Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183345 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aryo Sasongko
"Ketepatan kurva imbal hasil pemerintah sangat penting karena menjadi dasar harga semua sekuritas keuangan domestik. Pengukuran kurva imbal hasil membutuhkan data dari himpunan obligasi benchmark. Tetapi, setiap individu obligasi benchmark masih mengandung premi likuiditas individu obligasi dan premi tersebut mempersulit pengukuran tersebut dan perhitungan nilai aset lainnya. Indikator keberadaan premi likuiditas dapat dilihat pada galat-galat harga obligasi benchmark yang idiosinkratik, galat yang heteroskedastik dari hasil estimasi bootstrap dan hasil pengukuran parameter yang overshooting.
Untuk membuat kurva imbal hasil yang tepat, peneliti mengembangkan konsep imbal hasil dasar (basic yield) dari Durand (1942), yaitu imbal hasil yang bebas premi likuiditas dan bebas premi risiko likuiditas. Peneliti memperluas definisi dari sebuah titik imbal hasil dasar menjadi kurva imbal hasil dasar. Untuk membuat kurva imbal hasil dasar, peneliti harus terlebih dahulu mengembangkan metode pengukuran kurva imbal hasil nominal dan kemudian metode pengukuran kurva imbal hasil dasar.
Pada tahap awal penelitian empiris, peneliti menyusun dua buah estimasi bootstrap hibrid yang terdiri dari algoritma Monte Carlo dan algoritma Newton untuk membentuk kurva imbal hasil spot. Peneliti mengidentifikasi tiga sumber penyebab parameter yang overshooting, yaitu: kurangnya kepadatan sampling algoritma Monte Carlo, titik sadel dan data harga obligasi benchmark yang idiosinkratik. Untuk mengatasi dua sumber pertama masalah parameter yang overshooting tersebut, peneliti mengembangkan metode-metode penentuan jumlah iterasi algoritma Monte Carlo dan memodifikasi algoritma Newton untuk mengatasi titik-titik sadel pada estimasi bootstrap kurva imbal hasil nominal. Untuk mengatasi sumber parameter yang overshooting terakhir, peneliti mengembangkan model premi likuiditas untuk mengompensasi inovasi-inovasi ukuran likuiditas pada estimasi bootstrap kurva imbal hasil dasar.
Dengan estimasi bootstrap hibrid dan model premi risiko likuiditas di atas, peneliti telah berhasil membentuk kurva imbal hasil dasar dengan menggunakan data-data obligasi on-the-run dari pemerintah Indonesia dan pemerintah Amerika Serikat dan mewakili pasar yang masih berkembang dan telah maju mulai dari tanggal 17 April 2013 sampai dengan 29 Oktober 2013. Walaupun peneliti memperoleh tingkat kurva imbal hasil yang hampir sama antara dasar dan nominal, tetapi estimasi bootstrap kurva imbal hasil dasar menghasilkan galat hasil estimasi yang lebih homoskedastik dari pada galat metode estimasi nominal. Estimasi bootstrap kurva imbal hasil dasar dapat mengontrol galat sehingga memperoleh galat harga yang homoskedastik sepanjang tenor.

A proper sovereign term structure is a central to price all domestic financial securities. Term structure measurement requires a set ofbenchmark bonds. However, each benchmark bond contains liquidity premium and the premium flaws the measurement and other asset valuations. Idiosyncratic bond price errors indicate the existence of liquidity premium. The errors make further heteroscedastic estimation errors and overshooting parameters.
To construct a proper term structure, researcher develops the concept of basic yield of Durand (1942) which it is a liquidity premium free and liquidity-riskpremium free yield-to maturity (YTM). The researcher extends the term of basic yield from a point ofYTM to basic term structure. To measure a basic term structure, researcher sequentially has to develop a measurement methodology of nominal term structure and then that of basic term structure.
At the beginning, researcher applies two hybrid bootstrap estimations consisting of Monte Carlo and Newton algorithms to generate spot term structures. Researcher has identified three sources of overshooting parameter errors, i.e.: inadequate sampling density of Monte Carlo algorithm, saddle points and idiosyncratic price data. To overcome the first and the second problems, researcher develops some methods to set iteration numbers of Monte Carlo algorithm and modifies Newton algorithm to handle saddle points in nominal term structure estimation. Researcher also develops liquidity premium model to compensate liquidity-measure innovations in basic term structure estimation.
Using the hybrid bootstrap estimation and measuring the basic term structure, researcher has successfully developed and implemented the methodology to estimate the data of on-the-run Indonesian domestic government and the US Treasuries bonds and to represent developing and developed markets from April 2013 to October 2013. Even researcher gets similar term structures of both nominal and basic, however, the basic bootstrap estimation generates more homoscedastic error than that of the nominal method. The modified bootstrap estimation can control price errors so that the errors are homoscedastic over the course of time-to-maturity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faranisa
"Minat investor untuk berinvestasi di Indonesia terus meningkat yang ditandai dengan kenaikan rata-rata volume, nilai dan frekuensi transaksi perdagangan saham selama enam tahun terakhir serta penguatan nilai rupiah di pasar uang. Namun begitu, tahun 2020 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi pasar investasi Indonesia karena adanya perlambatan ekonomi global yang disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi, hambatan perdagangan, ketidakstabilan geopolitik, serta menurunnya produktivitas empat perekonomian sistemik dunia, yaitu perekonomian negara Amerika Serikat, China, Jepang, dan Eropa. Pada kondisi perekonomian yang melambat, investor akan cenderung bertindak spekulatif dan melakukan penarikan investasi dari pasar saham dan pasar uang dan mencari alternatif investasi yang dapat mempertahankan nilainya (safe haven), yaitu salah satunya adalah emas. Untuk menangkap peluang perkembangan pasar investasi di Indonesia sekaligus menanggulangi dampak perlambatan ekonomi global, investor harus melakukan seleksi aset investasinya secara efisien. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara harga saham, harga emas, nilai tukar rupiah-dolar AS, serta suku bunga yang merupakan instrumen kebijakan moneter dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi; yang hasilnya dapat dijadikan informasi tambahan dalam melakukan seleksi portofolio investasi. Penelitian ini menggunakan metode uji kointegrasi, uji kausalitas granger, dan uji impuls response. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan jangka panjang/kointegrasi antara harga saham, harga emas, nilai tukar, dan suku bunga di Indonesia; terdapat hubungan kausalitas granger dari suku bunga terhadap nilai tukar; dan terdapat hubungan dinamis yang beragam antar variabel.

Investors’ interest in investing in Indonesia continues to increase, which is marked by an increase in the average volume, value and frequency of stock trading transactions over the past six years and the strengthening of the rupiah on the money market. However, 2020 will be a year full of challenges for the Indonesian investment market due to the global economic slowdown caused by economic uncertainty, trade barriers, geopolitical instability, and declining productivity of four systemic world economies, namely the economies of the United States, China, Japan, and Europe. In a slowing economy, investors will tend to act speculatively and withdraw investment from the stock market and money market and look for alternative investments that can maintain its value (safe haven), one of which is gold. To seize opportunities for the development of the investment market in Indonesia and at the same time overcome the effects of the global economic slowdown, investors must diversify their investment assets efficiently. Based on this, this study aims to reveal the relationship between stock prices, gold prices, the exchange rate of the rupiah-US dollar, and interest rates which are instruments of monetary policy in the face of economic uncertainty; the results of which can be used as additional information in diversifying investment portfolios. Methods that are used in this study are cointegration test, granger causality test, and impulse response test. The results showed that there was no long-term / cointegration relationship between stock prices, gold prices, exchange rates, and interest rates in Indonesia; there is a granger causality of the interest rate to the exchange rate; and there are various dynamic relationships between variables."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrul Aufa
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari quantitative easing terhadap pasar keuangan Indonesia khususnya volatilitas dari yield surat berharga pemerintah. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa kebijakan quantitative easing di Amerika Serikat terbukti berpengaruh terhadap volatilitas surat utang negara Indonesia. Berdasarkan hasil estimasi GARCH 1 1 ditemukan bahwa sebelum quantitative easing variabel yang mempengaruhi volatilitas SUN Indonesia justru adalah pasar saham Amerika Serikat yang dicerminkan oleh variabel Return S P 500 dan volatility index VIX Index namun setelah dilakukannya QE oleh The Fed variabel yang signifikan berpengaruh adalah variabel US Treasury 2 tahun US Treasury 10 tahun dan spread yield US treasury 2 tahun dan 10 tahun.
Selain itu juga ditemukan bahwa volatilitas yield SUN Indonesia mengalami penurunan paska dilakukannya QE oleh The Fed. Penurunan tersebut merupakan dampak positif dari dilakukannya QE sebab dengan penurunan tersebut Pemerintah Indonesia dapat menerbitkan surat utang dengan biaya yang lebih murah.

This research is attempted to find the impact of the quantitative easing to the Indonesian financial market especially the volatility of the Indonesian Government Securities yield. Based on the research, quantitative easing policy in the United States proved to affect the volatility of yield of Indonesia Government Bond. Based on GARCH (1,1) model it is found that before quantitative easing was done by the Fed variables that affect the volatility SUN Indonesia came from the US stock market that was reflected by the S&P 500 return and the volatility index (VIX Index), but after doing QE by the Fed, the variables that significantly influence is 2-years US Treasury, and the 10-years US Treasury, and spreads between 2 years and 10 years US Treasury.
Moreover, it is also found that the volatility of Indonesian government securities yield has decreased after doing QE by the Fed. The decline is a positive impact of the QE, because with the decline Indonesian government may issue debt securities with a cheaper cost.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tammi Hilda Giani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat long run equilibrium antara indeks saham di Indonesia dan nilai tukar Rupiah/Dollar Amerika Serikat. Observasi dilakukan pada data harian dari tahun 2001-2013 dengan menggunakan tambahan analisis overlapping (sub periode). Selain itu, ada penambahan variabel kontrol harga emas untuk mengontrol hubungan antar pasar. Studi ini juga menelusuri hubungan kausalitas antara return saham dan nilai tukar. Dari hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa tidak ada kointegrasi baik dalam keseluruhan periode maupun sub periode namun ada hubungan kausalitas antara return saham Indonesia (IHSG) dengan nilai tukar Rupiah/Dollar Amerika Serikat yang terjadi di dalamnya.

This study has a propose to examine whether there is a long run equilibrium between stock index in Indonesia and exchange rate Rupiah/US Dollar. The observation taken from 2001-2013 and uses overlapping technic to analyze subperiod. In additional, to control the relationship between two markets, international gold price added as control variable. Furthermore in order to detect the short run relationship within the market, Granger Causality test taken into this paper. The result exhibit absence in long term equilibrium either from all or sub period. Meanwhile Granger Causality test proves variation of relationship between stock return and exchange rate from sub periode."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Melisa
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi hubungan jangka panjang credit default swap, US Treasury Bond, Kurs, dan IHSG terhadap yield obligasi negara denominasi USD. Penelitian dengan metode Vector Error Correction Model (VECM) menggunakan data harian yang terdiri dari yield Obligasi Negara denominasi USD, credit default swap 10tahun, nilai tukar, IHSG, dan tingkat bunga internasional periode bulan Januari 2015 sampai dengan Desember 2018. Metode yang digunakan adalah metode Vector Error Correction Model. Penelitian ini menunjukan bahwa untuk hubungan kointegrasi Periode Penuh antara tahun 2015-2018, output Johansen Cointegration menunjukan ada regresi kointegrasi semua variabel dalam jangka panjang. Berdasarkan olah data menggunakan granger causality, UST dan CDS memiliki hubungan satu arah terhadap IGB, IGB terhadap IDR serta CDS terhadap IHSG. Untuk hubungan kointegrasi antara tahun 2015-2016, output Johansen Cointegration Test menunjukan ada regresi kointegrasi variabel CDS, IDR dan IHSG pada Yield Obligasi Denominasi USD dalam jangka panjang. Berdasarkan olah data menggunakan granger causality, UST dan CDS memiliki hubungan satu arah terhadap IGB, serta CDS terhadap IHSG.

This study analyses the long term relationship of credit default swap, us treasury bonds (ust), exchange rate, and composite stock price index variable to yield of the indonesia global bond in us dollar. It applies Vector Error Correction Model (VECM) using daily data consist of yield of the indonesia global bond in us dollar, credit default swap, us treasury bonds (ust), exchange rate, and composite stock price index in the period of January 2015 to December 2018. And uses method of Vector Error Correction Model. This study shows that for a cointegration relationship full period between years 2015-2018, output Johansen Cointegration regression showed cointegration means all variables move together in the long run. Based on the data if using granger causality, the relationship between UST and CDS to IGB has a 1-way relationship, include IGB to IDR, CDS to IHSG. For cointegration relationship sub period between years 2015-2016, output Johansen Cointegration regression showed cointegration in CDS, IDR and IHSG to IGB, means they move together in the long run. Based on the data if using granger causality, the relationship between UST and CDS to IGB has a 1-way relationship, include CDS to IHSG."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farouq Widya Pramana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh shock kondisi makroekonomi Indonesia dan tingkat bunga internasional terhadap imbal hasil Obligasi Negara dalam US Dollar. Penelitian dengan metode Vector Error Correction Model (VECM) menggunakan data bulanan yang terdiri dari imbal hasil Obligasi Negara dalam US Dollar, tingkat bunga domestik, tingkat harga, nilai tukar riil, dan tingkat bunga internasional periode bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2013. Hasil penelitian menunjukkan variabel tingkat bunga domestik, tingkat harga, nilai tukar riil dan tingkat bunga internasional secara signifikan berpengaruh positif terhadap imbal hasil Obligasi Negara dalam US Dollar dan terjadi mekanisme koreksi dalam model imbal hasil Obligasi Negara dalam US Dollar yang mengindikasikan adanya kointegrasi.

This study analyzes the effect of Indonesia macroeconomic condition and international interest rate shocks on yield of the Government Bond in US Dollar. It applies Vector Error Correction Model (VECM) using monthly data consist of yield of the Government Bond in US Dollar, domestic interest rate, price level, real exchange rate, and international interest rate in the period of January 2006 to December 2013. The results show that domestic interest rate, price level, real exchange rate, and international interest rate have significantly positive impact on yield of the Government Bond in US Dollar and confirm the presence of error correction mechanism in the yield of the Government Bond in US Dollar model that indicates the existence of cointegration.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satryo Aji Wibowo
"Pemerintah Indonesia sangat bergantung pada obligasi untuk membiayai defisit anggarannya sehingga posisinya sebagai instrumen pembiayaan menjadi semakin penting. Sementara obligasi pemerintah Indonesia berdenominasi USD hanya mewakili sekitar 17% dari penerbitan obligasi pemerintah, posisinya dalam skema pembiayaan pemerintah secara keseluruhan masih penting. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah Indonesia dan investor untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi imbal hasil obligasi ini. Penelitian ini berfokus untuk menguji apakah inflasi, tingkat imbal hasil US Treasury dan Credit Default Swap (CDS) spread berpengaruh signifikan terhadap imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia berdenominasi USD. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari Bloomberg dari Januari 2010 hingga Desember 2020.
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun dengan denominasi USD sedangkan variabel bebas terdiri dari imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun, tingkat CDS Pemerintah Indonesia dengan tenor 10 tahun dan tingkat inflasi Amerika Serikat serta Indonesia yang mengukur perubahan Indeks Harga Konsumen setiap bulan secara year-on-year. Penelitian ini menggunakan metode regresi HAC Newey-West, Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) dan Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) untuk menangani data time-series. Hasil penelitian menemukan bahwa inflasi Indonesia, imbal hasil US Treasury dan tingkat CDS Pemerintah Indonesia berpengaruh signifikan terhadap imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia berdenominasi USD dengan tenor 10 tahun. Sementara itu, inflasi Amerika Serikat tidak memiliki pengaruh terhadap imbal hasil obligasi. Secara umum, hasil dari model regresi sesuai dengan hipotesis dan kerangka teori. Model yang dihasilkan dari penelitian ini dapat memberikan panduan bagi investor dan pemerintah tentang tingkat optimal imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia berdenominasi USD.

Indonesian government relies heavily on bond to finance its budget deficit and hence its position as a financing instrument has become increasingly important. While USD denominated Indonesian government bond only represents circa 17% of government bond issuance, its position in the whole government financing scheme is still important. It is therefore useful for the Indonesian government and investors to understand the factors affecting the yield of these bonds. This study focuses to examine whether inflation, US Treasury yield and Credit Default Swap (CDS) spread have significant effects on USD denominated Indonesian government bond yield. The study uses data obtained from Bloomberg, Ministry of Finance, and Bank Indonesia from January 2010 to December 2020.
The dependent variable used in this study is the 10-year USD Indonesian government bond yield while the independent variables consist of 10-year US treasury yield, 10-year Government of Indonesia CDS level and United States and Indonesia headline inflation level which measures the change in Consumer Price Index every month on year-on-year basis. The study uses HAC Newey-West, Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) and Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) regression methods to deal with time-series data. The results of the study find that inflation rate in Indonesia, US Treasury yield and Government of Indonesia CDS level have significant effects on 10-year USD government bond yield. Contrastingly, US inflation had no significant effect on 10-year USD government bond yield. In general, the results from the regression models are in-line with the hypotheses and theoretical framework. The model generated from this study can provide guidance to both investors and the government on the optimal level of USD denominated Indonesian government bond yield
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnendra Vimardano
"Penelitian ini ingin menganlisa adanya kesamaan (commonality / comovement) dalam pasar obligasi pemerintah Indonesia. Metode pengukuran likuiditas yang digunakan adalah Roll bid-ask spread, CS bid-ask spread, Amihud, Amihud Risk, Amivest dan Turnover serta dilihat apakah aktivitas perdagangan seperti jumlah transaksi dan nilai perdagangan memiliki pengaruh terhadap pengukuran likuiditas tersebut. Dari hasil pengujian terbukti adanya kesamaan pergerakan yang dialami oleh hasil pengukuran likuiditas individu tiap seri obligasi dengan likuiditas aggregat secara keseluruhan. Karakteristik likuiditas juga berbeda-beda jika dilihat berdasarkan lamanya jatuh tempo, nilai kupon, besaran jumlah nilai beredarnya (outstanding) dan masing-masing seri obligasi

This research focus in whether commonality is existed in Indonesian government bonds. There are some empirical liquidity measures tested such as Roll bid-ask spread, CS bid-ask spread, Amihud, Amihud Risk, Amivest and Turnover. This research also looks for a possibility whether trading activity number of trades or transaction volume induces different impact across liquidity measures. Aggregate liquidity significantly influenced the individual liquidity and it is consistent across liquidity measures. Different bond characteristics such as coupon interest, maturity, outstanding and series also produced different liquidity estimations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Moh. Hiu Dilangit Ramadhan Sasongkojati
"

SARS-CoV-2–disebut juga sebagai coronavirus–telah menyebar ke seluruh dunia dalam kurun waktu beberapa bulan sejak ditemukan pada Desember 2019 lalu, membentuk sebuah isu keamanan dengan mengganggu perekonomian banyak negara serta menyebabkan sebuah krisis kesehatan yang sangat luas. Tesis ini hendak membuat perbandingan antara respons oleh pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat mengikuti kerangka keamanan antara bulan Januari hingga Mei 2020. Melalui sekuritisasi, respons dibuat mengikuti bagaimana virus tersebut dikonstruksikan sebagai sebuah ancaman terhadap ekonomi, politik, dan/atau kesehatan, ditambah dengan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memusnahkan ancaman tersebut. Saat pandemi tengah berlangsung, penulis melaporkan penemuan awal yang menunjukkan bahwa pemerintah federal A.S., dengan arahan Presiden Donald Trump, melihat coronavirus sebagai sebuah ancaman terhadap prospek elektoral yang menentukan kemenangannya dalam pemilu di bulan November kelak. Sementara itu, pemerintah Indonesia merumuskan respons yang bertujuan untuk menjaga kestabilan ekonomi Indonesia melalui taktik pengerjaan informasi massal untuk mencegah kepanikan skala besar. Di kedua kasus tersebut, kebijakan yang diambil untuk memperkuat sektor keesehatan kemudian dicabut seiring dengan tekanan untuk memulai kembali roda perekonomian negara.


SARS-CoV-2–commonly known as the coronavirus disease–has spread globally within months since its discovery in December 2019, becoming a security issue by disrupting the economy of many countries as well as instigating a widespread public health crisis. In managing the ensuing crisis, governments have securitized the issue to better secure needed resources with the goal of ending the outbreaks within each country. This thesis draws comparisons between initial responses made by the governments of Indonesia and the U.S. in the framework of security between January and May 2020. Through securitization, initial responses are made following how the virus is construed as a threat towards either economic, political, or public health concerns, in addition to the steps taken to render the threat eliminated. As the pandemic continues on, the author presents preliminary findings that suggest U.S. President Donald Trump views the pandemic as a threat towards his electoral prospects, particularly his bid for re-election in November this year, in which he directs the U.S.’ initial responses according to reported approval ratings. In comparison, the Indonesian government formulated initial responses that aimed to secure the stable-yet-fragile Indonesian economy through mass information tactics meant to suppress public concerns towards the virus. In both cases, measures meant to strengthen public health were later gradually lifted in response to their prolonged application aggravating the aforementioned security concerns.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Octaviani
"ABSTRAK
Harga minyak yang berfluktuasi dirasakan kuat mempengaruhi perekonomian negara berkembang yang mengandalkan minyak sebagai sumber energi utama. Hal tersebut membuat informasi harga minyak menjadi penting dalam pertimbangan investor pasar modal. Penelitian ini kemudian ingin menguji apakah terdapat pengaruh berbeda dari pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil saham Indonesia dengan memperhatikan sektor, lag, size, dan threshold effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum pergerakan harga minyak tidak berdampak signifikan pada imbal hasil saham namun memperlihatkan arah berbeda pada pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil tiap sektor. Untuk lag, penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat efek lag yang signifikan meskipun hanya terjadi pada beberapa perusahaan. Kemudian terkait size, terdapat pola unik dimana semakin besar size pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil menjadi negatif signifikan. Sedangkan treshold effect belum dapat dibuktikan terjadi karena variabel threshold turnover rate tidak memiliki dampak yang signifikan dalam memisahkan pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil.

ABSTRACT
Large fluctuation of oil price have a strong influence on emerging country economy that is depend on oil as their prior energy source. Thats why oil price information become important to investor. In this research, we examine whether growth oil price have a significant impact on stock return by examining sector, lag, size, and threshold effect. We find that in general, growth oil price have no significant impact on stock return but have a different sign of influence on each sector. There is no significant lag effect although we find it significant on some firm. Then, we find a unique tren that bigger the firm size, growth of oil price give more negative significant effect on return. Last, we find no threshold effect because the turnover rate as a threshold variable have no significant effect to divide the impact of growth oil price on return."
S47458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>