaian fiskal secara proporsional dan tidak melakukan penyesuaian fiskal terhadap seluruh biaya yang timbul akibat pinjaman tersebut, seperti beban bunga dan kerugian selisih kurs. Selanjutnya, terdapat implikasi perpajakan atas konversi utang menjadi modal dari sisi kreditur dan debitur, hal tersebut terjadi apabila ada selisih nilai utang yang menjadi modal. Kemudian, perlu dipertimbangkan juga DER rule menggunakan safe harbour approach yang mengkaitkan arms length approach di dalamnya.

This research is conducted in order to be a reference to the tax authorities, tax consultant, and other stakeholders to provide solutions and recommendations in implementing DER rule before PMK 169 year 2015 comes into force in Indonesia with a case study on PT. X using the arms length approach. This research also discusses the taxation implications of debt to equity swap that occurred at PT. X and the relation between DER using the arms length approach with PMK 169 year 2015. The theory used in this study is MM theory, that is the theory which says that under normal conditions the capital structure does not increase the company's value, but with tax the capital structure will affect the company's value because of the tax shield in the form of interest costs, to see the case of PT. X when it sets its capital structure. The method used in this study is a case study to be able to examine the phenomena that occur in PT. X more deeply and provide tax evaluations to be a reference for tax authorities, tax consultant, and other stakeholders. The data is collected by document studies, literature studies, and commercial data searches. The result of this study indicates that before the regulation regarding DER was applied in Indonesia, PT. X tended to use loans as the main capital structure than equity, this was in line with MM theory where companies tended to use debt rather than equity with the presence of tax. Because PT X's capital structure is not at arm's length, the tax authorities have the right to make fiscal adjustments using Article 18 paragraph (3) of the Income Tax Act. Therefore, this study recommends to make a fiscal adjustment proportionally and not to make a fiscal adjustment to all costs arising from such loans, such as interest expense and foreign exchange losses. Furthermore, there are tax implications of the debt to equity swap both of the creditor and debtor side, this occured if there is a difference in the value of debt that becomes equity. Then, it should be considered also the DER rule using safe harbor approach that related to the arms length approach."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>