Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139607 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Diba Harhara
"Latar Belakang. Peningktan prevalensi kanker kolon proksimal menjadi perhatian di beberapa dekade terakhir. Fenomena yang sering disebut “ Right Shifting ” ini mulai muncul dibanyak negara maju. Telah diketahui pula terdapat perbedaan di tingkat molekular antara kanker kolon proksimal dan kanker kolorektal distal yang membuat para ahli menganggap dua penyakit ini merupakan dua entitas penyakit yang berbeda. perbedaan ini memunculkan perbedaan karakteristik antara keduanya. Maka timbul pertanyaan apakah terdapat perbedaan faktor-faktor yang berhubungan dengan kanker kolorektal pada umumnya mulai dari faktor genetik maupun lingkungan.
Tujuan. Mengetahui hubungan usia, jenis kelamin indeks massa tubuh, riwayat keluarga kebiasan merokok, konsumsi alkohol, gejala klinis dan jenis diferensiasi lesi terhadap kejadian kanker kolon proksimal.
Metode. Desain potong lintang. Menggunakan data sekunder dari registri Pusat Endoskopi Saluran Cerna dan unit rekam medis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang melibatkan 261 subjek kanker kolorektal yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dilakukan pencatatan data usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, riwayat keluarga, konsumsi rokok, alkohol, jenis diferensiasi lesi dan manifestasi klinis. Analisis bivariat dan multivariat dilakukan pada faktor – faktor tersebut.
Hasil. Didapatkan proporsi kanker kolon proksimal dan kanker kolorektal distal berturut – turut adalah 39% dan 61%. Sebagian besar subjek adalah laki-laki dengan proporsi 55,9% dengan rerata usia 51,9 (SB 13,2). Tidak didapatkan hubungan antara usia tua, jenis kelamin wanita, riwayat keluarga, indeks massa tubuh yang tinggi, konsumsi rokok, alkohol dan lesi diferensiasi buruk dengan kanker kolon proksimal. Terdapat hubungan bermakna antara anemia (OR 1,903; 95% IK 1,15 – 3,15; P = 0,012), penurunan berat badan (OR 2,04; 95% IK 1,23 – 3,38; P = 0,001), nyeri perut (OR 8,55; 95% IK 4,08 – 17,89; P = <0,001), massa abdomen (OR 8,85; 95% IK 4,54 – 12,21 ; P = <0,001), dan gejala kluster proksimal (OR 2,37; 95% IK 1,43 – 3,95; P = <0,001) dengan kanker kolon proksimal. Analisis multivariat didapatkan hubungan antara gejala kelompok kluster proksimal (AUC 0,829; 95% IK; 0,781 – 0,876) dan gejala individual seperti nyeri perut, massa abdomen, hematoskezia, diare, tenesmus (AUC 0,907; 95% IK 0,867 – 0,946) dengan kanker kolon proksimal.
Kesimpulan. Beberapa gejala klinis (gejala indivisual maupun gejala kelompok) berhubungan dengan kanker kolon proksimal. Gejala kluster proksimal dan gejala individu seperti nyeri perut dan massa abdominal berhubungan dengan kanker kolon proksimal.

Background. Increasing the prevalence of proximal colon cancer has been a concern in the past few decades. This phenomenon which is often called "Right Shifting" is starting to emerge in many developed countries. It is also known that there are differences in the molecular level between proximal colon cancer and distal colorectal cancer which makes experts consider these two diseases to be two different disease entities. this difference raises characteristic differences between the two. So the question arises whether there are differences in factors associated with colorectal cancer in general, starting from genetic and environmental factors.
Objective. Knowing the association between age, sex, body mass index, family history, smoking habits, alcohol consumption, clinical symptoms, and types of lesion differentiation in proximal colon cancer.
Methods. Cross-sectional design. Using secondary data from the Central Gastrointestinal Endoscopy Center and the Cipto Mangunkusumo Hospital medical record unit involving 261 colorectal cancer subjects who met the inclusion and exclusion criteria. Data on age, sex, body mass index, family history, cigarette consumption, alcohol consumption, type of lesion differentiation and clinical manifestations were recorded. Bivariate and multivariate analyzes were carried out on these factors.
Results. The proportion of proximal colon cancer and distal colorectal cancer was 39% and 61%, respectively. Most subjects were men with a proportion of 55.9% with an average age of 51.9 (SB 13.2). There was no association between old age, female gender, family history, high body mass index, cigarette consumption, alcohol, and poorly differentiated lesions with proximal colon cancer. There was a significant association between anemia (OR 1.903; 95% CI 1,15 – 3,15; P = 0,012), weight loss (OR 2.04; 95% CI 1.23 – 3.38; P = 0,001), abdominal pain (OR 8.55; 95% CI 4.08 – 17.89; P = <0,001), abdominal mass (OR 8.85; 95% CI 4.54 – 12.21 ; P = <0,001 ), and proximal cluster symptoms (OR 2.37; 95% CI 1.43 – 3.95; P = <0,001) with proximal colon cancer. Multivariate analysis found an association between symptoms of the proximal cluster group (AUC 0.829; 95% IK; 0.781 - 0.876) and individual symptoms such as abdominal pain, abdominal mass, hematochezia, diarrhea, tenesmus (AUC 0.907; 95% IK 0.867 - 0.946) and colon cancer proximal.
Conclusions. Some clinical symptoms (individual symptoms and group symptoms) are associated with proximal colon cancer. Proximal cluster symptoms and individual symptoms such as abdominal pain and abdominal mass are associated with proximal colon cancer.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Febian Nathania
"Latar Belakang: Omentum merupakan tempat metastasis yang paling sering pada kanker ovarium jenis epitel. Selain sebagai tempat metastasis utama, omentum memiliki  peran imunologi. Omentum memiliki kemampuan mengkolonisasi penyebaran sel kanker dengan terbentuknya omental caking. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor klinikopatologi dengan metastasis di omentum pada kanker ovarium jenis epitel. Metode: Penelitian dilakukan dengan desain penelitian potong lintang. Populasi penelitian adalah pasien dengan kanker ovarium jenis epitel yang dilakukan pembedahan di RS Cipto Mangunkusumo antara tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2017. Hasil : Terdapat hubungan antara tipe serosa dan tipe musinosa, nodul omental, dan CA 125 dengan metastasis pada omentum (OR 1,7, IK 95% 24,1-47,7; p = 0,002, OR 14,5, IK 95% 2,5-82,2; p = 0,002, OR 61, IK 95% 11,4-324,8; p <0,01, dan OR 3,5, IK 95% 1,2-9,7; p = 0,013). Analisis multivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara jenis musinosa dengan metastasis di omentum (aOR 9.71, IK 95% 1.11-84.89; p = 0,04) dan antara nodul omentum dan metastasis di omentum (aOR 40.92, IK 95% 6.64-251.96; p <0,01). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara metastasis di omentum pada kanker ovarium epitel dengan tipe histologi musinosa dan nodul pada omentum.
Background: Aside from being a major metastatic site in epithelial type ovarian cancer, omentum has an immunological role. Omentum has the ability to colonize the spread of cancer cells by forming omental caking. This study aims to determine the relationship between clinicopathology factors with metastasis in omentum in epithelial type ovarian cancer. Methods: The study used cross-sectional study design. Subjects were patients diagnosed with epithelial type ovarian cancer who underwent surgery at Cipto Mangunkusumo Hospital between January 2010 and December 2017. Result: There was an association between serous as well as mucinous type, omental nodules, and between CA 125 and metastasis in omentum (OR 1.7, CI 95% 24.1-47.7; p = 0.002, OR 14.5, CI 95% 2.5-82.2; p = 0.002, OR 61, CI 95% 11.4-324.8; p <0.01, and OR 3.5, CI 95% 1.2-9.7; p = 0.013). Multivariate analysis demonstrated a significant association between mucinous types with metastases in the omentum (aOR 9.71, CI 95% 1.11-84.89; p = 0.04) and between the omental nodules and metastases in the omentum (aOR 40.92, CI 95% 6.64-251.96 ; p <0.01). Conclusion: There is a relationship between metastasis in the omentum in epithelial ovarian cancer with mucinous histology type and nodules in the omentum."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasya Cyka Prameswari
"Diabetes Melitus dan Kanker Kolon merupakan penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Namun belum dilakukan penelitian sejenis yang menghubungkan Diabetes Melitus terhadap Kesintasan Kanker Kolon yang berasal dari Registrasi Kanker Berbasis Rumah Sakit. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan Diabetes Melitus terhadap kesintasan Kanker Kolon. Desain studi yang digunakan adalah kohort retrospektif. Populasi penelitian merupakan 939 pasien Kanker Kolon di RSKD pada tahun 2013-2017. Sampel penelitian adalah 257 pasien Kanker Kolon yang mendapatkan pengobatan di RSKD pada tahun 2013-2017 dengan metode total sampling. Data yang digunakan merupakan data Registrasi Kanker di Indonesia dan rekam medik elektronik RSKD. Hasil penelitian diperoleh kesintasan Kanker Kolon 1 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun pada pasien Kanker Kolon yang memiliki Diabetes Melitus di RSKD tahun 2013-2017 berturut-turut sebesar 64,80%, 59,81%, dan 51,27%. Pasien Kanker Kolon di RSKD tahun 2013-2017 yang memiliki Diabetes Melitus, memiliki risiko sebesar 1,51 (95% CI: 0,794-2,883) kali untuk terjadi kematian dibandingkan dengan pasien Kanker Kolon yang tidak memiliki Diabetes Melitus setelah dikontrol dengan usia, jenis kelamin, grade, dan metastasis. Namun asosiasi tersebut tidak bermakna secara statistik.

Diabetes mellitus and colon cancer are diseases that are widely experienced by the people of Indonesia. However, no similar studies have been conducted linking diabetes mellitus to colon cancer survival derived from Hospital-Based Cancer Registries. The purpose of the study was to determine the association of Diabetes Mellitus to the survival of Colon Cancer. The study design used was a retrospective cohort. The study population was 939 Colon Cancer patients at RSKD in 2013-2017. The study sample was 257 Colon Cancer patients who received treatment at RSKD in 2013-2017 with the total sampling method. The data used are Cancer Registration data in Indonesia and RSKD electronic medical records. The results of the study showed the survival of Colon Cancer by 1 year, 3 years, and 5 years in Colon Cancer patients who had Diabetes Mellitus at RSKD in 2013-2017 respectively, by 64.80%, 59.81%, and 51.27%. Colon Cancer patients at RSKD in 2013-2017 who had Diabetes Mellitus, had a risk of 1.51 (95% CI: 0.794-2.883) times for death compared to Colon Cancer patients who did not have Diabetes Mellitus after controlling for age, sex, grade, and metastasis. But the association was not statistically meaningful."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriana Mehta
"Kanker serviks diketahui menjadi kanker yang paling sering dialami oleh perempuan di dunia, termasuk di Indonesia. Kejadian kanker serviks dipengaruhi oleh multifaktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor berhubungan dengan kejadian kanker serviks. Rancangan penelitian yang digunakan yakni deskriptif korelatif dengan pendekatan potong lintang. Sebanyak 80 responden dipilih dengan menggunakan teknik consecutive sampling.
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara perilaku seksual, perilaku merawat kebersihan alat kelamin (p=0,242; α=0,05), pengetahuan kanker serviks (p=0,252; α=0,05), dan riwayat kontrasepsi terhadap kejadian kanker serviks. Hasil penelitian menyarankan diperlukannya pembahasan/penelitian dengan studi kohort lebih lanjut mengenai hubungan faktor risiko kanker serviks terhadap kejadian kanker serviks.

Cervical cancer is one of the most common cancer happened by women in the world, included Indonesia. The cause of cervical cancer could be multifactorial. This study aim is to find in association risk factor of cervical cancer with cervical cancer incidence. Cross-sectional study was used in this study. Study sample included 80 sample as respondents which were selected by consecutive sampling technique.
The result showed that no significant relationship was found between sexual behavior, personal hygiene practice (p=0,242; α=0,05), history of contraception use, and knowledge of cervical cancer (p=0,252; α=0,05). Our findings suggest a need for using cohort study to discussion later about association cervical cancer risk factor and HPV infection.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati
"Latar Belakang: Ketahanan hidup pasien kanker payudara di negara maju, seperti Amerika adalah sebesar 89,3% dan di Perancis adalah 82,3%. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, sebagai salah satu rumah sakit rujukan terbesar di Indonesia, peringkat kedua untuk kasus rawat inap kanker selama tahun 2007 ? 2010 ditempati oleh kasus kanker payudara dengan ketahanan hidup yang belum diketahui.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ketahanan hidup lima tahun pasien kanker payudara berdasarkan karakteristik demografi dan fakrot klinis di RSCM tahun 2007 ? 2010.
Metode: Populasi dan sampel penelitian adalah pasien rawat inap kanker payudara di RSCM yang memenuhi kriteria inklusi dan dipilih secara total sampling sebanyak 138 pasien yang diambil dari rekam medis. Analisis data dilakukan dengan uji univariat dan bivariat serta gambaran ketahanan hidup pasien berdasarkan cox regression.
Hasil penelitian: Secara keseluruhan, ketahanan hidup relative 5 tahun pasien kanker payudara di RSCM tahun 2007 ? 2010 adalah sebesar 54,3%. Ketahanan hidup tertinggi berdasarkan karakteristik demografi adalah pasien yang didiagnosis pertama pada usia 31 ? 40 tahun (60,9%), berpendidikan menengah (70%), dan sudah menikah (85,7%). Sedangkan berdasarkan faktor klinis, ketahanan hidup tertinggi ditemukan pada pasien dengan ukuran tumor primer ≤ 5cm (71,9%), stadium klinis I (100%), jenis histology karsinoma payudara lainnya (85,7%), pasien dengan pengobatan yang lengkap (72,7%), derajat keganasan sel baik (83,3%), dan riwayat metastasis negatif (71,4%).
Kesimpulan dan saran: Ketahanan hidup 5 tahun pasien kanker payudara di RSCM masih tergolong rendah. Oleh karena itu, penemuan kasus secara dini dan dan meningkatkan kesadaran wanita untuk melakukan berbagai skrining kanker khususnya pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun sangat penting untuk dilakukan.

Background: The 5-year survival rate of female breast cancer patients in developed country, such as America is 89,3% and France is 82,3%. At Cipto Mangunkusumo hospital, as one of reference hospital in Indonesia, second ranked in cancer patients admitted during the year 2007 ? 2010 is breast cancer with improved survival is unknown.
Objectives: This study is conducted for determine 5-year survival rate of breast cancer patients in the Cipto Mangunkusumo Hospital based on demographic characteristic and clinical factor during 2007- 2010.
Methods: Population and sample are breast cancer patients hospitalized in the Cipto Mangunkusumo hospital who met the inclusion criteria and were selected in total sampling as many as 138 patients and collected from medical record. Data analysis was performed with univariate and bivariate tests as well as an overview of survival of patients by Cox regression.
Results: Overall, 5-year relative survival rate for breast cancer patients in the Cipto Mangunkusmo Hospital years 2007 to 2010 amounted to 54.3%. The highest of the 5-year survival rate based on demographic characteristic: age of first diagnosed between 31 and 40 years (60.9%), intermediate education (70%), married (58.7%). Then based on clinical factor: tumor size ≤ 5 cm (71.9%), clinical stage I 100% (n= 4) , another breast cancer histological type 85.7%, complete treatment (72.7 %), good grade (83.3%), and negative metastasis 71.4%.
Conclusions and suggestions: 5-year survival rates of breast cancer patients at RSCM is still low. Therefore, early case detection and increasing awareness of women to perform a variety of cancer screening, especially in those aged over 30 years is very important.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wilda Afidah Bitari
"Latar Belakang : Kejadian kanker kolorektal dan hubungannya terhadap faktor sosiodemografi, hereditas dan gaya hidup mendorong banyak asumsi namun belum banyak penelitian yang sejenis dilakukan di Indonesia.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara faktor sosiodemografi, hereditas dan gaya hidup pada pasien kanker kolorektal di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo.
Desain studi : 40 kasus pasien kanker kolorektal dibandingkan dengan 40 kontrol pasien non kolorektal yang berobat rawat jalan pada periode November 2013-Juni 2014.
Hasil : Kanker kolorektal berhubungan dengan tingkat sosial ekonomi. Riwayat keluarga pada tingkat pertama juga berhubungan dengan kejadian kanker kolorektal. Ditemukan hubungan antara pola konsumsi daging merah dan makanan olahan serta konsumsi sayur dalam jumlah cukup dapat mengurangi risiko kanker kolorektal.
Kesimpulan : pola konsumsi daging merah dan makanan olahan dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.

Background : Associations between colon and rectal cancer and Sociodemographic, heredity and lifestyle factor have stimulated much debate and limited to find in Indonesia.
Objective: examined the association between sociodemographic, heredity, and lifestyle and colorectal cancer among patient in in doctor Cipto Mangunkusumo hospital.
Design : Data from 40 incident cases of colorectal cancer were compared with data from 40 hospital control around November 2013 until June 2014.
Result : Colorectal cancer associated with social economy status, heredity in first degree, consumption of red meat and processed foods whereas a high intake of vegetable was directly associated with a decreased risk of colorectal cancer.
Conclusions: The results suggest that red meat and processed foods strongly correlated with colorectal cancer.
"
Depok: [Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Universitas Indonesia], 2014
S57434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valentino Ryu Yudianto
"Pendahuluan: Pengobatan Kolitis Ulseratif (KU) hingga saat ini masih dilakukan dengan cara pemberian obat-obatan antiinflamasi, seperti 5-aminosalicylic acid (5-ASA), hingga pembedahan. Selain pengobatan konvensional, dikembangkan pula pengobatan alternatif yang memanfaatkan bahan-bahan dari alam seperti elagitanin. Elagitanin danderivatnya, yakni asam elagat, dapat ditemukan dalam jumlah yang banyak pada kulit buah delima dan diduga memiliki efek antiinflamasi yang bermanfaat untuk terapi alternatif kolitis. Oleh karena itu, penelitian ini hendak menelusuri lebih lanjut pengaruh ekstrak etanol kulit buah delima terhadap ekspresi NF-kB sebagai penanda inflamasi. Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian ini menggunakan organ kolon mencit yang telah diberikan perlakuan di penelitian dan dikelompokkan ke dalam 6 kelompok sebagai berikut: kelompok tanpa perlakuan (KTP), kontrol negatif (KN) yang diberikan DSS2%, kontrol positif 1 (KP1) yang diberikan DSS2% dan aspirin 43 mg/kgBB/hari, kontrol positif 2 (KP2) yang diberikan DSS2% dan asam elagat 26 mg/kgBB/hari, serta kelompok dosis 1 (KD1) dan 2 (KD2) yang diberikan DSS2% dan ekstrak kulit delima dalam dosis 240 mg/kgBB/hari dan 480 mg/kgBB/hari. Hasil dan Pembahasan: Rerata H Score untuk KTP adalah 129,0946; untuk KN adalah 200.3989; untuk KP1 adalah 165,5808; untuk KP2 adalah 159,0553; untuk KD1 adalah 186,1655; dan untuk KD2 adalah 141,0696. Uji One Way ANOVA menunjukkan hasil yang signifikan. Uji posthoc Tukey menunjukkan perbedaan yang bermakna antara KD2 dan KN. Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanol kulit delima dengan dosis 480 mg/kgBB/hari dapat menurunkan ekspresi NF-kB pada epitel kolon mencit yang diinduksi DSS.

Introduction: Up until now, Ulcerative Colitis (UC) treatment is mainly done conservatively by using antiinflammatory drugs, such as 5-aminosalicylic acid (5-ASA), or surgery. In addition to convensional treatment, alternative treatment that uses natural ingredient, such as elagitanin, is now under development. Elagitanin and its derivative, ellagic acid, can be found abundantly in pomegranate peel, and are expected to own an antiinflammatory property that can be considered to be an alternative choice for UC treatment. Therefore, this study is conducted with the intention of acknowledging the effect of pomegranate peel ethanol extract on NF-κB expression in mice’s colon tissue induced with DSS. Method: Study design used in this study is experimental. This study used the colonic tissue that was already prepared by the previous researcher and is divided into 6 groups: group without intervention (KTP), negative control (KN) with the administration of DSS 2%, positive control 1 (KP1) with the administration of DSS 2% and aspirin 43 mg/kgBW/day, positive control 2 (KP2) in which the mice are given DSS 2% and ellagic acid 26 mg/kgBW/day, and finally dose 1 and dose 2 group (KD1 and KD2) with the administration of DSS 2% and pomegranate peel extract with dose of 240 mg/kgBW/day and 480 mg/kgBW/day. Result and Discussion: Mean H Score for KTP is 129,0946; for KN is 200.3989; for KP1 is 165,5808; for KP2 is 159,0553; for KD1 is 186,1655; and for KD2 is 141,0696. Analysis using One Way ANOVA test shows a signicant result. Posthoc Tukey test shows a significant difference between KD2 and KN. Conclusion: pomegranate peel ethanol extract with dose of 480 mg/kgBW/day can decrease the NF-κB expression in mice’s colon epithelium induced with DSS."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisnina Maharani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor demografi terhadap kualitas hidup, dengan membandingkan kondisi migran dan non-migran di Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat memiliki tingkat migrasi tertinggi di Indonesia, dan memiliki pertumbuhan penduduk yang tinggi. Jumlah populasi bisa berpengaruh baik atau buruk pada pembangunan. Variabel kualitas kehidupan dipengaruhi oleh faktor demografi yang dimiliki oleh masing-masing individu, seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, ukuran keluarga, perempuan dan sektor formal. Membandingkan migran dan non-migran akan memberikan gambaran yang lebih baik tentang kontributor pembangunan. Dengan memisahkan migran dan non migran bisa menjelaskan akar permasalahan sosial di Provinsi Jawa Barat. Menggunakan Susenas data survei sosioekonomi nasional pada tahun 2014 dengan jumlah pengamatan 37.833 sampel angkatan kerja dan 19.259 sampel yang bekerja dengan metode ordinal logit, didapatkan hasil bahwa semua variabel kecuali kepala rumah tangga perempuan berpengaruh signifikan secara statistik terhadap kualitas hidup. Meskipun variabel-variabel ini berpengaruh, migran memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan non-migran. Hal ini juga ditunjukkan dari perhitungan skor kualitas hidup migran yang 13 persen lebih tinggi daripada kualitas hidup non-migran.

ABSTRACT
This study aims to see the influence of demographic factors on the quality of life, by comparing the situation of migrants and non migrants in West Java Province. West Java Province has the highest in migration rate in Indonesia, and has a high population growth. The size of population could be good or bad for the development. The quality of life variables is influenced by demographic factors owned by each individual, such as age, gender, marital status, family size, female headed and formal sector. Comparing migrants and non migrants will give a better picture of who are the development contributors. By separating migrant and non migrant could explain the root of social problems in West Java Province. Using Susenas The national socioeconomic survey data in 2014 with an observation number of 37.833 sample of labor force and 19.259 sample of employee with ordinal logit method, it is found that all of the variable except female headed is significant statistically affecting the quality of life. Although these variables are influential, migrants have a higher quality of life than non migrants. It is also shown from the calculation of life scores where the life quality score of migrants is 13 percent higher than non migrant quality of life score."
2017
T47723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arriel Putra Soetyono
"Latar Belakang: Kanker kolorektal adalah bentuk kanker yang terjadi di usus besar atau rectum. Kanker ini merupakan kanker paling mematikan ke 2. Berbagai metode mulai dari pembedahan hingga kemoterapi saat ini dikembangkan untuk menyembuhkan penyakit tersebut dengan harga yang cukup tinggi dan berbagai efek samping. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa zat aktif yang terkandung dalam bahan organik seperti rumput laut jenis Gracilaria sp. dapat menghambat pertumbuhan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kandungan kimia, komponen aktif, sifat antioksidan, dan kemampuan sitotoksik rumput laut Gracilaria sp. tumbuh di perairan Bekasi.

Metode: Gracilaria Sp. dibersihkan, dikeringkan, dan dihaluskan kemudian dilakukan maserasi bertingkat dengan urutan normo-heksana, etil asetat, dan etanol; yang menghasilkan 3 jenis ekstrak. Ketiga ekstrak tersebut akan diuji fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk mengetahui komponen fitokimianya, dilanjutkan dengan pengukuran aktivitas antioksidan melalui uji DPPH, dan evaluasi aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker kolon HT-29 menggunakan uji MTT.

Hasil: Rumput laut Gracilaria Sp mengandung metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, dan triterpenoid semua ekstrak menunjukkan aktivitas antioksidan sedikit atau tidak ada terhadap radikal bebas DPPH dengan IC50 >100. Di sisi lain, evaluasi sitotoksisitas untuk Etanol menunjukkan sitotoksisitas aktif dengan IC50 dari 53,32. Sedangkan ekstrak etil asetat dan n-heksana menunjukkan sitotoksisitas yang lemah dengan evaluasi sitotoksik aktif masing-masing sebesar 107,58 g/mL dan 180,65 g/mL.

Kesimpulan: Rumput laut Gracillaria sp. mengandung komponen fitokimia yang bersifat sitotoksik terhadap sel kanker usus besar HT-29. Hasil analisis statistik menunjukkan distribusi data IC50 normal (p > 0.05). Terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan inhibisi ekstrak etanol dengan ekstrak n-heksana, dan ekstrak etil asetat (p =0.01).


Background: The colorectal cancer is a form of cancer that occurs in the colon or rectum varying methods ranging from surgery to chemotherapy are used which are expensive and has side effects. Previous research suggests that active components from organic materials such as the seaweed species Gracilaria sp. can inhibit cancer growth. This research aims to study the chemical contents, active components, antioxidant properties, and cytotoxic capabilities of the seaweed Gracilaria sp. grown in the waters of Bekasi.

Method: Cleaned and dried Gracilaria Sp. was pulverised into a powdered state, Multilevel maceration is done towards the with the sequence of n-hexane, ethyl acetate, ethanol, which results in 3 extracts. The three extracts underwent phytochemical screening and thin layer chromatography (TLC) to determine the phytochemical components of the secondary metabolite, followed by measuring antioxidant activity by means of DPPH assay, and evaluating the cytotoxic activity towards HT-29 colon cancer cells using MTT assay.

Results: Seaweed Gracilaria Sp contains secondary metabolites of flavonoids, alkaloids, and triterpenoids all extracts show little to none antioxidant activity towards DPPH free radical with IC50 of >500 μg/mL. Cytotoxicity evaluation for Ethanol shows active cytotoxicity with an IC50 of 53.32 μg/mL. While ethyl acetate and n-hexane extracts show weak cytotoxicity with an active cytotoxic evaluation with IC50 value of 107.58 μg/mL and 180.65 μg/mL, respectively. The data distribution IC50 value of all extracts from statistical analysis is normal (p > 0.05). There was a statistically significant difference in IC50 value between treatments (p =0.01).

Conclusion: Seaweed Gracillaria sp. contained phytochemical components that are cytotoxic towards HT-29 colon cancer cells."

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Humaedi
"Asam galat merupakan senyawa polihidroksilfenolik yang mempunyai peran penting dalam berbagai aktivitas selektif terhadap banyak sel line. Desain senyawa dengan modifikasi struktur dan mekanisme aksi dari lead compound asam galat diharapkan dapat meningkatkan aktivitas baik lipofilisitas maupun aksi sitotoksiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain dan memodifikasi struktur asam galat, melakukan simulasi docking, mensintesis, serta melakukan uji aktivitas sitotoksik senyawa derivat asam galat terhadap sel line kanker kolon HCT-116. Simulasi docking dilakukan dengan beberapa software adalah is MarvinSketch 15.5.11, Chimera 1.10.2, Autodock 4.2, Pymol 1.7.4.5 dan LigPlot v.1.4.5.; sintesis senyawa derivat asam galat melibatkan beberapa reaksi yaitu esterifikasi, metilasi dan hidrolisis; serta melakukan uji sitotoksik terhadap sel kanker kolon HCT-116. Hasil simulasi docking menghasilkan empat senyawa derivat asam galat dengan nilai binding energy terkecil yaitu benzil galat -7,36 kkal/mol , 2-hidroksi benzil galat -7,63 kkal/mol , 4-metoksi- 2-hidroksi benzil galat -7,18 kkal/mol dan feniletil galat -7,47 kkal/mol . Selanjutnya senyawa derivat asam galat disintesis dan dikarakterisasi menggunakan FT-IR, spektrometer Massa, 1H NMR dan 13C NMR. Sintesis senyawa derivat asam galat menghasilkan rendemen masing-masing adalah 62,11 ; 53,25 ; 51,05 dan 58,87 . Uji sitotoksik keempat senyawa derivat asam galat memiliki aktivitas penghambatan yang baik terhadap sel line kanker kolon HCT-116 dengan nilai IC50 masing-masing adalah 24,79 g/mL; 21,82 g/mL; 26,98 g/mL; dan 19,93 g/mL. Senyawa terbaik yang memberikan aktivitas penghambatan terhadap sel kanker kolon HCT-116 adalah feniletil galat dengan IC50 sebesar 19,93 g/mL.

Gallic acid is a polyhydroxyphenolic compound that has an important role in a variety of selective activity against many cell line. Design modifications of compounds with structures and mechanisms of action of lead compound gallic acid is expected to increase the activity of both lipophilicity and cytotoxic action. This research aims to design and modify the structure of gallic acid, docking simulation, synthesis, and test the cytotoxic activity of gallic acid derivative compounds against colon cancer cell line HCT 116. Docking simulation perfomed with some software is MarvinSketch 15.5.11, Chimera 1.10.2, Autodock 4.2, Pymol 1.7.4.5 and LigPlot v.1.4.5. Synthesis of compound gallic acid derivatives which involves several reaction that is esterification, methylation and hydrolysis. As well as to test the cytotoxic against colon cancer cell HCT 116. Docking simulation results produced four compounds gallic acid derivatives with a value of binding energy smallest that is benzyl gallate 7.36 kcal mol , 2 hydroxy benzyl gallate 7.63 kcal mol , 4 metoksi 2 hydroxy , benzyl gallate 7.18 kcal mol and phenylethyl gallate 7.47 kcal mol . Further synthesized compound gallic acid derivatives with yield respectively is 62.11 53.25 51.05 and 58.87 . Analysis of compound characterization using FT IR, mass spectrometry, 1H NMR and 13C NMR. Test fourth cytotoxic compound gallic acid derivatives have good inhibitory activity against colon cancer cell line HCT 116 with a value IC50 respectively is 24.79 g mL 21.82 g mL 26.98 g mL and 19.93 g L. Compounds that give the best inhibitory activity against colon cancer cells HCT 116 is phenylethyl gallate with IC50 of 19.93 g mL."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T47547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>