Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121926 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Tri Mulyono
"Tahanan di dalam Rutan sebenarnya sama seperti orang yang berada di luar Rutan, hanya saja mereka kehilangan kemerdekaan bergerak sehingga perlakuan terhadap mereka harus sama seperti perlakuan orang yang tidak bersalah tanpa membedakan kejahatan yang dituduhkan kepada mereka berdasarkan asas praduga tidak bersalah. Apapun kondisinya penahanan didalam Rutan secara langsung maupun tidak langsung memiliki tekanan tersendiri bagi tahanan yang bersangkutan. Perlakuan-perlakuan ketika mereka memasuki Rutan sudah menunjukkan kondisi dimana mereka akan menjalani sebagian dari hidup mereka di dalam tahanan hingga proses persidangan berakhir yang menentukan status mereka apakah akan dibebaskan atau divonis bersalah dan menjalani pidananya di lembaga pemasyarakatan. Dalam penelitian ini ada tiga pertanyaan penelitian yang hendak dijawab yaitu bagaimana pola tindak kekerasan terhadap tahanan baru di Rutan Klas I Cipinang Jakarta Timur, apa saja yang menjadi penyebab terjadinya tindak kekerasan terhadap tahanan baru serta bagaimana upaya pencegahan yang seharusnya dilakukan oleh Rutan Klas I Cipinang Jakarta Timur agar tidak terjadi tindak kekerasan oleh narapidana/tahanan terhadap tahanan baru. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan wawancara menggunakan pedoman wawancara. Informan penelitian adalah petugas sebanyak 3 orang, tahanan 2 orang dan narapidana sebanyak 2 orang, dengan lokasi penelitian di Rutan Klas I Cipinang Jakarta Timur. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pola kekerasan terhadap tahanan baru terjadi pada saat proses penerimaan, pendaftaran dan penempatan tahanan dimana pelakunya adalah petugas dan di blok hunian dimana pelakunya adalah tahanan lama dan narapidana. Bentuk-bentuk kekerasan terdiri dari kekerasan fisik dan psikis, jenis kekerasan yang terjadi adalah kekerasan langsung dan bersifat kolektif primitif. Faktur penyebab terjadinya tindak kekerasan adalah minimnya sumber daya manusia petugas baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sarana prasarana yang belum optimal serta adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan diantara petugas dan tahanan lama/narapidana. Strategi pencegahan tindak kekerasan terhadap tahanan baru di Rutan Klas I Cipinang Jakarta Timur dilakukan melalui pendekatan keamanan namun minim pendeketan HAM sehingga strategi ini kurang disukai oleh tahanan dan narapidana."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26943
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Keynes
"Menurut Undang-Undang Pemasyarakatan No. 12 Tahun 1995, setiap tahanan dan warga binaan mempunyai hak salah satunya adalah mendapatkan pelayanan kesehatan. Di dalam rumah tahanan negara penanganan kesehatan tidak dapat diabaikan agar para tahanan dan warga binaan selalu dalam kondisi sehat secara phisikis dan fisik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa kualitas pelayanan kesehatan serta kendala-kendala dalam pelayanan kesehatan di Rumah Tahanan Negara Klas I Cipinang. Untuk mengetahui kualitas pelayanan, sebagaimana dikemukakan oleh Zeithman, Berry dan Parasuraman (dalam Tjiptono dan Diana, 1996:69) adalah dengan menggunakan lima dimensi kualitas pelayanan. Metode penelitian ini menggunakan metode survey yaitu penelitian mengenai masalah pelayanan kesehatan tahanan di Rutan Cipinang, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Hasil penelitian untuk aspek tangibles dalam pelayanan kesehatan di Poliklinik Rutan Cipinang sudah baik. Aspek reliability sudah cukup yaitu dengan ketepatan waktu pelayanan, aspek responsiveness sudah cukup baik yaitu dimana petugas mudah dihubungi serta kemauan petugas untuk memberikan pertolongan kepada tahanan yang membutuhkan, aspek assurance sudah cukup baik yaitu dengan pengetahuan petugas dalam menganalisa penyakit pasien dan kemampuan mendiagnosa penyakit pasien, aspek emphaty sudah cukup memadai yaitu petugas mampu memberikan kepedulian dan perhatian kepada pasien. Penulis menyarankan peningkatan kelima aspek, penambahan sumber daya petugas medis, anggaran dan kerja sama dengan rumah sakit luar.

According to Code of Law No.12 1995, all of prisoners have a right, one of them is have a medical service. Inside the State Prison, the realm of health handling cannot be disregarded, it?s for all prisoner always be in good condition, good physics. The reason of this research is to know and analyse quality of health service and to know health service constraints for prisioner in State Prison Cipinang. To know service quality as proposed by Zenithman, Barry and Parasuraman ( in Tjiptono and Diana, 1996, p: 69) is by using five quality dimension. Method of this research use method survey, that is research hit problem service of prisoner health in State Prison Cipinang,while approach used in this research is quantitative approach.
Result of research for aspect direct evidence in health service at polyclinic of State Prison Cipinang have good enough. Reliability aspects have good enough, it means the service time accuracy also have good enough. Responsiveness aspect have good enough, while the medical officer is easy enough to contact and also with willingness of worker to give help to prisoner requiring service of good enough health. Assurance aspect also have good enough, while the knowledge of medical officer to analyse the prisoner problem and ability to diagnose patient disease have good enough. Emphaty aspect also have good enough, the medical officers is able to give attention and carrying of a patient. The writer suggesting improvement of fifth aspects and also the addition resource of medical worker, budget and cooperation with another hospital."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S6373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Nurasta Wibawa
2008
T 25012
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggre Anandayu
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S8759
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riski Burhannudin
"Rutan Jakarta Timur telah mengalami kelebihan daya tampung, dengan kapasitas 504 Orang, isi pada tanggal 26 Februari 2007 adalah 1590 orang (Telah mengalami kelebihan daya tampung ± 315,48%). Kondisi tersebut menimbulkan berbagai macam permasalahan yang kompleks diantaranya dalam kehidupan penghuni pria Rutan Jakarta Timur terdapat sub kultur tindak kekerasan terhadap tahanan baru anak pria yang terjadi turun temurun dan berlangsung secara terus menerus.
Kekerasan terhadap tahanan baru anak pria dalam bentuk kekerasan fisik dan kekerasan psikis yang terjadi secara individual maupun kelompok. Faktor penyebabnya adalah kekerasan terhadap tahanan baru anak merupakan sub kultur Rutan dan merupakan proses prisonisasi, untuk mencari kekuasaan atau pengaruh, untuk mencari barang yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pelaku, agar penghuni baru mengikuti aturan yang berlaku, upaya balas dendam atas perlakuan yang telah diterima oleh pelaku pada saat menjadi tahanan baru dan wujud rasa tidak suka terutama terhadap kasus yang berhubungan dengan kesusilaan.
Menurut Penulis tindak kekerasan terhadap tahanan barn anak pria di Rutan Jakarta Timur dapat dicegah atau diminimalisir, pertama dengan pendekatan sosial meliputi kebijakan mengurangi jumlah isi, program asimilasi, pembebasan bersyarat dan cuti menjelang bebas, pembangunan Lapas atau Rutan baru, putusan hakim berupa tindakan penyerahan kembali ke orang tua, penyerahan ke Departemen Sosial, diskresi polisi terhadap kasus pelanggaran hukum yang pelakunya anak dan pemberlakuan bebas peredaran uang (BPU).
Kedua pendekatan situasional dengan menggunakan teorinya Clarke menguraikan 16 tehnik dalam upaya untuk mengurangi kesempatan dilakukannya kejahatan, yang terbagi dalam empat kelompok besar yaitu (I) Increasing Perceived Effort, (2) Increasing Perceived Risk, (3) Reducing Anticipated Rewards, (1) Removing Excuses.

Rutan Jakarta Timur is over capacity., On February 26th 2007, there were 1.590 detainees, whereas the capacity is only for 504 detainees. It means the over is about 315,48%. From this situation, it appears some complex problems. For example, there is sub culture of violent of juvenile detainees. It happens hereditary and continuously.
The kind of the violence is physically and mentally. It happens individually and or group. The cause factors of the violent on new juvenile detainees is a kind of sub culture of detention centre and the process of prisoners to get power or influence, then to get stiffs they can use the fulfil their needs, so that new detainees must follow their rules. Next, a kind of revenge of the action they get when they are being new detainees and the unlike expressing especially on the morality case.
In the writer's opinion, the violent on new juvenile detainees in Rutan .Jakarta Timur can be prevented or minimized through some steps. Firstly, by using social approach, including policy to decrease capacity, assimilation program, conditional releasing, building new prison, judge 's decision to get them back to the parents, getting them into social rehabilitation, and police discretion on juvenile breaks law, free rim monetary (BPU).
Secondly, situational approach by using Clarke's theory, it describes 16 techniques to decrease appearing chance of crime. It is divided into 4 large groups. They are (1) Increasing Perceived Effort, (2) Increasing Perceived Risk, (3) Reducing Anticipated Reward, (4) Removing Excuses."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T20499
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeyen
"ABSTRAK
Terciptanya keamanan dan ketertiban dalam lingkungan RUTAN Klas I Jakarta Pusat adalah harmonisasi hubungan sosial, merupakan impian bagi setiap penghuni dan petugas yang ada didalamnya. Namun, dengan meningkatnya tindak pidana kejahatan ditengah masyarakat secara signifikan berpengaruh terhadap tingkat kepadatan hunian RUTAN Klas l Jakarta Pusat, dimana jumlah penghuni pertanggal 12 Maret 2007 berjumlah 3353 orang, dan jumlah ini melebihi kapasitas hunian sebenarnya. Disisi lain jumlah petugas hanya sebanyak 248 orang, sehingga terdapat perbandingan yang kurang berimbang antara penghuni dan petugas. Kepadatan hunian RUTAN Klas 1 Jakarta Pusat yang diperburuk oleh beranekaragam permasalahan mulai dari masalah pribadi, latar belakang social, ekonomi, kesukuan, dan berbagai hal lainnya dapat mengganggu proses interaksi social sehingga sangat rentan untuk sebuah kerusuhan sosial.
Kerusuhan terjadi sebagai akibat adanya pertentangan antar individu dan kelompok yang merupakan dampak dari kemajemukan latar belakang penghuni yang ingin mendapatkan pengakuan status identitas dirinya dan cenderung untuk hidup secara mengelompok. Padahal kelompok-kelompok social ini sangat rentan sehingga dapat menimbulkan suatu pertentangan social ataupun kerusuhan social yang dapat berakibat fatal bagi penghuni dan petugas. Untuk itu, dilakukan penelitian secara kualitatif agar mengetahui bagimana pembentukan kelompok itu terjadi, serta dampaknya terhadap potensi terjadinya kerusuhan khususnya di blok A 1. kemudian hasil penelitian tersebut dianalisis dengan menerapkan suatu metode konseling dalam kelompok sebagai salah satu cara guna mencegah terjadinya potensi kerusuhan.
Dari uraian tersebut, maka dirasakan RUTAN Klas I Jakarta Pusat dirasakan perlu untuk mengembangkan kegiatan pembinaan melalui implementasi metode konseling uintiik mencegah terjadinya potensi kerusuhan. Dan perlunya kerjasama dengan pihak terkait, serta peningkatan sumber daya manusia dalam pelatihan khusus mengenai metode konseling sehingga dapat mengatasi atau membantu meminimalisir terjadinya potensi kerusuhan.

ABSTRACT
Security and order in the State Detention Center House Class I, Central Jakarta which is harmonious social relationship, is the dream of each resident and security officers in it. However, the increase of crime rate in the society has significant impact to the occupancy rate in the detention center house, whereby total occupants as at March 12, 2007 are 3,353 persons, and these occupancy rates has far exceeded the normal occupancy rate. On the other hand, total security officers are only 248 persons, so there has been in equilibrium ratio between the occupants and the officers. Population density rate in the detention center house which has worsen due to various personal problems, social background, economy, race, and others factors can obstruct the social interaction process so that it is very susceptible to a social unrest.
Social unrest as a result of conflict among individual or group is the impact of the various backgrounds from the occupants who want to get personal recognition and tend to live in groups. Whereas these social groups are in suspicion of potential social conflict or social unrest which can be fatal to the occupants or officers. Therefore, a qualitative study has been conducted to identify the motif for the grouping and its determinant factors as well as its impacts to unrest. Then the results of this study will be analyzed systematically based on empirical approach and be used as guidance for implementation of a counseling method in preventing a riot.
With reference to the above key points, it is concluded that Detention Center House Class 1 Central Jakarta needs to develop counseling activities through implementation of counseling method to prevent any potential social unrest. In addition, it also need to improve the cooperation across sectors in order to develop and to improve services to all residents, because mitigation of social unrest problem can be efficient and effective if the review is conducted through multi discipline studies. Also the study regarding the causes of unrest and its various determinant aspects can be identified thoroughly, and therefore have to be supported with sufficient human resources who are more professional and trained to solve problems during crisis.
"
2007
T20836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heriyanto Syafrie
"Penelitian ini berfokus pada perencanaan stratejik pengamanan Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Klas I Jakarta Pusat dalam menanggulangi peredaran gelap dan penyalahgunaan NAPZA. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penggalian informasi yang relevan dengan topik yang diteliti dilakukan melalui studi kepustakaan dan wawancara mendalam kepada informan yang memahami dan dapat menggambarkan situasi dan permasalahan yang sedang diteliti menyangkut modus peredaran gelap dan penyalahgunaan NAPZA, strategi dan upaya penanggulangannya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa motif dan modus peredaran gelap dan penyalahgunaan NAPZA dalam lingkungan RUTAN Klas I Jakarta Pusat dan lingkungan masyarakat umum pada prinsipnya sama yakni dilakukan secara tersembunyi. Strategi pengamanan RUTAN Klas I Jakarta Pusat dalam menanggulangi peredaran gelap dan penyalahgunaan NAPZA dilakukan dengan mengotimalkan pelaksanaan kerja pengamanan dalam lingkungan hunian dan pemaksimalan dalam pengawasan atau pemeriksaan upaya penyelusupan NAPZA ke dalam lingkungan RUTAN Klas I Jakarta Pusat. Kendala dalam penerapan strategi tersebut antara lain adalah adanya indikasi keterlibatan petugas, perbandingan jumlah petugas dengan penghuni yang tidak berimbang sehingga perlu dikembangkan suatu perencanan stratejik upaya pengamanan dalam penanggulangan peredaran gelap dan penyalahgunaan NAPZA tersebut.

This research focused on security strategic planning of First Class Detention Centre of Central Jakarta in copping ?NAPZA? abuse and its underground circulation. The research carried out by qualitative research methods with descriptive design. The gathering of relevant information with the topics researched, carried out through document studies and deep interviews with informants who understand and able to describe the situation and problems researched, related with modus of underground circulation and ?NAPZA? abuse, strategy and the copping efforts. The motif and modus of ?NAPZA? abuse and its underground circulation in environment of First Class Detention Centre of Central Jakarta and in public environment are principally the same, it known by the result of the research, refers to its concealed acts in realization. The security strategy of First Class Detention Centre of Central Jakarta in copping ?NAPZA? abuse and its underground circulation implemented by optimizing the security performance in living environment and maximized the control or check point of smuggling efforts of NAPZA to First Class Detention Centre of Central Jakarta. Obstacles of the strategy implementation are the indication of officer?s involvement and unbalanced ratio between officers and inmate. Therefore a security strategic planning in copping the ?NAPZA? abuse and its underground circulation need to be developed."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T24920
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Yuni Astuti
"Latar belakang pemilihan judul diatas didasarkan pada adanya penurunan kinerja petugas di RUTAN Klas I Jakarta Pusat yang diindikasikan diakibatkan oleh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi yang kurang kondusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Gaya Kepemimpinan(X1) dan Budaya Organisasi (X2) terhadap Kinerja Petugas (Y) di Rumah Tahanan Negara Klas I Jakarta Pusat. Dalam penelitian ini penulis menguji tiga hipotesis yaitu tentang pengaruh positif antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja petugas, Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja dan Pengaruh antara Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Petugas. Populasi yang diteliti adalah petugas Rumah Tahanan Klas I Jakarta Pusat sebanyak 336 orang, dan sampel yang diteliti adalah 78 orang. Instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner dengan menggunakan skala likert 1-5. Dari hasil penelitian ini didapatkan data bahwa Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja petugas di Rumah Tahanan Klas I Jakarta Pusat.

The background of the title above was based on the existence degredation of staff performance at First Detention Centre of Central Jakarta, which is indentified caused by the reseach lack ondusiveness of leadership form and organizational culture. The Purpose of this reseach is to find out the effect leadership form (X1) and organization culture (X2) on staff performance (Y) at First Detention Centre of Central Jakarta. Three hypotheses analyzed by the reseach in this reseach, those are the positive effect of Leadership Form on Staff?s Performance, the effect of Organizational Culture on Performance and the effect Leadership Form and Organizational Culture on Staff?s Performance. As population of this reseach were staffs of First Detention Centre of Central Jakarta sum as 336 person, and of sample were 78 person. The instrument used was queshioner with scale of 1-5. The result that Leadership Form and Organizational Behavior have significant effect on staff performance at First Detention Centre of Central Jakarta, gained from the result of this reseach."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25016
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>