Ditemukan 31241 dokumen yang sesuai dengan query
Lamis Yasyfiafiyah
"Skripsi ini membahas kimchi sebagai salah satu bentuk budaya kuliner pada masyarakat Korea. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kimchi sebagai bentuk budaya kuliner di Korea dan mendeskripsikan perubahan yang dialami kimchi sebagai identitas kuliner Korea. Dalam penelitian ini diketahui bahwa kimchi yang sebelumnya hanya sebagai hidangan pendamping di setiap waktu makan orang Korea, berubah menjadi suatu identitas kuliner Korea. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan arus globalisasi dan industrialisasi di Korea.
This study focused on kimchi as one of culinary culture from Korean society. The purpose of this study is to analyze kimchi as a form of culinary culture in Korea and also to descript shifting in kimchi as Korea’s culinary culture identity. In this study, it was known that kimchi, that were previously known only as a side dish at every Korean people’s mealtime, turned into Korea’s culinary identity. This changes occurred due to globalization and industrialization in Korea."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fahrani Cempaka
"Kimchi menjadi identitas bangsa Korea karena perkembangan sejarahnya. Kimchi mulai berkembang sejak zaman Tiga Kerajaan, kerajaan Koryo, zaman kerajaan Joseon, hingga zaman modern sekarang ini. Dalam rentang waktu mulai zaman Tiga Kerajaan sampai kerajaan Joseon Kimchi mengalami banyak perkembangan, baik dari teknik pembuatannya maupun dari bahan serta bumbu yang digunakan. Tidak hanya itu, dalam kurun waktu tersebut Kimchi juga menyebar luas di seluruh wilayah Semenanjung Korea. Dengan melihat sejarah perkembangan Kimchi tersebut, penulis menemukan beberapa faktor yang mendorong Kimchi hingga bisa menjadi jenis makanan tradisional yang menjadi identitas nasional bagi bangsa Korea saat ini.
Kimchi become a Korean national identity because of its development. The development of Kimchi started since the period of Three Kingdom, Koryo Kingdom, Joseon Kingdom, until the modern era. In that time, Kimchi has many development, not only in the making technique but also in the used of seasonings and materials for Kimchi production. Besides, Kimchi also spread widely in the Korean Peninsula in that period. By looking at the history of Kimchi from time to time, author find out the factors that caused Kimchi considered as Korean national identity today. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Rafi Raihan Nikoputra
"Keragaman pangan merupakan konsumsi berbagai jenis kelompok bahan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bagi Kesehatan yang optimal. Keragaman pangan dalam suatu wilayah juga akan mempengaruhi kuliner yang ada pada wilayah tersebut. Kuliner sendiri merupakan ragam jenis masakan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Menurut Indeks Ketahanan Pangan Tahun 2022, Kabupaten Badung memiliki indeks ketahanan pangan terbaik kedua tahun 2022 dengan nilai 91,29. Peringkat tersebut meningkat dari tahun 2021, yaitu di peringkat ketiga dengan nilai 89,38.
Hasil yang diharapkan pada penelitian ini ialah bagaimana pola keruangan pengaruh keragaman pangan terhadap kuliner makanan sebagai identitas budaya dan bagaimana hubungan konsumsi dengan identitas budaya di Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif.
Hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dalam faktor jenis pangan yaitu menjadi bervariatif lalu pada faktor kandungan dan dalam jenis kuliner pun menjadi beragam. Kuliner tradisional dan identitas budaya juga memiliki hubungan karena dengan banyaknya acara adat yang menggunakan kuliner tradisional babi guling dan ayam betutu sehingga membuat masyarakat menjadi lebih banyak mengkonsumsi kuliner tradisional tersebut dan menjadikan kedua kuliner makanan tersebut menjadi suatu identitas yang terbentuk di Kabupaten Badung.
Food diversity is the consumption of various types of food groups that can meet the nutritional needs for optimal health. Diversity of food in an area will also affect the culinary in that region. Culinary itself is a variety of types of cuisine originating from various regions in Indonesia. According to the 2022 Food Security Index, Badung Regency has the second best food security index for 2022 with a value of 91.29. This rating has increased from 2021, which is in third place with a value of 89.38. The expected results of this study are how spatial patterns influence food diversity on food culinary as a cultural identity and how consumption relates to cultural identity in Badung Regency. This study used a qualitative method with a descriptive analysis approach. The results show that there is an influence on the type of food factor, namely it becomes varied and then on the culinary type factor it also becomes diverse. Traditional culinary and cultural identity also have a relationship because with the many traditional events that use traditional culinary suckling pig and betutu chicken, it makes people consume more of these traditional culinary delights and makes these two culinary foods an identity that is formed in Badung Regency."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aditya Pratama
"Kuliner tidak hanya menjadi sekedar makanan dan minuman saja tetapi lebih dari itu bertransformasi menjadi sebuah kajian gastronomi kuliner yang menitikberatkan pada aspek sejarah, nilai nilai, filosofi, cita rasa dan komponennya. Pengkajian permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini terkait identitas budaya gastronomi kuliner Jawa dalam kelima lagu karya Ki Narto Sabdo. Metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan objektif terhadap penerapan teori Gastronomi Kuliner Santich, dan Representasi Identitas Budaya Stuart Hall. Hasilnya, representasi identitas budaya gastronomi kuliner Jawa terbangun atas komponen gastronomi kuliner seperti bahan, cara pembuatan, bentuk, cita rasa, warna, nilai nilai dan manfaat. Kelima kuliner tidak mengandung semua komponen tersebut dalam satu lagu melainkan hanya beberapa komponen. Komponen gastronomi dalam setiap lagu menjadi ciri khas tersendiri pada kuliner tersebut. Selain itu, representasi identitas budaya gastronomi kuliner Jawa juga terepresentasikan dalam ekspresi diri masyarakat Jawa melalui unen-unen dan wewaler. Kesimpulannya ialah representasi identitas budaya gastronomi kuliner Jawa dalam lagu tersebut terbangun atas kecerdasan berpikir masyarakat Jawa yang tertuang dalam unen-unen dan wewaler yang terafiliasi dengan keunikan serta ciri khas masing-masing kuliner menjadikan keberagaman khazanah kuliner Jawa.
Culinary not only becomes just food and drink but more than that transformed into a study of culinary gastronomy that focuses on aspects of history, values, philosophy, taste and its components. The study of the problems discussed in this research is related to the cultural identity of Javanese culinary gastronomy in the five songs by Ki Narto Sabdo. Descriptive qualitative method with an objective approach to the application of Santich's Culinary Gastronomy theory, and Stuart Hall's Cultural Identity Representation. As a result, the representation of Javanese culinary gastronomy cultural identity is built on culinary gastronomy components such as ingredients, method of preparation, shape, taste, color, value and benefits. The five cuisines do not contain all these components in one song but only some components. The gastronomic components in each song characterize the culinary. In addition, the representation of Javanese gastronomic cultural identity is also represented in Javanese self-expression through unen-unen and wewaler. The conclusion is that the representation of Javanese culinary gastronomic cultural identity in the song is built on the intelligence of Javanese thinking contained in unen-unen and wewaler which is affiliated with the uniqueness and characteristics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Kim, Choong Soon
Seoul: Ilchokak, 2007
KOR 951.9 KIM k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Enno Dwi Hayuning Parasati Putri
"Penyebaran hallyu (한류) melalui media webtoon atau webcomics merupakan metode baru yang dilakukan oleh Korea Selatan dalam menyebarkan kebudayaan, khususnya di bidang kuliner. Hal ini didukung dengan perkembangan teknologi dan juga meningkatnya pembaca manhwa (만화) atau komik buatan Korea Selatan melalui aplikasi Line Webtoon. Mukbang Life merupakan webtoon asal Korea Selatan yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Mengangkat tema tentang kuliner Korea Selatan, Mukbang Life menjadi salah satu webtoon yang turut menyebarkan budaya kuliner Korea Selatan. Fokus permasalahan yang dibahas adalah peran webtoon berjudul Mukbang Life dalam membentuk persepsi pembacanya terhadap budaya kuliner Korea Selatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persepsi pembaca Mukbang Life terhadap penggambaran budaya kuliner yang ditampilkan dalam webtoon tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif dalam menjawab pertanyaan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan faktor tema dan teknis berperan dalam membangun persepsi pembaca webtoon Mukbang Life. Pembaca memersepsikan penggambaran kuliner Korea dalam Mukbang Life sebagai sumber informasi yang menambah pengetahuan terkait kuliner Korea. Dengan demikian, webtoon dinilai memiliki potensi sebagai media yang mengenalkan budaya kuliner Korea secara global.
The spread of Hallyu (한류) through webtoon or webcomics is a new method used by South Korea in spreading culture, especially in the culinary field. The use of this medium is supported by technological developments and the increasing number of readers of manhwa (만화) or comics made in South Korea through the Line Webtoon application. Mukbang Life is a webtoon from South Korea that has been translated into Indonesian. With the theme of South Korean cuisine, Mukbang Life is one of the webtoons that helps spread South Korean culinary culture. The problem focused on this study is the role of the webtoon Mukbang Life in shaping its readers' perception of South Korean culinary culture. This study aims to determine the perception of Mukbang Life readers on the depiction of culinary culture displayed in the webtoon. This study uses descriptive survey method to answer research questions. The results showed that the theme and technical factors played a role in building the perception of Mukbang Life webtoon readers. Readers perceive the depiction of Korean cuisine in Mukbang Life as a source of information that increases knowledge related to Korean cuisine. Thus, webtoon is considered to have potential as a medium that introduces Korean culinary culture globally."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Cristy Damayanti Ridwan
"
ABSTRAKKimchi bagi rakyat Korea bukan hanya sekadar makanan khas nasional, tetapi juga menjadi penjalin hubungan dengan nenek moyang dan generasi penerus. Kimchi juga berhasil menjadi magnit yang kuat untuk menarik perhatian masyarakat Indonesia mengetahui tentang Kimchi dan berbagai makanan dari Korea Selatan. Hal ini tidak lepas dari usaha Korea Selatan untuk mempopulerkan Kimchi dan makanan Korea lainnya lewat drama, film, maupun persebaran restoran Korea Selatan di Indonesia. Tulisan ini menjelaskan tentang persepsi masyarakat umum di Indonesia tentang makanan khas Korea Selatan yang mulai dikenal hampir di seluruh negara sejak dilaksanakannya gastrodiplomacy. Dengan menggunakan metode kualitatif-deskriptif, hasil penelitian menunjukkan bahwa peran media massa menjadi salah satu faktor penting dalam menjebatani perbedaan budaya, sehingga proyek gastrodiplomacy yang dilakukan Korea berhasil membuat Kimchi dan makanan khas Korea lainnya dapat diterima baik oleh masyarakat umum di Indonesia sebagai pilihan kuliner favorit ketika makan di luar rumah. Kata kunci: persepsi, masyarakat Indonesia, Kimchi
ABSTRACT<>br>
Kimchi for the Korean people is not just a typical national food, it also acts as a bond between the ancestors and the future generations. Kimchi also managed to become a powerful magnet to attract the attention of Indonesian society to know more about Kimchi and various foods from South Korea. This can not be separated from South Korea 39 s efforts to popularize Kimchi and other Korean food through dramas, films, and also the spread of South Korean restaurants in Indonesia. This paper explains the public perception in Indonesia about South Korean food that has been known almost in all countries since the implementation of gastrodiplomacy. Using qualitative descriptive method, the results of this research indicates that the role of mass media becomes one of the most important factors in overcoming cultural differences, so that Kimchi can be well accepted by Indonesian citizens as a favorite culinary choice when eating out. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Rosalin Nisrina
"Kimchi merupakan makanan khas masyarakat Korea yang sekaligus dijadikan sebagai alat untuk menyebarkan budaya kuliner Korea ke dunia. Penyebaran kimchi sudah masuk ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Kimchi di Korea memiliki jenis bermacam-macam. Namun, tidak semua jenis kimchi di Korea masuk ke Indonesia. Jurnal ini akan memaparkan ragam kimchi yang terdapat di Indonesia serta analisa budaya terhadap ragam kimchi tersebut.
Kimchi is traditional food from Korea and as a tool to spread the culinary culture of Korea to the world. The spread of kimchi has entered into various countries, including Indonesia. Kimchi in Korea have this kind of assortment. However, not all types of kimchi in Korea can come to Indonesia market. This journal will present variety of kimchi contained in Indonesia as well as the analysist of the diverse cultures of the kimchi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Muhammad Ario Jati Hardiayanto
"Jepang dikenal sebagai negara yang masyarakatnya gemar memakan makanan laut terutama ikan. Hampir semua jenis hewan laut seperti kepiting, udang, kerang-kerangan dan terlebih lagi ikan adalah makanan pokok mereka. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan budaya kuliner Jepang dan kaitannya dengan nutrisi yang terkandung di dalamnya beserta tata aturan pengolahan bahan makanan. Penelitian ini akan menguraikan kandungan nutrisi dalam budaya kuliner terutama pada ikan serta. Kuliner adalah wujud dari kebudayaan artefak, dimana wujud dari kebudayaan artefak bersifat konkret karena merupakan realisasi dari ide dan gagasan.
Japan is known as a country where people love to eat seafood, especially fish. Almost all kinds of marine animals such as crabs, shrimp, shellfish, and especially fish are their staple food. This paper aiming to describe the Japanese culinary culture and its relation to the nutrients that were along with food processing regulations. This study will describe the nutrient content in the culinary culture and especially in fish. Culinary is a form of cultural artifacts, which is concrete because it is the realization of the ideas and suggestions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Ariana Conchita Syafrudin
"
ABSTRAKSetiap negara tentu memiliki keunikan dan ciri khas kulinernya masing-masing. Tidak terkecuali Jepang, kuliner Jepang banyak yang memiliki pengaruh dari negara lain terutama dari negara Cina. Salah satu bahan makanan yang tidak terlepas dari kuliner Jepang adalah pemakaian kedelai dalam setiap masakan, baik sebagai bahan bumbu maupun bahan makanan. Kedelai pertama kali dibudidayakan di Cina dan masuk ke Jepang melalui peninsula Korea lebih dari 2000 tahun yang lalu seiring dengan penyebaran agama Buddha. Sh?yu dan miso merupakan bahan bumbu dasar yang penting dalam cita rasa masakan Jepang. Selain itu bangsa Jepang juga banyak mengkonsumsi bahan makanan berbahan dasar kedelai seperti Natto dan Tofu. Peran Kedelai tidak hanya dalam budaya kuliner Jepang, tetapi kedelai juga digunakan oleh bangsa Jepang dalam salah satu perayaan/festival tahunan yaitu festival Setsubun Mamemaki festival melempar kedelai . Penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan atas peran kedelai dalam budaya kuliner Jepang dan salah satu festival tahunan musim semi dalam budaya Jepang.
ABSTRACTEvery country has their own culinary uniqueness and characteristics. Japan is no exception, Japanese cuisine has a lot of influences from other countries, especially China. One of the ingredients that cannot be separated from Japanese cuisine is the use of soybean in each of Japanese cooking, both as a seasoning or an ingredient. Soybeans were first cultivated in China and brought into Japan through the Korean Peninsula over 2000 years ago with the spread of Buddhism. Sh yu and miso are both main ingredients that are essential in the taste of Japanese cuisine. Japanese people consume a lot of soy bean based food such as Natto and Tofu. The role of soybean is not only in Japanese culinary culture, but it is used in one of Japan rsquo s yearly festivals called Setsubun Mamemaki bean throwing festival . This study aims to answer the role of soybeans in Japanese culinary culture and the role in one of the Spring yearly festivals in Japanese culture. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library