Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34848 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nguyen, Bao Khac Quoc
"This paper explores the relationship between global wealth and happiness. We employ a bivariate generalized autoregressive conditional heteroskedasti city framework for global wealth and happiness represented, respectively, by FTSE All-World and Twitter's Daily Happiness Sentiment indexes from October 14, 2013 to December 31, 2019. We find that daily changes in happiness significantly mitigate wealth volatility, and daily wealth returns positively affect the changes in happiness sentiment. These findings reveal a spiral transmission in daily changes in happiness sentiment and global wealth volatility and returns. Metaphysically, our findings imply that the relationship between the mind and matter of finance is either materialist or monistically neutral. From alternative perspective, we construct a pseudo portfolio of global wealth and happiness indexes in which the factor of happiness plays a more important role. Thus, a concentration on happiness is preferable for the pursuit of multiple objectives, which essentially include mind and matter."
Amsterdam: Elsevier, 2021
658.15 BIR 21:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pepper, Stephen C.
Berkeley: University of California Press, 1966
110 PEP w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Syabarrudin
"Para pelaku pasar modal di Indonesia saat ini hanya memiliki satu rujukan utama dalam bertransaksi saham-saham syariah, yaitu dengan menggunakan saham-saham Jakarta Islamic Index (JII) yang diluncurkan pertama kali pada tahun 2000. Berdasarkan data historis yang ada, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa portofolio saham, termasuk saham-saham yang berada dalam Jakarta Islamic Index (JII) cenderung berfluktuasi atau volatile. Volatilitas inilah yang kemudian dipahami sebagai salah satu risiko yang harus dihadapi oleh para pelaku pasar modal.
Volatilitas portofolio saham syariah dapat memiliki karakteristik homoskedastik atau hetero skedastik. Volatilitas homoskedastik dapat dihitung dengan menggunakan deviasi standar sedangkan volatilitas heteroskedastik dapat diukur dengan menggunakan pendekatan Risk Metric. Pada tesis ini digunakan metode volatilitas Generalized Amoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) dan Exponential Weighted Moving Average (EWMA).
Risiko ketidakpastian tentang hasil yang akan diperoleh pada masa yang akan datang, sebagai akibat dari kondisi pasar merupakan permasalahan yang sering dipertanyakan oleh para pengambil keputusan. Oleh karena itulah, perlu dilakukan penelitian empiris terhadap karakteristik penyebaran risiko tersebut.
Pada penelitian ini dilakukan studi banding antara kedua model volatilitas tersebut. Studi banding ini perlu dilakukan untuk mendapatkan metode analisis volatilitas yang retail, lebih akurat untuk karakteristik portofolio saham syariah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik volatilitas portofolio saham syariah memiliki pergerakkan volatilitas heteroskedastik secara signifikan. Bentuk pola penyebaran volatilitas antara ARCH-GARCH dan EWMA adalah sama, akan tctapi EWMA berada di bawah grafik ARCH-GARCH. Perbandingan tingkat failure rate dari kedua model yang dipakai dalam penelitian ini menunjukkan bahwa metode ARCH-GARCH lehih akurat dibandingkan EWMA. Sedangkan perbandingan Value at Risk untuk menentukan harga portofolio saham syariah pada T+I membuktikan bahwa EWMA lebih akurat jika dibandingkan dengan metode ARCH-GARCH.

At this moment, almost every capital market players in Indonesia has only one prime benchmark, in making transaction for Sharia' Equities; by using Jakarta Islamic Index (JII) equities launched at 2000. Based on current historical data, it is clear that equities portfolio, included Jakarta Islamic Index (JII) equity, tends to fluctuate or volatile. This volatility is known as one of risks that every capital market players must deal with.
Sharia equity volatility portfolio has homoscedastic or heteroscedastic characteristics. Homoscedastic Volatility can be measured with the use of standard deviation, whereas heteroscedastic volatility can be measured with the use of Risk Metric Method. This thesis will use Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) and Exponential Weighted Moving Average (EWMA) volatility models.
Possible uncertain risks resulted from capital market have been frequently questioned by decision makers. That is where the need of empiric research on the spread of risk characteristic arises.
This research will generate a comparable study between the two of volatility models. This comparable study is inevitable in order to get accurate volatility analysis model for the characteristics of sharia' equities portfolio.
Results from the research show that volatility characteristics of Sharia' equities portfolio have significant heteroscedastic fluctuation. There are identical patterns of dissemination between ARCH-GARCH (1,1) and EWMA, but EWMA is drawn below ARCH-GARCH graphic. Failure rate of equation from both models used in this research shows that ARCH-GARCH models are more accurate than EWMA. And Value at Risk comparison for determine sharia' equities portfolio price at T+ I proves that EWMA is more accurate than ARCH-GARCH.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Gahral Adian
"Metafisika bisa dibilang merupakan disiplin filsafat yang terumit. Disiplin ini berkembang seiring dengan tumbuhnya kesadaran tentang perbedaan antara penampakan dan realitas sesungguhnya; antara opini dan pengetahuan, Disiplin ini berkembang menjadi sebuah tradisi yang kokoh dengan empat asumsi dasar: (a) dikotomi adafpenampakan (b) dikotomi adalperubahan (c) dikotomi ada/seharusnya ada dan (d) dikotomi adalpikiran. Singkatnya, tradisi metafisika selalu berpihak pada ada yang sesungguhnya berlawanan dengan penampakan yang selalu berubah dan semu sebagai fokus konsentrasi para metafisikus.
Tradisi metafisika juga disertai oleh reaksi-reaksi anti metafisika. Reaksi anti metafisika pertama muncul dari murid tercerdas Plato, Aristoteles. Aristoteles menolak metafisika Plato karena terlalu abstrak dan mengabaikan realitas kongkrit. Aristoteles menolak keberpihakan metafisika Plato pada yang universal, transendental, dan ideal menggantinya dengan keberpihakan pada yang individual, kongkret dan indrawi.
Metafisika Yunani Kuno menghasilkan suatu asumsi epistemologis yang mengklaim bahwa pengetahuan manusia mampu memahami realitas sesungguhnya (esensi) sehingga realitas secara total terpahami. Asumsi epistemologis tersebut ditentang oleh Hume yang kemudian mengajukan tesisinya bahwa pengetahuan manusia terbatas pada pengetahuan inderawi.
Kritik Hume diadopsi Kant untuk mereformasi metafisika. Metafisika di tangan Kant dirombak menjadi filsafat antropologi. Artinya metafisika tidak lagi berkutat dengan realitas sesungguhnya (das-Ding-an-sich) melainkan justru pada penelitian pada keterbatasan human faculties dalam memahami realitas sesungguhnya. Benak manusia menurut Kant tidak pasif menerima informasi dari obyek eksternal melainkan aktif memaksakan kategori-kategori-nya pada obyek sehingga menjadi terpahami. Kategori-kategori bisa diibaratkan sebagai kacamata yang selalu kita pakai mempersepsi obyek. Pertanyaan tentang realitas sesungguhnya menjadi tidak relevan lagi.
K1aim metafisika Yunani tentang realitas sesungguhnya memang telah runtuh di tangan Kant, namun hal itu belum cukup karena seperti halnya para filosof sebelumnya, Kant-pun belum bisa secara total melepaskan diri dari tradisi metafisika. Kelemahan Kant adalah ia tetap mempertahankan ego transendental yaitu ego yang terlepas dari konteks keberadaanya dan memutlakkan sudut pandangnya. Dalam hal ini sudut Pandang Kant adalah perspektif Newtonian yang memandang realitas sebagai realitas mekanis - teratur oleh hukum kausalitas. Kelemahan Kant tersebut menjadi titik tolak Heidegger untuk meruntuhkan tradisi metafisika sekali untuk selamanya. Ego transendental Kant dikongkretisasi oleh Heidegger menjadi dasein yang tak pernah berstatus transendental karena selalu berada dalam dunia eksistensial `dimana' ia `hidup', Dasein oleh Heidegger dimaksudkan sebagai kritik terhadap tradisi metafisika kehadiran yaitu metafisika yang memandang obyek sebagai ekstemal-berjarak dari subyek yang berkat status transendentalnya mampu memperoleh pemahaman total-menyeluruh tentang obyek.
Seperti halnya pemikiran filosofis lainnya, pemikiran Heidegger khususnya tentang anti metafisika tak lepas dari kelemahan. Kelemahan Heidegger tersebut terungkap dalam kritik Hannah Arendt dalam bukunya Essays in Understanding (1994) yang kemudian diperkuat oleh pemikiran Richard Rorty. Arendt dan Rorty melihat terdapatnya kecenderungan anti dunia publik dalam pemikiran sederet filosof termasuk Heidegger yang diwarisi dari Plato. Dunia publik oleh pars filosof tersebut dilihat sebagai sesuatu yang mengaburkan, menyembunyikan, dan ilusif sehingga seorang filosof dituntut mengambil jarak darinya demi kebenaran sejati. Keberadaan pemikiran Heidegger dalam tradisi anti dunia publik warisan Plato menunjukkan bahwa ia belum berhasil mengatasi secara tuntas tradisi metafisika Barat karena ia sendiri masih menganut salah satu asumsi dasarnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Loux, Michael J.
London: Routledge, 2002
110 LOU m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bakker, Anton
Yogyakarta: Kanisius, 1992
110 BAK o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vaske, Martin O.
New York: McGraw-Hill, 1963
120 VAS i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Matgioi
Paris : Éditions traditionnelles, 1936
FRE 110 MAT v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Taylor, Richard
New Jersey: Englewood Cliffs : A Simon & Schuster, 1992
110 TAY m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Blackwell Publishing, 1999
110 MET
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>