Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170672 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Wahyu Anggrainy
"Diminutif dalam bahasa Belanda menggunakan penambahan sebuah sufiks -tje, -etje, -je, -pje, atau -kje. Variasi sufiks diminutif bergantung pada kata dasar. Sebuah kata setelah mendapatkan sufiks diminutif memiliki makna yang berbeda dari kata dasarnya. Penelitian ini mengkaji jenis kata yang dihubungkan dengan sufiks diminutif, syarat penggunaan diminutif, dan makna diminutif yang terdapat dalam buku cerita anak kelas A, B dan C. Tujuan dari penelitian ini menemukan perbedaan atau persamaan jenis makna sufiks diminutif yang digunakan dalam buku cerita anak kelas A, B dan C. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan pandangan dari Staverman mengenai jenis makna diminutif. Hasil dari penelitian ini ditemukan 76 kata diminutif, 65 kata mengandung makna diminutif dan 11 kata tidak mengandung makna diminutif. Terdapat makna diminutif yaitu makna pengecil, makna merendahkan diri, makna penghinaan atau merendahkan orang lain, makna penghargaan, dan makna kemesraan.

Diminutive in Dutch uses the addition of a suffix -tje, -etje, -je, -pje, or -kje. The suffix diminutive variation depends on the base word. A word after getting a suffix diminutif has a different meaning from the basic word. This study examines the types of words associated with the suffix diminutive, the terms of use of the diminutive, and the meaning of the diminutive contained in children's story books for grades A, B and C. A, B and C. The approach of this study were qualitative and quantitative by using Staverman's view of the types of diminutive meanings. The results showed that 76 words containing diminutives, 65 words containing diminutive meanings and 11 words containing diminutive meanings. There is a diminutive meaning, namely the meaning of shrinking, the meaning of humbling oneself, the meaning of humiliating or degrading others, the meaning of appreciation, and the meaning of intimacy"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wafdane Dyah Prima Jati
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas penggunaan kala presens; imperfectum; perfectum dan plusquamperfectum dalam buku bacaan anak belanda tipe A (6-9 tahun); B (9-12 tahun) dan C (lebih dari 12 tahun). Terdapat enam judul buku yang menjadi korpus penelitian, yaitu: Apenkooien en Propjes Gooien; Met en Poppen Gooien; Bezoek van Mister P; Ik en de Rovers; Honderd Uur Nacht dan Babysit Babes: Chips en Zakgeld. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan studi pustaka. Studi pustaka digunakan untuk mencari sumber teori dan informasi tambahan terkait penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kala yang paling sering muncul dari ketiga buku tersebut adalah imperfectum. Oleh karena itu, dari hasil penelitian tersebut tercetus saran untuk mengajarkan imperfectum pada mahasiswa Program Studi Belanda UI sejak awal pembelajaran dan diberikan secara berulang agar mereka dapat memahami suatu bacaan dengan baik. 

ABSTRACT
The focus of this study is the use of tenses: presens; imperfectum; perfectum and plusquamperfectum in Dutch Childrens Books type A (6-9 years); B (9-12 years) and C (older than 12 years). The purpose of this study is to find the similarities and differences in the use of those four tenses in childrens books and also to find which tense is the most dominant to use. There are six titles of books that are chosen as the corpus of this study, namely: Apenkooien en Propjes Gooien; Met en Poppen Gooien; Bezoek van Mister P; Ik en de Rovers; Honderd Uur Nacht and Babysit Babes: Chips en Zakgeld. This research is quantitative descriptive-theory with literature study. Literature study is used to find some theoretical sources and additional informations related to this research. The result of this study is that imperfectum gets the highest number of percentage. The researcher suggests that the imperfectum-tense should be taught early and more often to the students, which can help students to easily understand the content of a story well."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cisilya Veronika Walten
"Adjektiva deverbal bersufiks -baar dan merupakan suatu gejala bahasa biasa yang dapat dengan mudah dimengerti oleh penutur asli. Namun tidaklah demikian halnya bagi penutur asing. Ada kendala-kendala tertentu yang dapat mempengaruhi sehingga suatu verba dapat berkombinasi dengan sufiks -baar dan -Iijk atau salah satu dari kedua sufiks tersebut. Skripsi ini membahas kendala morfologis dan semantis bentuk dasar adjektiva deverbal bersufiks -baar dan -lijk serta nilai kategori dan ciri-ciri fonologis adjektiva deverbaal bersufiks -baar dan -lijk. Adjektiva bersufiks -baar dan -Iijk merupakan adjektiva yang produktif karena dapat membentuk adjektiva dalam jumlah yang tidak terbatas..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S15777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Relita
"Relita. Perian Makna dalam Reduplikasi Nomina Dasar dan Reduplikasi Nomina Bersufiks -an. (Di bawah bimbingan Felicia N. Utorodewo, S.S., M.Si.) Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1994. Tulisan ini menyoroti dua hal yang berkaitan dengan reduplikasi nomina dasar dan reduplikasi nomina bersufiks -an. Pertama, memerikan komponen makna dalam kaitannya dengan reduplikasi nomina dasar dan reduplikasi nomina bersufiks -an; kedua, melihat keterikatan komponen makna reduplikasi nomina tersebut dengan konteks gramatikalnya. Pengumpulan data dilakukan melalui pencatatan kalimat-kalimat yang mengandung reduplikasi nomina dasar dan reduplikasi nomina bersufiks -an majalah mingguan Tempo; rentang waktu Juli 1992 -- November 1992, karya-_karya ilmiah, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988). Kemudian dilakukan pengklasifikasian data, dan data-data tersebut dianalisis. Pembahasan komponen dalam kaitannya dengan reduplikasi nomina dasar dan reduplikasi nomina bersufiks -an, menghasilkan kesimpulan bahwa reduplikasi menyebabkan nomina dasar mengalami perubahan komponen makna dan komponen makna pada sebuah bentuk reduplikasi sangat bergantung pada konteks gramatikalnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukiati
"Akhiran Y?, S?, dan RASHII adalah merupakan salah satu dari sekian banyak unsur bahasa Jepang. Secara lek_sikal (artinya yang berhubungan dengan kamus), ketiga ak_hiran Y?, S?, dan RASHII memiliki arti yang sama yaitu. kelihatannya, tampaknya, agaknya, sepertinya. Se_dangkan secara semantis (artinya yang berhubungan dengan makna yang terkandung di dalam sebuah kata, bahkan kali-mat/teks), di antara ketiga akhiran tersebut, terdapat perbedaan. Tujuan penulis adalah mencoba menjelaskan mak_na apa sebenarnya yang terkandung di dalam ketiga akhiran tersebut di atas, dengan suatu harapan bahwa isi skripsi ini dapat menjadi suatu pengetahuan tambahan bagi pembaca. Sebagai landasan teoritis, penulis menggunakan teori dari peneliti dan ahli linguistik bahasa Jepang yaitu Matsuo Soga/Noriko Matsumoto dan Anthony Alfonso. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan metode kepustakaan (artinya melalui bahan-bahan tertulis/buku), dan sebagai sumber data-data, penulis menggunakan buku-buku pelajaran bahasa Jepang Nihon Go I dan Nihon Go II. Setelah melakukan analisa data, hasil akhir yang pe_nulis peroleh adalah adanya persamaan dan perbedaan di antara ketiga akhiran Y?, S?, dan RASHII tersebut. Persamaan : semuanya merupakan suatu prasangka/dugaan. Perbedaan : terletak pada derajat kepastian akan kebenaran prasangka atau dugaan itu. Jika kita urutkan menurut derajat kepastian nya adalah sebagai berikut :(1) Akhiran RASHII (2) Akhiran Y? (3) Akhiran S?"
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husni Pratama
"Sufiks -er pada bahasa Jerman merupakan salah satu dari sekian banyak afiks yang produktif dalam pembentukan nomina. Berdasarkan pengalaman dalam mempelajari bahasa Jerman, penulis beranggapan bahwa ada kesepadanan antara sufiks -er pada bahasa Jerman dan prefiks pe- pada bahasa Indonesia. Terhadap kedua afiks tersebut dilakukan suatu penelitian untuk melihat sejauh mana adanya kesepadanan makna semantis antara keduanya. Untuk mendukung analisis kontrastif tersebut juga dilakukan karakterisasi proses morfologis dengan sufiks -er dan prefiks pe-.
Dalam penelitian ini digunakan dua sumber utama, yaitu: Wortbi1dung der deutschen Gegenwartssprache (Wolfgang Fleischer, 1983) untuk bahasa Jerman dan Pembentuksn Kata dalam Bahasa Indonesia (Harimurti Kridalaksana, 1989) untuk bahasa Indonesia. Kedua afiks tersebut masing-masing dijabarkan dan dianalisis secara terpisah, baik dari segi morfologis maupun dari segi makna semantis. Hasil analisis yang didapatkan digambarkan dalam bentuk tabel. Pada analisis kontrastif diperlihatkan perbedaan-perbedaan karakteristik sufiks -er dan prefiks pe-.
Dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses morfologis dengan sufiks -er pada bahasa Jerman bersifat paradigmatis; sedangkan proses morfolo_gis dengan prefiks pe- pada bahasa Indonesia merupakan proses morfologis yang bertahap/bertingkat. Perbandingan klasifikasi leksem memperlihatkan bahwa pada bahasa Jerman leksem yang dibentuk dari verba, frase verbal, nomina, frase nominal, numeralia dan ajektiva dapat mengalami proses morfologis dengan sufiks -er dan pada bahasa Indonesia hanya verba, frase verbal dan ajektiva yang dapat mengalami proses morfologis dengan prefiks pe-. Secara semantis, sufiks -er dan prefiks pe- tersebut berpadanan untuk nomina agentis, nomina patientis, nomina instrumenti dan nomina verbal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denys Rizkiana
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas peran prefiks pada kata kerja bahasa Rusia. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis dengan menggunakan sumber data berupa cerpen ? ? Hozjain I Rabotnik lsquo;Majikan dan Pelayan rsquo; dan Nabeg karya Leo Tolstoy. Teori yang digunakan adalah teori pembentukan kata kerja oleh Svedova dalam Akademi Nauk, 1980, Popov 1986, dan Rozental 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran prefiks pada kata kerja bahasa Rusia. Hasil penelitian menunjukan bahwa prefiks pada kata kerja bahasa Rusia memiliki tiga peran yang ditemukan dalam sumber data. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa setiap prefiks memiliki makna yang berbeda-beda.

ABSTRACT
This thesis discusses about role of prefixes in russian verb. This research is analitical descriptive method. Data obtained from short stories, Hozjain I Rabotnik lsquo Master and Man rsquo and Nabeg lsquo The Raid rsquo .The analysis uses theory of word formation by Svedova 1980, Popov 1986, and Rozental 2010. This study aims to describe role of prefixes in russian verb. The results of research shows that there are three roles of prefixes in Russian verbs founded in these short stories. Futhermore, the meaning of prefixes can be different each others. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oxye Dara Tri Janah
"Skripsi ini memaparkan tentang perbedaan kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Mandarin yang menggunakan adverbia yibian ... yibian dengan yang menggunakan sufiks zhe sebagai penghubung subordinatif secara sintaktis dan semantis. Secara sintaktis kedua bentuk kalimat majemuk bertingkat ini memiliki perbedaan dalam struktur kalimatnya, sedangkan secara semantis diperoleh perbedaan jenis verba yang digunakan dan hubungan semantis kedua verbanya. Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis verba pada kalimat yibian ... yibian semuanya adalah verba perbuatan, sedangkan pada kalimat zhe berupa verba perbuatan dan verba penunjuk sikap. Perbedaan verba perbuatan dalam kedua bentuk kalimat ini didasarkan pada kuat-lemahnya sifat kedinamisannya.

This thesis explains the differences among two complex sentences that use adverb yibian ... yibian and suffix zhe as a subordinative linking syntactically and semantically. These two complex sentences syntactically have a difference in their sentence structure, and semantically have a protruding difference in the verb usage and its semantic relations. Analysis and result pinpoints that a verb in sentence with adverbial yibian ... yibian is known as an activity verb, while a verb in another sentence with suffix zhe is defined as a verb of posture. The verbs in these two type of sentences are underpinned by the intensity of the their dynamic properties."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyah
"ABSTRAK
Skripsi ini mernhahas tentang bacaan anak islami yang diterbitkan oleh penerbit Mizan antara tahun 1996-2000 khususnya sari Dongeng Sebelum Tidur (DST) dan seri Cerita Balita (CB). Penulis mengambil tema ini karena bacaan anak terutama bacaan anak isiari, pada perkembangannya memainkan peran yang cukup penting. Ini bukan sekedar bacaan yang menambah pengetahuan dan pengalaman anak tetapi juga memberikan nilai-nilai luhur, nilai-nilai yang baik dan nilai-nilai yang islami. Dan apakah ini sudah dirajut dalam sebuah cerita yang menarik dan menyenangkan untuk anak? Untuk itu penulis mengkajinya melalui elemen penceritaan bacaan anak yang meliputi latar, alur, tokoh, tema, gaya penceritaan, ilustrasi, jenis dan bentuk penyajian bacaan anak.
Skripsi ini merupakan hasil penelitian pustaka atau kajian dokumen. Metode yang digunakan adalah content analysis atau analisis isi dokumen. Informasi yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui buku, artikel majalah, laporan penelitian dan internet.
Berdasarkan penelitian ini dapat dikatakan bahwa perkembangan produk Mizan selama sepuluh tahun ini mengalami kemajuan yang cukup pesat. lni terlihat dari ragam produk yang semakin banyak dan kualitas penyajian yang meningkat. DST dan CB pada dasarnya dikemas dalam bentuk Picture Story Book. Bila CB dikemas dalam Wordless Picture Book, tidak akan terdapat kata atau kalimat cerita. Kekurangan yang nampak jelas pada DST adalah penyajian ilustrasi cerita yang belum digarap secara menarik. Begitupun CB, ilustrasinya masih terkesan kosong dengan warna-warna yang kalem dan kurang berani. Pada DST dan CB, gaya ilustrasi yang digunakan kurang beragam. Penampilan tokoh utama DST dan CB masih bersifat datar yakni hanya menampilkan satu sisi saja dari tokoh cerita apakah itu yang baik atau yang buruk saja dan juga masih terasa adanya kesan menggurui dengan adanya petunjuk untuk orang tua. Namun demikian tema yang diangkat pada DST dan CB sudah beragam dengan gaya penceritan yang ringan dan mudah dipahami anak. Pada CB penceritaan tidak menggunakan gaya langsung atau sudut pandang orang pertama yang cocok untuk anak.

"
2001
S15121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirta Nuril Maghfiroh
"ABSTRAK
Kata Emosi Positif dalam Buku Cerita Anak Bermain Bersama Tini Seri 1 mdash;5oleh, Mirta Nuril MaghfirohProgram studi Sastra Indonesia, 1406613290Makalah yang berjudul ldquo;Kata Emosi Positif dalam Buku Cerita Anak Bermain Bersama Tini Seri 1 mdash;5 rdquo; mendeskripsikan kemunculan kosakata emosi asyik, gembira, senang, tenang, lega, dan puas yang masuk ke dalam medan makna senang dan kata emosi suka yang masuk ke dalam medan makna suka. Kata emosi positif yang masuk ke dalam medan makna senang dan suka merupakan kata emosi yang paling sederhana dan paling banyak frekuensi kemunculannya dalam buku cerita anak Bermain Bersama Tini Seri 1 mdash;5.Penelitian pada makalah ini termasuk dalam penelitian bidang Semantik yang bertujuan untuk menjelaskan kolokasi makna kata emosi asyik, gembira, senang, tenang, lega, puas, dan suka. Data yang dihimpun merupakan kosakata emosi dari buku cerita anak Bermain Bersama Tini Seri 1 mdash;5 yang dijadikan sebuah korpus dengan menggunakan software antconc. Kemudian, data tersebut dianalisis untuk menemukan kolokasi semantik kata emosi asyik, gembira, senang, tenang, lega, puas, dan suka.Kata kunci: cerita anak; kata emosi; kolokasi semantik; korpus.
ABSTRACT

Positive Emotions in Children 39 s Story Book Bermain Bersama Tini Series 1 mdash 5by, Mirta Nuril MaghfirohProgram studi Sastra Indonesia, 1406613290This paper entitled Positive Emotions in Children 39 s Story Book Bermain Bersama Tini Seri 1 mdash 5 describes the emergence of asyik, gembira, senang, tenang, lega, and puas as positive emotional words that goes into the field of meaning of senang and followed by suka that goes into the field of meaning of suka. This group of positive emotion words that conclude into the field of meaning of senang and suka are most frequently used in children 39 s story books Bermain Bersama Tini Series 1 mdash 5.This research is included as semantic field in linguistics studies specifically to explain the collocation of the meaning of emotion words asyik, gembira, senang, tenang, lega, puas, and suka. The data collected from children 39 s story book Bermain Bersama Tini Series 1 mdash 5 which is made into a corpus using antconc software. After that, the corpus were analyzed to find the semantic collocation of emotion words asyik, gembira, senang, tenang, lega, puas, and suka.Keywords children rsquo s literature corpus emotion words semantics collocation."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>