Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125260 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andri Prabowo
"Tingginya angka kecelakaan kerja yang berhubungan dengan pekerjaan di dunia termasuk Indonesia masih sangat memprihatinkan. Para ahli terus berusaha dalam mencari cara untuk menurunkan angka kecelakaan kerja di seluruh dunia dengan mengembangkan beberapa penelitian terkait penyebab utama dari munculnya kecelakaan kerja tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa perilaku tidak aman merupakan salah satu faktor yang berkontribusi besar terhadap tingginya angka kecelakaan kerja. Oleh karena itu, dengan menghilangkan perilaku tidak aman tersebut, sebagian besar kecelakaan kerja akan hilang. Penelitian ini memperkenalkan ‘nudge’ sebagai dorongan untuk meningkatkan perilaku budaya keselamatan kerja di dunia Industri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghilangkan perilaku tidak aman di bidang industri Indonesia dengan menggunakan metode ‘nudge’ yang berfokus pada mengurangi risiko pendengaran, sehingga bisa dilihat bahwa ‘nudge’ dapat diintegrasikan dengan sistem manajemen keselamatan serta budaya keselamatan yang berfokus pada Kesehatan dan keselamatan di dunia kerja. Penelitian ini juga akan membuktikan bahwa ‘nudge’ dapat secara efektif menghilangkan perilaku tidak aman secara sukarela tanpa paksaan dibandingkan dengan adanya aturan maupun instruksi yang berlaku. Penerapan ‘nudge’ akan dilakukan melalui pemeriksaan pendengaran harian menggunakan uji audiometri nada murni.

The high number of occupational accident and work-related disease in the world, including Indonesia is still at alarming rate. Over the time, experts are trying to find a way to lower the occupational accident rate all around the world by developing several research about the major cause of it. Current findings shows that one factor that massively contributes to the numbers of occupational accident is unsafe behaviour. Hence, by eliminating unsafe behaviour, it would make the most occupational accidents disappear. This research will introduce ‘nudge’ as a gentle behavioural pushes to improve safety culture in the industry. As this research objective is to eliminate unsafe behaviour using nudge in Indonesian Industry with the aim to reduce hearing risk, we will see that nudge can be integrated with safety management systems and safety culture paradigm to focus on health and safety at work. This research will also give proof, that nudge can effectively eliminate unsafe behaviour based on convincing and free will instead of rules and instructions. The nudge implementation will be demonstrated through daily hearing check using audiometry pure tone testing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Diah Pratiwi
"Kecelakaan kerja merupakan kejadian tak terduga yang terjadi di tempat kerja, dan diperjalanan dari dan menuju tempat kerja. Faktor penyebab kecelakaan kerja antara lain manusia, peralatan, bahaya, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab tindakan tidak aman (unsafe act) untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di PT X tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional yang bersifat cross sectional dan kuesioner.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non random sampling dengan teknik purposive sampling. populasi yang diteliti adalah pekerja di PT X sebanyak 47 orang responden. Berdasarkan data penelitian, tindakan tidak aman yang paling sering dilakukan adalah tidak menggunakan alat pelindung diri (25,53%), mengangkat beban dengan posisi janggal (12,77%) dan bersenda gurau berlebihan saat bekerja (12,77%). Penyebab munculnya tindakan tidak aman pada para pekerja berasal dari manajemen, beban kerja dan kelelahan, ergonomi atau disain tempat kerja, dan karakteristik individu.
Occupational accidents are unexpected events that occur in the workplace, and the journey to and from workplace. Factors that cause accidents include human labor, equipment, hazards, and the environment. This study aims to determine the causes of unsafe acts to prevent the occurrence of occupational accidents in the PT X in 2011. The design study is a cross sectional observational nature and the quesionaire.
The sampling method used is non-random sampling with a purposive sampling technique. The studied population are workers at PT X by 47 respondents. Based on research data, unsafe action is most often done is to not use personal protective equipment (25.53%), lifting weights with odd positions (12.77%) and excessive joking at work (12.77%). Cause of unsafe acts for workers coming from management, workload and fatigue, ergonomics or design workplace, and individual characteristics.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrul Razan
"Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan sektor produktif yang digerakkan oleh masyarakat dan memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Di Indonesia, penerapan K3 di UMKM masih tergolong minim. Di sisi lain, diketahui bahwa risiko cedera pada perusahaan kecil lebih tinggi daripada perusahaan besar. Oleh karena itu, perlu adanya identifikasi dan analisis terhadap faktorfaktor yang memengaruhi K3 di UMKM di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk membuat pemodelan faktor individu dan faktor organisasi terhadap kecelakaan kerja di UMKM, serta mengetahui hubungan antara faktor individu dan organisasi terhadap kecelakaan kerja. Studi ini merupakan penelitian potong lintang analitik berdasarkan data sekunder.
Pemodelan dilakukan dengan metode Structured Equation Modelling (SEM) menggunakan SmartPLS pada 109 UMKM di kota Semarang, Bogor, Bekasi, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan. Pada hasil penelitian, didapatkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan bermakna di antara faktor individu dan faktor organisasi. Variabel faktor individu yang terdiri dari indikator perilaku dan persepsi memiliki hubungan yang positif dan bermakna baik terhadap kecelakaan kerja. Sedangkan, faktor organisasi dengan indikator komitmen, pelatihan, dan dana memiliki hubungan yang positif dan bermakna terhadap kecelakaan kerja. Peneliti menarik kesimpulan bahwa semakin tinggi adanya faktor individu di UMKM, maka kejadian kecelakaan kerja dan penyakit terkait kerja semakin rendah. Selain itu, semakin tinggi adanya faktor organisasi di UMKM, maka kejadian kecelakaan kerja semakin rendah. Evaluasi dan upaya pencegahan terkait kecelakaan kerja berdasarkan faktor yang memengaruhi penerapan K3 perlu diimplementasikan di UMKM

Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) are productive sectors which have vital role in the national economy. There is still lack of Occupational Safety and Health (OSH) implementation in MSMEs in Indonesia. On the other hand, it is known that the risk of work accident in small firms is higher than in large firms. Therefore, it is necessary to identify and analyze the factors that influence OSH in MSMEs. This study aims to make modelling of individual and organization factors affecting occupational accidents in MSMEs, as well as determining the relationship between individual and organizational factors on work accident. This study is an analytic cross-sectional study based on secondary data. The modelling was using Structured Equation Modelling (SEM) method
using SmartPLS on 109 MSMEs in Semarang, Bogor, Bekasi, East Jakarta, and South Jakarta. The result of study showed that there was a positive and significant relationship between individual factor and organizational factor. Individual factors variable consisting of behaviour and perception, had a positive and significant relationship both to work accidents. Meanwhile, organizational factors, including commitment, training, and funds have positive and significant relationship to work accidents. Researchers concluded that the higher presence of individual factors, the lower incidence of work-accidents and work-related diseases in MSMEs. In addition, the higher presence of organizational factors, the lower incidence of work accidents in MSMEs. Evaluation and prevention to work accidents based on OSH modelling factors need to be implemented in MSMEs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Tasya
"Dalam setiap aktivitas pertambangan, terdapat potensi bahaya yang menimbulkan risiko terjadinya kecelakaan. Jenis kecelakaan menabrak merupakan kecelakaan yang banyak terjadi pada operasi lalu lintas tambang jobsite PT SS (41%) dan kejadiannya cenderung berulang. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang sistem pertahanan dalam mencegah kecelakaan sesuai dengan kerangka pikir Swiss Cheese Model. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui analisis data kecelakan lalu lintas tambang di salah satu jobsite di PT SS, suatu perusahaan kontraktor pertambangan batubara terbuka, dengan menggunakan Human Factors Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI).
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap 53 kasus kecelakaan lalu lintas tambang, permasalahan yang banyak ditemukan di antaranya adalah skill-based error, adverse mental states, coordination and communication, inadequate leadership, dan organization process. Dapat disimpulkan bahwa sistem pertahanan yang ada untuk mencegah kecelakaan lalu lintas tambang masih belum optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan sistem pertahanan, baik yang ditargetkan kepada individu ataupun organisasi, agar risiko kecelakaan dapat dikendalikan.

In mining process activities, there are potential hazards that poses a risk to be an accident. Collision is one of accident types that frequently happen on mining traffic operations jobsite PT SS (41%) and it has tendency to occur repeatedly. This study aimed to gain an overview of defences system in preventing accidents according to Swiss Cheese Model framework. The research was conducted with a qualitative approach through mining traffic accident data analysis in one of jobsite in PT SS, an open coal mining contractor company, using the Human Factors Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI).
Based on the analysis of 53 cases of mining traffic accidents, revealed that the most common problems were skill-based errors, adverse mental states, coordination and communication, inadequate leadership, and organization process. It can be concluded that the existing defences system to prevent mining traffic accidents has not been optimal yet. Therefore, defences system improvement, either targeted to the individual or organizational, is needed to control accident risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzikry Aulia
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan besarnya penalti biaya untuk kecelakaan kerja di proyek konstruksi dan juga bagaimana sistem penalti biaya tersebut diterapkan di Indonesia. Dalam peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia, yang mencantumkan sanksi kepada perlindungan keselamatan pekerjanya hanya terdapat pada UU No. 1 tahun 1970 di pasal 15 berupa denda senilai Rp 100.000,- dan UU No. 13 tahun 2003 di pasal 86 dan 87 untuk kewajiban perlindungan pekerjanya dan sanksinya terdapat di pasal 190 hanya berupa sanksi administratif. Penelitian ini menggunakan metode analisa kualitatif dengan kuesioner wawancara mendalam yang dilakukan kepada pakarpakar K3. Sistem penalti biaya mencakup pemberian penalti berupa biaya dari pemerintah kepada perusahaan kontraktor yang dalam proyek pekerjaannya terdapat kasus kecelakaan berupa kecelakaan berat tanpa kematian dan kecelakaan berupa kematian. Besarnya penalti untuk kecelakaan berat tanpa kematian adalah Rp 100-250 Juta dan besarnya penalti untuk kecelakaan berupa kematian adalah Rp 250-500 Juta. Penerapan sistem penalti biaya merujuk kepada sistem penalti yang sudah diterapkan di negara Amerika, Inggris, Kanada, Australia, dan Singapura. Penerapan sistem penalti biaya tersebut meliputi dilaksanakannya sistem reward dan punishment, melakukan penambahan tenaga pengawas di lokasi proyek, mekanisme pelaporan kecelakaan dan klaim korban kecelakaan, dan pembentukan lembaga independen dalam pemberian penalti biaya ke pemerintah.

This study aimed to obtain the amount of penalty charges for occupational injuries in construction projects and also how the cost penalty system applied in Indonesia. In the legislation of the Republic of Indonesia, which includes sanctions against safety protection workers only found in Law. 1 in 1970 in Article 15, to a fine of Rp 100.000, - and the Law. 13 of 2003 in chapter 86 and 87 for the liability protection of workers and the sanctions contained in Article 190 only in the form of administrative sanction. This study uses qualitative analysis with questionnaires conducted in-depth interviews to experts K3. Penalty system costs include the cost of giving a penalty to the government contracting company in project work there is a serious accident accident cases with no deaths and accidents in the form of death. The amount of the penalty for severe accidents without death is USD 100-250 million and the amount of penalty to be death accident is USD 250-500 million. Application of the penalty system costs refer to the penalty system that has been implemented in the United states, Britain, Canada, Australia, and Singapore. Application of the penalty system costs include the implementation of reward and punishment system, conducted additional supervisory personnel at the project site, and accident reporting mechanisms accident victims' claims, and the establishment of independent agencies in awarding a penalty fee to the government."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Christian
"Tekanan panas merupakan salah satu bahaya keselamatan di tempat kerja yang semakin parah seiring tren pemanasan global. Sektor konstruksi adalah salah satu sektor usaha yang terancam karena karakterstiknya yang melibatkan aktivitas fisik berat, jadwal padat dan area terbuka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor – faktor risiko tekanan panas terhadap kejadian kecelakaan kerja di Proyek Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta – Bawen Seksi 1. Identifikasi terhadap faktor risiko yang berhubungan akan memudahkan pihak pemberi kerja untuk melakukan upaya pencegahan yang berguna melindungi pekerja dari risiko tekanan panas. Desain penelitian ini adalah studi potong – lintang dan pengumpulan data faktor risiko dan kecelakaan kerja dilakukan menggunakan kuesioner dan instrumen. Penelitian ini menemukan bahwa iklim kerja (OR =7,431), beban kerja (OR = 3,140), konsumsi air putih (OR = 0,505) dan Shift kerja (OR = 3,652) memiliki hubungan terhadap kecelakaan kerja yang terjadi saat cuaca panas. Berdasarkan hasil studi, peneliti menyarankan pemeberi kerja untuk menyusun rencana aklimatasasi pekerja dan jadwal Shift serta menyediakan akses terhadap air putih kepada semua pekerja.

Heat stress is a safety hazard in the workplace that is getting worse with the global warming trend. The construction sector is one of the business sectors that is threatened because of its characteristics which involve heavy physical activity, busy schedules and open areas. The purpose of this study was to analyze the relationship between heat stress risk factors and workplace accidents in the Yogyakarta – Bawen Toll Road Section 1 Development Project.The research design was a cross-sectional study and data collection on risk factors and occupational accidents was carried out using a questionnaire and instruments. This study found that work climate (OR = 7.431), workload (OR = 3.140), water consumption (OR = 0.505) and work shifts (OR = 3.652) have a relationship to work accidents that occur during hot weather. Based on the study results, the researchers suggest employers to develop a worker acclimation plan and shift schedule, and also provide access to drinking water for all workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Abdul Aziz Adi S.
"PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak dibidang minyak dan gas, dimana memiliki anak perusahaan dengan karakteristik yang bervariasi. Karakteristik tersebut memunculkan risiko terjadinya kecelakaan kerja. Kasus kecelakaan kerja di PT XYZ selama 4 tahun terakhir meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk untuk mengkaji kegagalan sistem pertahanan pada tingkat HFACS (Human Factor Analysis and Classification System) baik aktif maupun laten. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa fatality terjadi di tahun 2014 dengan lokasi insiden di onshore dan berada di Sumatera dan Sulawesi. Kemudian permasalahan terkait kegagalan dari sistem pertahanan HFACS yang banyak ditemukan adalah skill-based error, technological errors, coordination and communication, planned inappropriate operation, inadequate supervision, dan organizational process. Hasil analisis penelitian menyarankan tindakan perbaikan pada tingkat individu untuk kegagalan aktif dan tingkat organisasi untuk kegagalan laten untuk mengurangi atau menghilangkan kesalahan-kesalahan teridentifikasi sehingga akan memperkuat ketahanan sistem terhadap terjadinya kecelakaan.

XYZ is a company engaged in oil and gas, which has subsidiaries with varying characteristics. These characteristics raise the risk of accidents. Cases of occupational accidents in XYZ during the last 4 years increased. This study was conducted to assess the failure of the defense system at the level of HFACS (Human Factor Analysis and Classification System), both active and latent. Results of this study stated that the fatality occurred in 2014 with the incident at onshore locations and are located in Sumatra and Sulawesi. Then the problems related to the failure of the defense system HFACS that are found are skill-based errors, technological errors, coordination and communication, planned Inappropriate operation, inadequate supervision, and organizational process. The analysis of research suggests corrective actions at the individual level for the failure of active and latent level of the organization for failure to reduce or eliminate the errors identified so that it will strengthen the resilience of the system against accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Abdurafiud
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26424
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Karta Sari
"PT Kartika Bina Medikatama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa yang memiliki 4 produk layanan kesehatan yaitu Medical Center Medical Check Up Inhouse maupun Onsite, Medical Site, Medical Evacuation Medical Administration Services. Seiring dengan meningkatnya kesadaran para pemilik perusaahaan akan pentingnya aspek kesehatan dan keselamatan kerja, permintaan untuk pelaksanaan Medical Check Up MCU Onsite pun mulai meningkat. Seiring dengan peningkatan tersebut, banyak prosedur persiapan yang harus dilakukan yang juga berpengaruh terhadap intensitas pekerjaan manual lifting yang harus dilakukan oleh petugas dalam hal ini dilakukan oleh perawat sehingga dapat meningkatkan risiko ergonomi seperti cidera low back pain LBP . Penelitian ini menggunakan tools Niosh Lifting Equation. Observasi dilakukan pada aktifitas persiapan box peralatan MCU dan alat-alat kesehatan yang terdiri dari pekerjaan yaitu mengangkat peralatan dari gudang penyimpanan ke dalam mobil dan menurunkan peralatan tersebut ke lokasi pelaksanaan MCU. Tujuanya adalah menganalisis faktor risiko ergonomi terhadap cidera LBP pada pekerjaan manual lifting. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan nilai Recomended Weigh Limit RWL, Lifting Index LI serta nilai risiko untuk setiap pekerjaan manual lifting sehingga perlu dilakukan pengendalian untuk mencegah terjadinya cidera LBP.

PT Kartika Bina Medikatama a service company that has 4 health care products, Medical Center Medical Check Up Inhouse and Onsite , Medical Site, Medical Evacuation Medical Administration Services. Along with the increasing awareness of the company owners of the importance of health and safety aspects of the work, demand for Onsite Medical Check Up MCU increasing. Along with these improvements, many preparatory procedures be done which also affect the intensity of manual lifting work that must be done by the officer in this case done by the nurse so as to increase the risk of ergonomics such as injury low back pain LBP. This research uses Niosh Lifting Equation tools. Observations were made on the MCU equipment box preparation activity and health equipment consisting of the work of lifting equipment from the storage warehouse into the car and dropping the equipment to the location of the MCU implementation. The goal is to analyze the ergonomic risk factors for LBP injury in manual lifting work. From the results of research conducted got the value of Recomended Weigh Limit (RWL), Lifting Index (LI) and the risk value for each manual lifting work so it needs to be controlled to prevent the occurrence of LBP injury."
Depok: Universitas Indonesia,
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Riyadina
"Kecelakaan kerja khususnya kecelakaan di industri masih tinggi yaitu rata-rata 17 orang meninggal tiap hari kerja. Faktor manusia memegang peran penting timbulnya kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis kecelakaan dan cedera yang dialami oleh pekerja serta faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja di kawasan industri Pulogadung. Jenis penelitian ini adalah operasional riset (riset terapan) dengan rancangan penelitian Cross-Sectional. Responden adalah 950 orang pekerja industri yang berusia 15 - 55 tahun yang bekerja pada 7 perusahaan di wilayah kawasan industri Pulo Gadung. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan kuesioner. Pekerja industri yang pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 29,9% dengan cedera sendi-pinggul-tungkaiatas (40,2%), kepala (24,8%) dan pergelangan tangan (14,3%). Luka akibat kerja adalah luka terbuka (37,2%), lecet (29,6%) dan cedera mata (14,8%). Kecelakaan kerja sering terjadi pada jenis industri baja (11,2%) yaitu mata kemasukan benda (gram) (10%), industri spare part (8,2%) yaitu tertusuk (6,1%) dan industri garmen (3,7%) yaitu tertusuk (43,1%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja pada pekerja industri adalah pekerja laki-laki dengan OR 3,25 (95% CI 2,29-4,62), aktifitas kerja sedang OR 2,08 (95% CI 1,48-2,92), status distres OR 1,36 (95% CI 1,03-1,80), keluhan nyeri OR 1,50 (95%CI 1,13-1,98), dan pemakaian APD OR 1,50 (95% CI 1,13-1,98). Untuk faktor risiko fisik tempat kerja yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja meliputi kebisingan OR 2,24 (95% CI 1,66 - 3,03), ruangan terlalu panas OR 2,19 (95%CI 1,63 - 2,93), ruang pengap OR 2,32 (95%CI 1,57-3,41), bau menyengat OR 2,01 (95%CI 1,42-2,85), ruang berdebu OR 1,87 (95%CI 1,41-2,48) dan ruang berasap OR 2,40 (95%CI 1,77-3,25).

Occupational Accident and Injury on Industrial Workers in Jakarta Pulo Gadung Industrial Estate. Occupational accidents are stil high. There were 17 workers death each workday. Human factor is main caused risk factor of occupational accident. The objective of study to determine type of accidents and injuries related with accident at workplace in Pulogadung Industrial Estare. The study was operational research with cross sectional design. The study conducted 950 industrial workers at seven companies in 2006. Respondents were industrial workers who were worked in Jakarta Pulogadung industrial estate. Data collected based on interview with questionnaire and analyzed with statistic analysis. Result showed that industrial workers have ever been accident at workplace 29.9% with injury on hinge-hip-upper leg (40.2%), head (24,8%) and hand ankle (14.3%). Type of injuries were excoriasi (37.2%), superficial (29.6%) and an eyes injury (14.8%). Occupational accident often occurence on steel industry (11.2%) with an eyes injury (10%), spare part industry (8.2%) with pierced (6.1%) andi garment industries (3.7%) with pierced (43.1%). Occupational aacident correlated with male workers OR 3.25 (95% CI 2.29-4.62), moderate level of activity OR 2.08 (95% CI 1.48-2.92), distres OR 1.36 (95% CI 1.03-1.80), painful OR 1.50 (95%CI 1.13-1.98), and using safety tools OR 1.50 (95% CI 1.13-1.98). Physical condition correlated with occupational accident such as noisy OR 2.24 (95% CI 1.66-3.03), heat OR 2.19 (95%CI 1.63-2.93), close OR 2.32 (95%CI 1.57-3.41), extreme scent OR 2.01 (95%CI 1.42-2.85), dusty OR 1.87 (95%CI 1.41-2.48) and smoky OR 2.40 (95%CI 1.77-3.25)."
Depok: Balitbangkes Departemen Kesehatan RI, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>