Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5600 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ma. Mayla Imelda M. Lapa
"There is an increasing share of people aged 50 years and over in the labor market structure and the rapid aging of the global workforce that supports the latter claim but with a little tank of information on qualitative research describing the experiences of a working octogenarian. An octogenarian is a person who is between 80 and 89 years old. This study aimed to investigate the experiences of a working octogenarian in her fieldwork through a qualitative case study analysis. From the interview, the following three themes were revealed: (a) Work as a legacy, (b) Work as an advocacy, and (c) Work as an opportunity. In the first theme, the participant described that she had a laden path and a mission. These had been sustained along with the desire to serve and make a difference. In work as advocacy, she presented the vision to make the lives of the elderly better by making the environment compatible with her aspiration extending beyond the confines of her organization. Considering every work that she took part in as an opportunity to explore and further her vision was the very core of the theme “work as an opportunity.” Working beyond 80 years old becomes possible when one dedicates the undertakings in the fulfillment of the individual’s vision and mission.

Bekerja di Atas Usia 80: Sebuah Studi Kasus Kualitatif tentang Arti Bekerja bagi Seorang Tenaga Kerja Octogenarian. Terdapat peningkatan jumlah orang yang berusia 50 tahun ke atas dalam struktur pasar tenaga kerja dan penuaan dini dari tenaga kerja global yang mendukung klaim terakhir, namun masih sedikit informasi tentang penelitian kualitatif yang menggambarkan pengalaman seorang oktogenarian yang bekerja. Seorang octogenarian adalah orang yang berusia antara 80 dan 89 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengalaman seorang oktogenarian yang bekerja pada lapangan kerjanya melalui analisis studi kasus kualitatif. Berdasarkan wawancara, tiga tema berikut terungkap: (a) Bekerja sebagai warisan, (b) Bekerja sebagai advokasi, dan (c) Bekerja sebagai peluang. Pada tema pertama, peserta menggambarkan bahwa dia memiliki jalan yang sarat dan misi. Hal ini telah dipertahankan dengan keinginan untuk melayani dan membuat perbedaan. Pada tema bekerja sebagai advokasi, ia mempresentasikan visi untuk membuat kehidupan lansia menjadi lebih baik dengan membuat lingkungan yang sesuai dengan aspirasinya melampaui batas organisasinya. Mempertimbangkan setiap pekerjaan yang ia ambil sebagai kesempatan untuk mengeksplorasi dan memajukan visinya adalah inti dari tema “bekerja sebagai sebuah peluang.” Bekerja lebih dari 80 tahun sangat mungkin ketika seseorang mendedikasikan upaya dalam pencapaian visi dan misi individu."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
610 UI-JKI 23:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Thompson, E.P.
New York: Pantheon Books, 1963
331.44 THO m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Beirut: Arab Ba'th Socialist Party, 1973
335 HIS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fajriyati
"Shameless (2011) sering disebut sebagai serial TV beraliran sosial realisme yang menggambarkan secara nyata kehidupan kelas pekerja dan perjuangannya. Penelitian ini menganalisis representasi kelas pekerja dalam serial TV Shameless (2011) berdasarkan tiga tema utama yang sering muncul dalam film atau serial TV beraliran sosial realisme. Tiga tema utama tersebut adalah minimalisasi pekerjaan milik kaum pekerja, rasa rendah diri kaum pekerja, dan stigmatisasi bantuan/pertolongan oleh kaum pekerja.
Metode yang digunakan untuk menganalisis representasi kelas pekerja dalam serial TV Shameless (2011) adalah metode tekstual analisis. Hasil dari penelitian ini disandingkan dengan konsep sosial realisme oleh Raymond William (1977) untuk melihat dampak representasi kelas pekerja pada aliran sosial realisme dalam serial TV Shameless (2011).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa serial TV Shameless (2011) dapat dikategorikan sebagai serial TV beraliran sosial realisme, kecuali dalam aspek representasi kelas pekerja yang memicu munculnya prasangka buruk atau stereotip negatif pada kaum pekerja.

Shameless (2011) has always been said to be the realist social realism TV series that depicts the life of the working class and the struggle within it. This study analyzes the representation of working class on Shameless (2011) based on three main themes that are often used in social realism movie or TV series. The three main themes are the minimization of working-class job, working-class self deprecation and defeat, and stigmatization of aid/assistance by working class.
The method that is used for analyzing the representation of working class in Shameless (2011) is textual analysis. The results are juxtaposed with Raymond William?s (1977) concept of social realism to see how is the representation of working class affecting the social realism within Shameless (2011).
The result shows that Shameless (2011) can be considered as social realism TV series except for its representation of working class that creates prejudice to the working class itself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
London: Taylor and Francis, 1997
305.5 CLA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hoffman, Lois Wladis
Jossey-Bass: San Francisco, 1984
155.633 HOF w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Udy, Stanley H.
Englewood Cliffs, N. J.: Prentice-Hall, 1970
331.09 UDY w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ann Arbor: The University of Michigan Press, 1965
331.81 SHI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Toronto: NC Press, 1976
811.008 POE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kessler-Harris, Alice
Oxford: Oxford University Press, 1983
331.409 73 KES o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>