Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164293 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitratur Rahmah Agustina
"Kekurangan gizi dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik, intelektual dan juga dianggap sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian underweight pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari penelitian payung Hibah PITTA B tahun 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17,3% anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang mengalami underweight, dan 6,1% di antaranya mengalami severly underweight. Dari 214 anak, 63,6% anak berusia 12-23 bulan, 50,5% laki-laki, 7% mengalami BBLR, 75,7% lahir dari ibu berpendidikan rendah, 47,7% memiliki ibu dengan pengetahuan kurang, 68,7% tidak memperoleh ASI eksklusif, 25,2% mengalami diare, 46,7 % mengalami defisit energi, dan 46,7% defisit protein. Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa tidak satupun variabel berhubungan dengan kejadian underweight. Namun, hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa usia anak (p value = 0,014), pendidikan ibu (p value =0,029) berhubungan signifikan dengan kejadian underweight. Adapun pengetahuan ibu (p value = 0,004) berhubungan terbalik dengan kejadian underweight. Pendidikan ibu merupakan faktor dominan kejadian underweight pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang tahun 2019 (OR= 3,259, 95% CI ; 1,132-9,382). Peneliti menyarankan Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, khususnya ibu yang memiliki anak usia 6-23 bulan tentang gizi bayi dan balita, gejala dan dampak dari kekurangan gizi, pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, beserta faktor-faktor lainnya yang dapat menyebabkan kekurangan gizi pada anak.

Malnutrition can affect to physical and intellectual growth as well as considered a major cause of children morbidity and mortality. This study aims to determine the dominant factors associated with the underweight cases in children aged 6-23 months in Babakan Madang District, Bogor Regency. The research design was cross-sectional. This study used secondary data obtained from the PITTA B umbrella study in 2019. The results showed that 17.3% of children aged 6-23 months in Babakan Madang District were underweight and 6.1% of them were severelyly underweight. Among 214 children, there were 63.6% children aged 12-23 months, 50.5% were male, 7% experienced LBW, 75.7% raised by mothers with low education, 47.7% had mothers with poor knowledge, 68.7% did not receive exclusive breastfeeding, 25.2% had diarrhea, 46.7% had an energy deficit, and 46.7% had a protein deficit. The results of the chi-square analysis showed that none of the variables associated with the underweight problem. However, the logistic regression test results showed that the children age (p value = 0.014), mothers’ educational background (p value = 0.029) were significantly associated with underweight. Meanwhile, maternal knowledge (p value = 0.004) was inversely related to underweight. Maternal education is the dominant factor in children underweight problem aged 6-23 months in Babakan Madang District in 2019 (OR = 3.259,95% CI; 1,132-9,382). The researcher suggested the Bogor District Health Office to provide socialization and education to the community, especially mothers who have children aged 6-23 months in regard to nutrition for infants and toddlers, symptoms and impacts of malnutrition, the importance of clean and healthy living habits, and other factors which can cause malnutrition in children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eunike Bunga Putriani
"ABSTRAK
Stunting atau pendek untuk anak seusianya, didefinisikan sebagai PB/U <-2 SD dari median standar pertumbuhan anak milik WHO. Stunting memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang tahun 2019. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder Gizi dan Kesehatan Balita Babakan Madang dengan jumlah sampel 283 anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, serta memiliki data yang lengkap. Variabel dependen yang digunakan yaitu stunting, sementara variabel independennya adalah pendapatan keluarga, tingkat pendidikan ibu, usia ibu saat hamil, tinggi badan ibu, pemberian kolostrum, usia mulai pemberian MPASI, dan kerutinan kunjungan ke posyandu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada anak usia 6-23 bulan mencapai 33,2 persen, yang termasuk dalam kategori tinggi menurut klasifikasi WHO pada tahun 1995. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kerutinan kunjungan ke posyandu dengan kejadian stunting. Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa kerutinan kunjungan ke posyandu merupakan faktor dominan kejadian stunting (OR= 2,102; 95% CI 1,268-3,486). Berdasarkan hasil penelitian, saran bagi posyandu, yaitu menetapkan waktu teratur untuk pelaksanaan posyandu, rutin memberikan penyuluhan terkait gizi dan kesehatan ibu hamil, bayi, dan balita, serta melakukan kunjungan rumah pada ibu atau pengasuh bayi dan balita yang tidak rutin ke posyandu. Saran bagi masyarakat, yaitu untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan posyandu. Kemudian, saran untuk peneliti lain, yaitu melakukan penelitian dengan cakupan yang lebih luas dan mendalam."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yuliastini
"

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan faktor kejadian diare pada balita 6-59 bulan di Kecamatan Babakan Madang tahun 2019. Desain penelitian adalah cross sectional. Metode pengambilan sampel yaitu cluster random sampling, diperoleh 612 balita. Pengumpulan data dilakukan bulan Mei-Agustus 2019, dengan mengukur berat badan dan panjang badan balita serta wawancara terstruktur kepada ibu balita menggunakan kuesioner. Hasil penelitian diketahui 22,5% balita mengalami diare pada 1 minggu, 2 minggu, 1 bulan dan 3 bulan terakhir sebelum wawancara dilakukan. Faktor dominan terjadinya diare pada balita 6-59 bulan di Kecamatan Babakan Madang tahun 2019 adalah sumber air bersih untuk minum setelah dikontrol variabel usia ibu, menyimpan MP-ASI sisa, potong kuku balita, air bersih untuk masak dan mencuci peralatan makan balita. Perlu diupayakan infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah, penyehatan lingkungan dengan penyuluhan tentang bahaya diare dan cara pencegahannya.


This study aims to determine the determinants incidence of diarrhea in infants 6-59 months in Babakan Madang District in 2019. Study design was cross sectional. Sampling method was purposive sampling, obtained 612 toddlers. Data collection in May August 2019, by measuring the weight and length of infants, structured interviews with toddler mothers using questionnaire. The results of the study found that 22.5% of children under five had diarrhea at 1 week, 2 weeks, 1 month and the last 3 months before the interview. Dominant factor in the occurrence of diarrhea in infants 6-59 months in Babakan Madang Sub-district in 2019 was the source of clean water for drinking after being controlled by the mother's age variable, storing leftover complementary feeding, cutting toddler's nails, clean water for cooking and washing toddler's tableware. Infrastructure needs to be sought to meet drinking water needs for low-income people, environmental health through counseling about the dangers of diarrhea and how to prevent it.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilya Roza Werdani
"Kekurangan gizi merupakan salah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh asupan makanan yang tidak adekuat dan penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kekurangan gizi (wasting) pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Kekurangan gizi (wasting) diukur menggunakan indikator berat badan menurut panjang badan (BB/PB). Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri (berat badan dan panjang badan) dan wawancara kuesioner dengan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17,0% anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang mengalami kekurangan gizi (wasting). Dari 153 anak usia 6-23 bulan, 44,4% mengalami infeksi saluran pernapasan akut dan/atau diare dalam 2 minggu terakhir, 47,7% tidak ASI eksklusif, 43,1% tidak mencapai minimum dietary diversity, 52,9% tidak mencapai minimum acceptable diet, 32,0% mengalami defisit asupan energi, dan 52,9% defisit asupan protein. Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa penyakit infeksi (p-value =0,032) dan asupan energi (p-value =0,017) berhubungan signifikan dengan kekurangan gizi (wasting). Uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa asupan energi merupakan faktor dominan kekurangan gizi (wasting) pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang tahun 2019 (OR=5,616; 95% CI : 1,193-26,438).

Undernutrition is a form of malnutrition caused by inadequate food intake and infectious diseases. The present study was conducted to determine the dominant factor related to undernutrition (wasting) among children aged 6-23 months in Pagedangan, Tangerang District. Cross-sectional designs were used to conduct this study. Undernutrition (wasting) was measured using child weight-for-height (WHZ) indicator. The data were collected by anthropometric measurements (body weight and body length) and questionnaire interviews with respondents. This study showed that 17.0% of children aged 6-23 months in Pagedangan, Tangerang District were wasted. Of the 153 children aged 6-23 months, 44.4% had acute respiratory infections and/or diarrhea in the past 2 weeks, 47.7% did not exclusively breastfeed, 43.1% had un-met the minimum dietary diversity, 52.9% had un-met a minimum acceptable diet, 32.0% had a deficit of energy intake and 52.9% had a deficit of protein intake. Chi-square analysis revealed that infectious diseases (p-value=0.032) and energy intake (p-value=0.017) were significantly associated with undernutrition (wasting). Multiple logistic regression analysis revealed that energy intake was the dominant factor of undernutrition (wasting) among children aged 6-23 months in Pagedangan, Tangerang District in 2019 (OR=5,616; 95% CI:1,193-26,438)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nur Laili Mayang
"ABSTRAK
Stunting merupakan pertumbuhan tidak normal karena kekurangan zat gizi kronis selama masa kehamilan sampai 2 tahun pertama kehidupan. Anak yang stunting memiliki metabolisme yang rendah dan menghambat oksidasi lemak sehingga berisiko tinggi mengalami kegemukan di usia 3-5 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan terhadap kejadian stunting pada anak usia 0-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang Tahun 2018. Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional, menggunakan data sekunder Gizi dan Kesehatan Balita dengan jumlah sampel 279 yang didapatkan setelah melakukan teknik purposive sampling dengan kriteria eksklusi anak lahir tidak cukup bulan. Pengambilan data sekunder dilakukan dengan cara membuat kaji etik dan surat permohonan kepada pemilik data. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa prevalensi stunting pada anak usia 0-23 bulan mencapai 21,1. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menemukan perbedaan bermakna kejadian stunting berdasarkan asupan energi OR= 2,059; 95 CI 1,145-3,705 , asupan zink OR= 2,987; 95 CI 1,641-5,435 , dan asupan zat besi OR= 4,246; 95 CI 2,172-8,301 pada anak usia 0-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang. Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa asupan zat besi sebagai faktor dominan kejadian stunting pada anak usia 0-23 bulan setelah dikontrol oleh variabel jumlah balita, asupan zink, keberagaman makanan, ASI eksklusif, asupan energi, praktik BAB keluarga, pendidikan ibu, jumlah keluarga, asupan protein. OR= 3,392; 95 CI 1,373-8,376 . Berdasarkan hasil penelitian, saran bagi suku dinas yaitu mengkampanyekan peningkatan asupan zat besi selama 1000 HPK, bagi puskesmas dan posyandu untuk melakukan pengukuran panjang badan dan penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya asupan zat besi bagi anak dan ibu hamil. Selanjutnya, saran untuk peneliti lain adalah melakukan penelitian lebih luas serta membandingkan antara pedesaan dan perkotaan serta melakukan 3 kali food re-call untuk mengetahui asupan makan anak secara keseluruhan.

ABSTRACT
Stunting is an abnormal growth due to chronic malnutrition during pregnancy until the first two years of life. Stunting children have a low metabolism and inhibit the oxidation of fat so that high risk of obesity children age 3 5 years. The objective of this research is to determine the dominant factor related with stunting occurrence among children aged 0-23 months in Babakan Madang district in 2018. The research was descriptive study with cross sectional design that using secondary data of Nutrition and Health of toddler and include 279 children taken after doing purposive technique sampling with the exclusion criteria of pre term birth. Secondary data collection is done by making ethical clearance and application letter to data owner. The results showed prevalence of stunting in children aged 0-23 months was 21.1. The results of bivariate analysis with chi square test found significant differences stunting incidence based on energy intake OR 2.059 95 CI 1.145 3,705 , zinc intake OR 2,987 95 CI 1,641 5.435 , and iron intake OR 4,246 95 CI 2.172 8.301 . Furthemore, multivariate analysis with binominal logistic regression showed iron intake as a dominant factor of stunting occurrence among children aged 0 23 months after controlled by other variable of number of toddler, zinc intake, food diversity, exclusive breastfeeding, energy intake, family laterine, mother education, number of family, and protein intake OR 3,392 95 CI 1.373 8.376 . Based on this research, the recommendations for Suku Dinas Kesehatan are to appeal for increase iron intake during 1000 HPK, for puskesmas and posyandu to measurement body length and counseling to the community about importand iron intake for child and pregnant mother. And then, the advice for researchers are more extensive research and compare between rural and urban and use 3 times food re call to know the overall intake of children. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwinda Listya Indirwan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan status gizi baduta usia 6-23 bulan berdasarkan composite index anthropometric failure (CIAF) di Kecamatan Babakan Madang tahun 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Respponden yang berpartisipasi pada penelitian ini yaitu sejumlah 279 baduta dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan pada Mei-September 2019, meliputi pengukuran berat badan dan panjang badan, wawancara terstruktur menggunakan bantuan kuesioner, dan lembar 24-hour recall. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 43,4% baduta yang mengalami anthropomteric failure berdasarkan indikator CIAF. Berdasarkan hasil analisis multivariat, diketahui bahwa usia baduta menjadi faktor paling dominan pada terjadinya anthropomteric failure pada baduta usia 6-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang tahun 2019 setelah dikontrol variabel riwayat ASI eksklusif dan riwayat penyakit diare (p=0,028, OR=1,775 95% CI=1,063-2,964). Perlu selalu diperhatikan pemberian asupan makanan anak yang aman, higienis, dan adekuat sesuai usianya.

ABSTRACT
The objective of the study is to determine the determinants of nutritional status of children aged 6-23 months based on the composite anthropometric failure index (CIAF) in Babakan Madang District in 2019. The study design used in this study was cross sectional. The sample used in this study were 279 children using the purposive sampling method. Data collection was conducted in May-September 2019. Data collection was carried out by measuring body weight and length, structured interviews using a questionnaire, and a 24-hour recall sheet. The results showed that 43.4% of the children had experienced anthropomteric failure based on CIAF indicators. Based on the results of the analysis, it is known that the age of the children is the most dominant factor in the occurrence of anthropomteric failure in children aged 6-23 months in Babakan Madang Subdistrict in 2019 after controlling for a history of exclusive breastfeeding and a history of diarrhea in the past 1 month. It is always necessary to pay attention to the intake of children who are safe, hygienic, and adequate according to their age."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kelvin Halim
"Prevalensi stunting pada balita di Indonesia, khususnya Kabupaten Bogor masih tergolong tinggi. Keragaman konsumsi pangan, salah satu penilaian pada praktik pemberian makan bayi dan anak, merupakan salah satu determinan utama dalam kejadian stunting. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan keragaman konsumsi pangan dan faktor lainnya dengan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah sampel 149 anak usia 6-35 bulan di Kecamatan Babakan Madang selama bulan April-Juni 2019. Skor keragaman konsumsi pangan diambil dari 1x24hr food recall berdasarkan 7 kelompok pangan dan dikategorikan berdasarkan beragam (<4 kelompok pangan) dan tidak beragam (≥4 kelompok). Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stunting pada anak sebesar 32.2%. 31.5% anak mengonsumsi pangan tidak beragam. Hasil uji chi-square menunjukkan adanya hubungan bermakna antara keragaman konsumsi pangan (p=0.033), minimum acceptable diet (p=0.013), dan konsumsi sayur dan buah sumber vitamin A (p=0.015). Maka dari itu, upaya intervensi perlu dilakukan dengan meningkatkan keragaman pangan dan kualitas makan bayi dan anak dalam menurunkan risiko kejadian stunting di tingkat keluarga dan masyarakat.

Prevalence of stunting among under children in Indonesia, particularly in Bogor, East Java, is still considered high. Dietary diversity, one of the important assessments in infant and child feeding practice, is one of important determinants of stunting. This study is aimed to examine associations between dietary diversity with other factors with prevalence of stunting among children. A cross-sectional design study involving 149 children aged 6-35 months in Babakan Madang District from April-June 2019 was performed in this study. Dietary diversity scores were collected from 1x24hr food recall based on 7 food groups and categorized as low (<4 food groups) and high (≥4 food groups). Results showed the prevalence of stunting in this study is 32.2%. 31.5% of the children had low dietary diversity. Using chi-square analysis, there was significant associations in prevalence of stunting in children in dietary diversity (p=0.033), minimum acceptable diet (p=0.013), and consumption of vitamin A-rich fruits and vegetables (p=0.015). Interventions should be taken by improving dietary diversity to reduce the burden and prevalence of stunting in both household and community level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nentia Erianti Sidik
"Underweight merupakan masalah gizi yang umumnya dialami oleh anak-anak berusia di bawah 5 tahun, yang dapat menimbulkan dampak negatif seperti penurunan daya tahan tubuh, penurunan fungsi kelenjar pituitary, tiroid, gonad, gangguan psikologis serta menimbulkan masalah gizi lain yaitu wasting atau stunting (Ali, 2006; Mamhidira, 2006; WHO, 2010; Andriani, 2012; Mahan, Raymond, 2017). Jumlah anak berusia 0-59 bulan yang menderita underweight di wilayah Jakarta Pusat pada tahun 2017 tercatat sebanyak 18,1% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Kejadian underweight pada anak dakarena faktor-faktor seperti asupan gizi, penyakit infeksi, praktik IMD, praktik ASI eksklusif, karakteristik keluarga dan lainnya. Untuk mengetahui proporsi underweight, hubungan antara faktor-faktor tersebut serta faktor dominan kejadian underweight maka dilakukan penelitian dengan desain cross-sectional pada anak usia 25-30 bulan di Kecamatan Gambir dan Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Total sampel penelitian berjumlah 121 anak. Hasil penelitian menunjukkan persentase anak yang memiliki status gizi underweight sebesar 25.6%. Hasil analisis dengan uji chi-square menandakan ada perbedaan signifikan pada asupan energi (P-value = 0.027), asupan karbohidrat (P-value = 0.035), tingkat pendidikan ayah (P-value = 0.045), pendapatan keluarga (P-value = 0.004) terhadap underweight. Hasil analisis regresi logistik ganda menandakan asupan karbohidrat merupakan faktor dominan underweight (OR = 7.7).

Underweight is a nutritional problem that is generally experienced by children under 5 years of age, which can cause negative effects such as decreased endurance, decreased function of the pituitary gland, thyroid, gonads, psychological disorders and cause other nutritional problems namely wasting or stunting (Ali, 2006; Mamhidira, 2006; WHO, 2010; Andriani, 2012; Mahan, Raymond, 2017). The number of children aged 0-59 months suffering from underweight in the Central Jakarta area in 2017 was 18.1% (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2018). The incidence of underweight in children can be caused by direct and indirect factors such as nutritional intake, infectious diseases, IMD practices, exclusive breastfeeding practices, family characteristics and others. To determine the proportion of underweight, the relationship between these factors as well as the dominant factors of underweight events, a cross-sectional study was conducted on children aged 25-30 months in Gambir Subdistrict and Sawah Besar Subdistrict, Central Jakarta. The total sample of the study amounted to 121 children. The results showed the percentage of children who had underweight nutritional status was 25.6%. The results of the analysis with the chi-square test showed there were significant differences in energy intake (P-value = 0.027), carbohydrate intake (P-value = 0.035), father's education level (P-value = 0.045), family income (P-value = 0.004) against underweight. The results of the multiple logistic regression analysis showed that carbohydrate intake was a dominant factor underweight (OR = 7,7)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Dhani Yustika
"Anak dengan kondisi stunting mengalami pertumbuhan yang tidak optimal, daya tahan tubuh rendah dan rentan terhadap penyakit, dan kemampuan kognitif yang rendah, meningkatkan risiko kegemukan dan penyakit degeneratif sehingga mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan hubungan asupan zat gizi, riwayat ASI eksklusif, riwayat infeksi penyakit, berat lahir, panjang lahir, pendidikan ayah dan pendidikan ibu dengan kejadian stunting. Penelitian cross-sectional ini menggunakan data sekunder Gizi dan Kesehatan Balita di Kecamatan Babakan Madang Tahun 2018 dengan jumlah sampel 134 responden yang didapatkan dengan teknik purposive sampling. Hasil analisis bivariat dengan uji chisquare menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan pendidikan ibu terhadap kejadian stunting (p= 0,040; OR= 2,986; 95%, CI: 1,128-7,903). Diperlukan peran aktif Dinas Kesehatan untuk mensosialisasikan pentingnya asupan gizi seimbang bagi anak serta puskesmas dan posyandu untuk melakukan pengukuran tinggi badan minimal 6 bulan sekali.

Stunting causing non-optimal growth, low endurance, susceptibility to disease and low cognitive abilities and increase the risk of obesity and degenerative diseases which affected human resources quality. This study aims to determine the relationship between nutrient intake, history of exclusive breastfeeding, history of disease infection, birth weight, length of birth, paternal education and maternal education with stunting. This cross-sectional study using secondary data in Babakan Madang District, Bogor in 2018 with a sample of total 134 children obtained by purposive sampling technique. Bivariate analysis with the chi-squared test showed that there was significant relationship between maternal education and the incidence of stunting (p = 0.04; OR = 2.986; 95%, CI: 1,128-7,903). This study gives us empirical evidence for Ministry of Health to increasing campaign and promotion regarding the importance of balanced nutrition for children under five and Puskesmas and Posyandu should be used to measure height for age at least once in six months.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Irfani Aisya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan
dengan dengan kejadian underweight pada anak berusia 24-30 bulan berdasarkan faktor
resikonya, seperti: asupan gizi, riwayat penyakit infeksi, riwayat BBLR, pola asuh, dan
karakteristik keluarga di Kelurahan Jatinegara dan Pulogebang, Kecamatan Cakung, Kota
Jakarta Timur pada tahun 2019. Penelitian dilakukan dengan desain studi potong lintang
dan menggunakan data sekunder yang diambil pada bulan Mei 2019 dengan jumlah
responden sebanyak 221 orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi
square untuk data kategorik dan uji mann whitney untuk data numerik tidak terdistribusi
normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 16,7% anak berusia 24-30 bulan
mengalami underweight. Analisis bivariat dengan menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara kejadian underweight dengan asupan energi, asupan
protein, dan asupan vitamin A pada anak berusia 24-30 bulan di Kecamatan Cakung
Jakarta Timur pada tahun 2019.

This study aims to determine the description and factors associated with the incidence of underweight in children aged 24-30 months based on risk factors, such as: nutritional intake, history of infectious diseases, history of low birth weight, feeding practices, and family characteristics in Jatinegara and Pulogebang Villages, Cakung Subdistrict, East Jakarta in 2019. The research was conducted with a cross-sectional design and used secondary data taken in May 2019 with a total of 221 respondents. Data analysis was performed using the chi square test for categorical data and the Mann Whitney test for non-normally distributed numerical data. The results showed that as many as 16.7% of
children aged 24-30 months were underweight. Bivariate analysis showed that there was
a significant relationship between the incidence of underweight and energy intake, protein intake, and vitamin A intake in children aged 24-30 months in Cakung District, East Jakarta in 2019.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>