Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168540 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Riska Tandya
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inti Nusaida Awaningrum
2010
T37946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Rajawali , 1985
371.3 BIM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan literasi sains siswa dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual berbantuan multimedia. Metode dan desain penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan pretest-postest control group design. Subjek penelitiannya adalah kels XI di kabupaten Subang Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kontekstual berbantuan multimedia secara signifikan mampu meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan literasi sains siswa. Peningkatan penguasaan konsep siswa dengan nilai N-Gain 0.50 (kategori sedang) untuk kelas eksperimen dan 0,30 (kategori sedang) untuk kelas kontrol. Penaingkatan kemampuan literasi sains siswa dengan nilai N-Gain 0,45 (kategori sedang) untuk kelas eksperimen dan 0,30 (kategori sedang) untuk kelas kontrol."
JURPEND 14:1 2014
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
S3483
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Mulyadi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25217
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mulia Sari Dewi
"Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal. Munculnya masalah underachievement dalam lingkungan pendidikan jelas menjadi momok dan penghambat pencapaian tujuan pendidikan. Selain itu masalah underachievemenr sering membuat guru dan orang tua merasa kesal karena merasa usaha yang telah dilakukan untuk mengajar siswa menjadi sia-sia. Masalah underachrevement menlgikan siswa itu sendiri dan juga orang-orang di sekitarnya. Untuk itu usaha penanganan dengan segera terhadap masalah underachfevement dirasakan penting. Program penanganan underachievement ini sacara khusus ditujukan untuk remaja yang duduk di sekolah menengah pertama.
Pada usia remaja, munculnya masalah underachievemenr diperkuat oleh pengaruh teman sebaya (Rimm,l986). Keinginan remaja untuk dapat diterima dalam kelompok terkadang membuat remaja ikut menyesuaikan din dengan kebiasaan bennain dan standar prestasi dalam kelompoknya (Wisely, 2004; Compton, dalam Baker, Bridger & Evans, 1998). Selain itu perkembangan remaja yang merupakan transisi dari masa ka.na.k-kanak menuju dewasa membuat remaja membutuhkan penyesuaian-penyesuaian baru_ dalam berbagai aspek perkembangannya Kehidupan remaja yang penuh gejolak ini juga ikut mempengaruhi kinerja akademik remaja (Fuhrmann, 1986). ltu sebabnya masalah kegagalan prestasi termasuk didalamnya masalah underachievement sexing terjadi pada remaja.
Sekolah berperan panting dalam usaha penanganan masalah underachievement agar masalah tersebut tidak berkepanjangan di kemudian hari. Salah satu unsur di sekolah yang bertugas memberi pelayanan untuk membantu menangani berbagai masalah pada siswa adalah Bimbingan dan Konseling (BK). Salah satu pelayanan BK adalah bimbingan kelompok. Bentuk bimbingan kelompok memiliki kelebihan karena dapat memanfaatkan pengaruh teman sebaya untuk mengubah perilaku.
Program yang disusun ini merupakan Salah sam usaha untuk penanganan masalah underachiefvement di sekolah menengah pertama. Program ini mengacu pada model rryocal dari Rimm (1986-1997) menujukkan keberhasilannya menggunakan model trgfocal untuk mengubah perilaku undrachfvemenr menjadi achfevemenf pada siswa. Berbeda dengan Rimm (l986;1997) yang pendekatannya cenderung individual, pada program ini disusun untuk penanganan dalam bentuk kelompok. Pelaksanaannya nanti dilakukan oleh gum pembimbing atau konselor di BK dan berbentuk bimbingan kelompok. Bentuk bimbingan kelompok lebih efektif dignnakan pada remaja karena teman dalam kelompok dapat menjadi social reinforcement yang mampu mendukung perubahan perilaku pada remaja (Azaroff & Mayer, 1977).
Secara umum tujuan program ini adalah untuk memperlemah perilaku zmdearachievement pada siswa sekolah menengah pertama. Program yang disusun ini hanya mengambil sebagian dari tahapan yang ada pada model frybcal, yailu langkah mengubah harapan, proses identiiikasi dan memperbaikikekurangan (kontrol-diri). Selain itu faktor yang akan diubah pada program ini adalah faktor individual yang yang terdapat dalam diri zmderachfever. Secara umum metode yang digunakan dalam program i11i behavioral intervention.
Tujuan yang ingin dicapai pada langkah mengubah harapan adalah agar peserta dapat membuat target pencapaian prestasi baru. Adapun bentuk intervensi yang digunakan adalah goal-sewing. Sedangkan tujnan pada langkah proses identifikasi adalah agar peserta dapat meniru perilaku yang berorientasi prestasi yang ditunjukkan model. Bentuk intervensi yang digunakan pada langkah ini adalah social modeling. Tujuan pada langkah rnernperbaiki kekurangan adalah meningkatkan kemampuan kontrol diri pada peserta. Dengan adanya program bimbingan kelompok untuk penanganan underachfevemenr ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan sekaligus dimanfaatkan oleh pihak sekolah atau pihak lainnya yang terkait dalam usaha menangani masalah underachievement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Komandyahrini
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang signifikan antara self- efficacy dengan kematangan dalam karier siswa Program Percepatan Belajar. Jumlah subjek penelitian 37 siswa dari 2 sekolah di Jakarta yang menyelenggrakan program percepatan belajar. Teknik pengambilan sampel nonprobability sampling. Penelitian ini tergolong tipe penelitian non- eksperimental dan korelasional sehingga tidak bermaksud menerangkan hubungan kausal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara self- efficacy dengan kematangan dalam memilih karir siswa program percepatan belajar. Koefisien korelasi yang diperoleh dari penelitian ini adalah 0.683. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk melakukan elisitas terlebih dahulu agar dapat membuat alat ukur self- efficacy dan kematangan karir yang lebih baik lagi, juga diusahakan untuk melengkapinya dengan wawancara berstruktur. Peneliti juga menyarankan oenggunaan subjek dalam jumlah yang lebih besar, agar penelitian lebih representatif."
Depok: Pusat Keberbakatan-Fakultas Psikologi UI, 2008
150 GRJKK 2:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>