Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131766 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suswanto Rasidi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Suswanto Rasidi
"Spatial distribution and some ecological aspect of hermit-crabs pagurus spp. In the intertidal shore of Pulau Dua Natural reserve, Banten bay.Pulau Dua natural reserve,as a bird sanctuary, is now threatened by water pullution and environmental degradation. To monitor is condition,an observation of the biotic intertidal comunity has been taken. One of the biotic intertidal comunities is hermit-crab (Pagurus spp). There are two species of crabs, namely Pagurus granosimanus and Pagurus hursutiusculus. Their weight are 202.80 mg and 724.90 mg. and their body lenghts are 13.00 mm and 20.71 mm respectively.The spatial distribution of the species is contagious and cluster (V=16.84)>Environmental factors such as air and water temperature,pH and water salinity,were measured"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
SAIN-7-1-2002-17
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Martarinza
"ABSTRAK
Penelitian mengenai perubahan ekologi tingkah laku monyet Sulawesi (Macaca spp.) dan empat jenis burung yang diduga berasosiasi dengannya, yaitu malkoha (Phaenicophaeus calyorhynchus), bubut (Centropus celebensis), rangkong (Rhyticeros cassidix), dan srigunting gunung (Dicrurus hottentottus) dilakukan di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara, pada bulan Deseinber 1989 hingga bulan Juni 1990. Penelitian ini menggunakan saat pertemuan dengan monyet Sulawesi sebagai kontrol. Data yang diambil adalah jumlah pertemuan, lainanya waktu perteman, jumlah individu, .jarak, strata, aktivitas, serta pola tingkah laku inonyet Sulawesi dan Inasing-masing jenis burung saat bersama-sama. Pencatatan data yang sama saat burung tanpa nionyet Sulawesi digunakan sebàgai data pembanding, untuk mengetahui ada tidaknya perubahan tingkah laku masing masing burung saat bersama monyet Sulawesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada asosiasi antara monyet Sulawesi dengan keempat jenis burung di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Gainbaran adanya asosiasi monyet Sulawesi dengan keempat jenis burung didasarkan pada jumlah pertenivan yang tinggi, perbedaan jumlah individu, perubahan pola berkelompok perubahan strata aktivitas, perubahan persentase aktivitas, dan perubahan tingkah laku makan burung saat bersama monyet Sulawesi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elvi Misjihadiah
"Homegarden Ecology : The Structure, Pattern of Homegarden and Correlation Between Economic - Social Factors of People Community Around Lembah Harau Nature Reserve West Sumatra and Plant Diversity. A research has been done on the structure and pattern of homegarden and correlation between economic - social factors of people community and plant diversity. The research was conducted in two villages around the Lembah Harau Nature Reserve (LHNR), Harau subdistrict, the regencies of Lima Puluh Kota, West Sumatra. The villages are Desa Harau, located in the north side of LHNR, and Desa Tarantang Lubuk Limpato, located in south side and the west side of LHNR. The data were collected from October 2000 up to January 2001.
The research was non experimental with a Stratified Random Sampling Method. Data of plant density, frequency, and dominance were used to calculate Important value index, Shannon diversity index (H), Jaccard similarity index (ISJ), and Shannon equitability index (E). The community economic - social factors data, as independent variables, and the plant diversity, as a dependent variable, were analyzed using the multiple regression analysis to produce the regression equality model.
This research found 270 species of plants from 76 family. The plants were grouped into 11 categories. There were 33 species of fruit plants, 23 species of industrial plants, 29 species of vegetable plants, 60 species of traditionally medicinal plants, 3 species of food plants, 21 species of flavor plants, 62 species of ornamental plants, 5 species of plants for spiritual events, 8 species of traditional cosmetic plants, 55 species of weeds, and the remaining 47 species grouped into miscellaneous plants. The patterns of homegarden usage were different in two villages. In Desa Tarantang Lubuk Limpato the tree level was dominated by industrial plants and the belta level was dominated by fruit plants.
On the other hand, in Desa Harau the tree level was dominated by fruit plants and the belta level was dominated by industrial plants. Artocarpus dadah, Artocarpus elasticus, Ficus ampelas, Ficus annulata, Ficus auranticea, Ficus benjamina, Ficus glandulifera, Ficus parietalis, Ficus caulocarpa, and Ficus aurata from Moraceae family were grown and spread surround the homegarden and their bennefit are still unknown by the local society. The pattern of plant stratification showed the stratification pattern was similar to a forest. Based on the formation of canopy coat, there were five strata, i.e. stratum A (>20m), stratum B (15-20m), stratum C (10-15m), stratum D (5-10m), dan stratum E (0-5m).
The diversity of plant species at homegarden for tree level were strongly correlated with size of homegarden and income of respondent (R2=0,601)_ At belta level, besides of size of homegarden and income of respondent, long period of resident also had a strong correlation (R2=0,721) with the diversity of plant. At seedling level and ground cover there were weak correlations of the plant diversity with size of house (R2=0,073).
Plant species which dominated homegarden was probably caused by the change of homegarden function. Increase of economic condition of people may cause decreasing in plant diversity at homegarden, especially indiginous plant species."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T4569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taryati
Yogyakarta: Eja Publisher, 2007
302 TAR k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Iskandar
"ndonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi di dunia, termasuk keanekaragaman binatang/satwa liar atau fauna. Misalnya, Indonesia menempati peringkat pertama di dunia dengan memiliki keanekaragaman jenis mamalia (515 jenis); dengan memiliki keanekarahaman jenis burung (1.539 jenis), Indonesia menempati peringkat ke-4 di dunia—di bawah Kolumbia, Peru dan Brazil; serta memiliki keanekaan jenis reptilia (600 jenis) sehingga Indonesia berada di peringkat ke-3, setelah Meksiko dan Australia. Namun dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, keanekaragaman binatang di Indonesia yang berperan penting bagi fungsi ekologi, sosial ekonomi dan budaya manusia malah banyak diperlakukan tidak wajar oleh manusia, seperti diburu, dibunuh, dan dirusak atau dimusnahkan habitatnya. Akibatnya, beberapa jenis binatang terancam punah.
Buku ini membahas tentang berbagai jenis binatang yang berperan penting bagi ekologi di alam atau di ekosistem, seperti penyebar biji-bijian, penyerbuk tumbuhan, pengendali hama tumbuhan/tanaman, indikator kualitas lingkungan perairan, indikator perubahan musim, indikator timbul bencana alam, dan penghasil sarang walet yang sangat menguntungkan bagi kepentingan bisnis. Oleh karena itu, buku ini sangat penting untuk dibaca oleh berbagai kalangan untuk mengenal jenis-jenis binatang di Indonesia, yang menguntungkan bagi alam sehingga"
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015
574 JOH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adhisa Putra
"Ketika arus urbanisasi terhambat di pinggir kota bersamaan dengan dekonsentasi penduduk kota, nilai tambah ekonomi lahan dijadikan pedoman untuk mengokupasi situ. Fungsi ekologi, nilai ekonomi, dan manfaat sosial yang terabaikan menuai bencana, daya rusak air dan kelangkaan air datang silih berganti. Penguasaan lahan, pembangunan fiik, dan peraturan yang selama ini diandalkan untuk menyelamatkannya, ternyata tidak memadai mencegah pengrusakan situ. Penting dan diperlukan pendekatan etnohidrologi, yaitu pemikiran yang didasarkan pada pemahaman mendalam mengenai realitas nilai-nilai, ekoliterasi, da tradisi yang dianggap berharga dan penting oleh masyarakat dalam menjaga keberlanjutan situ. pendekatan enohidrologi membutuhkan metode etnografi untuk menemukenali makna ekologi yang biasa pernah atau masi tersimpan dalam folklor. Lingkungan terbangun situ dan permukiman sekitarnya menggunakan metode kombinasi wawancara dengan pengamatan bersama, ekoliterasi dan kesakralan yang dipersepsikan masyarakat pendukungnya sebagai refleksi nonfisik dipelajari dengan metode survei. Baiknya kualitas fisik lingkungan terbangun Yeh Sanih ditopang oleh kuatnya kesakralan situ yang dipersepsikan masyarakatnya, Sungai Tanang terkait dengan ekoliterasi masyarakat yang baik. Nuruknya lingkungan terbangun SItu Mangga Bolong terkait dengan desentralisasi situ serta kurang baiknya ekoliterasi masyarakatnya. Namun demikian ekoliterasi yang dimiliki masyarakat dan penyakralan situ tidak dalat diandalkan secara tunggal untuk pemeliharaan situ di perkotaan, elaborasi keduanya dapat direkacipta dengan teknologi terapan sehingga terbentuknya kelompok budaya keairan berkelanjutan.

By the time the flow of urbanization has reached urban fringe simultaneously with deconcentration of urban citizen, occupation of situ (man-made lakes) or other wetlands has always been perceivedto give added value to the land. Neglected ecological functions, economic values and social uses of water resources have, however, brought about the coming and going of disasters, water resource damages and water scarcity. Realizing the importance of situ, effort of saving the same which rely on land control, physical construction, and warning, in, fact the are still have not been succeeded in preventing damaging acts from being made on such situ. A deep understanding on the values, knowledge and traditions which are deemed valuable an important by each social group in maintaining the sustainability of water resources is therefore needed, which matters are usually once or still contained in folklore. The concept of ethno hydrology as proposed by this thesis will elaborate on such folklore with ethnographic manner, in order to explain eco literacy and sacred values which or adapted by supporting comunities as set out in surveys and observation on the quality of environment where the situ are made and of their surrounding areas through the uses of participatory local appraisal. The ethno hydrology approach of community group, which live alongside such situ is reflected in folklore on eco literacy and sacred nature of such situ as perceived by the communities The good quality of the Yeh Sanih developed environment such related to the strength of sacredness ass perceived by its community of example, as is the case with Sungai Tanang, eco literacy of wich is good. The poor quality of Setu Mangga Bolong developed environment, on the other hand related to each community low level of eco literacy and profane condition."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
D630
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"1. Kerangka Konseptual
Berkembangnya studi tentang lingkungan atau yang dikenal dengan ekologi, pada dasawarsa terakhir ini menandakan akan pentingnya pemahaman tentang seluruh aspek lingkungan untuk menjaga terlaksananya keseimbangan hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Manusia merupakan salah satu unsur dalam ekosistem yang tidak dapat diabaikan dalam studi tentang lingkungan, karena hubungan yang saling terkait di antara keduanya seperti yang telah dikemukakan oleh (Forde 1934).
Dalam hubungan yang saling terkait ini maka kebudayaan yang merupakan kerangka landasan bagi manusia untuk beradaptasi terhadap lingkungannya berperanan sebagai jembatan penghubung yang amat menentukan tingkat kesanggupan adaptasi manusia dan usaha peningkatan taraf hidupnya. Sebaliknya, lingkungan alam dan fisiknya juga dipandang oleh manusia sebagai suatu hasil kebudayaan, yaitu sesuatu yang dipahami sesuai dengan persepsi dan alam pikiran manusia.
Interaksi antara manusia dengan lingkungannya yang berpijak pada kebudayaan terwujudkan dalam aktivitas-aktivitas manusia dalam usahanya memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan sumber-sumber daya dan sarana dari lingkungannya guna memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan hidupnya.
Penelitian-penelitian atau studi tentang lingkungan berdasarkan pendekatan terpadu untuk memahami-keadaan lingkungan dan berbagai unsurnya serta aktivitas-aktivitas manusia dalam rangka interaksinya seperti tersebut diatas, diharapkan dapat berguna dalam menyajikan keterangan sebagai landasan menetapkan kebijakan, baik untuk mempertahankan kelestarian dan keseimbangan lingkungan disatu pihak, maupun dalam meningkatkan kualitas kesejahteraan manusia di pihak lain."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1984
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>