Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162159 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Masayu Nadhila Syadzwina
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara Skeptisisme Hijau dengan niat beli hijau untuk produk perawatan pribadi di Indonesia. Riset studi ini juga mendiskusikan peran mediator pengetahuan lingkungan dan kepedulian terhadap lingkungan untuk memediasi hubungan antara skeptisisme hijau dengan niat beli hijau. Lebih spesifiknya, penelitian ini membahas tentang produk perawatan pribadi di Indonesia. Pendistribusian kuesioner survei secara daring dilaksanakan untuk mendapatkan responden. Riset studi ini berhasil mendapatkan 177 responden yang berdomisili di Indonesia. Artikel ini menggunakan metode SEM (Structural Equation Modelling untuk menganalisa data yang didapatkan dengan menggunakan perangkat lunak AMOS 21.0. Hasil dari riset ini mengindikasikan bahwa skeptisisme hijau mengurangi niat beli konsumen terhadap produk perawatan pribadi hijau. Sedangkan, pengetahuan lingkungan dan kepedulian lingkungan meningkatkan niat beli konsumen terhadap produk perawatan pribadi hijau. Pengetahuan lingkungan terbukti memediasi hubungan kepedulian lingkungan dengan niat beli hijau. Selanjutnya, pengetahuan lingkungan dan kepedulian lingkungan memediasi hubungan antara skeptisisme hijau dengan niat beli hijau. Riset ini akan berguna untuk sumber akademik bagi penelitian yang akan datang, praktisi di bidang yang bersangkutan dan untuk lingkungan.

The objective of this research study is to see the linkage between Green Skepticism and Green Skepticism is known as one of the inhibitor for Green Purchase Intention. This research study also discuss the role of mediator Environmental Knowledge and Environmental Concern mediates the relationship between Green Skepticism and Green Purchase Intentions. Specifically, for the personal care products in Indonesia.The questionnaire survey distributed via online is used to collect the respondents. This research study managed to collect 177 respondents domiciled in Indonesia. This article utilized the Structural Equation Modelling to analyse the data obtained using software AMOS 21.0. The result indicates that Green Skepticism reduces consumers intention to purchase green personal care products. On the other hand, both Environmental Knowledge and Environmental Concern increase customers green purchase intentions for personal care products. Environmental Knowledge is founded to mediates the relationship between Environmental Concern and Green Purchase Intentions. Furthermore, both Environmental Concern and Environmental Knowledge is founded to mediates the relationship between Green Skepticism and Green Purchase Intentions. This research will benefits academic resource for future research, practitioners in the related fields and the environment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emirsyah Irsan
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pengaruh pengetahuan CSR konsumen terhadap perilaku pembelian produk hijau. Penelitian ini menggunakan sampel konsumen muda berusia 16-30 tahun yang berdomisili di Indonesia ketika pengambilan data survey dilakukan. Terdapat 233 respon yang valid yang dikumpulkan dengan menggunakan metode convenience sampling. Data dalam penelitian ini diproses dan dianalisa dengan menggunakan Partial Least Square - Structural Equation Model (PLS-SEM). Penelitian ini menemukan bahwa perilaku pembelian produk hijau dipengaruhi secara langsung oleh pengetahuan CSR konsumen dan sikap konsumen terhadap lingkungan. Penelitian ini juga menemukan bahwa anggapan efektifitas konsumen memoderasi hubungan antara pengetahuan CSR konsumen dan perilaku pembelian produk hijau, namun tidak memoderasi hubungan antara pengetahuan CSR konsumen dan sikap konsumen terhadap lingkungan. Meski begitu, sikap konsumen terhadap lingkungan tidak dipengaruhi oleh pengetahuan CSR konsumen, serta tidak terdapat hubungan moderasi yang disebabkan sikap konsumen terhadap lingkungan, antara pengetahuan CSR konsumen dan perilaku pembelian produk hijau. Studi ini diharapkan dapat memberi masukan terhadap pemerintah untuk mengetahui seberapa jauh konsumen muda di Indonesia telah memprioritaskan membeli produk ramah lingkungan. Serta untuk perusahaan, untuk mengetahui pentingnya melakukan kegiatan CSR dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada konsumen.

The purpose of this study is to understand whether consumer CSR knowledge influences green purchase behavior. The sample used in this study is young Indonesians aged 16-30 at the time the survey was taken. There were 233 valid responses collected using the method of convenience sampling. The data is processed and analyzed using the Partial Least Square—Structural Equation Model (PLS-SEM). This study finds that consumer CSR knowledge and environmental attitude directly influence green purchase behavior. Moreover, perceived consumer effectiveness moderates the relationship between consumer CSR knowledge and green purchase behavior but not in the relationship between consumer CSR knowledge and consumer environmental attitude. Meanwhile, consumer environmental attitude is not influenced by consumer CSR knowledge. Also, consumer environmental attitude does not mediate the relationship between consumer CSR knowledge and green purchase behavior. This study is expected to assist the government in measuring how far young Indonesian consumers have shifted to preferring a more environmentally-friendly product and for the company to assess the importance of exercising CSR activities and communicating effectively with the consumer."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bianca Jasmine Alfitrah Putri Rosadi
"Maraknya isu lingkungan telah membuat masyarakat lebih banyak mengonsumsi produk hijau, salah satunya kosmetik hijau (green cosmetics) yang tidak hanya ramah lingkungan namun sejalan dengan prinsip syariah. Namun demikian, penjualan kosmetik hijau di Indonesia masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi intensi pembelian produk kosmetik hijau oleh konsumen Muslim di Indonesia. Penelitian ini mengadopsi kerangka Theory of Planned Behavior dengan tambahan beberapa variabel dan metode penelitian kuantitatif dengan Covariance-Based Structural Equation Modelling (CB-SEM). Data primer dikumpulkan dengan metode non-probability sampling dan melibatkan 500 responden Muslim Indonesia yang pernah membeli produk kosmetik hijau dalam 6 bulan terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku memiliki hubungan signifikan positif terhadap intensi pembelian produk kosmetik hijau, dimana sikap memiliki pengaruh yang paling signifikan positif terhadap intensi tersebut. Adapun variabel pengetahuan lingkungan, motif ekologi, dan religiositas memiliki pengaruh signifikan positif terhadap sikap untuk membeli produk kosmetik hijau. Sedangkan variabel kesadaran kesehatan dan kolektivitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap untuk membeli produk kosmetik hijau. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan terhadap pelaku industri kosmetik hijau dalam menyusun strategi pemasaran yang sesuai, antara lain dengan mempromosikan produk kosmetik hijau oleh ahli dibidang terkait, memasukkan nilai religiositas ke dalam iklan, dan pelabelan ramah lingkungan pada kosmetik hijau. Hasil ini juga diharapkan bermanfaat bagi pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat seputar lingkungan serta akademisi sebagai rujukan bagi penelitian sejenis dan memperkaya literatur terkait kosmetik hijau di Indonesia maupun global.

The rise of environmental issues has made people consume more green products, one of which is green cosmetics that are not only environmentally friendly but in line with sharia principles. However, sales of green cosmetics in Indonesia are still very limited. Therefore, this study aims to determine the factors that influence the purchase intention of green cosmetics products by Muslim consumers in Indonesia. This study adopts the Theory of Planned Behavior framework with the addition of several variables and quantitative research methods with Covariance-Based Structural Equation Modeling (CB-SEM). Primary data was collected using non-probability sampling method and involved 500 Indonesian Muslim respondents who had purchased green cosmetics products in the last 6 months. The results showed that the variables of attitude, subjective norms, and behavioral control have a significant positive relationship with the intention to purchase green cosmetics products, where attitude has the most significant positive influence on the intention. The variables of environmental knowledge, ecological motives, and religiosity have a significant positive influence on the attitude to buy green cosmetics products. While the variables of health awareness and collectivity do not have a significant influence on the attitude to buy green cosmetics products. The results of this study are expected to provide input to green cosmetics industry players in developing appropriate marketing strategies, including promoting green cosmetics products by experts in related fields, incorporating religiosity values into advertisements, and environmentally friendly labeling on green cosmetics. These results are also expected to be useful for the government to increase public knowledge about the environment and academics as a reference for similar research and enrich the literature related to green cosmetics in Indonesia and globally."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kobayashi, Dewi Sella Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan untuk membayar lebih untuk produk hijau bagi Generasi Z dan Generasi Y di Indonesia melalui analisis mengenai Environmental Concerns, Green Future Estimation, Green Perceived Benefits, dan Green Perceived Quality berdasarkan teori Signalling. Sampel penelitian terdiri dari konsumen produk hijau yang telah membeli produk hijau dalam 6 bulan terakhir, tinggal di Indonesia, dan berusia antara 18 hingga 42 tahun. Kuesioner disebar secara daring. Jumlah responden yang terkumpul dalam penelitian ini sebanyak 164. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak PLS-SEM. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa dua faktor, yaitu Environmental Concerns dan Green Perceived Benefits, memiliki pengaruh positif terhadap kemauan konsumen Generasi Z dan Y untuk membayar lebih untuk produk hijau. Namun, faktor Green Future Estimation dan Green Perceived Quality tidak berpengaruh signifikan terhadap kemauan mereka untuk membayar lebih. Temuan ini memberikan wawasan berharga mengenai faktor-faktor yang membentuk perilaku pembelian konsumen yang peduli lingkungan di pasar Indonesia. Pemasar yang menargetkan demografi ini dalam industri produk ramah lingkungan dapat memanfaatkan temuan ini untuk menginformasikan strategi mereka secara efektif.

This research aims to investigate the factors that influence willingness to pay more for green products of Indonesian Generation Z & Generation Y through the analysis of Environmental Concerns, Green Future Estimation, Green Perceived Benefits, and Green Perceived Quality based on the Signalling theory. The sample consists of green products consumers who have purchased green products in the last 6 months, reside in Indonesia, and are aged between 18 to 42 years old. The questionnaire is distributed online. The total number of respondents collected in this study was 164. The collected data was analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) method using PLS-SEM software. The findings of this study demonstrate that two factors, namely Environmental Concerns and Green Perceived Benefits, have a positive influence on the willingness of Generation Z and Y consumers to pay more for green products. However, the factors of Green Future Estimation and Green Perceived Quality do not significantly impact their willingness to pay more. These results offer valuable insights into the factors that shape the purchasing behavior of environmentally conscious consumers in Indonesia's market. Marketers targeting this demographic in the eco-friendly products industry can leverage these findings to inform their strategies effectively."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Georgius Astungkara Abiwangsa
"Kini krisis iklim dan kerusakan lingkungan mulai ditanggulangi dengan perkembangan sustainable fashion. Tren perilaku membeli produk pakaian ramah lingkungan didasari oleh berbagai anteseden, salah satu yang belum marak diteliti adalah fenomena eco-anxiety. Penelitian ini menguji korelasi antara eco-anxiety beserta masing-masing dimensinya dan perilaku membeli produk pakaian ramah lingkungan. Uji korelasi pearson dilakukan dengan menggunakan alat ukur HEAS-13 (Hogg Eco-Anxiety Scale) dan GPB (Green Purchase Behavior) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dan dikontekstualisasikan dengan produk pakaian. Sebagai studi dasar, populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat Indonesia dengan menggunakan accidental sampling (n = 500). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan dengan effect size sedang antara tingkat eco-anxiety dan tingkat perilaku membeli produk pakaian ramah lingkungan, r(500) = .44, p < 0.01, one-tailed, effect size r2 = .19. Individu yang mengalami eco-anxiety cenderung menunjukkan perilaku membeli produk pakaian ramah lingkungan. Eco-anxiety memiliki dampak praktikal dengan mendorong individu untuk melakukan aksi nyata menanggulangi krisis iklim dan kerusakan lingkungan.

Climate crisis and environmental degradation are starting to be mitigated with the development of sustainable fashion. The trend of buying environmentally friendly clothing products is based on various antecedents, one of which that has not been widely studied is the phenomenon of eco-anxiety. This study examines the correlation between eco-anxiety with its respective dimensions and green fashion products purchase behavior. The Pearson correlation test was carried out using the HEAS-13 (Hogg Eco-Anxiety Scale) and GPB (Green Purchase Behavior) instruments; which have been adapted into Bahasa Indonesia and contextualized with fashion products. As a basic research, the population of this study were all Indonesian people with accidentally sampled participants (n = 500). The results showed that there is a positive and significant correlation with a moderate effect size between the level of eco-anxiety with its respective dimensions and the level of green fashion purchase behavior, r(500) = .44, p < 0.01, one-tailed, effect size r2 = .19. Individuals who experience eco-anxiety tend to show green fashion purchase behavior. Eco-anxiety has a practical impact by encouraging individuals to take real action to tackle the climate crisis and environmental degradation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Zefanya
"Meskipun terdapat upaya global menuju keberlanjutan, dengan Indonesia yang juga berpartisipasi di dalamnya, masyarakat dengan tingkat sosioekonomi rendah yang merupakan mayoritas, menimbulkan tantangan karena adanya hambatan dan resistensi dalam memastikan keberhasilan inisiatif keberlanjutan tersebut. Studi ini menyelidiki faktor-faktor yang memengaruhi adopsi perilaku hijau, khususnya pada pengurangan penggunaan plastik, di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap 10 infoman di Jakarta, penelitian ini mengeksplorasi tingkat literasi lingkungan, hambatan finansial, preferensi komunikasi pemasaran, pengaruh norma sosial, dan faktor-faktor lain yang membentuk perilaku ramah lingkungan pada segmen ini. Hasil temuan mengungkapkan bahwa edukasi lingkungan memengaruhi intensi hijau secara positif, tetapi tidak menjamin perubahan perilaku karena kendala seperti keuangan dan persepsi kebutuhan yang dirasakan akan plastik. Masalah keuangan merupakan hambatan utama, dengan kemauan terbatas untuk membayar lebih mahal kecuali tidak ada opsi atau ekspektasi pribadinya terpenuhi. Komunikasi yang menekankan aspek self-benefit teresonansi jauh lebih kuat ketimbang menyoroti atribut lingkungan. Norma sosial deskriptif dari gerakan komunitas lokal efektif mempromosikan perilaku ramah lingkungan, sedangkan seruan eksternal dari figur yang dipersepsikan jauh secara sosial menghadapi resistensi. Faktor lain yaitu kebijakan/regulasi teridentifikasi memoderasi konversi intensi hijau menjadi perilaku hijau, sedangkan persepsi kebutuhan plastik dan persepsi kemudahan penggunaan memengaruhi intensi dan perilaku hijau secara langsung. Temuan penelitian juga menekankan pentingnya untuk memanfaatkan saluran media terpercaya (obrolan masyarakat), dan titik distribusi produk yang relevan dan mudah diakses (warung dan pasar tradisional) oleh kelompok masyarakat yang diteliti. Berdasarkan temuan yang didapat, penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan kerangka Theory of Planned Behavior (TPB) dalam konteks faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hijau pada masyarakat dengan tingkat sosioekonomi rendah, sehingga para pemangku kepentingan dapat mengembangkan strategi keberlanjutan yang inklusif dan efektif dalam menargetkan populasi tersebut.

Despite global efforts towards sustainability, including Indonesia's participation, low socioeconomic populations, which form the majority, present challenges due to potential obstacles and resistance to these initiatives. This study investigates the factors influencing the adoption of green behavior, specifically the reduction of plastic use, among low income communities in Indonesia. Using a qualitative approach with in-depth interviews of 10 informants in Jakarta, this research explores environmental literacy, financial barriers, marketing communication preferences, social norm influences, and other factors shaping environmentally friendly behavior in this segment. The findings reveal that while environmental education positively influences green intentions, it does not guarantee behavior change due to constraints such as financial limitations and perceived plastic needs. Financial issues are the main barrier, with limited willingness to pay more unless there are no alternatives or personal expectations are met. Communication emphasizing self-benefit aspects resonates more strongly than highlighting environmental attributes. Descriptive social norms from local community movements effectively promote environmentally friendly behavior, whereas external calls from socially distant figures face resistance. Other factors, including policies and regulations, were identified as moderating green intentions, with perceptions of plastic needs and perceived ease of use directly influencing green intentions and behavior. The study also highlighted the importance of leveraging trusted media channels (such as community chats) and easily accessible product distribution points (such as traditional stalls and markets) for the studied group. Based on the findings obtained, this research contributes to the development of the Theory of Planned Behavior (TPB) framework in the context of factors influencing green behavior in low socioeconomic communities, enabling stakeholders to develop inclusive and effective sustainability strategies in targeting that population."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Ramakarna
"The purpose of this study is to understand how the Extended Theory of Planned Behaviour, which comprises of Attitude, Subjective Norm, and Perceived behavioural Control can affect the purchase intention of Green Products. Antecedents were also added as an extension, which are environmental knowledge and environmental concern to add on within the framework, so that readers will understand how these to antecedents are affecting our daily behaviour as consumers of green products. Additionally, the moderating role of government support is also added the analyse the effectiveness of government in inciting consumers to purchase green products, which is important in the current state of our environment. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priscilia Febriasi
"Pada saat ini kesadaran akan menjaga penampilan bukan hanya dilakukan oleh wanita namun kaum pria juga telah menyadari tentang pentingnya kegiatan ini. Pada negara- negara kawasan Asia Pasifik dimana para masyarakatnya sudah banyak mengadopsi gaya hidup dunia barat, Jakarta dikenal sebagai salah satu kota yang memiliki pertumbuhan bisnis produk kosmetik tercepat, terutama dalam penjualan produk perawatan kulit pria. Namun kontribusi produk perawatan kulit pria terhadap total penjualan produk perawatan kulit masih relatif rendah Karena itu masih terbuka kesempatan bagi produsen-produsen lain untuk memasarkan produk perawatan kulit mereka dengan terus berinovasi dan yang paling penting, memahami karakter pasar produk ini.Dari penjelasan di atas adalah signifikan untuk memahami karakter pasar produk, yaitu konsumen pria dengan menggunakan varibel-varibel dari Theory of Planned Behavior (TPB) yang dikembangkan oleh Azjen.Peneliti kemudian melibatkan 245 responden pria Jakarta yang pernah menggunakan produk perawatan kulit. Model penelitian dengan enam hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan yang signifikan pada variabel-variabel pembentuk Theory of Planned Behavior, namun ada pula yang tidak signifikan. Pembahasan serta kontribusi dan saran penelitian juga dibahas pada bagian akhir penelitian ini.

In recent years, men have become more conscious about their image than ever before Within countries in Asia-Pacific region where people are likely to be westernized, Jakarta is recognized as one of the fast growing cosmetics industry,but the contribution of male skin care products to total sales of skin care products is still relatively low.There are a lot of of oppotunity for producers to market their skin care products to continue to innovate and most importantly understand the character of male consumers.From that explanation that is significant to understand the character of the product market y using variables from Theory of Planned Behavior by Azjen. Researcher then involving 245 Jakarta Male respondents who had used skin care products.This model studies with seven hypotheses will be tested by using Structural Equation Modeling (SEM). The purpose of this reserach is to find where in the TPB variables that have significant relationship in pushing men into buying skin care products."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1031
S44394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viena Rahmana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi consumers’ repurchase intention terhadap green product (personal care) pada Generasi Z di Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah pria dan wanita dengan rentang usia 18-27 tahun, berdomisili di Indonesia, dan pernah menggunakan green personal care dalam 6 (enam) bulan terakhir. Terdapat 339 responden terkumpul dengan menggunakan metode purposive sampling. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi personal norm dan consumers’ repurchase intention serta peran personal norm sebagai mediator. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan software SmartPLS 3.0. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa ascription of responsibility, efficacy, social norm, dan ECSR initiatives memiliki efek positif secara langsung terhadap personal norm serta efek positif secara tidak langsung terhadap repurchase intention melalui personal norm sebagai mediator. Serta, ascription of responsibility, efficacy, ECSR initiatives, dan personal norm memiliki efek positif secara langsung terhadap repurchase intention.

This study aims to analyze the factors influencing consumers' repurchase intention towards green products (personal care) among Generation Z in Indonesia. The samples used in this study were men and women with an age range of 18-27 years, domiciled in Indonesia, and had used green personal care products within the last six months. A total of 339 respondents were collected using purposive sampling methods. In this study, the research aims to identify the factors affecting personal norm and consumers' repurchase intention, as well as the role of personal norm as a mediator. The quantitative study conducted using the Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method using SmartPLS 3.0 software. The results of this study found that ascription of responsibility, efficacy, social norm, and ECSR initiatives have a direct positive effect on personal norm and an indirect positive effect on repurchase intention through personal norm as a mediator. Additionally, ascription of responsibility, efficacy, ECSR initiatives, and personal norm have a direct positive effect on repurchase intention. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Syahla Andilouren
"Dalam lanskap digital kontemporer, platform media sosial telah secara signifikan membentuk perilaku konsumen, khususnya di kalangan Generasi Z (Gen-Z) di Indonesia. Pengaruh media sosial yang meluas telah memunculkan fenomena Fear of Missing Out (FoMO), yang ditandai dengan emosi negatif yang berasal dari rasa takut tidak berpartisipasi dalam aktivitas menyenangkan yang dilakukan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku FoMO terhadap perilaku pembelian kompulsif (CBB) konsumen Gen-Z terhadap produk perawatan kulit di Indonesia, sekaligus menguji peran moderasi dari mindfulness. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, dimana data yang dianalisis berupa angka-angka yang berasal dari data kualitatif (kuesioner) yang dikuantifikasi menggunakan skala Likert, yang selanjutnya dianalisis menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) melalui SmartPLS. Studi ini juga membahas implikasi dari temuan ini dan mengakui keterbatasannya.

In the contemporary digital landscape, social media platforms have significantly shaped consumer behavior, particularly among Generation Z (Gen-Z) in Indonesia. The pervasive influence of social media has given rise to the Fear of Missing Out (FoMO) phenomenon, characterized by negative emotions stemming from the fear of not participating in enjoyable activities showcased by others. This study aims to investigate the influence of FoMO behavior on the compulsive buying behavior (CBB) of Gen-Z consumers regarding skin care products in Indonesia, while also examining the moderating role of mindfulness. This research utilizes a quantitative descriptive approach, where the analyzed data consist of numbers derived from qualitative data (questionnaires) quantified using Likert scales, with subsequent analysis utilizing structural equation modelling (SEM) approach through SmartPLS. The study also discusses the implications of these findings and acknowledges its limitations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>