Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134622 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febby Sitti Nur Rakhmayanti
"Latar belakang: Janji temu perawatan ortodonti merupakan sesuatu yang dianggap penting karena mempengaruhi lama waktu perawatan ortodonti, perawatan ortodonti memerlukan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk menyelesaikan perawatan dengan interval kunjungan rutin 4-6 minggu. Ortodontis merupakan salah satu pekerjaan yang sangat rentan terpapar Covid-19 karena berkontak langsung dengan pasien. Dengan adanya pandemi Covid-19 mempengaruhi segala aspek kehidupan salah satunya adalah psikologis seseorang yaitu kecemasan terhadap terpaparnya virus Covid-19. Kecemasan adalah munculnya sebuah perasaan yang tidak menyenangkan, tidak enak, khawatir dan gelisah pada diri seseorang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, jenis kelamin, dan lingkungan sosial. Belum ada penelitian yang membahas hubungan kecemasan di era pandemi Covid-19 terhadap janji temu perawatan ortodonti di kota kendari. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan mengenai pandemi virus corona terhadap kesediaan untuk menghadiri janji temu perawatan ortodonti. Metode: Penelitian ini dilakukan di Kota Kendari menggunakan metode cross-sectional. Kuesioner dari disebar kepada 72 pasien ortodonti dari beberapa klinik di Kota Kendari, menggunakan kuesioner daring. Hasil: Didapati adanya hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan di era pandemi Covid-19 terhadap janji temu perawatan ortodonti di Kota Kendari dan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan di era pandemi Covid-19 terhadap janji temu perawatan ortodonti di Kota Kendari dilihat berdasarkan usia dan jenis kelamin Kesimpulan: Pandemi Covid-19 terbukti berdampak pada kecemasan pasien menghadiri janji temu perawatan ortodonti kecemasan pasien

Background: Orthodontic care appointments are important because they affect the length of orthodontic care, orthodontic care take months to years to complete with regular visit intervals of 4-6 weeks. Orthodontist is one of the jobs that are very vulnerable to exposure to covid-19 due to direct contact with patients. With covid-19 pandemic affects all aspects of life, one of which is an individual's psychological anxiety against exposure to the covid-19 virus. Anxiety is the appearance of an unpleasant, uncomfortable, worried and restless feeling in a person that is influenced by several factors including age, gender, and social environment. There has been no research that discusses the relationship of anxiety in the covid-19 pandemic era to orthodontic care appointments in the city of kendari. Objective: To determine the relationship of anxiety levels regarding the coronavirus pandemic to the willingness to attend orthodontic care appointments. Method: This research was conducted in Kendari City using cross-sectional method.¬ Questionnaires were circulated to 72 orthodontist patients from several clinics in Kendari City, using online questionnaires. Result: There was a meaningful relationship between anxiety levels in the Covid-19 pandemic era to orthodontic care appointments in Kendari City and there was a meaningful relationship between anxiety levels in the Covid-19 pandemic era to orthodontic care appointments in Kendari City viewed based on age and gender Conclusion: Pandemic Covid-19 proved to have an impact on the anxiety of patients attending orthodontic care appointments of emergency patients."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Risyad Prabowo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kesiapan menghadapi era industri 4.0 berkaitan dengan loyalitas kerja sebelum dan selama pandemi Covid-19 terjadi. Selain itu, penelitian ini juga akan menganalisis hubungan antara tingkat kecemasan dalam menghadapi pandemi Covid-19 dengan besarnya perubahan tingkat kesiapan menghadapi era industri 4.0 dan besarnya perubahan loyalitas kerja. Hal ini dibutuhkan perusahaan untuk mencari tenaga kerja yang tetap loyal kepada perusahaan di masa pandemi Covid-19. Karena variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel laten dan ingin melihat hubungan antar variabel laten, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Partial Least Square (PLS). Data merupakan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang merupakan pekerja aktif yang bekerja di perusahaan-perusahaan di ibukota DKI Jakarta dengan menggunakan metode snowball sampling dan diperoleh sampel sebanyak 228 responden. Hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan positif antara tingkat kesiapan menghadapi era industri 4.0 dengan loyalitas baik sebelum maupun setelah pandemi Covid-19. Selain itu, kesimpulannya adalah terdapat hubungan negatif antara tingkat kecemasan terhadap pandemi Covid-19 dengan tingkat kesiapan menghadapi era industri 4.0. Demikian juga tingkat kecemasan menghadapi era industri 4.0 memiliki hubungan negatif dengan perubahan tingkat kesiapan menghadapi era industri 4.0 pekerja DKI Jakarta. Namun, tingkat kecemasan menghadapi era industri 4.0 memiliki hubungan positif dengan perubahan loyalitas pekerja DKI Jakarta.

This study aims to determine how the level of readiness to face the industrial era 4.0 relates to work loyalty before and during the Covid-19 pandemic. In addition, this study will also analyze the relationship between anxiety levels in the face of the Covid-19 pandemic with the magnitude of changes in the level of readiness to face the industrial era 4.0 and the magnitude of changes in work loyalty. This is needed by companies to seek workers who remain loyal to the company during the Covid-19 pandemic. Because the variables used in this study are latent variables and you want to see the relationship between latent variables, the method used in this study is the Partial Least Square (PLS) method. The data are primary data collected through distributing questionnaires to respondents who are active workers who work in companies in the capital DKI Jakarta using the snowball sampling method and obtained a sample of 228 respondents. The results obtained are that there is a positive relationship between the level of readiness to face the industrial era 4.0 and loyalty both before and after the Covid-19 pandemic. In addition, the conclusion is that there is a negative relationship between the level of anxiety about the Covid-19 pandemic and the level of readiness to face the industrial era 4.0. Likewise, the level of anxiety facing the industrial era 4.0 has a negative relationship with changes in the level of readiness to face the industrial era 4.0 of DKI Jakarta workers. However, the level of anxiety facing the industrial era 4.0 has a positive relationship with changes in the loyalty of DKI Jakarta workers."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Amaliyah
"Anak usia sekolah rentan mengalami kecemasan diakibatkan karena kurangnya kehadiran orang tua dalam mendampingi anaknya dalam tahap tumbuh kembangnya termasuk dalam masa sekolahnya. Hal ini semakin parah akibat adanya situasi pandami COVID-19 yang menyebabkan semua anak usia sekolah harus melakukan segala kegiatan pembelajaran melalui daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pendampingan orang tua dengan kecemasan kecemasan anak usia sekolah pada pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19 di kota Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah metode cross-sectional yang dilakukan pada anak usia sekolah berusia 9-12 tahun di SD Negeri Depok Jaya 1 sebanyak 333 sampel yang dipilih menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan pendampingan orang tua dengan kecemasan anak usia sekolah pada pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19 Di Depok. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa melalui skrining kesehatan mental secara berkala dan mengadakan penyuluhan mengenai peran pendampingan orang terhadap kecemasan anak.

School-aged children are susceptible to experiencing anxiety caused by the limited presence of parents in accompanying their children in their growth and development stages, including during their school years. It has deteriorated due to the COVID-19 pandemic situation which has caused all school-aged children to carry out all learning activities online or through distance learning (PJJ). The study aimed to determine the relationship between parents’ assistance and school-aged childrens’ anxiety in distance learning during the COVID-19 pandemic in Depok City. This research used a cross-sectional method. The samples weref 333 school-aged children aged 9-12 years at SD Negeri Depok Jaya 1 which was selected using purposive sampling. The results showed a positive relationship between parents’ assistance and school-aged children’s anxiety in distance learning during the COVID-19 pandemic in Depok City. The results of this study are expected to improve mental health services through periodic mental health screening and conduct counselling regarding the role of parents’ assistance towards school-aged children’s anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla Laila Nurakbar
"Kematian ibu dapat disebabkan oleh komplikasi, baik saat kehamilan maupun saat persalinan. Asuhan antenatal apabila dilakukan secara rutin dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi tersebut. Pada era Pandemi COVID-19 terjadi peningkatan kematian ibu dan penurunan asuhan antenatal yang dilakukan. Sehingga perlu dilihat apakah ada hubungan antara asuhan antenatal dengan kematian ibu sebelum dan sesudah era pandemi COVID-19. Penelitian dengan desain cross-sectional menggunakan data rekam medis ibu meninggal pada tahun 2018-2021 di Kota Depok yang ditelaah kunjungan antenatal yang dilakukap sebanyak 24 sampel (22 sampel 2020-2021 dan 2 sampel 2018-2019). Analisis bivariat yang digunakan adalah uji chi square dan uji fisher exact test. Analisis bivariat menunjukan tidak terdapat hubungan signifikan antara frekuensi kunjungan antenatal dengan kematian ibu sebelum dan saat era pandemi COVID-19 dengan keterangan risk ratio sebagai berikut: Tidak melakukan ANC (p-value = 0.308, RR = 1.333 (CI 95% 0.757-2.348) dan ANC tidak rutin (p-value = 1.000, RR = 1.10 (CI 95% 0.913-1.326). Tidak ada hubungan bermakna antara kematian ibu pada era sebelum dan saat pandemi COVID-19 dengan frekuensi kunjugan antenatal di Kota Depok.

Maternal death or maternal mortality can be caused by complication during pregnancy or delivery. Antenatal care, if done regularly, can reduce the risk of these complications. In COVID-19 Pandemic Era, there was an increase on maternal mortality and a decrease on antenatal care frequency. So, it is necessary to see whether there is a relationship between antenatal care and maternal mortality before and after the COVID-19 pandemic era. This research is conducted using cross-sectional study of 24 sample (22 during pandemic and 2 before pandemic) collected from clinical record data of death mother at Depok City in 2018-2021). Bivariat analysis is done using chi square test and fisher exact test. Bivariat analysis showed that there were no significant association between antenatal care frequency with the case of maternal mortality before and during COVID-19 Pandemic era, which is shown in the risk ratio: did not do ANC (p-value = 0.308, RR = 1.333 (CI 95% 0.757-2.348) and irregular ANC (p-value = 1.000, RR = 1.10 (CI 95% 0.913-1.326).There were no significant association between antenatalcare frequency with the case of maternal mortality before and during COVID-19 Pandemic era."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amelia Tri Monica
"Infeksi HIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan yang besar di Indonesia. Hingga maret 2021 terdapat sebanyak 427.201 orang yang terinfeksi HIV di Indonesia, sedangkan kasus AIDS dilaporkan sebanyak 131.417. Di Bengkulu pada Januari 2021 hingga April 2022 terdapat 199 kasus HIV/AIDS, 108 diantaranya berasal dari Kota Bengkulu. Secara konsisten jumlah kasus HIV pada remaja dengan kelompok usia 15-24 tahun di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya sejak 2012 hingga saat ini. Oleh karena itu, pencegahan HIV pada remaja perlu menjadi perhatian khusus karena diyakini dapat menjadi kunci penting dalam pengendalian penularan infeksi HIV/AIDS. Pentingnya mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang HIV/AIDS agar dapat meminimalisir resiko terjadinya infeksi HIV sehingga dapat menurunkan jumlah kasus dan tingkat penyebarannya. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif-deskriptif dengan pendekatan cross-sectional melalui survei. Sampel penelitian diambil dari 2 SMA Negeri Kota Bengkulu yang berusia 15-18 tahun dengan jumlah sebanyak 100 sampel. Data dikumpulkan dengan metode cluster sampling melalui pengisian kuesioner. Sehingga telah diketahuinya pengetahuan, sikap, dan perilaku Remaja Kota Bengkulu tentang HIV/AIDS di Era Pandemi Covid-19.

HIV/AIDS infection is still a major health problem in Indonesia. Until March 2021, there were 427,201 people infected with HIV in Indonesia, while AIDS cases were reported as many as 131,417. In Bengkulu from January 2021 to April 2022 there were 199 cases of HIV/AIDS, 108 of them came from Bengkulu City. Consistently the number of HIV cases in adolescents in the 15-24 years age group in Indonesia tends to increase every year since 2012 until now. Therefore, HIV prevention in adolescents needs special attention because it is believed to be an important key in controlling the transmission of HIV/AIDS infection. The importance of knowing the knowledge, attitudes, and behavior of adolescents about HIV/AIDS in order to minimize the risk of HIV infection so as to reduce the number of cases and the rate of spread. This study uses a quantitative-descriptive design with a cross-sectional approach through a survey. The research sample was taken from 2 Bengkulu City Senior High Schools aged 15-18 years with a total of 100 samples. Data were collected by cluster sampling method through filling out a questionnaire. So, the knowledge, attitudes, and behavior of Bengkulu City Adolecents about HIV/AIDS in the Covid-19 Pandemic Era are known"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asra Dewi
"Pandemi Coronavirus disease 19 (Covid-19) berdampak pada komitmen perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan mempengaruhi kualitas asuhan, kepuasan kerja perawat, dan pencapaian tujuan pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi determinan komitmen perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di era pandemi Covid-19. Desain penelitian yang menggunakan pendekatan cross sectional ini melibatkan 221 perawat pelaksana dan ketua tim di dua rumah sakit umum wilayah Kalimantan Barat. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Variabel determinan diukur menggunakan kuesioner dalam bentuk google form yang dikumpulkan secara online. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian mendapatkan determinan komitmen perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di masa pandemi Covid-19 adalah kecerdasan emosional (p=0,001) dan dukungan atasan ) p=0,009), yaitu setiap penambahan satu poin kecerdasan emosional dan dukungan atasan akan meningkatkan komitmen perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sebesar 0,239 kali dan 0,125 kali. Faktor usia, lama kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, dan ruangan unit kerja tidak berhubungan dengan komitmen perawat (p> 0,05). Faktor yang paling berhubungan dengan komitmen perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah kecerdasan emosional. Dari penelitian ini juga didapatkan kemampuan perawat menilai emosi orang lain dan keinginan perawat bertahan pada profesinya merupakan aspek kecerdasan emosional dan komitmen perawat yang masih perlu ditingkatkan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan kompetensi kecerdasan emosional perawat dan membuat strategi dukungan atasan untuk meningkatkan komitmen perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

The Coronavirus disease 19 (Covid-19) pandemic has an impact on the commitment of nurses in giving nursing care and affects the quality of care, nurse job satisfaction, and the achievement of nursing service goals. This study aims to identify the determinants of nurses' commitment in giving nursing care in the era of the Covid 19 pandemic. The research design using a cross sectional approach involved 221 nurses and team leaders at two public hospitals in West Borneo. Sampling was done by simple random sampling technique. The determinant variable was measured using a questionnaire in the form of a google form which was collected online. Data were analyzed using multiple linear regression. The results showed that the determinants of nurses' commitment in giving nursing care during the Covid-19 pandemic were emotional intelligence (p=0.001) and supervisor support (p=0.009), that is, each addition of one point of emotional intelligence and support from supervisor will increase the commitment of nurses in giving nursing care by 0.239 times and 0.125 times. Factors of age, length of work, gender, education level, marital status, and work unit room were not related to nurse commitment (p> 0.05). The factor that is most closely related to the commitment of nurses in giving nursing care is emotional intelligence. From this study, it was also found that the nurse's ability to assess the emotions of others and the nurses's desire to stay in her profession are aspects of emotional intelligence and nurse commitment that still need to be improved. The results of this study can be used as a basis for developing nurses' emotional intelligence competencies and making supervisor support strategies to increase nurses' commitment in giving nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Rospitasari
"Penelitian ini berfokus pada kekerasan simbolik yang dialami oleh perempuan yang memiliki multi-peran sebagai seorang ibu, istri, dan mahasiswa pendidikan pasca-sarjana. Konteks pandemic Covid-19 memberikan beban ganda yang sangat signifikan terhadap perempuan yang harus mengikuti perkuliahan online. Tanggung jawab mereka menjadi tumpang tindih karena tidak ada batas tempat antara pekerjaan rumah tangga dan tugas perkuliahan. Dalam perspektif feminis, beban ganda ini merupakan implikasi dari konstruksi gender yang mengakar pada masyarakat tentang domestifikasi perempuan. Ideologi patriarki yang tertanam kuat pada keluarga membuat perempuan menanggung semua beban, baik secara fisik, psikologis, dan ekonomi. Berdasar pada Teori Kekerasan Simbolik Pierre Bourdieu, penelitian ini hendak membongkar dominasi patriarki yang terselubung dalam bahasa, simbol, dan representasi. Dengan menggunakan metode fenomenologi, penelitian ini menemukan bahwa cinta, rasa bersalah, dan kekeluargaan memiliki dominasi dalam mengukuhkan doxa patriarki yang membentuk habitus perempuan untuk selalu mengalah dan berkorban kepada suami, kakak laki-laki, dan ayahnya. Adanya proses misrecognition, condescension, consent, and complicity membuat perempuan tidak sadar atas penindasan dan subordinasi yang menimpanya. Kapital ekonomi (penghasilan) dan kapital budaya (gelar pendidikan) yang dimiliki oleh Scholarship Momstudent justru diarahkan untuk mereproduksi budaya patriarki secara homology di berbagai arena kehidupannya. 

This study focuses on the symbolic violence experienced by women who have multiple roles as mothers, wives, and graduate education students. The context of the Covid-19 pandemic places a very significant double burden on women who have to attend online lectures. Their responsibilities become overlapping because there is no place limit between household work and coursework. In a feminist perspective, this double burden is an implication of the gender construction that is rooted in society regarding the domestication of women. The patriarchal ideology that is firmly entrenched in the family makes women bear all the burdens, both physically, psychologically, and economically. Based on Pierre Bourdieu's Theory of Symbolic Violence, this study aims to uncover the hidden patriarchal domination of language, symbols, and representations. By applying the phenomenological method, this research finds that love, guilt, and kinship have the dominance in strengthening the doxa of patriarchy that forms the habitus of women to always succumb and sacrifice to their husbands, older brothers, and fathers. The existence of a process of misrecognition, condescension, consent, and complicity makes women unaware of the oppression and subordination that befell them. The economic capital (income) and cultural capital (education degree) owned by the Scholarship Momstudents are precisely directed to reproduce patriarchal culture homology in the various arenas of their life."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Antonius W.
"Latar belakang: World Health Organization (WHO) telah menyatakan COVID-19 menjadi pandemi pada April 2020. Komplikasi yang berpotensi dan terus mengancam adalah gagal napas akut yang membutuhkan intubasi. Intubasi dikatakan memiliki risiko penyebaran viral load yang tinggi. Perlindungan terhadap tenaga kesehatan menjadi hal yang harus dilakukan secara konsisten tanpa melupakan keselamatan pasien yang menjalani prosedur intubasi pipa endotrakeal. Penelitian ini ditujukan sebagai studi pendahuluan untuk melihat pengaruh dari penggunaan APD dan jenis laringoskop terhadap proses intubasi yang dilakukan pada pandemi COVID-19.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan (preliminary study) dengan uji klinis acak terbuka (open randomized clinical trial). Pengambilan data penelitian dilakukan di kamar operasi IGD, Unit Pelayanan Bedah Pusat (UPBT), UPK Mata Kirana, dan kamar operasi Cleft and Craniofacial Center (CCC) RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada bulan Agustus hingga September 2020. Intubasi dilakukan oleh residen Anestesiologi dan Terapi Intensif tahap II atau magang. Populasi subjek adalah pasien yang bukan tersangka dan bukan terkonfirmasi COVID-19 sesuai dengan penapisan oleh tim Pinere RSCM.
Hasil: Durasi total proses intubasi cenderung lebih panjang pada kelompok menggunakan APD tingkat tiga dan laringoskopi video dibandingkan kelompok lainnya. Keberhasilan percobaan pertama tindakan intubasi lebih banyak pada kelompok yang menggunakan laringoskop direk. Kejadian desaturasi paling banyak terjadi pada kelompok menggunakan APD tingkat tiga dan laringoskop direk. Komplikasi cedera jalan napas selama proses intubasi paling banyak ditemukan pada kelompok menggunakan APD tingkat tiga dan laringoskop direk
Kesimpulan: Terdapat perbedaan antara ketiga kelompok penelitian yang menggunakan tingkat APD dan jenis laringoskopi yang berbeda pada studi pendahuluan ini.

Introduction: World Health Organization (WHO) declare COVID-19 pandemi on April 2020. One of the fatal complications of COVID-19 are respiratory failure with the need of an intubation. However, intubation has been reported as high-risk viral load spread. Protection for healthcare workers should be done consistently without jeopridizing patient’s safety, especially in intubation process. This pilot study is aimed to describe the effect of level 3 PPE usage and types of laryngoscope to intubation process in COVID-19 pandemic.
Method: This study is a preliminary study with open randomized clinical trial. Data collection was conducted in operating room, central operating room, Kirana opthalmology centre, and Cleft and Craniofacial Center (CCC) of Cipto Mangunkusumo National hospital on August to December 2020. The intubation process was done by anesthesiology and intensive care residents at the second phase (second until third year) of recidency. Subjects are non COVID-19 suspect which has been examined by Pinere RSCM team.
Results: Total duration of intubation was tend to longer in level 3 PPE with video guided laryngoscopy. First time success was higher in the group with direct laryngoscopy. Complicaton such as desaturation and airway injury was higher in level 3 PPE with direct laryngoscope.
Conclusion: There is a difference of intubation process between the PPE groups and the use of laryngoscopy in this pilot study. Therefore, further study can be conducted.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kholifia Nabila
"Depresi pada remaja menjadi masalah global yang penting. Prevalensi peningkatan gejala depresi pada remaja dari tahun ke tahun terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan gejala depresi pada remaja. Sebuah studi online cross-sectional dilakukan menggunakan kuesioner secara online pada 124 remaja berdasarkan kriteria inklusi yaitu remaja SMA, berdomisili di Kota Depok, Jawa Barat serta bersedia menjadi responden. Sampel sekolah dipilih dengan teknik simple random sampling. Pertanyaan tentang karakteristik remaja, dukungan sosial, dan gejala depresi. Simplification of the Beck Depression Inventory (BDI-S) digunakan untuk mengukur kemungkinan mengalami gejala depresi. Dukungan sosial dinilai menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) untuk mengukur dukungan sosial pada remaja. Analisis Mann-Whitney dilakukan untuk menentukan hubungan antara dukungan sosial dan gejala depresi. Secara keseluruhan, 75,8% remaja menunjukkan gejala depresi dan 75,8% remaja mendapatkan dukungan sosial sedang. Sebagian besar responden mendapatkan dukungan sosial yang sedang pada keluarga, teman, dan orang lain.  Studi ini menunjukkan bahwa adanya hubungan dukungan sosial dengan gejala depresi di kalangan remaja. Penelitian ini merekomendasikan agar remaja mampu meningkatkan dukungan sosial sehingga dapat mengurangi gejala depresi yang dirasakan. Penelitian lebih lanjut yang menghubungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi gejala depresi pada remaja disarankan.

Depression in adolescents is an important global problem. The prevalence of increasing depressive symptoms in adolescents from year to year continues to increase. This study aims to determine the relationship between social support and symptoms of depression in adolescents. An online cross-sectional study was conducted using an online questionnaire on 124 adolescents based on inclusion criteria, namely high school youth, domiciled in Depok City, West Java and willing to be respondents. The school sample was selected by simple random sampling technique. Questions about adolescent characteristics, social support, and depressive symptoms. The Simplification of the Beck Depression Inventory (BDI-S) was used to measure the likelihood of experiencing depressive symptoms. Social support was assessed using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) to measure social support for adolescents. Mann-Whitney analysis was performed to determine the relationship between social support and depressive symptoms. Overall, 75.8% of adolescents showed symptoms of depression and 75.8% of adolescents received moderate social support. Most respondents get moderate social support from family, friends, and other people. This study shows that there is a relationship between social support and depressive symptoms among adolescents. This study recommends that adolescents are able to increase social support so that they can reduce the symptoms of depression they feel. Further research linking factors that may influence depressive symptoms in adolescents is suggested."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>