Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152426 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yoga Wienda Pratama
"Karakteristik pemisahan gula dari tetes tebu dengan pelarut minyak sayur, n- butanol, dan n-heksana diteliti dengan uji kecepatan sedimentasi bola, sedimentasi-coalescence pada sistem tetes tebu-pelarut, dan perpindahan massa gula dalam pelarut dalam kolom ekstraksi tube sieve tray sederhana dengan laju alir 60 % dari laju alir flooding. Pada penelitian ini tetes tebu dimodelkan dengan larutan gula 25 % berat dan uji perpindahan massa dalam kolom ekstraksi dilakukan dengan variasi waktu selama 5, 10, 15, 20, dan 30 menit. Dari penelitian diketahui bahwa kecepatan sedimentasi bola pada minyak sayur paling lambat dibandingkan dengan pelarut lain karena viskositasnya yang tinggi dan kecepatan sedimentasi bola semakin rendah dengan pengurangan diameter. Selain itu proses sedimentasi-coalescence pada sistem air-gula-minyak sayur berlangsung paling lama karena viskositas sistem yang tinggi, ukuran bentukan gelembung yang kecil ,dan dipengaruhi oleh terjadinya emulsi. Ekstraksi gula dari model tetes tebu dalam kolom ekstraksi menunjukkan peningkatan perpindahan massa dengan penambahan waktu hingga tercapai kesetimbangan dengan perpindahan massa terbesar terjadi pada pelarut minyak sayur karena pengaruh emulsi yang terjadi dengan koefisien distribusi 3,194 diikuti oleh n-butanol dan n- heksana dengan koefisien distribusi masing-masing 0,971 dan 0,0008.

Characteristics of sugar separation from molasses using vegetable oil, n-butanol, and n-hexane as solven were investigated by balls sedimentation velocity test, sedimentation-coalescence in the system of molasses-solvent, and the mass transfer of sugar in solvent using simple tube sieve tray extraction column at 60 % of flooding flow rate. In this research, molasses was modeled using 25 % wt sugar solution and mass transfer study in extraction column was done by time variation of 5, 10, 15, 20, and 30 minutes. The research found that balls sedimentation velocity in vegetable oil are the slowest among other solvents due to high viscousity and ball sedimentation velocity are slower by reducing diameter of ball. Afterwards, sedimentation-coalescence in the sistem of water-sugar-vegetable oil take the longest occuring time because of systems high viscousity, the small size of bubble ,and also affected by emulsion form. Sugar extraction from model of molasses in extraction column shows mass transfer increase by increasing time untill the equilibrium reached with the highest mass transfer take place by using vegetable oil as solvent because of emulsion influence that resulting distribution coefficient of 3.194 followed by n-butanol and n-heksana with coefficient of distribution 0.971 and 0.0008."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S45043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachri Fadillah
"Pemisahan gula dari tetes tebu (molasses) menggunakan pelarut minyak nabati dilakukan dengan studi awal melalui proses ekstraksi pelarut sistem cair dalam kolom ekstraksi berpengaduk sederhana. Pada penelitian ini, tetes tebu dengan potensi 2,5 juta ton per tahun di Indonesia dimodelkan sebagai larutan gula 20% dan dipisahkan kandungan gulanya. Pengamatan dilakukan dengan pengujian ekstraksi sederhana dan pengujian kolom ekstraksi yang ditinjau secara umum, serta membandingkan profil ekstraksi antara penggunaan pelarut minyak kelapa sawit dan minyak kedelai, yaitu dengan mengamati profil kecepatan gelembung ekstraksi, koefisien distribusi, dan pengaruh pengadukan terhadap proses ekstraksi. Pada pengujian ekstraksi sederhana diperoleh bahwa sistem dengan pelarut minyak kedelai dan dengan perbandingan volume lebih besar memiliki waktu yang lebih lama pada profil kecepatan gelembung, akan tetapi nilai koefisien distribusinya (Kd) lebih kecil yaitu rata-rata 0,7 dan 0,58, daripada sistem dengan minyak kelapa sawit dengan koefisien distribusi lebih besar yaitu rata-rata 0,1 dan 0,07. Disamping itu, pengujian dalam kolom ekstraksi dilakukan, dengan mengandalkan dua jenis pengadukan dan diperoleh hasil bahwa untuk sistem dengan pelarut minyak kelapa sawit pada pengadukan secara mekanis (mechanic stirring) dapat memisahkan kandungan gula lebih banyak yaitu hingga 14%, daripada pengadukan secara statis (static stirring) yang hanya memisahkan hingga 8%.

The sugar separation from molasses with vegetable oil as solvent was did by apply the pre-eliminary study with liquid extraction process method and use a simple design of mixer extraction column. In this research, the molasses which 2.5 million ton per year potential in Indonesia was modeled as sugar solution and the sugar (sucrose) composition was separated. Observation were made towards a simple test of extraction process and the extraction column with a generally observe, and compare the extraction profile between the system with solvent palm kernel oil and soybean oil, consist a bubble rate profile, distribution coefficient (Kd) and stirring effects towards extraction process. Moreover, system with soybean oil has a longer time of bubble rate, however has a smaller of distribution coefficient where averages 0,7 and 0,58, than the palm oil has the bigger value of distribution coefficient where averages 0,1 and 0,07. Furthermore, on extraction column testing operated by applying two types of stirring, the mechanical stirring which can separate more sugar untill 14%, than the static stirring where just 8%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketut Alam Wangsa Wijaya
"Penelitian proses ekstraksi logam nikel dari larutan yang mengandung logam temba,ga dengan metnde ekstraksi pelarut dengan menggunakan ekstraktan asam Versatic-6 yang dilarutkan dalam toluena merupakan salah satu studi awal dari perkembangan teknik akstraksi dengan metode ekstraksi pelarut. Taknik ekstraksi dengan metode ekstraksi pelarut mempunyai banyak parameter, di antaranya ialah jenis ekstraktan, jenis logam yang akan diekstraksi, pH larutan, dan konsentrasi ekstraktan. Pada penelitian kali ini digunakan asam V ersatic-6 yang merupakan salah salu produk Shell Company yang ban yak digunakan pada industri petrokimia. Tingkat keasaman pada larutan dibatasi pada daerah yang memungkinkan ion logam dapat bereaksi sempuma dengan ekstraktan pada kondisi kesetimbangan, yaitu pH 3-7, sedangkan untuk konsentrasi ekstraktan ditentukan antara 0,1-0,5 M. Logam yang akan diekstraksi adalah logam Ni dengan pengotor Cu, kedua logam golongan transisi ini mempunyai perilaku secara kimiawi yang bampir sama, seperti misalnya bentuk ikatan yang terjadi jika bereaksi dengan ekstraktan tertentu, hal ini tentu ekan menyulitkan proses ekstrakan dan hal ini yang menentukan selektivitas ekstraktan. Pada awal penelitian dilakukan peroobaan kinetika untuk mengetahui waktu ekstraksi yang diperlukan, yaitu waktu tercapainya kesetimbangan antara ion-ion logam dengan ekstraktan Karakteristik ekstraktan dapat dilihat dari hasil penelitian ini dan dengan mengetahui kemampuan ekstraksinya serta tingk:at selektivitasnya dapat direncanakan proses tambahan untuk mendapatkan hasil yang maksimal Salah satu hasil penelitian ini ialah adanya indikasi bahwa keberadaan ion logam Cu pada proses ekstraksi nikel dengan metode ekstraksi pelarut menimbulkan kompetisi positif artinya keberadaan ion Cu mengakibatkan proses ekstraksi menjadi lebih optimum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Israyandi
"Saat ini, teknologi ramah lingkungan giat dikembangkan baik skala riset ataupun sudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pada proses ekstraksi, pemilihan pelarut yang tepat sangat menentukan perolehan ekstrak. Sebagai pelarut ramah lingkungan, NADES Natural Deep Eutectic Solvent yang merupakan campuran garam amonium kurterner dan hidrogen bond donor HBD memiliki kelebihan: 1 sifatnya dapat diubah bergantung pada pemilihan garam dan HBD sebagai 39;designer 39; solvent, dan 2 bersifat non-toksik dibandingkan dengan pelarut organik. Oleh sebab itu, potensi NADES perlu terus dikembangkan di masa mendatang. Pada perancangan suatu alat ekstraksi dibutuhkan data kuantitatif tentang kesetimbangan fasa dari campuran fluida yang berinteraksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis NADES yang terbaik dalam mengekstrak asam palmitat pada minyak sawit dilihat dari koefisien distribusi dan selektifitasnya. Proses preparasi NADES dilakukan pada berbagai rasio mol betain monohidrat dan HBD. Proses ekstraksi dilakukan pada suhu 50 OC dan rasio berat NADES/minyak sawit 1:2 g/g dengan jumlah asam palmitat yang terkandung dalam minyak sawit 5 -w/w, kandungan tokoferol 1000 ppm serta karoten 700 ppm.
Pada penelitian ini didapati NADES dengan HBD 1,2-butanediol merupakan jenis NADES yang mampu mengekstrak asam palmitat yang sangat tinggi yaitu sebesar 2.18 didalam larutan. Nilai selektifitas NADES yang tertinggi dengan menggunakan HBD 1,3 propanediol, terhadap minyak sawit yaitu sebesar 26591 dan tokoferol sebesar 5669.

Currently, green technology developed on research even already applied in life. On the extraction process, the selection of appropriate solvent will determine the acquisition extract. As a green solvent, NADES Natural Deep Eutectic Solvent which is a mixture of ammonium salt quartenary and hydrogen bond donor HBD has advantages 1 their nature can be changed depending on the salt type and HBD as 39 designer 39 solvent, and 2 is non toxic than organic solvents. Therefore, NADES potential needs to be developed in the future. In designing an extraction tools needed quantitative data on equilibrium phase of mixture that interact.
This study aims to determine the best type of NADES in extracting palmitic acid on palm oil seen from the distribution coefficient and the selectivity. NADES preparation process by mixing betaine monohydrate and glycerol at various molar ratio. The extraction process work on temperature 50OC and the weight ratio of NADES palm oil 1 2 g g as well as the amount of palmitic acid contained in crude palm oil 5 w w. Content of tocopherol 1000 ppm and carotene 700 ppm.
In this study found NADES with 1,2 butanediol HBD is a type of NADES that is able to extract very high palmitic acid that is equal to 2.18 in solution. The highest selectivity value of NADES was using HBD 1,3 propanediol, to palm oil that is equal to 26591 and tocopherol of 5669.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Emmanuel Bohemindo
"Cadmium (Cd) merupakan salah satu logam berat dan beracun (toxic) yang penting saat ini. Karena daya racunnya yang kuat, cadmium harus selalu diperhatikan dan dijaga kadarya dalam konscntrasi tertentu. terutama dalam limbah industri agar tidak membahayakan. Untuk memisahkan cadmium tersebut yang berupa ion Cd(II) dari suatu larutan air (fasa akuatik) digunakan metode ekstraksi pelarut (solvent extraction). Dalam suatu proses ekstraksi, penggunaan ekstraktan dan pelarut organik (diluent) tertentu akan menghasilkan karakteristik pemisahan tersendiri. Dalam penelitian ini dilakukan pemisaban Cd(II) sebesar 100 ppm dari larutan Cd(N03),.4 H20 sebagal fasa akuatik Ekslnlktan yang digunakan ada 2 jenis (divariasikan), yaitn asam 2,2 dimetil pentanoat (2,2 dimethyl pentanoic acid) atau 2,2 DMPA dan asam Versatic- 6 (Versatic-6 acid), keduanya merupakan golongan asam karboksilat Sedangkan sebagai pelarut organik (diluent) dipakai toluena. Pengganaan 2,2 DMPA maupun asam Versatic-6 untuk mengekstraksi Cd(II) belum pernah dijumpai dalam literatur. Dengan alasan itulah dalam penelitian ini dilakukan ekstraksi Cd(II) menggunakan 2,2 DMPA dan asam Versatic-6 sehingga kemampuan 2,2 DMPA dan asam Versatic-6 untuk memisahkan Cd(II) dapat diketahui. Pada penelitian pemisahan Cd(II) menggunakan ekstraktan 2,2 DMPA waktu kesetimbangan ekstraksi dicapai dalam 120 menit (2 jam) dengan persen ekstraksi tertinggi sebesar 24% pada pH7, konsentrasi 2,2 DMPA..."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariana M.
"ABSTRAK
Metode ekstraksi adalah suatu metode pemlsahan yang sudah lama digunakan untuk
tujuan pemlsahan. Metode ini bersifat sederhana dan mudah dikerjakan. Percobaan kali ini
bertujuan untuk memisahkan Cr (HI) dan Zn (U) dengan menggunakan metode ekstraksi
pelarut. Sebagai ligan pengkompleks digunakan asam salisilat sedangkan pelarut organik yang
digunakan adalah butanol.
Penentuan stokiometri kompleks dilakukan secara spektrofotometrik dengan
menggunakan metode perbandingan mol. Keberhasilan ekstraksi diukur dengan harga %E,
yang dihitung berdasarkan harga D (distribusi) , yaitu suatu harga yang menunjukkan
perbandingan antara konsentrasi logam di pelarut organik dengan konsentrasi logam di pelarut
air, setelah dilakukan ekstraksi. Pengukuran konsentrasi logam di air ditentukan dengan
menggunakan spektrofotometer serapan atom.
Di dalam fasa air interaksi antara Cr^"^ dan asam salisilat menghasilkan senyawa
kompleks Cr[(Hsal)2(H20)4]"^ sedangkan interaksi antara HSal dengan 2h menghasilkan
senyawa kompIeksZn[Hsal]2. Nilai pH optimum bagi ekstraksi Cr (III) berada pada pH 3
dengan harga % E =65,18% sedangkan pH optimum bagi ekstraksi Zn (II) terjadi pada pH
5 dengan harga %E=54,03 %
Terbentuknya kompleks Cr[(Hsal)2(H20)4]'^ dan Zn[HS^l] ditandai dengan
terbentuknya spektra yarig memiliki karakteristik berbeda dengan kharakteristik spektra
Cr(III), spektra ZnQl) ataupun spektra asam salisilat bebas.
Penambahan asam perklorat ke dalam ekstraksi Cr dan Zn salisilat menyebabkan harga
%E bagi Cr (III) meningkat menjadi 65,43% sedangkan harga %E bagi Zn (11) tidak
mengalami perubahan. Ini membuktikan bahwa asam perklorat yang ditambahkan mampu
menjadi pasangan ion bagi kompleks .
Harga rata-rata %E total Cr (HI) dari dua kali ekstraksi dari lima larutan campuran
Cr (III) dan Zn (II) adalah 88,044% sedangkan harga rata-rata %E total Zn (II) adalah
39,15% .

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S48804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipayung, Janwilson
"Kandungan sulfur yang tingi pada minyak solar dapat mempengaruhi mutu solar dan kualitas udara sekilar, dan terjadinya hujan asam. Karena gas buang yang dihasilkan dari pembakaran minyak solar akan mcnghasilkan gas SO2 sebagai hasil oksidasi dari senyawa sulfur. Karena itu perlu dilakukan proses untuk menghilangkan arau mengurangl kadar sulfur didalam minyak solar.
Pada umumnya proses desulturisasi pada skala industri dilakukan dengan cara hidrogenasi katalitik yang beroperasi pada tekanan dan temperatur tinggi, sedangkan pada penelitian ini dilakukan proses desulfhrisasi minyak solar dengan cara fotokimia dan ekstraksi cair-cair dengan menggunakan pelarut acetonitril (CH3CN) sebagai solven. Ekstraksi ini terdiri dari dua fasa, yaitu fasa minyak solar dan fasa acetonitril (CH3CN). Dimana senyawa organik yang mengandung sulfur didalam minyak solar akan terdekomposisi, yang disebabkan oleh energi radiasi dari lampu UV- merkurl. Kemudian senyawa organosulfur yang terdekomposisi tadi akan diekstraksi dengan menggunakan larutan acetonitril (CH3CN). Pada proses desulfurisasi ini tidak diperlukan katalis, mudah untuk mengoperasikan dan mengontrolnya serta reaksi berlangsung pada temperatur ruang dan tekanan satu atmosfer.
Penelitian ini menggunakan larutan umpan yaitu minyak solar Pertamina yang telah dikotori dengan n-dodecyl merkaptan dan terrier dodecyl merkaptan dan sumber energi radiasi dari sinar Ultraviolet (UV), yang menggunakan lampu UV-merkuri 60 watt. Pada penelitian ini juga dilakukan proses desulfurisasl tanpa reaksi fotokimia, yaitu dengan mengekstraksi larutan umpan dengan larutan acetonitril.
Pada proses desulfurisasi ini kandungan sulfur mula-mula yang terdapat pada umpan sebesar 1,2 % turun menjadi 0,02 % dengan adanya sinar UV-merkuri, hal ini berbeda dengan tanpa adanya reaksi fotokimia dimana turun menjadi 0,22 % untuk acetonitril dengan konsentrasi 2 M dengan perbandingan pelarut sebcsar l : 7 dan penyinaran selama 9 jam. Hal ini menunjukkan proses desulfurisasi minyak solar dipengaruhi oleh adanya reaksi fotokimia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>