Ditemukan 92239 dokumen yang sesuai dengan query
Farid Juliano
"Perang Dunia II sudah terjadi 75 tahun yang lalu. Perang diakhiri dengan kalahnya Jepang dan Jerman. Hingga saat ini masih topik ini terus dipelajari dan diangkat kembali. Salah satunya adalah melalui permainan video. Pengembang permainan tertarik dengan PDII karena selain dari unsur sejarahnya, pengembang tidak perlu menciptakan yang sepenuhnya baru. Pengembang permainan membuat permainan ini sedemikian rupa agar pemain tertarik dengan permainan mereka. Salah satunya adalah Battlefield V campaign The Last Tiger yang dibuat oleh Electronic Arts di California Amerika Serikat. Dalam campaign ini permain dapat bermain sebagai prajurit Jerman dalam tank tiger mereka pada masa PDII. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif untuk melihat tampilan visual dan karakter dari setiap tokoh. Tujuannya adalah untuk melihat penokohan-penokohan dan ideologi-ideologi dari prajurit Jerman PDII pada Battlefield V. Hasil yang ditemukan adalah setiap tokoh memiliki perbedaan tingkatan nasionalisme dan patriotisme. Perbedaan tersebut diperjelas dengan adanya generation gap. Generasi yang lebih tua memegang ideologi-ideologi Nazi lebih banyak dibanding yang muda, mereka juga lebih bijak dalam peperangan. Peperangan juga membuat tentara mendapatkan berbagai sifat-sifat tertentu yang memengaruhi sifat mereka. Disimpulkan bahwa permainan Battlefield V menggambarkan tentara memiliki berbagai tingkat nasionalisme dan mereka adalah orang yang tidak stabil, baik generasi tua maupun generasi muda.
World War II happened 75 years ago. To this day, this topic is still discussed through various media form, one of them is video games. Games developer are interested in WWII not only from its historical factor, but also they do not have to invent something completely new. One of them is Battlefield V, made by Electronic Arts in California, United States. In the Last Tiger campaign, players play the role of Nazi tank commander in WWII supported by his 4 crewmen. This research uses qualitative and descriptive methods to examine each of the character visual and character. The purpose of this research is to understand their visual representation, character, and ideologies from each character in this game. The research found that, each character has their own level of nationalism and patriotism. Their differences are magnified by their generation gap. The older generation has more nationalism and wiser, compared to the younger generation. Because of the war, they have adopted certain traits to be able to survive the war. These made them an emotionally unstable soldier."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Churchill, Winston, Sir, 1874-1965
Boston: Houghton Mifflin, 1959
940.53 CHU m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Salma Suci Auliya
"Kekalahan Jerman pada Perang Dunia II memberikan dampak buruk bagi masyarakat dan negaranya. Dampak yang muncul diantaranya adalah denazifikasi, keharusan membayar ganti rugi, kesulitan ekonomi, serta ketidakberdayaan masyarakat. Kesulitan untuk melayangkan kritik pun membuat masyarakat Jerman terpaksa menerima kebijakan sekutu. Meski begitu, Jerman berusaha bangkit dari keterpurukannya ketika mengalami kekalahan perang untuk kedua kalinya. Melalui penelitian ini, penulis mendiskusikan bagaimana cerpen “Die schwarzen Schafe” digunakan oleh Heinrich Böll dalam menampilkan kondisi Jerman Barat saat kalah Perang Dunia II. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Böll mengisahkan kehidupan tokoh utama di dalam cerpen, seorang kambing hitam, sebagai sebuah metafora untuk menampilkan kondisi Jerman Barat tepat saat kalah Perang Dunia II. Böll menampilkan kondisi masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi, dijauhkan dari lingkungan tempat tinggal mereka sendiri, dan nyaris kehilangan harapan akibat ketidakberdayaan mereka. Selain itu, perang tidak hanya berdampak pada masyarakat yang merasakan peperangan dan yang selamat setelahnya, tetapi juga akan berdampak pada generasi selanjutnya.
The defeat of Germany in World War II has had a negative influence on the country and society. Denazification, the necessity to pay reparations, economic hardships, and societal impotence are some of the consequences. The German people were also constrained to accept the Allies' policies since it was difficult to criticize them. Nonetheless, Germany attempted to recover from the agony of a second war defeat. Through this research, the author discusses how Heinrich Böll used the short story "Die schwarzen Schafe" to depict West Germany's condition after World War II. The qualitative descriptive method is used in this research, together with a sociology of literature approach. The findings reveal that Böll uses the life of the main character in the short story, a black sheep, as a metaphor for West Germany at the time it lost World War II. Through this short story, Böll depicts the condition of people who are experiencing economic difficulty, are alienated from their own environment, and have nearly given up hope due to their inability to defend themselves. Furthermore, war will have an impact not only on those who lived through the conflict and those who survived, but also on future generations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Woon, Park Seung
"Hubungan antara Jepang dan Republik Korea setelah Perang Dunia kedua banyak mengalami pasang surut. Setelah nota diplomatik kedua negara ditandatangani pada tahun 1965, 35 tahun kolonisasi Korea oleh Jepang selalu menjadi isu utama dalam setiap kerja sama kedua negara. Setelah Perang dunia kedua, Jepang dan Republik Korea berada pada blok Amerika Serikat. Jepang mampu keluar dari krisis akibat tidak adanya friksi dalam negeri. Sedangkan Republik Korea, lahir akibat konflik internal, yakni Perang Korea di tahun 1950-1953. Dalam bidang ekonomi, hubungan kedua negara lebih banyak diwamai gambaran pasang. Jepang membantu Republik Korea melalui IMF, memberi ODA, membantu modemisasi Republik Korea mela1ui keijasama teknik, serta membantu dunia usaha Re_publik Korea melalui PenanamanModal Asing (PMA). Sedangkan dalam bidang politik, kcrjasarna kedua negara lebih banyak diwamai oleh gambaran surut. Berbagai isu seperti, sengketa pulau Takeshima (Dokto, dalam bahasa Korea), kunjungan petinggi Jepang ke kuil Yasukuni, dan jugun ianfu mcrupakan sumber pemicu bagi buruknya hubungan kedua negara . • Jepang dan Republik Korea adalah dua negara yang bertetangga. Karena bertetangga, hubungan kedua negara seharusnya baik. Untuk dapat menjalin hubungan baik ini, kedua negara tidak saja harus berhubungan antar pemerintah, tapi juga harus an tar rakyat kedua negara.
The relationship between Japan and the Republic of Korea after the Second World War had many ups and downs. After the diplomatic notes of both countries were signed in 1965, 35 years of Korea's colonization by Japan has always been a major issue in any cooperation between_thc two countries. After the second world war, Japan and the Republic of Korea were in block the United States. Japan was able to get out of the crisis due to the lack of domestic friction. While the Republic ofKorea, born due to internal conflict, namely the Korean War in 1950- 1953. In the economic field, the relationship between the two countries is more colored by the tide picture. Japan assisted Republic of Kor_ea. through IM,F, gave ODA, assisted modernization of Republic of Korea through technical cooperation, and assisted business world Republic of Korea through Foreign Investment. While in the political field, cooperation between the two countries is mostly colored by the receding picture. Issues such as the Takeshima islaud dispute (Dokto, in Korean), Japanese high-rar~l(ing visits to the rasukuni shrine, and jugun ianfu are a source of trigger for bad relations between the two countries. Japan and the Republic of Korea are two neighboring countries. Because neighbors, relations between the two countries should be good. To be able to establish this good relationship, the two countries must not only intergovernmental relations, but also must be between the pecple of both countries."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Young, Peter
London: Bison Books, 1985
R 940.53 YOU w
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Asykar Fathony Sukri Harining
"Penelitian tugas akhir ini menganalisis persiapan dan upaya KM (Koninklijke Marine) di Hindia Belanda dalam menghadapi potensi ancaman invasi militer Jepang dari tahun 1940-1942. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memberikan penjelasan mengenai persiapan dan upaya yang dimiliki KM dalam upaya membendung agresi militer Jepang di Hindia Belanda yang selama ini belum banyak dibahas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan berupaya untuk menemukan sumber-sumber primer berupa buku yang memuat laporan dan keterangan mengenai perjalanan Koninklijke Marine selama Perang Dunia II. Diantaranya seperti yang ditulis oleh C.E.L. Helfrich dan H.V. Quispel sebagai komandan dan perwira militer Koninklijke Marine. Selain itu sumber-sumber sekunder diantaranya seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh H.T. Lenton, Bussemaker dan Masanori Ito. Sumber-sumber tersebut kemudian melalui proses kritik internal dan eksternal selanjutnya diinterpretasi dengan tahapan analisis dan sintesis. Tahap akhir adalah historiografi untuk menghasilkan tulisan yang objektif. Pembahasan penelitian ini dimulai dengan kajian terhadap kekuatan dan pengorganisasian kapal-kapal KM di Hindia Belanda. Selanjutnya usaha-usaha yang dilakukan oleh KM untuk memperkuat pertahanan dan keamanan laut di Hindia Belanda. Pembahasan ditutup dengan analisis peran KM selama tiga bulan pertempuran laut mempertahankan Hindia Belanda, yang berakhir dengan kapitulasi di Kalijati Maret 1942. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa Belanda tidak hanya kalah secara jumlah kekuatan laut yang dimiliki, tetapi juga memiliki banyak permasalahan internal, strategis dan taktis yang membuatnya tidak mampu menahan agresi pasukan Jepang.
This final project research analyzes the power and role of KM (Koninklijke Marine) in the Dutch East Indies in facing the potential threat of Japanese military invasion from 1940-1942. The goal to be achieved from this research is to provide an explanation of the strengths and roles that KM has in efforts to stem Japanese military aggression in the Dutch East Indies which so far has not been widely discussed. The method used in this research is the historical method by trying to find primary sources in the form of books that contain reports and information about the journey of the Koninklijke Marine during World War II. Among them, as written by C.E.L. Helfrich and H.V. Quispel as the commander and military officer of the Koninklijke Marine. Besides that, secondary sources include the results of research conducted by H.T. Lenton, Busseker and Masanori Ito. These sources then go through a process of internal and external criticism and are then interpreted with the stages of analysis and synthesis. The final stage is historiography to produce objective writing. The discussion of this research begins with a study of the strength and organization of KM ships in the Dutch East Indies. Furthermore, the efforts made by KM to strengthen maritime defense and security in the Dutch East Indies. The discussion closes with an analysis of the role of the KM during the three months of sea battles to defend the Dutch East Indies, which ended with the capitulation at Kalijati in March 1942. The results of this study found that the Netherlands not only lost in terms of the number of sea power it possessed, but also had many internal, strategic and tactics that made him unable to withstand the aggression of Japanese troops."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Andrian Rizky Moranta
"
ABSTRAKSerangan Jepang terhadap Pearl Harbor menandai pecahnya Perang Dunia Kedua di wilayah Asia Pasifik. Setelah Pertempuran Midway, Sekutu yang unggul atas Jepang yang semakin defensif terus maju ke wilayah utama Jepang dan mulai melaksanakan pengeboman terhadap seluruh wilayah utama Jepang. Pengeboman ini dikenal juga dengan sebutan Nihon Hondo Kuushuu atau Pengeboman Kepulauan Utama Jepang. Total 180 kota di seluruh Jepang dipilih menjadi target pengeboman oleh Sekutu termasuk wilayah Prefektur Shizuoka yang di dalamnya terdapat beberapa kota seperti Kota Shizuoka, Shimizu dan Hamamatsu. Pengeboman terhadap wilayah Shizuoka ini dikenal juga dengan sebutan Shizuoka Kuushuu atau Pengeboman Shizuoka dan dilakukan setelah mempertimbangkan target-target yang ada. Melalui data yang dikumpulkan dari catatan United States Strategic Bombing Survey, penelitian ini membahas proses jalannya pengeboman oleh Sekutu serta dampak setelah pengeboman terhadap wilayah Shizuoka khususnya di Kota Shizuoka, Kota Shimizu dan Kota Hamamatsu."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Moscow: Foreign Languages Publishing House, 1967
940.53 COR (1);940.53 COR II (2)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
PRAYOGI ANUGRAHADI
"Media seperti video games memiliki efek positif dan negatif. Jenis game yang tepat dapat membantu penggunanya meningkatkan kemampuan sosial dan memecahkan masalah, akan tetapi video games juga membawa dampak negatif terutama bagi remaja dan anak yang masih rentan. Pergeseran pola hidup anak dan remaja yang tidak lagi bermain bersama peer group diluar rumah dan menjadi ketergantungan terhadap gadget membuat mereka sulit untuk membedakan antara dunia maya dan nyata. Interaktivitas dalam game yang menuntut penggunanya untuk aktif menjalani perannya dapat merubah persepsi remaja yang masih rentan. Adegan kekerasan baik fisik dan verbal juga terdapat di dalam game, bahkan di game yang mendapat rating “E” (everyone) yang seharusnya aman dimainkan oleh segala usia. Lantas apakah sistem rating yang diberikan badan Entertainment Software Rating Board (ESRB) dari Amerika Serikat cocok dengan Indonesia?
Media like video games have positive and negative effects. Game that suitable for the users can help them to improve their social and solving problem skills, but some video games especially for adolescence and child that still on developing stage have more negative effects. Changing life style from playing with peer group outdoor to become gadget dependency make them hard to differenciate between real and cyber world. Interactivity on games which lead the user to have a full role to their character makes change their perception of life. Violence scene like physical and verbal violence, even in E-rated (Everyone) games which should be safe for every age. Then, is the rating system which given from Entertainment Software Rating Board (ESRB) from United States suitable for Indonesian?"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2014
Jurnal-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Restu Jandrio
"Artikel ini bertujuan untuk merekonstruksi pertempuran Kursk sebagai titik balik Perang Dunia II di
front timur. Sumber diperoleh dari beberapa surat perintah pertempuran yang diambil dari arsip Uni Soviet dan buku-buku sejarah. Artikel ini menggunakan metode sejarah untuk menjelaskan unsur kekuatan pasukan Uni Soviet, kepemimpinan dan strategi mereka dalam pertempuran melawan pasukan Jerman. Artikel ini menyimpulkan bahwa dengan kekuatan pasukan Uni Soviet yang besar dan kepemimpinan yang baik, pasukan Uni Soviet mampu bertahan dan menyerang balik pasukan Jerman dalam pertempuran Kursk.
This article aimed to reconstruct the battle of the Kursk as a turning point of World War II on the eastern front. Sources obtained fromsome of the order of battles taken from Soviet Union`s archives and some history books. This article uses historical methodology to explain the element of Soviet Union`s forces, leaderships and their strategy in the fight against German forces. This article concludes that the massive forces of the Soviet Union and good leaderships are able to defend and counter-attack the German Forces on the eastern front."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library