Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54735 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Aviciena Mareizky
"Film ini mematahkan stereotip penggunaan privilese keluarga. Tidak semua masyarakat kelas sosial atas akan terus menggunakan privilese yang ia miliki. Hasil penelitian pada Makalah Non Seminar menunjukan bahwa karakter individu dan sikap dalam pengambilan keputusan dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, habitus dan penanaman nilai. Inner child atau pengalaman masa kecil akan mempengaruhi individu dalam melihat kehidupan dan menentukan tujuan hidup Perempuan digambarkan memiliki peran-peran dominan di keluarga dan masyarakat. Film Netflix ini ingin menyampaikan pesan bahwa kerja keras, ketekunan, dan kegigihan dapat memenangkan arena, meskipun berasal dari latar belakang ekonomi kurang mampu.

Isi & Ossi breaks the stereotype of using family privileges. Not every individual from the upper economy will continue to use the privileges they have. The results of this research shows that individual character and attitude in decision making are influenced by family background, habitus and value cultivation. Inner child or childhood experiences will influence individuals in life perpective and determining life goals. Women are described as having dominant roles in the family and society. This Netflix film wants to convey the message that hard work, perseverance, and persistence are able win the arena, even from the lower classes. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfi Adinillah
"Penelitian ini bertujuan membahas prosedur, metode, dan kesepadanan pada penerjemahan frasa nomina takarir film Netflix berjudul Isi & Ossi dari Bahasa Jerman ke Bahasa Indonesia. Penelitian ini berbasis kualitatif deskriptif dengan model komparatif. Teori yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah teori kesepadanan (Nida dan Taber), teori metode dan prosedur penerjemahan (Newmark), serta teori pergeseran penerjemahan (Simatupang). Frasa nomina yang dibahas dalam penelitian ini adalah frasa nomina yang mengandung adjektiva atributif bermakna superlatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima dari enam data frasa dinilai sepadan. Selain itu, ditemukan beberapa jenis prosedur penerjemahan yang digunakandalam penerjemahan takarir ini, yakni prosedur transposisi, modulasi wajib, modulasi bebas, dan pemadanan berkonteks. Prosedur-prosedur itu mengarah ke metode yang berorientasi pada BSa, yakni metode komunikatif dan penerjemahan bebas.

The aim of this research is to discuss the translation procedures, methods, and equivalences in translating noun phrases from German into Indonesian inthe subtitles of the Netflix film “Isi & Ossi”. This research was conducted through descriptive-qualitative method with comparative model. The theories used in this study are translation equivalence (Nida and Taber), translation methods and procedures (Newmark), and translation shift theory (Simatupang). The noun phrases that discussed in this research are the attributive adjective noun phrases which contain supelative meaning. Based on the results there are five translated noun phrases were classified as equivalent and one were considered non-equivalent. The result also indicate few procedures used in these translations. Those are transposition, modulation, and contextual conditioning which refer to TL-emphasis communicative and free translation method.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faranisa Ayu Ferdynanda
"Meskipun feminisme telah menjadi pemicu gerakan perjuangan kesetaraan antara perempuan dengan laki-laki sejak abad ke-20, tetapi persoalan yang berkaitan dengan ketidaksetaraan gender masih terus terjadi. Ketidaksetaraan gender dapat memicu diskriminasi terhadap pihak yang dianggap lebih rendah. Bentuk diskriminasi beragam, mulai dari perlakuan yang berbeda, tidak adanya pengakuan hak yang sama, hingga tindak kekerasan. Berbagai bentuk diskriminasi karena ketidaksetaraan gender adalah salah satu tema yang banyak diangkat dalam film, baik secara jelas dan menjadi fokus dalam film, maupun secara tersirat. Film Isi & Ossi (2020) yang menjadi korpus data dalam penelitian ini menceritakan kehidupan dua tokohnya, yaitu Isi dan Ossi yang berasal dari latar belakang keluarga sangat berbeda, dalam menggapai mimpi mereka. Penggambaran kehidupan Isi dalam film ini memperlihatkan adanya represi oleh orang tua yang dipengaruhi oleh pola pikir patriarkis. Dengan menganalisis film ini secara tekstual, penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana tokoh perempuan dalam film memperjuangkan keinginannya. Dalam perjuangan ini terlihat adanya subjektivitas tokoh perempuan. Hasil penelitian menunjukkan proses terbentuknya subjektivitas tokoh perempuan dalam film yang muncul akibat represi dari kedua orang tuanya.

Although feminism has triggered the movement for equality between women and men since the 20th century, issues related to gender inequality continue to occur. Gender inequality can cause discrimination against those who are considered inferior. There are various forms of discrimination, ranging from treatment, and lack of recognition of equal rights, to acts of violence. Various forms of discrimination due to gender inequality are often portrayed in films, both explicitly and implicitly. The film Isi & Ossi (2020), the corpus of data in this study, tells the lives of two characters, namely Isi and Ossi, who come from very different family backgrounds, in achieving their dreams. The depiction of Isi's life in this film shows the repression by parents who are influenced by a patriarchal mindset. By conducting a textual analysis of this film, this research aims to show how the female main character in the film pursues her dreams and shows her subjectivity as a woman. The research finding shows that this subjectivity emerges as a result of the repression of her parents."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yayang
"Menurut Kantor Statistik Federal (Destatis), Produk Nasional Bruto (PDB) Jerman meningkat pada tahun 2019. Peningkatan tersebut menandakan bahwa perekonomian Jerman telah tumbuh selama sepuluh tahun berturut-turut. Meskipun meningkat secara substansial, pendapatan nasional tersebut justru didistribusikan lebih tidak merata daripada tahun-tahun sebelumnya. Akibatnya kesenjangan antara masyarakat kelas atas dan bawah di Jerman semakin melebar dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu film yang menampilkan isu kesenjangan sosial adalah Isi & Ossi (2020). Isu kesenjangan sosial digambarkan melalui perbedaan bentuk kehidupan tokoh keluarga Isi yang berasal dari kelas sosial atas dan keluarga Ossi yang berasal dari kalangan sosial bawah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan metode analisis semiotika film Christian Metz, serta pendekatan reflektif teori representasi Stuart Hall. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa representasi kesenjangan sosial dalam film Isi & Ossi (2020) digambarkan melalui perbedaan gaya hidup dan pendapatan. Sedangkan dampak yang ditimbulkan dari kesenjangan sosial digambarkan melalui tindakan kriminalitas, kemiskinan, dan konflik sosial.

According to the Federal Statistical Office (Destatis), Germany's gross domestic product increased in 2019. It signifies that the economy of German has grown for the tenth year in a row. Despite a substantial increase, the national income was distributed more unequally than in previous years. As a result, the gap between the upper and lower classes in Germany has widened in recent years. A film that depicts the issue of social inequality is Isi & Ossi (2020). The issue of social inequality is illustrated through the differences in the lives of the Isi family from the upper class and the Ossi family from the lower class. This research uses qualitative methods and semiotic theory by Christian Metz as analysis, as well as reflective approaches to Stuart Hall's representation theory. The results showed that the representation of social inequality in the film Isi & Ossi (2020) is described through differences in lifestyle and income. While, the impact of social inequality is seen in criminality, poverty, and social conflict."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Amani Isminanda
"Film Isi dan Ossi karya Oliver Kienle menceritakan perjalanan dua orang remaja yang sedang memperjuangkan mimpinya, dengan sumber kepemilikan kapital serta habitus yang berbeda. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan habitus serta kapital yang dimiliki oleh kedua tokoh dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan semiotika film guna menganalisis bentuk habitus dan kapital yang tercermin melalui adegan-adegan yang ada di dalam film. Hasil menunjukkan habitus yang dimiliki oleh toko Isi yaitu pantang menyerah, ambisius dan suka memasak dengan kapital yang berbentuk kekayaan materil, jaringan sosial dan kemampuan berbahasa asing, sementara itu tokoh Ossi memiliki habitus yang penyayang, pantang menyerah, serta pemarah dengan kapital yang dimiliki Ossi hanya berupa koneksi pertemanan untuk membantunya meningkatkan kepemilikan kapital ekonominya.

The film Isi and Ossi by Oliver Kienle tells the journey of two teenagers who are fighting for their dreams, with different sources of capital and habitus. This article aims to describe the habitus and capital owned by the two characters by using descriptive analysis method with film semiotic approach in order to analyze the habitus and capital forms which are reflected through the scenes in the film. The results show that Isi’s character has a habitus that is persistent, ambitious and likes to cook with capital in the form of material wealth, social networks and foreign language skills, meanwhile Ossi's character has a loving, persistent, and hotheaded habitus. With only social networks as his only capital, but it helps him increase his economic capital."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khalif Anant Pangastono
"Tulisan ini menganalisis bagaimana series Netflix “Sex Education” sebagai salah satu bentuk media komunikasi massa menyampaikan edukasi seks ke khalayak. Konsep yang dianalisis dalam tulisan ini adalah implikasi dari lima kategori topik comprehensive sexuality education (CSE) yang diusung oleh UNFPA. Selain itu, tulisan ini juga mencari akar penyebab masalah terkait pendidikan seks yang serial ini coba atasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan melakukan observasi terhadap adegan dalam series sekaligus menganalisis keterkaitannya dengan konsep. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh kategori topik dalam CSE terkandung dalam series Sex Education, membuat series ini dapat menjadi sarana edukasi seks informal yang baik untuk khalayak terutama remaja. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya yaitu dapat menggunakan teori resepsi audiens terkait pemaknaan konten seputar seks dan seksualitas dalam series Sex Education dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

This paper analyzes how the Netflix series “Sex Education” as a form of mass communication media deliver sex education to the audiences. The concept analyzed in this paper is the implication of the five categories of comprehensive sexuality education (CSE) topics promoted by UNFPA. In addition, this paper also looks for the root causes of problems related to sex education that this series tries to overcome. This study uses content analysis method by observing the scenes in the series as well as analyzing its relationship with the concept. The results of the analysis show that all topic categories in CSE are contained in the Sex Education series, making this series a good means of informal sex education for audiences, especially teenagers. The suggestion for further research is to use audience reception theory related to the meaning of content about sex and sexuality in the Sex Education series with quantitative and qualitative approaches."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
Mk-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kevy Dondy Arighy
"Stereotip adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Bentuk stereotip pun bermacam-macam, ada yang positif dan juga negatif. Dalam artikel jurnal ini akan ditunjukkan stereotip beberapa negara besar seperti Perancis, Spanyol, Jerman, Italia, dan Amerika Serikat yang ditampilkan pada film L 'Auberge Espagnole' karya C dric Klapisch. Penelitian ini menggunakan teori Stereotip Craig Mcgarty dan teori pengkajian film Joseph M. Boggs dan Dennis W. Petrie. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa stereotip yang muncul, baik positif ataupun negatif, memberikan dampak yang signifikan terhadap kelangsungan hidup manusia, karena disukai atau tidak, stereotip merupakan salah satu alat bagi manusia untuk saling mengenal satu sama lain.

Abstract Stereotyping is an assessment of a person based only on perceptions of a group where people can be categorized. There are variety of stereotypes, the positive one and the negative one. This journal article shows stereotype of some big countries such as France, Spain, Germany, Italy, and the United States that are shown in the movie L 39 Auberge Espagnole by C dric Klapisch. This study use the stereotype theory of Craig Mcgarty and film analysis theory of Joseph M. Boggs and Dennis W. Petrie. The results obtained in this study shows that the stereotypes that arise, either positive or negative, have a significant impact on the survival of human beings, because like it or not, the stereotype is one of the tools for people to get to know each other.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Prilly Priscillia Harventhy
"ABSTRAK
Dalam sebagian besar film Hollywood dengan genre action-spionase spy , protagonis utama dimainkan oleh seorang agen rahasia laki-laki, sementara karakter perempuan dimainkan sebagai ldquo;kaki tangan rdquo; dari agen rahasia tersebut. Namun, film Spy 2015 menantang stereotip dan peran jender yang dikaitkan dalam film action-spionase pada umumnya dengan memerankan wanita sebagai protagonis agen rahasia utama dan menggambarkan karater laki-laki kebalikan dari stereotip agen rahasia. Penelitian ini berfokus pada bagaimana pergeseran stereotip dan peran jender sebagai agen rahasia tersebut digambarkan dalam film Spy. Analisis tekstual digunakan untuk menyelidiki pergeseran dan pengaruhnya, dan kerangka teoritis yang digunakan adalah Women Existence in Espionage Movies oleh Amalina 2015 dan The Evolution of Female Gender Roles oleh Bayard 2015 . Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ada perubahan yang signifikan antara karakterisasi tokoh perempuan dan laki-laki sebagai agen rahasia.

ABSTRACT
AbstractIn most of Hollywood action espionage movies, the main protagonists are male secret agents, while female characters play the role of the secret agents rsquo sidekicks. However, Spy 2015 challenges the stereotypes and the attributed gender roles in action espionage movies by having female protagonist as the lead secret agent and depicting the male characters the opposite of secret agent stereotypes. This research focuses on how the shift of stereotypes and gender role of secret agents are portrayed in Spy. Textual analysis is used to investigate the shifts and its effects, and the theoretical frameworks used are Women Existence in Espionage Movies by Amalina 2015 and The Evolution of Female Gender Roles by Bayard 2015 . The research findings reveal that there are significant changes between the female and the male characterizations as secret agents.Keywords Gender Role, Stereotype, Secret Agent"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Louisha Alfathania Budianto
"Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan manusia. Kendatipun demikian, dalam berkomunikasi, seringkali manusia menemukan kesulitan dan terkadang berujung pada kesalahpahaman. Untuk mengungkapkan kekesalan terhadap kesulitan atau kesalahpahaman dalam berkomunikasi, umpatan digunakan. Namun, realitanya, umpatan ternyata tidak hanya digunakan untuk mengungkapkan kekesalan, tetapi juga keakraban. Penelitian ini membahas fungsi dan jenis umpatan serta kesepadanan terjemahan dalam takarir berbahasa Jerman dan bahasa Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui studi pustaka dengan korpus data takarir bahsa Jerman dan takarir bahasa Indonesia dari musim pertama film serial Netflix yang berjudul How to Sell Drugs Online (Fast) karya Philipp Käßbohrer dan Matthias Murmann. Hasil penelitian menggunakan teori Androutsopoulos (1998) mengenai fungsi dan jenis umpatan dan teori kesepadanan Nida dan Taber (1982) menunjukkan bahwa terdapat umpatan yang berbeda fungsi dan penerjemahan yang sepadan dan belum sepadan.

Language is a communication tool used in human life. Nevertheless, in communicating, people often find difficulty and sometimes, misunderstanding occurs. To express annoyance at the difficulty or misunderstanding in communicating, swearing words are used. However, in reality, swearing words are not only used to express annoyance or anger, but also intimacy, especially in a friendship. This study examines the function and types of swearing words and equivalence of translation in German and Indonesian subtitles. The research was conducted using a qualitative method through literature study with a corpus data on German and Indonesian subtitles from the first season of the Netflix series entitled How to Sell Drugs Online (Fast) by Philipp Käßbohrer and Matthias Murmann. The results of this study, using Androutsopoulos' theory (1998) regarding the function and types of swearing words and the equivalence theory of Nida and Taber (1982), shows that there are swearing words that have different functions and types, and there are also translations that are equivalent and not yet equivalent."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Anas Fadli
"Netflix adalah salah satu layanan hiburan terkemuka di dunia dengan sekitar 222 juta keanggotaan berbayar di lebih dari 190 negara yang menyajikan layanan streaming serial TV, dokumenter, film layar lebar, dan gim seluler dalam berbagai genre dan bahasa. Undang-Undang Perfilman mewajibkan sensor untuk pertunjukan film pada jaringan teknologi informatika, termasuk internet didalamnya. Akan tetapi, Netflix belum tunduk pada ketentuan mengenai sensor film. Penulis akan membahas status hukum Netflix sebagai perseroan, PSE Asing, Pelaku Usaha PMSE, dan usaha perfilman. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum yuridis-normatif, yakni penelitian hukum yang mencakup penelitian terhadap prinsip-prinsip hukum dan sistematika hukum, sejarah hukum, dan perbandingan hukum, dimana penelitian dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka, atau disebut juga dengan penelitian kepustakaan. Tanpa adanya entitas usaha yang berbadan hukum Indonesia, operasional Netflix seolah dibiarkan. Aturan bidang perfilman yang tidak adaptif dengan kemudahan perizinan berusaha, ditambah dengan ketiadaan koordinasi antara Lembaga Sensor Film dengan Ditjen Aptika melemahkan penegakkan hukum terhadap Netflix. Berdasarkan penjabaran tersebut, Netflix seharusnya tunduk pada ketentuan mengenai sensor film yang berlaku pada masing-masing operasionalnya. Solusi yang penulis ajukan antara lain: melakukan revisi pada aturan perfilman, peningkatan sinergi antara LSF dengan Ditjen Aptika, digital presence, dan kualifikasi tambahan pada pertunjukan fiilm melalui jaringan teknologi informatika.

Netflix is one of the world's leading entertainment services with approximately 222 million paid memberships in over 190 countries serving streaming TV series, documentaries, feature films, and mobile games in a variety of genres and languages. The Film Act requires censorship for film performances on information technology networks, including the internet in them. However, Netflix has not been subject to provisions regarding film censorship. The author will discuss Netflix's legal status as a company, Foreign ESP, e-commerce, and film business. This research uses juridical-normative legal research methods, namely legal research which includes research on legal principles and legal systematics, legal history, and legal comparisons, where research is carried out by researching library materials, or also known as literature research. Without a business entity incorporated in Indonesia, Netflix's operations seem to be allowed. Non-adaptive film rules with ease of business licensing, coupled with the lack of coordination between the Film Censorship Agency and the Directorate General of Infromatics Aplication weakened law enforcement against Netflix. Based on these descriptions, Netflix should be subject to the provisions regarding film censorship that apply to their respective operations. The solutions proposed by the author include: revising film rules, increasing synergy between LSF and the Directorate General of Infromatics Aplication, digital presence, and additional qualifications for fiilm performances through information technology networks. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>