Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7850 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A`isya Nur Aulia Yusuf
"Komunikasi nirkabel menjadi kebutuhan mendasar seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi karena menawarkan biaya yang lebih rendah, fleksibilitas dan kenyamanan yang lebih tinggi, peningkatan kecepatan dan konektivitas yang konstan, serta aksesibilitas ke daerah yang jauh. Salah satu contoh teknologi komunikasi yang berkembang pesar saat ini adalah teknologi VSAT (Very Small Aperture Terminal). VSAT adalah stasiun bumi satelit dua arah yang beroperasi pada frekuensi C-band dan Ku-band, dengan dua macam polarisasi (linear dan melingkar) di C-band dan polarisasi linear di Ku-band. Agar data yang dipancarkan satelit dapat dimanfaatkan oleh pengguna sistem komunikasi, maka dibutuhkan antena pada sisi pengguna yang memiliki karakteristik dual wideband dengan dual-polarization. Penelitian ini merancang antena planar dual wideband dual-polarization dengan metode pemasangan dua port. Dalam proses perancangan antena dualband, pemberian slot pada patch mampu menghasilkan karakteristik dualband. Selain untuk memberikan karakteristik polarisasi melingkar, metode pertubasi juga dapat dilakukan untuk menambahkan karakteristik wideband pada antena. Agar antena dapat menghasilkan karakteristik polarisasi melingkar, dapat dilakukan dengan memberikan slot pada ground antena. Rancangan antena yang diusulkan memiliki frekuensi resonan yaitu 3,75 – 4,68 GHz dan 5,6 – 9,3 GHz pada port 1 serta 3,13 – 5,72 GHz dan 10,41 – 12,29 GHz pada port 2. Antena memiliki karakteristik polarisasi melingkar (RHCP) pada port 1 dan polarisasi linear pada port 2. Pada port 1, gain di frekuensi 4,2 GHz dan 6,2 GHz masing-masing terukur pada nilai 3,4 dB dan 4,5 dB, sedangkan pada port 2, gain di frekuensi 3,9 GHz, 6,13 GHz dan 11,8 GHz masing-masing terukur pada nilai 2,12 dB, 2,52 dB dan 6,13 dB. Antena mampu beresonansi di sebagian frekuensi C-band (port 1), baik pemancar dan penerima, serta sebagian frekuensi penerima Ku-band (port 2). Antena yang diusulkan memiliki dimensi yang kecil (30 mm x 39 mm x 1,52 mm), serta desain yang lebih compact dan sederhana sehingga memudahkan proses fabrikasi.

Wireless communication has become a fundamental requirement along with the development of communication technology because it offers lower costs, higher flexibility and convenience, constant increases in speed and connectivity, as well as accessibility to remote areas. One example of a communication technology that is currently developing rapidly is VSAT (Very Small Aperture Terminal) technology. VSAT is a two-way satellite earth station operating on the C-band and Ku-band frequencies, with two kinds of polarization (linear and circular) in the C-band and linear polarization in the Ku-band. In order for the data transmitted by the satellite to be utilized by users of the communication system, an antenna on the user side that has dual wideband characteristics with dual-polarization is needed. This study designed a dual-polarization planar antenna with a two-port installation method. In the process of designing a dualband antenna, providing a slot on the patch can produce dualband characteristics. In addition to providing circular polarization characteristics, the pertubation method can also be used to add wideband characteristics to the antenna. So that the antenna can produce circular polarization characteristics, it can be done by providing a slot in the antenna ground. The proposed antenna design has resonant frequencies, namely 3.75 - 4.68 GHz and 5.6 - 9.3 GHz on port 1 and 3.13 - 5.72 GHz and 10.41 - 12.29 GHz on port 2. The antenna has a circular polarization characteristic (RHCP) on port 1 and linear polarization on port 2. At port 1, the gain at a frequency of 4.2 GHz and 6.2 GHz is measured at a value of 3.4 dB and 4.5 dB, respectively, while at port 1 port 2, the gain at a frequency of 3.9 GHz, 6.13 GHz and 11.8 GHz, respectively measured at a value of 2.12 dB, 2.52 dB and 6.13 dB. The antenna is capable of resonating on part of the C-band (port 1) frequencies, both transmitter and receiver, as well as part of Ku-band (port 2) receiver frequencies. The proposed antenna has small dimensions (30 mm x 39 mm x 1.52 mm), as well as a more compact and simple design that facilitates the fabrication process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risdianto Yuli Hermansyah
"Pada tesis ini dibuat rancangan antena radar cuaca pada pita frekuensi X-Band dengan dua polarisasi. Antena dirancang berbasis slotted waveguide antenna array (SWAA) dengan rancangan struktur antena yang terdiri dari 2 lapisan, yaitu lapisan pertama terdiri dari 5 waveguide dengan 64 slot untuk masing-masing waveguide dan lapisan ke-dua berupa waveguide tunggal dengan 5 slot. Untuk menghubungkan proses eksitasi lapisan pertama dan ke-dua, di bagian bawah waveguide lapisan pertama dibentuk slot-slot yang letak geometri dan dimensinya sama dengan slot-slot waveguide lapisan ke-dua. Munculnya dua polarisasi dari antena ini disebabkan oleh penempatan slot-slot pada waveguide lapisan ke-dua yang orthogonal terhadap slot-slot pada waveguide lapisan pertama. Parameterparameter pada rancangan antena ini merujuk pada rekomendasi WMO (World Meteorological Organization) untuk spesifikasi umum sistem radar cuaca.
Hasil simulasi parameter-parameter antena meliputi frekuensi kerja = 9380 MHz, S11 = -22,56 dB, bandwidth = 51,40 MHz, 3dB-beamwidth untuk polarisasi horisontal = 1,20 derajat, 3dB-beamwidth untuk polarisasi vertikal = 1,00 derajat, side lobe level untuk polarisasi horisontal = -25,96 dB, side lobe level untuk polarisasi vertikal = -21,20 dB, co-polarization untuk polarisasi horisontal = 24,49 dB, co-polarization untuk polarisasi vertikal = 25,67 dB, cross-polarization untuk polarisasi horisontal = -67,22 dB, dan cross-polarization untuk polarisasi vertikal = - 41,08 dB. Dengan melengkapi rancangan antena ini menggunakan amplifier 100 watt untuk polarisasi horisontal dan 63 watt untuk polarisasi vertikal, maka rancangan antena yang diusulkan telah memenuhi rekomendasi WMO untuk spesifikasi umum sistem radar cuaca sehingga dapat digunakan sebagai antena radar cuaca.

This thesis has made design of weather radar antenna on X-Band frequency with two polarizations. The antenna is designed based on slotted waveguide antenna array (SWAA) with its antenna structure consists of 2 layers, first layer is composed of 5 waveguides in which each waveguide consists of 64 slots, while the second layer is a single waveguide with 5 slots. In order to link the excitation process of the first layer and the second, at the bottom of the first layer waveguide formed slots in which its geometry and dimensions is the same as slots at the top of the second layer waveguide. The emergence of two polarizations of this antenna is caused by the placement of slots in the second layer waveguide that is orthogonal to the slots on the first layer waveguide. The antenna parameters of this design refers to the recommendation of WMO (World Meteorological Organization) for typical specifications of weather radar system.
The simulation result of the designed antenna parameters includes: operating frequency = 9380 MHz, S11 = -22,56 dB, bandwidth = 51,40 MHz, 3dBbeamwidth for horizontal polarization = 1,20 degree, 3dB-beamwidth for vertical polarization = 1,00 degree, side lobe level for horizontal polarization = -25,96 dB, side lobe level for vertical polarization = -21,20 dB, co-polarization for horizontal polarization = 24,49 dB, co-polarization for vertical polarization = 25,67 dB, cross-polarization for horizontal polarization = -67,22 dB, and cross-polarization for vertical polarization = - 41,08 dB. By complementing the designed antenna with 100 watt amplifier for horizontal polarization and 63 watt amplifier for vertical polarization, the designed antenna meets the recommendation of WMO for typical specifications of weather radar system, therefore the designed antenna is suitable for use as a weather radar antenna.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Dewi K.
"Planar Inverted F Antenna (PIFA) merupakan antena yang memiliki dimensi yang lebih kecil dibandingkan dengan antena mikrostrip segi empat biasa dengan dimensi ?/2, PIFA hanya memiliki dimensi sebesar ?/4. Antena ini sangat cocok untuk diimplementasikan pada divais-divais yang berukuran kecil karena tidak akan memakan banyak ruang. WiMAX merupakan teknologi wireless yang menyediakan akses data kecepatan tinggi dengan cakupan area yang luas. Dan penggunaannya di Indonesia sudah dimulai mulai tahun 2009 ini.
Tujuan dari skripsi ini adalah merancang antena PIFA yang dapat bekerja pada dua frekuensi WiMAX yaitu 2.3 GHZ (2.3 s.d 2.4 GHz) dan 3.3 GHz (3.3 s.d. 3.4 GHz). Sesuai dengan standar WiMAX di Indonesia.
Hasil pengukuran menunjukkan antena bekerja pada frekuensi 2,44-2,63 GHz dengan nilai return loss terendah mencapai -14,559 dB pada frekuensi 2,52 GHz. Dan pada frekuensi 3,26-3,45 GHz dengan nilai terendah return loss terendah mencapai -19,946 dB pada frekuensi 3,32 GHz. Serta memiliki bandwidth 190 MHz untuk kedua frekuensi tersebut. Pola radiasi pada frekuensi 3,3 GHz menunjukkan medan E dan medan H cenderung berbentuk unidirectional, untuk medan E main lobe maksimum mengarah ke sudut 340_ dan medan H ke arah 240_. Medan E memiliki HPBW sebesar 20_ dan medan H sebesar 100.

Planar Inverted F Antenna (PIFA) is an antenna that has more compact size compared to microstrip rectangular with dimension ?/2, PIFA just ?/4. PIFA supports devices with compact size. WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) is a wireless communication technology that support high rate data access and wide coverage area. And the implementation in Indonesia begins in 2009.
The purpose of this research is to design a dual band PIFA that can be used for WiMAX application. The WiMAX frequencies that are chosen are 2.3 GHz (2.3-2.4 GHz) and 3.3 GHz (3.3-3.4 GHz), which is the WiMAX frequencies standard for Indonesia.
The measurement result shows the antenna works at 2.44-2.63 GHz with the lowest return loss is -14.559 dB at fequency 2.52 GHz. And 3.26-3.45 GHz with the lowest return loss -19.946 dB at frequency 3.32 GHz. It has 190 MHz of bandwidth for both of frequencies. The radiation pattern shows unidirectional pattern for frequency at 3.3 GHz. For E field maximum main lobe with direction to angle of 340_ and H field with direction to angle 240_. The HPBW, E field is 20_ and H field is 100.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51448
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lawrence, Philips
"Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi RFID telah menarik perhatian dunia di berbagai bidang termasuk bidang kesehatan. RFID menawarkan sistem identifikasi yang lebih baik dikarenakan RFID tidak memerlukan kontak langsung maupun Line of Sight dengan penerima, memiliki media penyimpanan, serta memiliki akurasi dan kehandalan yang lebih baik. Salah satu antena yang dapat memenuhi kebutuhan sistem RFID adalah antena planar loop.Pada skripsi ini dirancang antena planar loop untuk aplikasi RFID on-body. Antena dirancang agar dapat bekerja pada frekuensi 924 MHz, dengan Gain > -29dB dan pola radiasi bidang horizontal > 900 pada jarak 2 mm dari tubuh manusia. Pada simulasi digunakan 3 jenis objek yang didekatkan pada antena untuk menggantikan tubuh manusia, yaitu phantom tiga lapis, voxel, dan phantom ekuivalen otot. Dari hasil simulasi dan pengukuran, antena yang dirancang mampu bekerja pada frekuensi 924 MHz dengan nilai VSWR 2 dengan Gain > -29dB ketika didekatkan pada jarak 2 mm dari tubuh manusia dan phantom muscle equivalent.

In recent years, RFID is generating significant interest in several application including healtcare industry. RFID offers a better identification system because RFID does not require direct contact or line of sight to the receiver, having the storage media, and has accuracy and better reliability. One of antenna that can meet the needs of RFID system is a planar loop antenna. In this paper designed planar loop antenna for off-body communication based on RFID system. The antenna is designed to work at frequencies 924 MHz, with Gain> 29dB and horizontal plane radiation pattern > 900 at a distance of 2 mm from the human body. In the simulations used 3 types of objects brought near the antenna to replace the human body, which is a three-layer phantom, voxel, and muscle equivalent phantom. From the results of simulation and measurement, antenna designed is able to work at a frequency of 924 MHz with a VSWR 2 and Gain > -29dB when held at a distance of 2 mm from the human body and muscle equivalent phantom."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okki Wibowo Supendi
"Radio Frequency Identification (RFID) merupakan teknologi identifikasi dan pendataan baru yang memiliki keunggulan dibanding teknologi sebelumnya yaitu barcode. Salah satu bagian dalam sistem RFID adalah antena pembaca. Pada skripsi ini dirancang suatu antena mikrostrip patch segi empat dengan slot U yang memiliki dua frekuensi kerja untuk aplikasi pembaca RFID. Penggunaan slot U dimaksudkan agar antena dapat bekerja pada dual-frekuensi. Antena dirancang dengan menggunakan teknik pencatuan Electromagnetic Coupled. Antena dapat bekerja pada dua frekuensi yang diinginkan yaitu pada rentang frekuensi 919-927 MHz dan 2,43-2,48 GHz dengan return loss C -13,98 dB atau VSWR C 1,5. Antena ini memiliki polarisasi linear pada kedua frekuensi.

Radio Frequency Identification (RFID) is a new identification and data mining technology that has many advantages than previous technology, namely barcode technology. One part of The RFID system is The Antenna Reader. In this research rectangular microstrip antenna with U-shaped slot that resonances at two frequencies is designed for RFID Antenna Reader application. The purpose of using the U-shaped slot is to get dual-frequencies. This antenna design uses electromagnetic couple feeding technique. Measurement results show that this antenna resonances at 919-927 MHz and 2.43-2.48 GHz with return loss C -13.98 dB or VSWR C 1.5. Antenna has linear polarization at both frequencies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51400
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Aulia Rachman
"Teknologi telekomunikasi seluler berkembang sangat pesat, mulai dari diluncurkannya generasi pertama 1G pada tahun 1980 dimana teknologi masih berbasis analog, generasi kedua 2G pada tahun 1990 dengan peralihan dari analog ke digital, hingga sekarang sudah memasuki generasi kelima 5G. Perkembangan ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan koneksi internet yang cepat dan availabilitas tinggi. Teknologi 5G yang identik dengan bandwidth yang besar, kecepatan yang tinggi, dan coverage luas merupakan solusi untuk mengatasi kebutuhan tersebut. Di dalam teknologi 5G terdapat sistem antena MIMO yang memungkinkan multi-antena untuk beroperasi secara simultan sehingga dapat mengurangi efek multipath fading, meningkatkan kapasitas bandwidth, dan kecepatan data. Penggunaan lebih dari satu antena yang berdekatan mengakibatkan efek mutual coupling yang dapat menurunkan kinerja antena. Pada penelitian ini telah dirancang antena MIMO menggunakan metode Defected Ground Structure (DGS) untuk menurunkan nilai mutual coupling. Antena yang beroperasi pada frekuensi 2,3 GHz dan 3,5 GHz ini dirancang pada bahan FR-4 dengan elemen peradiasi berbentuk rectangular dengan penambahan slot rectangular. Telah dilakukan 4 skenario penyusunan antena dengan hasil simulasi dan pengukuran terbaik adalah antena MIMO dengan peletakan port diputar 900. Hasil simulasi antena pada frekuensi rendah diperoleh nilai bandwidth 109 MHz dan mutual coupling dari -21,72 dB hingga -28,25 dB, pada frekuensi tinggi diperoleh nilai bandwidth 130 MHz dan mutual coupling dari -27,85 dB hingga -30,58 dB. Hasil pengukuran antena pada frekuensi rendah diperoleh nilai bandwidth 189 MHz mutual coupling dari -19,43 dB hingga -33,63 dB, pada frekuensi tinggi nilai bandwidth 144 MHz dan mutual coupling dari -21,72 dB hingga -30,58 dB. Perbaikan nilai mutual coupling pada frekuensi rendah sebesar 4,66 dB hingga 7,74 dB, sedangkan pada frekuensi tinggi sebesar 4,20 dB hingga 5,84 dB.

Mobile telecommunications technology has developed rapidly, beginning with the launch of the first generation (1G) in 1980, where the technology was still analog-based. It then transitioned to the second generation (2G) in 1990 with the shift from analog to digital. As of now, we have entered the fifth generation (5G). This development aligns with the growing public demand for high-speed and highly available internet. 5G technology, capable of providing extensive bandwidth, high speed, and wide coverage, emerges as a solution to meet these demands. Within 5G technology, the MIMO antenna system stands out, allowing multiple antennas to operate simultaneously, thereby mitigating the effects of multipath fading and enhancing bandwidth capacity and data speed. The use of more than one nearby antenna results in mutual coupling effects that can degrade antenna performance. In this research, MIMO antenna has been designed using the Defected Ground Structure (DGS) method to reduce mutual coupling values. This antenna, operating at frequencies of 2,3 GHz and 3,5 GHz, is designed using FR-4 material with rectangular radiation elements and the addition of rectangular slots. Four scenarios of antenna configurations have been carried out, and the best and measurement results were achieved with the MIMO antenna with the ports rotated 900. The simulation results at low frequencies yielded a bandwidth value of 109 MHz, and the mutual coupling ranged from -21,22 dB to -28,25 dB. At high frequencies, the bandwidth value was 130 MHz and the mutual coupling ranged from -27,85 dB to -30,58 dB. The measurement results at low frequencies yielded a bandwidth value of 189 MHz and the mutual coupling ranged from -19,43 dB to -33,63 dB. At high frequencies, the bandwidth value was 144 MHz and the mutual coupling ranged from -21,72 dB to -30,58 dB. Improvements in mutual coupling at low frequencies range from 4,66 dB to 7,74 dB, while at high frequencies range from 4,20 dB to 5,84 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfaan Fadhlullah
"Wi-Fi (Wireless Fidelity) merupakan komunikasi tanpa kabel (wireless communication) yang paling banyak digunakan di seluruh dunia untuk saat ini. Teknologi ini memberikan kebebasan dari keterbatasan fisik kabel dan memungkinkan konektivitas yang lebih fleksibel. Wi-Fi 6 merupakan standar Wi-Fi yang diluncurkan pada tahun 2019 dengan nama IEEE 802.11ax. Wi-Fi 6 menawarkan kecepatan tinggi, latensi rendah, serta kapasitas jaringan yang besar yang membuatnya sangat cocok untuk daerah populasi padat penduduk. Perangkat pendukung yang paling sering digunakan dalam wireless communication adalah antena mikrostrip. Pada Tugas Akhir ini dirancang bangun sebuah antena mikrostrip yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz sesuai dengan frekuensi Wi-Fi 6. Hasil pengukuran didapatkan bandwidth sebesar 38 MHz dari frekuensi 2392 – 2431 MHz untuk pita frekuensi 2,4 GHz dan sebesar 158 MHz dari dengan rentang frekuensi 5783 – 5941 MHz untuk pita frekuensi 5,8 GHz. Nilai gain yang didapat adalah 0,16 dBi untuk frekuensi 2,4 GHz dan 4,13 dBi untuk frekuensi 5,8 GHz. Hasil pola radiasi antena fabrikasi juga cukup sesuai dengan hasil simulasi, yaitu omnidireksional untuk frekuensi 2,4 GHz dan membentuk ke dua arah untuk frekuensi 5,8 GHz.

Wi-Fi (Wireless Fidelity) is currently the most widely used form of wireless communication worldwide. This technology provides freedom from the physical limitations of cables and enables more flexible connectivity. Wi-Fi 6 is a Wi-Fi standard that was introduced in 2019 under the name IEEE 802.11ax. Wi-Fi 6 offers high speed, low latency, and large network capacity, making it ideal for densely populated areas. The most commonly used devices in wireless communication are antennas. In this research, a microstrip antenna will be designed and built to operate at frequencies of 2.4 GHz and 5.8 GHz, in accordance with Wi-Fi 6 standards. The results show a bandwidth of 38 MHz from 2392 – 2431 MHz for the 2.4 GHz frequency band and 158 MHz from 5783 – 5941 MHz for the 5.8 GHz frequency band. The gain results for 2.4 GHz is 0,16 dBi and for 5.8 GHz is 4,13 dBi. The radiation patterns also show the similarities with the simulation, the radiation pattern for 2.4 GHz frequency is omnidirectrional and for 5.8 GHz frequency it radiates to two directions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Nurmaida
"ABSTRAK
Kanker payudara adalah kanker yang paling sering didiagnosis di kalangan
wanita. Teknik microwave imaging khususnya pencitraan radar UWB (Ultra
Wideband) adalah teknik yang mempunyai gelombang mikro yang non-pengion,
lowcost, dan efisien untuk wanita yang lebih muda.
Antena yang dirancang adalah antena printed wide slot ukuran 24 × 24 ×
1,6 (mm) dengan frekuensi kerja 3,1 GHz – 10,6 GHz, lebar pita > 7,5 GHz.
Bahan substrat FR4 dengan tebal 1,6 mm, sedangkan bahan untuk feed, patch dan
ground nya adalah cooper, relative permitivity 4,3 dan loss tangent 0,025. Antena
dirancang berdasarkan tiga kondisi yaitu antena tunggal, antena tunggal
konfigurasi 2 (dua) tanpa phantom dan antena tunggal konfigurasi 2 (dua) dengan
phantom. Phantom yang digunakan adalah phantom homogen berbentuk setengah
bola dengan diameter 10 cm. Nilai konstanta dielektrik (εr) dan konduktivitas (σ)
phantom pada frekuensi 6 GHz.
Berdasarkan hasil pengukuran dari ketiga kondisi yaitu antena tunggal, antena
tunggal konfigurasi 2 (dua) tanpa phantom dan antena tunggal konfigurasi 2 (dua)
dengan phantom mampu pada frekuensi 3,1 - 10,6 GHz. Antena tunggal memiliki
bandwidth 2,63 – 10,77 GHz. Antena tunggal konfigurasi 2 (dua) tanpa phantom
memiliki bandwidth 2,62 – 10,82 GHz. Antena tunggal konfigurasi 2 (dua)
dengan phantom memiliki bandwidth 2,51 – 10,6 GHz. Antena memiliki dimensi
24 x 24 x 1,6 [mm]. Nilai VSWR dari ketiga kondisi < 2. Nilai Mutual Coupling
dari ketiga kondisi < -20. Berdasarkan hasil pengukuran, besarnya nilai impedansi
masukan antena di frekuensi kerja 6 GHz untuk pencitraan kanker payudara
adalah 27,55 – j2,09, berdasarkan nilai impedansi tesebut antena lebih bersifat
kapasitif. Pola radiasi diukur pada dua bidang yaitu bidang xz dan bidang yz. Nilai
gain hasil pengukuran pada frekuensi kerja 6 GHz untuk pencitraan kanker
payudara untuk ketiga kondisi yaitu antena tunggal, antena tunggal konfigurasi 2
(dua) tanpa phantom dan antena 2 (dua) dengan phantom berturut-turut sebesar
2,42 dBi, 3,05 dBi dan 1,27 dBi.

ABSTRACT
Breast cancer is the most frequently diagnosed cancer among women.
Microwave imaging technique specifically radar imaging UWB (Ultra Wideband)
is a technique that has a microwave non-ionizing, lowcost, and efficient for
younger women.
Designed antenna is printed wide-slot antenna size of 24 × 24 × 1.6 (mm)
with a frequency of 3.1 -10.6 GHz, bandwidth > 7.5 GHz. FR4 substrate material
with 1.6 mm thick, while materials for feeds, patch and ground is cooper, relative
permitivity 4.3 and loss tangent 0.025. The antenna is designed based on three
conditions, there are single antenna, two single antenna configuration without
phantom and two single antenna configuration with phantom. Homogeneous
phantom used is hemispherical with a diameter of 10 cm. Value of the dielectric
constant (εr) and conductivity (σ) at a frequency of 6 GHz.
Based on the results of measurements of the three conditions, there are
single antenna, two single antenna configuration without phantom and two single
antenna configuration with phantom able to work in the frequencies 3.1 to 10.6
GHz. Single antenna has a bandwidth of 2.63 to 10.77 GHz. Two antenna single
configuration without phantom has a bandwidth of 2.62 to 10.82 GHz. Two
single antenna configuration with phantom has a bandwidth of 2.51 to 10.6 GHz.
Antenna has dimensions of 24 × 24 × 1.6 [mm]. VSWR values of the three
conditions < 2. Mutual coupling values of three conditions < -20. Based on the
measurement results, the value of the input impedance of the antenna at 6 GHz for
breast cancer imaging is 27.55 - j2.09 Ω, antenna is capacitive. Radiation pattern
is measured at two field there are xz-plane and yz-plane. Gain vaulues of the
antenna at 6 GHz for breast cancer imaging for tree condition, there are a single
antenna, two single antenna configuration without phantom and two single
antenna configuration with phantom, respectively for 2.42 dBi, 3.05 and 1.27 dBi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Irawan S.
"Banyaknya keunggulan yang dimiliki oleh antena mikrostrip membuat jenis antena ini semakin populer dan banyak digunakan untuk berbagai aplikasi. Antena mikrostrip memiliki bentuk yang praktis, ringan, dan kemudahan dalam perancangan. Namun antena mikrostrip masih memiliki beberapa kekurangan, satu diantaranya adalah bandwidth yang sempit. Karena itu dibutuhkan suatu desain khusus untuk meningkatkan bandwidth. Salah satu desain yang dapat meningkatkan bandwidth adalah teknik antena slot. Pada skripsi ini, antena slot akan didesain dengan menggunakan konsep tapered linier sehingga sering disebut dengan Linearly Tapered Slot Antenna (LTSA). Sedangkan untuk pencatuannya digunakan teknik pencatuan Coplanar Waveguide yang lebih mudah dalam matching impedansi. Antena LTSA ini memiliki bandwidth yang cukup lebar sehingga dapat digunakan untuk aplikasi Ultra Wideband. Proses simulasi antena dengan menggunakan software Microwave Office 5.5.3 menunjukkan bandwidth impedansi antena LTSA hasil rancangan mencapai 58,43% diukur dari VSWR ? 2. Dengan demikian antena LTSA hasil perancangan ini memiliki karakteristik antena Ultra Wideband. Hasil pengukuran antena LTSA memperoleh bandwidth sebesar 55,78% dengan frekuensi kerja antena pada 3,159 GHz - 5,603 GHz. Pola radiasi yang dihasilkan berbentuk bidirectional dan gain rata-rata yang diperoleh sebesar 3,147 dB. Hasil dari pengukuran ini menunjukkan antena LTSA dapat meningkatkan bandwidth antena, sehingga antena LTSA ini dapat digunakan untuk aplikasi ultra wideband."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irnanto Franseda P
"Kebutuhan akan komunikasi nirkabel dengan kecepatan tinggi semakin meningkat. Salah satu jawaban atas kebutuhan ini adalah dengan teknologi Ultra-Wide Band (UWB) yang digunakan untuk jarak pendek. Teknologi UWB tidak terlepas dari teknologi antena yang digunakan. Antena UWB harus memiliki fractional bandwidth minimum sebesar 20 % sesuai peraturan FCC part 15.503. Salah satu antena yang mendukung teknologi UWB adalah Linearly Tapered Slot Antenna. Antena ini memiliki kelebihan karena bentuknya yang sederhana, ringan, mudah untuk di-array-kan, cocok untuk aplikasi rangkaian terintegrasi dan banyak kelebihan lainnya. Pada skripsi ini didesain LTSA dengan pencatuan microstrip line yang dimodifikasi. Pencatuan microstrip line dipilih karena bentuknya yang sederhana sehingga memudahkan matching impedansi. Performa antena tapered sangat dipengaruhi oleh mekanisme kopling gelombang elektromagnetik. Mekanisme kopling berhubungan dengan saluran catu. Dengan menggunakan microstrip line yang telah dimodifikasi sebagai saluran catu didapatkan antena yang memenuhi kriteria sebagai antena UWB yang ditunjukkan oleh hasil simulasi dan pabrikasi. Bandwidth yang didapatkan mencapai 51% dengan dimensi antena yang relatif kecil (6 cm x 3 cm)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>