Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200056 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Duwi Retno Wulansari
"Pengelolaan persediaan suku cadang untuk kegiatan pemeliharaan peralatan menjadi hal
penting bagi perusahaan terutama industri manufaktur. Ketidaktersediaan suku cadang
mengakibatkan potensi terjadinya breakdown peralatan yang berdampak pada biaya atas
waktu henti peralatan. Sebaliknya, kelebihan persediaan mengakibatkan biaya
penyimpanan yang cukup tinggi dan terjadinya dead stock material yang belum
dimanfaatkan. Selain itu perusahaan harus mampu mengelola material persediaan agar
tetap terjaga kualitasnya sehingga siap digunakan kapanpun material dibutuhkan.
Pengelolaan suku cadang melibatkan baik aspek pemeliharaan maupun aspek persediaan
karena keduanya saling berhubungan. Dalam penelitian ini akan dibahas klasifikasi
berdasarkan kedua aspek tersebut. Klasifikasi dibagi menjadi dua tahapan, yang pertama
adalah klasifikasi suku cadang berdasarkan fungsinya dalam suatu peralatan, dilanjutkan
dengan klasifikasi berdasarkan dampaknya terhadap produksi, health, safety, dan
environment menggunakan risk assessment matrix. Tahap kedua, klasifikasi multi kriteria
menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) berdasarkan kriteria lead time, unit
price, probability of failure, dan availability of equipment. Kedua tahapan ini akan
dikombinasikan dalam decision diagram untuk mengetahui criticality level suku cadang.
Metodologi ini dikembangkan di salah satu industri pengolahan minyak di Indonesia dan
dapat diimplementasikan sebagai langkah dalam menetapkan kebijakan persediaan. Hasil
penelitian menunjukkan, dengan pengembangan metodologi tersebut dapat diketahui
tingkat kekritisan suku cadang sehingga dapat ditentukan prioritas penyediaannya di
gudang.

Management of spare parts in maintenance activities is indispensable for companies. The
insufficiency of spare part, resulting in equipment failures which has an impact on costs.
Otherwise, inventory excess may result in high storage costs and dead stock of materials.
The company should be able to manage the inventory level so that their quality is
maintained. Spare part management involves both maintenance and inventory aspect
because they are interrelated. In this research, we determine how to classify spare parts
considering these two aspects. This classification is divided into two parts; classification
based on the function of spare parts and impact in terms of production, health, safety, &
environment using risk assessment matrix; and multi-criteria classification using
Analytical Hierarchy Process with the criteria of lead time, unit price, probability of
failure, and availability of equipment. Then combined in decision diagram to determine
the criticality level of the spare part. The methodology was developed in the oil processing
industries in Indonesia and can be implemented as a step in establishing inventory
management policies. From the research, it is known that the development of the
methodology can obtain the criticality level of spare parts so that the priority of supply
can be determined"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dicki Setiawan
"Dengan semakin pentingnya keamanan informasi seiring dengan perkembangan teknologi informasi, terutama pada organisasi dengan tingkat kerahasiaan informasi yang tinggi, Information Security Risk Assessment (ISRA) merupakan salah satu upaya untuk mengetahui potensi risiko dan ancaman informasi yang akan dihadapi oleh organisasi di masa depan.
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu pendekatan kuantitatif yang dapat digunakan untuk ISRA ini dengan melakukan perbandingan berpasangan kriteriakriteria penting untuk melakukan assessment dan mengukur kriteria secara menyeluruh serta menghilangkan bias subjektif dalam menilai kriteria. Pemanfaatan logika fuzzy dalam assessment ini agar pengukuran semakin mendekati penilaian manusia karena terdapat faktor yang belum pasti dalam assessment seperti nilai aset.
Hasil dari penelitian ini menunjukan pada STO, aset yang menjadi prioritas adalah aset Data/Informasi dengan persentase 60,77%. Data mengenai Log File merupakan sub kriteria prioritas dengan persentase 19,62%. Alternatif utama yang dicapai untuk kemanan informasi STO adalah Confidentiality dengan persentase 47,58%.

With the growing importance of information security in line with the development of information technology, especially in organizations with a high level of confidentiality of information, Information Security Risk Assessment (ISRA) is an effort to identify potential risks and threat information that will be faced by the organization in the future.
Analytical Hierarchy Process (AHP) is a quantitative approach that can be used for this ISRA to perform pairwise comparisons important criteria for assessing and measuring the overall criteria and eliminate subjective bias in the judging criteria. Utilization of fuzzy logic in this assessment so that measurement closer to human decisions because there are uncertain factors in the assessment of such assets.
This paper describes the design do ISRA using Fuzzy AHP. The result shows that on STO, priority asset is asset data / information with a percentage of 60.77%. Log File is the most priority sub-criteria with a percentage of 19.62%. The main alternative of information security to be achieved by STO is Confidentiality with the percentage of 47.58%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Lazuardhi
"ABSTRAK
Perkembangan industri otomotif Indonesia terus berkembang, diperlukan
teknologi yang mumpuni untuk dapat menghasilkan produk secara masal. Namun
hal ini yang menjadi hambatan bagi perusahaan pemilik modal dalam negeri
Indonesia untuk dapat bersaing. Dimana perusahaan-perusahaan ini memiliki
keterbatasan keuangan dalam memenuhi teknologi yang canggih. Untuk
menghasilkan produk secara masal dibutuhkan tool pendukung. Umumnya proses
pembuatan tools ini dilakukan secara inhouse atau outsource
Kunci dalam mengatasi permasalah pada perusahaan-perusahaan ini adalah
memanfaatkan supply chain yang tepat dalam pengadaan atau pembuatan tools.
Supply chain yang diambil adalah proses gabungan antara inhouse dan outsource.
Gabungan teknik inhouse dan outsource ini menjadi andalan, dimana kekurangan
dan kelebihan perusahaan dapat teratasi. Pada pembuatan tools terdapat 3 proses,
yaitu proses design, machining dan uji coba. Penelitian ini menggunakan metode
analytical hierarchy process dalam pembobotan kriteria, sub kriteria dan alternatif
proses pada pemilihan proses pembuatan tools. Hasil menujukan bahwa prioritas
pertama adalah hanya proses design yang dilakukan secara outsource dan proses
yang lainnya dilakukan secara inhouse.

ABSTRACT
Automotive industrial in Indonesia develops day by day. It needs good technology
to get good and massive production. However, it would be an obstacle for
domestic investor with their financial limitation to compete with tthe foreigner
with their technology. They need supported tools to produce massive products.
Generally, the produce tools by inhouse or outsource
The key to solve this issue for those companies is utilizing a proper supply chains
for procurement or tool making. Selected supply chain is a combination process
between inhouse and outsource. This tecnique would be a pledge the companies.
In toool making, there are three process, designing, machining, and trial. This
reserach uses analyticial hierarchy process method in criteria measurement, sub
criteria and alternative process in selection of tool making. The result shows that
the first priority is oly designing process by outsourcig and in house"
2016
T45639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahma Diana Muhdhor
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh rancangan pengelompokan multi variabel spare part inventory untuk aircraft part menggunakan pendekatan Fuzzy Analytic Hierarchy Process (FAHP) yang mudah diaplikasikan dan mempermudah dalam pengelolaan dan penentuan kebijakan terhadap inventori spare part berdasarkan pengelompokannya. Pengelompokan inventori ini dilakukan berdasarkan 5 kriteria utama yaitu criticality, lead time, demand pattern, supplier sourcing dan unit price. Hasil penelitian menunjukkan criticality mempunyai bobot prioritas tertinggi dalam pengelompokan inventori. Penggunaan metode Fuzzy AHP terbukti dapat memberikan hasil yang reliable karena dapat mengakomodasi subjektifitas dalam pengambilan keputusan.

This research is aimed at gaining classification design of multi-criteria spare part inventory for aircraft part using Fuzzy Analytic Hierarchy Process (FAHP) approach which can be applied easily as well as facilitate the management and the determination of policy toward spare part inventory based on the classification. The inventory classification carried out is grounded on 5 main criteria e.g. critically, lead time, demand pattern, supplier souring, and unit price. The study result indicates that critically shows the highest quality of priority in inventory classification. Fuzzy AHP method proves to be able to give a reliable result because it can accommodate subjectivity in a decision making.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahfudh Asy`ari
"Industri minyak dan gas memiliki peran penting dalam penerimaan pendapatan negara dan ketahanan energi nasional. Peralatan dan instalasi adalah komponen utama dalam proses pengolahan minyak dan gas. Jaminan keselamatan, keamanan dan keandalan peralatan dan istalasi harus dijaga agar terwujud suasana aman, efektifitas, efisiensi dan keandalan. Inspeksi keselamatan peralatan dan instalasi dapat dilakukan secara berkala berdasarkan periode tertentu atau berdasarkan hasil analisis risiko. Peraturan ESDM No. 18 tahun 2018 tentang Pemeriksaan Keselamatan Instalasi dan Peralatan pada Kegiatan UsahaMinyak dan Gas Bumi, menyatakan bahwa peralatan dan instalasi yang telah melampaui rentang masa desain, masih dapat digunakan setelah dilakukan evaluasi penilaian sisa umur layan dan dinyatakan masih dapat diperpanjang umur masa pemakaiannya. Evaluasi penilaian sisa umur layan dapat dilakukan oleh lembaga enjinering yang telah memiliki ijin dari Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Penelitian ini menggunakan metode Analitical Hierarchy Process untuk menentukan lembaga enjinering yang akan dipilih untuk melakukan pekerjaan penilaian sisa umur layan peralatan dan instalasi minyak dan gas. Kriteria dan sub-kriteria diambil dari referensi jurnal kemudian divalidasi oleh para ahli dari perusahaan jasa inspeksi, asosiasi, akademisi dan perusahaan minyak dan gas.

Oil and gas industry has an important role inreceiving state revenues andnational energy endurance. Equipment and installation are the main components of the oil and gas processing. Safety, security and reliability of equipment and installation guarantees must be maintained to realize safe, effective, efficient and reliable. Safety inspection of operating equipment and installations can be conducted periodically based on certain period or the results of a risk analysis. ESDM Regulation No. 18 of 2018 concerning Safety Inspection of Installation and Equipment in Oil and Gas Business Activities, state that equipment and installations that have extended the design life span can still be used after evaluating the remaining life assessment and are declared to have extended service life. The evaluation of the remaining life assessment can be carried out by the Engineering copanies which already has a permit form from the Director General of Oil and Gas. This research usess the Analytical Hierarchy Process method to determine which engineering companies will be selected to carry out work the remaining life assessment of oil and gas equipment and installation. Criteria and sub-criteria are taken from journal references which are then validated by experts from inspection service companies, associations, acdemics and oil and gas companies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geunta Geumasih Sifa
"PT. A adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri telekomunikasi di Indonesia. PT. A memiliki produk fisik berupa sim card yang digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dalam produksinya PT. A mengandalkan seluruhnya kepada pihak ketiga atau vendor. Hal tersebut membuat penting bagi PT. A untuk melakukan manajemen risiko. Pada penelitian ini PT. A memiliki enam permasalahan utama yang berdampak pada 10 akibat. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mencegah permasalahan tersebut terjadi dengan melakukan analisis pada ke seluruhan aliran rantai pasok PT. A. Identifikasi menunjukan bahwa terdapat 20 tahapan pada proses bisnis PT. A yang memiliki 53 risk event dan 80 risk agent. Hasil pengolahan dari HOR fase 1 didapatkan 16 risk agent prioritas yang akan ditanggulangi oleh PT. A dengan melakukan identifikasi terhadap preventive action. Identifikasi menunjukan terdapat 17 preventive action yang dapat mitigasi risk agent prioritas. Hasil pengolahan HOR fase 2 didapatkan empat preventive action prioritas dan akan dilakukan pembobotan dengan menggunakan AHP dengan kriteria yang telah ditentukan. Hasil pembobotan AHP adalah preventive action prioritas yang memenuhi ketiga kriteria.

PT. A is a company engaged in the telecommunications industry in Indonesia. PT. A has a physical product in the form of a sim card that is used by all Indonesian people. In the production of PT. A rely entirely on third parties or vendors. This makes it important for PT. A to do risk management. In this study PT. A has six main problems that have 10 effects. Based on this, this study aims to prevent these problems from occurring by analyzing the entire supply chain fl ow of PT. A. Identification shows that there are 20 stages in the business process of PT. A which has 53 risk events and 80 risk agents. The results of the processing of HOR phase 1 obtained 16 priority risk agents which will be handled by PT. A by identifying the preventive action. Identification shows that there are 17 preventive actions that can mitigate priority risk agents. The results of HOR phase 2 processing obtained four priority preventive actions and will be weighted using AHP with predetermined criteria. The results of the AHP weighting are priority preventive actions that meet the three criteria.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafif Difa Pagansa
"Penelitian ini mengkaji pemilihan pemasok dalam konteks perusahaan penyedia kapal untuk kegiatan ekspor atau impor migas menggunakan pendekatan gabungan antara metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi perusahaan saat proses docking kapal yang disebabkan oleh pemasok, yang mengakibatkan kendala dalam proses tersebut. Untuk itu, diperlukan pemilihan pemasok terbaik yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh perusahaan. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kondisi perusahaan, harga, waktu antar, fleksibilitas, pengiriman, kualitas, dan pelayanan. Metode AHP digunakan untuk menentukan bobot dari setiap kriteria yang relevan. Hasil pembobotan yang diperoleh dari AHP kemudian digunakan dalam perhitungan menggunakan metode TOPSIS untuk menentukan pemasok terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasok terbaik adalah pemasok ketiga, dengan bobot 0.78.

This research examines supplier selection in the context of a ship provisioning company for oil and gas export or import activities using a combined approach of Analytical Hierarchy Process (AHP) and Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). The company faces several issues during the ship docking process caused by suppliers, leading to constraints in the process. Therefore, it is necessary to select the best supplier according to the company's desired criteria. The criteria used in this study include company condition, price, delivery time, flexibility, delivery, quality, and service. The AHP method is utilize to determine the weights of each relevant criterion. The weighting results obtained from AHP are then use in the calculations using the TOPSIS method to determine the best supplier. The research findings indicate that the third supplier is the best with a weight of 0.78."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oksa Angger Dumas
"Dalam dunia perawatan, line stop adalah salah satu dari banyak ancaman yang dapat memberikan kerugian besar bagi dunia industri. Line stop terjadi karena kerusakan sebagian komponen sementara suku cadang tidak siap stok. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan lebih banyak waktu untuk mendapatkan suku cadang dari pemasok, sehingga dapat membuat kerugian yang lebih besar. Di sisi lain, jika perusahaan menyediakan lebih banyak suku cadang daripada yang dibutuhkan, itu akan menghadapi biaya persediaan yang lebih tinggi. Pertukaran ini dapat diselesaikan melalui sistem persediaan yang efektif dengan menentukan klasifikasi dan prioritas suku cadang yang lebih baik, serta menghitung tingkat stok optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan metode klasifikasi suku cadang yang efektif menggunakan Multi Criteria Decision Making (MCDM). Analytical Network Process (ANP) dan Multi Attribute Spare Tree Analysis (MASTA) digunakan sebagai metode MCDM untuk klasifikasi suku cadang, karena keunggulannya pada kemungkinan memperhitungkan faktor-faktor yang lebih potensial dan tidak berwujud yang mempengaruhi klasifikasi/strategi inventaris suku cadang.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan metode inventaris baru sebagai hasil dari klasifikasi suku cadang dengan kombinasi antara ANP dan MASTA, dan kemudian menetapkan tingkat stok yang tergantung pada hasil klasifikasi yang telah disebutkan sebelumnya.

In the maintenance world, line stop is one of many threats that can give a big loss to the industrial world. Line stop occurs due to a partial breakdown of the components while the spare parts is not readily stock. Therefore, the company needs more time to get the spare parts from the suppliers, hence it can make a bigger loss. On the other hand, if the company stocks more spare parts, it will face a higher inventory cost. This trade-off can be solved through an effective inventory system by determining a better spare parts classification and prioritization, as well as calculating the optimum stock level.
This study aims to propose an effective spare parts classification method using a Analytical Network Process and Multi-Criteria Decision Making (MCDM). An Analytical Network Process (ANP) and  Multi-Attribute Spare Tree Analysis (MASTA) are used as the MCDM method for spare parts classification, due to its advantage on possibility to take into account more potential and intangible factors influencing the spare parts classification/inventory strategies such as.
The result of this research is expected to give a new inventory method as a result of spare parts classification with combination between ANP and MASTA, and then setting stock level which depends on the result of classification that already mentioned before.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edbert Santoso
"ABSTRAK
Penerapan sistem manajemen yang berhasil dapat memberikan keuntungan internal dan eksternal bagi organisasi atau institusi yang mengadopsinya. Dalam proses implementasi sistem manajemen lingkungan, banyak kriteria yang harus ditentukan agar Sistem tersebut berhasil diimplementasikan.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pemilihan terbaik dalam menentukan faktor kritis yang mempengaruhi adaptasi sistem manajemen lingkungan ISO 14001.Penelitian ini dilakukan dengan metode AHP dengan penilaian dari 3 orang ahli dalam bidang sistem manajemen lingkungan. Dari 19 kriteria alternatif yang ada, didapatkan bobot terbesar adalah pada Konservasi Energi, Kesiapsiagaan Darurat, Pengolahan Limbah, Komitmen Karyawan, dan Daur Ulang Limbah. Subjek penelitian yang berbeda berpengaruh pada tingkat kepentingan yang didapatkan.
ABSTRACT
Conservation, Emergency Preparedness, Waste Treatment, Employee Commitment, and Waste Recycling. The research subject have an absolute factor that could cause a different importance of criteria."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gobel, Rahmat Ihsan
"[ABSTRAK
Penelitian ini mengaplikasikan metode Quality Function Deployment dan Analytical Hierarchy Process pada produk air conditioner tipe YC-CS9NKJ yang diproduksi oleh Panasonic Indonesia. Tujuan utama dari penelitian dalam skripsi ini adalah mengidentifikasi kebutuhan dan prioritas konsumen terhadap produk air conditioner secara umum untuk dijadikan sebagai dasar dalam menentukan prioritas pengembangan dari setiap atribut teknis produk tersebut, sehingga dapat menghasilkan produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan prioritas konsumen air conditioner secara tepat.
Penelitian secara garis besar menjelaskan penerapan metode Quality Function Deployment dalam mengidentifikasi atribut kebutuhan yang ada untuk kemudian prioritasnya akan ditentukan melalui metode Analytical Hierarchy Process. Hasil yang diperoleh, lebih lanjut akan diolah dengan matriks House of Quality untuk dihubungkan dengan setiap atribut teknis yang ingin dikembangkan dari produk.
Dari berbagai data yang diperoleh sebagai input dalam pengolahan data penelitian, didapatkan hasil penelitian bahwa pengembangan pada atribut kinerja dan fitur penekan konsumsi daya listrik dari penggunaan produk menjadi pengembangan yang memiliki prioritas paling tinggi untuk dilakukan agar dapat memenuhi prioritas kebutuhan konsumen. Penelitian ini juga berhasil mengidentifikasi berbagai atribut kebutuhan konsumen lainnya beserta prioritasnya terhadap produk air conditioner secara umum yang juga dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pengembangan produk. Lebih jauh, penelitian ini juga memberikan implikasi manajerial serta saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya.

ABSTRACT
;This study is implementing the methods of Quality Function Deployment and Analytical Hierarchy Process on air conditioner product type CS-YC9NK which is produced by Panasonic Indonesia. The main objective of the research in this study is to identify the customer requirements and priorities on air conditioner product in general which is going to become the foundation of determining the development priority on every technical attribute of the product, therefore it will able to deliver a product which satisfies customer requirement and priorities on air conditioning precisely.
Generaly the research is describing the implementation of Quality Function Deployment method in identifying the available requirement attribute, which the priorities is going to b determined by the Analytical Hierachy Process method. After ward, the result will be calculated inside the House of Quality matrix to be connected to each technical attributes which is subjected to product development.
From various data which are obtained as input during research and data calculation, can be concluded that development on performance and features to reduce electrical power consumption during product utilization become the highest priority to be performed in order to satisfy the customer requirement priorities. This research also successfully intended various of other customer requirement attributes, together with priorities on air conditioner product in general which may also be utilized for product development considerations. Furthermore, this research has provided managerial implications and recommendations for company and for further research.
, This study is implementing the methods of Quality Function Deployment and Analytical Hierarchy Process on air conditioner product type CS-YC9NK which is produced by Panasonic Indonesia. The main objective of the research in this study is to identify the customer requirements and priorities on air conditioner product in general which is going to become the foundation of determining the development priority on every technical attribute of the product, therefore it will able to deliver a product which satisfies customer requirement and priorities on air conditioning precisely.
Generaly the research is describing the implementation of Quality Function Deployment method in identifying the available requirement attribute, which the priorities is going to b determined by the Analytical Hierachy Process method. After ward, the result will be calculated inside the House of Quality matrix to be connected to each technical attributes which is subjected to product development.
From various data which are obtained as input during research and data calculation, can be concluded that development on performance and features to reduce electrical power consumption during product utilization become the highest priority to be performed in order to satisfy the customer requirement priorities. This research also successfully intended various of other customer requirement attributes, together with priorities on air conditioner product in general which may also be utilized for product development considerations. Furthermore, this research has provided managerial implications and recommendations for company and for further research.
]
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>