Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72203 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Friska Agustina
"Sistem geotermal merupakan sistem yang dinamis, terutama ketika mulai dilakukan produksi, keadaan sistem geotermal akan mengalami ketidakseimbangan. Dengan dilakukannya produksi, tekanan pada reservoir akan menurun dan mengakibatkan boiling, sehingga fase cair berubah menjadi fase uap. Dengan permeabilitas vertikal yang baik, fase uap akan bergerak ke bagian atas reservoir dan terpisah dengan fase cair, lalu terbentuklah steam cap di zona atas dan reservoir dengan fase cair pada bagian bawah. Walaupun uap yang paling mudah digunakan dalam pemanfaatan eksplorasi geotermal, namun proses pembentukan uap lebih lambat jika dibandingkan dengan pengambilan uap dari reservoir, sehingga membuat proses eksplorasi menjadi tidak sustainable. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan reservoir yang baik dengan melakukan monitoring dan proses produksi-reinjeksi yang baik. Pada penelitian ini, digunakan metode 3-D forward modeling dengan melakukan simulasi perubahan karakteristik reservoir dengan mengasumsikan penambahan volume steam cap. Lalu dalam proses analisisnya dilakukan inversi 1-D dan 2-D juga membuat kurva resistivitas untuk setiap model sintetik yang telah dibuat. Dari hasil kurva resistivitas, telihat jika adanya kenaikan kurva atau kenaikan nilai resistivitas yang bertahap pada bagian kedalaman antara clay cap dan reservoir. Begitupun dari hasil inversi, terlihat anomali dengan resistivitas tinggi pada bagian antara clay cap dan reservoir. Perubahan nilai resistivitas itu sendiri menunjukkan bagaimana pengaruh keberadaan steam cap pada respon resistivitas.

The geothermal system is a dynamic system, especially when production starts, the state of the geothermal system will experience an imbalance. With production, the pressure in the reservoir will decrease and result in boiling, so that the liquid phase changes to the vapor phase. With good vertical permeability, the vapor phase will move to the top of the reservoir and separate from the liquid phase, then a steam cap is formed in the upper zone and a reservoir with a liquid phase at the bottom. Although steam is the easiest to use in the utilization of geothermal exploration, the process of forming steam is slower than the extraction of steam from a reservoir, thus making the exploration process unsustainable. Therefore, it is necessary to carry out a good reservoir management by monitoring and a good production-reinjection process. In this study, the 3-D forward modeling method was used by simulating reservoir changes by assuming an additional steam cap volume.Then, in the analysis process, 1-D and 2-D inversions are also carried out to create a resistivity curve for each forward model that has been made. From the results of the resistivity curve, it can be seen if there is a gradual increase in the resistivity value at the depth between the clay cap and the reservoir. Likewise, from the inversion results, anomaly with high resistivity was seen in the part between the clay cap and the reservoir. The change in the resistivity value itself shows how the presence of a steam cap affects the resistivity response.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ewin Rahman Dzuhri
"Magnetotelurik (MT) adalah metode geofisika yang umumnya digunakan dalam eksplorasi potensi sumber daya alam panas bumi. Metode MT dapat menggambarkan penampang resistivitas bawah permukaan bumi mulai dari ratusan meter hingga ratusan kilometer tergantung dari periode pengukuran. Dengan menggabungkan tiga studi yaitu geologi, geokimia dan geofisika, maka dapat mendileneasi sistem geotermal yang terdiri dari clay cap, reservoir, dan sumber panasnya. Bagaimanapun juga, dalam akuisisi data MT, kita juga harus melihat kondisi sekitar daerah penelitian karena pasti terdapat gangguan yang mempengaruhi data MT. Salah satu gangguan dari sekitar daerah penelitian adalah gangguan yang berasal dari laut atau biasa disebut dengan sea effect. Untuk mengurangi gangguan dari sea effect, maka kita harus memahami pengaruh apa saja yang dihasilkan dari sea effect terhadap data MT untuk menghindari mis interptretasi data MT setelah diolah maupun setelah inversi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemodelan simulasi dan inversi 3D menggunakan data sintetik dan data real. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menyimpulkan apa yang disebabkan oleh sea effect dalam mempengaruhi data MT. Sea effect ini dapat menyebabkan mis interpretasi pada data MT. Jadi, dengan memahami pengaruh sea effect pada data MT dan mengurangi efeknya dapat meningkatkan kualitas data MT dalam menggambarkan bawah permukaan dan mengurangi resiko eksplorasi geotermal. Berdasarkan studi yang sudah dilakukan diketahui bahwa sea effect mempengaruhi data magnetotelurik dalam kurva apparent resistivity dan fasenya pada semua rentang frekuensi yang berkorelasi dengan jarak antara titik stasiun dengan lautnya. Untuk hasil inversi 3-Dimensi, pengaruh dari laut cukup signifikan dengan adanya nilai-nilai resisitivitas yang kurang sesuai dengan model awal dan dapat diatasi dengan menggunakan oceanic model pada proses inversi.

Magnetotelluric (MT) is a geophysical method commonly used in the geothermal survey. MT method can image the resistivity of earth from a few tens of meters to several hundred kilometers depending on the measurements periods. With geology and geochemistry as supporting data (so-called 3G), integrated 3G data can be very powerful to delineate geothermal system which is clay cap, reservoir, and heat source.  However, in MT data acquisition we have to pay attention to the surroundings of the survey area because there are noises that will affect MT data. One of the noises from the surrounding area is noise from the sea or it is also called coast effect. In order to reduce the noise from MT data acquisition, especially noise from the sea, and miss interpretation of MT data after processing, we have to study the impact of coast effect on MT data during the acquisition and even when inversion. The method of this study is using forward modeling and 3-D inversion using synthetic MT data. The aim of this study is to conclude what causes showed up from MT data affected by the coast effect noise. This sea effect could lead to magnetotelluric data miss interpretation. Thus, by understanding the sea effect on magnetotelluric data and correct it, could improve the quality of subsurface image and lower the geothermal exploration risks. Based on this study, the effect of sea to magnetotelluric data shown in apparent resistivity and phase where this effect correlated to the distance of MT station and the sea. For 3-D inversion, the effect of sea is making inappropriate result in resistivity value. This effect can be overcome by using oceanic model in 3-D inversion process."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Hikmah Ramadianti
"ABSTRAK
Salah satu target eksplorasi panas bumi adalah zona permeabilitas tinggi, yang mana zona ini biasanya berhubungan dengan banyak struktur. Pemetaan struktur pada geologi hanya mampu menunjukkan struktur permukaan saja. Kemenerusan struktur ke bawah permukaan sulit dideteksi. Hal ini dapat dilakukan dengan analisis struktur menggunakan metode Magnetotelurik (MT), yaitu induction arrows, kurva splitting dan diagram polar. Dengan menggunakan induction arrow dan diagram polar kita dapat memetakan keberadaan anomali konduktif. Spliting pada data kurva MT pada range frekuensi tinggi biasanya terjadi karena struktur di bawah permukaan. Forward modeling 3-D pun dilakukan guna memastikan struktur pada daerah tersebut, dengan model sintetik yang lebih simple dibuat berdasarkan acuan dari hasil inversi 3-D sehingga dapat mempermudah dalam melihat respon analisis induction arrows, kurva splitting dan diagram polar data MT riil lapangan. Hasil penelitian dari penelitian Lapangan ?S? ini menunjukan adanya korelasi antara struktur geologi dengan data MT baik analisis kurva splitting, induction arrows, dan diagram polar. Korelasi tersebut memperlihatkan adanya kontrol struktur yakni Sesar Sm dan Cg terhadap hadirnya zona main conductor. Zona pemboran diorientasikan sebelah Selatan Sesar Sm berarah NW-SE, dimana berdasarkan kemiringan struktur Sm ini mengarah NE-SW.

ABSTRAK
One of the geothermal exploration target is a zone of high permeability, which is usually associated with a lot of structure. Geological mapping of the structure is only able to show the structure of the surface. Continuity of structures beneath the surface difficult to detect. However, to look for structure, can be done by using the methods of structural analysis magnetotellurics (MT), such as, the induction arrows, splitting curves and polar diagram. By using induction arrow and diagram polar we can map the presence of anomalous conductive. Spliting the MT curve data at high frequency range usually occurs because of the structure below the surface. Forward 3-D modeling was done to ensure the structure of the region, with a more simple synthetic models are based on 3-D inversion results. The results of the Field "S" shows a correlation between the geological structure of the data is good MT splitting curve analysis, Induction Arrows, and a polar diagram. The correlation shows that the control structure of the Sm and Cg Fault zone to the presence of the main conductor. Zone drilling is oriented southern Sm Fault trending NW-SE, which is based on the slope of the structure of Sm leads NE-SW."
2016
S64171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amallia Nadhiaratna
"ABSTRAK
Lapangan geotermal Sibayak berada di Sumatera Utara dengan ketinggian antara 1400 sampai 2200 m dengan keberadaan tiga vulkano aktif. Potensi dari lapangan geotermal Sibayak mencapai 40 MWe, namun saat ini kapasitas yang dieksplorasi baru mencapai 12 MWe. Area pemboran yang produktif berasosiasi dengan zona reservoir memiliki ciri yaitu area dengan temperatur dan permeabilitas tinggi. Daerah dengan permeabilitas tinggi ini biasanya disebabkan oleh banyaknya rekahan-rekahan. Pengukuran resistivitas dengan metode mise-a-la-masse merupakan cara yang dapat digunakan untuk mengetahui zona rekahan dengan permeabilitas tinggi. Data pendukung juga diperlukan seperti data geologi, geokimia, dan data sumur. Pembuatan model menggunakan metode inversi smoothness constrained least squares. Nilai resistivitas rendah menunjukkan adanya rekahan-rekahan bawah permukaan. Hasil yang diperoleh menunjukkan tiga zona permeabel yaitu high permeability di bagian utara sumur SBY-4 atau sekitar Gunung Sibayak, moderate permeability dekat sumur SBY-3 dan SBY-4, dan low permeability di bagian selatan dekat kaldera. Rekomendasi potensi lokasi sumur pemboran produksi berada di daerah upflow yang bertemperatur tinggi dan permeabilitas tinggi, yaitu di sebelah utara sumur SBY-4.

ABSTRACT
Sibayak geothermal field located in Sumatera Utara with elevation around 1400 until 2200m and surround by three active volcanoes. The potential of the Sibayak geothermal field reaches 40 MWe, but currently the explored capacity has only reached 12 MWe. Productive drilling areas associated with reservoir zones are characterized by areas with high temperature and permeability. This area with high permeability is usually caused by many fractures. Resistivity measurement using the mise-a-la-masse method is a method that can be used to determine the zone of fracture with high permeability. Supporting data is also needed such as geological, geochemical and well data. Modeling uses the smoothness constrained least squares inversion method. Low resistivity values ​​indicate the existence of subsurface fractures. The results obtained showed three permeable zones which is high permeability in the northern part of the SBY-4 well or around Mount Sibayak, moderate permeability near the SBY-3 and SBY-4 wells, and low permeability in the southern part near the caldera. The recommendation for the potential location of the production drilling well is in the high temperature and high permeability upflow area, which is to the north of the SBY-4 well."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Sekar Arifianti
"Daerah “CB’ merupakan salah satu daerah prospek geotermal di Indonesia. Indikasi adanya potensi sistem geotermal daerah “CB” ditandai dengan kemunculan manifestasi permukaan berupa kelompok mata air panas yang bertemperatur 68 – 74.8oC dengan pH antara 6.35 – 68.4. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model konseptual terintegrasi dari data magnetotellurik, gravitasi satelit GGMPlus, geologi, dan geokimia. Hasil dari pemodelan inversi 3-D magnetotellurik menunjukkan adanya sebaran clay cap dengan variasi ketebalan 1 - 2 km, yang ditandai dengan nilai resistivitas 1 – 15 Ωm. Lapisan reservoir diduga mempunyai resistivitas 20 – 60 Ωm dengan puncak reservoir yang berada pada kedalaman ≤ 1000 meter di bawah permukaan. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan geotermometer Na/K Giggenbach, rata-rata temperatur reservoir relatif cukup tinggi yaitu sekitar 220 - 250 ºC. Sumber panas pada sistem geotermal “CB” ini diperkirakan berasal dari plutonik body yang berasosiasi dengan aktivitas sesar. Dalam penelitian ini juga diperoleh indikasi adanya struktur graben berarah barat laut - tenggara dan beberapa struktur patahan lainnya berdasarkan hasil analisis turunan berupa First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD) dari gravitasi satelit GGMPlus. Sistem geotermal “CB” ini diduga termasuk ke dalam klasifikasi fault-controlled geothermal system.reynor Ratio, and Jensen's Alpha with CAPM based on data collected from refinitv, eikon, IDX, Yahoo Finance for the period 2016 – 2021. The results show that in the period of crisis SSRI outperforms ISSI and SRI Kehati and in general SSRI could compete with ISSI and SRI Kehati. These results indicate that incorporating ESG screening into sharia investment decisions does not have a negative impact on returns and risks, so that it can be used as an option for portfolio diversification. In addition SSRI will increase the impact and positive contribution to reducing the financing gap for SDGs, as well as gain a wider investor base.

Daerah “CB’ merupakan salah satu daerah prospek geotermal di Indonesia. Indikasi adanya potensi sistem geotermal daerah “CB” ditandai dengan kemunculan manifestasi permukaan berupa kelompok mata air panas yang bertemperatur 68 – 74.8oC dengan pH antara 6.35 – 68.4. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model konseptual terintegrasi dari data magnetotellurik, gravitasi satelit GGMPlus, geologi, dan geokimia. Hasil dari pemodelan inversi 3-D magnetotellurik menunjukkan adanya sebaran clay cap dengan variasi ketebalan 1 - 2 km, yang ditandai dengan nilai resistivitas 1 – 15 Ωm. Lapisan reservoir diduga mempunyai resistivitas 20 – 60 Ωm dengan puncak reservoir yang berada pada kedalaman ≤ 1000 meter di bawah permukaan. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan geotermometer Na/K Giggenbach, rata-rata temperatur reservoir relatif cukup tinggi yaitu sekitar 220 - 250 ºC. Sumber panas pada sistem geotermal “CB” ini diperkirakan berasal dari plutonik body yang berasosiasi dengan aktivitas sesar. Dalam penelitian ini juga diperoleh indikasi adanya struktur graben berarah barat laut - tenggara dan beberapa struktur patahan lainnya berdasarkan hasil analisis turunan berupa First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD) dari gravitasi satelit GGMPlus. Sistem geotermal “CB” ini diduga termasuk ke dalam klasifikasi fault-controlled geothermal system."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulimatul Safa`ah Praromadani
"Daerah prospek geotermal Telomoyo terletak sekitar 34 km sebelah selatan dari kota Semarang, Jawa Tengah. Geomorfologi Telomoyo terdiri atas komplek Gunung Telomoyo yang didominasi batuan vulkanik plistosen-kuarter berupa piroklastik dan lava dengan komposisi andesit-basaltik. Manifestasi permukaannya berupa mata air panas dan batuan teralterasi. Pendugaan temperature reservoirnya berkisar 2300C.
Dari data gravitasi diketahui ada intrusi di bawah kaldera Telomoyo. Untuk mengetahui informasi bawah permukaan daerah prospek geothermal Telomoyo, dilakukan survey magnetotellurik (MT). Selanjutnya data MT yang diperoleh diolah melalui tahapan pemilihan data time series sampai inversi 2D dan divisualisasikan ke dalam 3D.
Hasil penelitian ini memperlihatkan lapisan resistivitas sangat rendah (<15 Ωm), diinterpretasikan sebagai lapisan penudung (clay cap). Lapisan yang berada di bawah clay cap dengan nilai resistivitas sekitar 50-150 Ωm diinterpretasikan sebagai reservoir dari sistem geotermal. Lapisan heat source tampak berbentuk dome dengan nilai resistivitas >250 Ωm. Selanjutya model dari data MT tersebut diintegrasikan dengan data geologi, geokimia, dan geofisika (gravitasi) sehingga dapat dibuat model konseptual yang dapat mendelineasi sistem geotermal daerah prospek Telomoyo dimana potensi geotermalnya berkisar 125 MWe.

Telomoyo geothermal prospect is located about 34 km southern from Semarang, Central Java. Geomorphology of Telomoyo consist of Mount Telomoyo dominated by volcanic plistocene- quartenary formation consists of pyroclastic and andesit-basaltic lava. Surface manifestation are hot springs and alterationed rock. The estimation of reservoir temperature is about 2300C.
From gravity data we can see an intrusion under Telomoyo's caldera. To get subsurface information about Telomoyo geothermal prospect , MT survey was done. MT data is processed through data selection stage of time series up to 2D inversion and visualized into 3D. The result of the reseach shows that there is very low resistivity layer (<15 Ωm), interpreted as clay cap.
The layer under clay cap with resistivity value is about 50-150 Ωm interpreted as reservoir of geothermal system. Heat source layer has dome shape wih resistivity value >250 Ωm. Moreover, the model from MT data integrated with geology, geochemistry, and geophysics (gravity) data so the conceptual model that delineated geothermal system of Telomoyo prospect area of which geothermal potension about 125 Mwe can be made.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S44548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Isa Marianto Suryo Putro
"Daerah “D” merupakan salah satu daerah prospek panasbumi di Indonesia. Daerah ini di dominasi oleh batuan produk vulkanik yang terdiri dari aliran lava dan kubah-kubah vulkanik. Manifestasi di daerah ini terdiri dari kelompok mata air panas D dengan temperatur sebesar 95 – 97oC dan kelompok mata air panas M dengan temperatur sebesar 60,9 – 84,0oC. Kedua kelompok mata air panas tersebut memiliki tipe klorida. Selain itu, terdapat batuan ubahan di sekitar manifestasi yang mengandung mineral ubahan yang di dominasi oleh mineral silika. Untuk mendelineasi sistem panasbumi tersebut, maka dilakukan inversi 3-D data magnetotellurik, baik dengan full impedance tensor maupun dengan off-diagonal element dengan menggunakan software MT3Dinv-X. Hasil dari inversi 3-D dengan full impedance tensor menggambarkan kondisi bawah permukaan lebih baik dibandingkan dengan off diagonal element. Lapisan konduktif (<15 ohm-m) dengan ketebalan 200 m – 1 km diindikasikan sebagai caprock. Lapisan dibawah caprock (15 – 158 ohm-m) diindikasikan sebagai reservoar. Sedangkan body dengan resistivitas >1.000 ohm-m diindikasikan sebagai heat source yang merupakan intrusi dari batuan beku muda. Selanjutnya, hasil inversi 3-D tersebut diintegrasikan dengan data gravitasi untuk membuat model konseptual dari sistem panasbumi “D”. Dimana sistem panasbumi “D” merupakan jenis sistem panasbumi intermediate temperature dengan temperatur reservoar sebesar 190oC berdasarkan geotermometer Na/K."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrian Elfinurfadri
"Eksplorasi pada daerah prospek geothermal bertujuan untuk mencari zona reservoir, kriteria zona reservoir yang baik yaitu memiliki temperatur, tekanan dan permeabilitas yang tinggi. Penentuan zona reservoir perlu dilakukan kegiatan survei terpadu 3G meliputi survei geologi, geokimia dan geofisika. Pada lapangan geothermal daerah "F" menggunakan metode remote sensing untuk memetakan struktur dan alterasi di permukaaan. Analisis geokimia digunakan untuk mengetahui karakteristik sistem geothermal dan analisis geofisika digunakan untuk memetakan kondisi sistem geothermal di bawah permukaan. Berdasarkan analisis remote sensing dengan menggunakan teknik band combination secara pengamatan manual diketahui bahwa arah utama dari kelurusan daerah penelitian "F" adalah Barat Laut ndash; Tenggara. Kelurusan ini berkorelasi dengan kemunculan manifestasi permukaan.
Analisis data geokimia menunjukkan bahwa pemetaan zona upflow di tunjukkan oleh kemunculan manifestasi Kaipohan dan hot spring tipe sulfat SO4 , sedangkan zona outflow di tinjukkan dengan kemunculan manifestasi hot spring dengan tipe fluida bikarbonat HCO3 . Data geofisika menggunakan 46 data titik ukur magnetotellurik yang selanjutnya di analisis melalui pola kurva splitting, arah elongasi polar diagram serta melakuian inversi 3D. Berdasarkan analisis tersebut maka diketahui struktur lapisan bawah permukaan dari clay cap dengan nilai resistivitas rendah, reservoir dan heat source. Hasil akhir dari penelitian ini juga akan memberikan implikasi terhadap upaya peningkatan Drilling Success Ratio DSR dalam pemboran dan mengurangi risiko pada tahapan eksplorasi.

Exploration in the geothermal prospect area aims to find the reservoir zone, a good reservoir zone criterion are has high temperature, pressure, and permeability. Determination of reservoir zones needs to be carried out by a 3G integrated survey activity covering geological, geochemical and geophysical surveys. In the geothermal field 39 F 39 , survey is conducted using a remote sensing method to map the structure and alteration on the surface. Geochemical analysis is used to determine the characteristics of geothermal systems and geophysical analysis used to map the condition of geothermal systems beneath the surface. Based on remote sensing analysis by using band combination technique by manual observation, it is known that the main direction of research area ldquo F rdquo straightness is Northwest Southeast. This straightness correlates with the appearance of surface manifestations.
Analysis of geochemical data showed that upflow zone mapping was demonstrated by the emergence of kaipohan and hot spring type sulfate manifestations SO4 , while the outflow zone was presented by the appearance of hot spring manifestation with bicarbonate fluid type HCO3 . Geophysical data uses 46 data of magnetotellurik measuring point which then analyzed by splitting curve pattern, direction of polar diagram elongation, and 3D inversion. Based on these analyzes, it is known that the subsurface structure of clay cap has low resistivity value, reservoir, and heat source. The final results of this study will also provide implications for improving Drilling Success Ratio DSR in drilling and reducing risks at the exploration stage.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar
"Lapangan geotermal X berada di area gunung A yangmana berdasarkan data geologi ditemukan adanya manifestasi berupa hot spring dan fumarole. Pengukuran MT dilakukan untuk mengetahui persebaran resistivity batuan di bawah permukaan. Pengolahan data MT dilakukan dari analisis time series dan filtering noise kemudian dilakukan Transformasi Fourier dan Robust Processing. Setelah itu baru dilakukan crosspower untuk menyeleksi data sehingga output dari proses ini berupa kurva MT. Setelah didapatkan kurva MT dilakukan koreksi statik dikarenakan kurva TE dan TM terjadi shifting. Untuk proses akhirnya baru dilakukan inversi 2D dan inversi 3D. setelah itu dilakukan perbandingan antara 2D dan 3D. Wilayah interest lapangan X berada di lintasan AA dan lintasan AB. Berdasarkan analisis 3D diidentifikasi bahwa zona alterasi menipis di wilayah upflow dan menebal ke arah outflow yangmana sesuai dengan teori. Wilayah upflow dapat diketahui dengan melihat manifestasi berupa fumarole.

The geothermal field X is located in the area of Mount A which based on geological data found the presence of hot spring and fumarole manifestations. MT measurements were carried out to determine the distribution of rock resistivity in the subsurface. MT data processing is starts from time series analysis and noise filtering then Fourier Transform and Robust Processing are performed. After that, crosspower is done to select data so that the output of this process is an MT curve. After got the MT curve then a static correction is done because the TE and TM curves are shifting. For the final process are 2D inversion and 3D inversion. After that make a comparison between 2D and 3D. The area of interest in field X is on the line AA and line AB. Based on the 3D analysis, it was identified that alteration zones thinned in the upflow region and thickened towards the outflow which is make sense with the theory."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Darmawan
"Prsoses inversi dan forward modeling merupakan proses yang umum dilakukan dalam keilmuan geofisika khususnya pada metode magnetotelurik (MT) untuk memprediksi data dan parameter fisis material batuan di bawah permukaan bumi. Data dalam konteks ini merupakan resistivitas semu dan fase sementara parameter fisis merupakan resistivitas batuan. Proses tersebut biasanya dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak tertentu yang perlu di unduh dan di install pada perangkat keras yang memenuhi spesifikasi, hal ini menjadi tidak fleksibel karena perangkat lunak perlu di install ulang jika ingin mengganti perangkat keras dan tidak semua perangkat keras dapat digunakan. Pada penelitian ini penulis mengembangkan platform website berbasis bahasa pemrograman python untuk melakukan proses forward modeling dan inversi data MT 1-D. Forward modeling dilakukan dengan menggunakan persamaan rekursif yang menyatakan hubungan antara impedansi dua lapisan sedangkan inversi dilakukan dengan menggunakan metode Levenberg-Marquardt. Pada inversi dengan stasiun lebih dari 1 maka kurva sounding hasil inversi akan dibentuk menjadi penampang resistivitas bawah permukaan dengan cara Krigging. Secara kuantitatif hasil inversi dengan website memiliki RMS error berkisar 0.08-0.21 % untuk data sintetik dan 0.84-1.84 % untuk data lapangan, secara kualitatif kurva inversi website memiliki trend yang mirip dengan software konvensional sehingga inversi website dinilai cukup valid. Dengan dikembangkannya platform web ini proses inversi dan forward modeling data MT 1-D dapat dilakukan di mana saja melalui perangkat apapun selama terdapat koneksi internet dan browser. Namun karena terdapat perbedan antara penampang hasil inversi website dengan software konvensional yang menyebabkan detil struktur tidak terlihat, maka website ini lebih cocok untuk digunakan pada keperluan akademis untuk melihat pola resistivitas bawah permukan secara umum dan bukan secara detail.

Invers and forward modeling is a common process or technique done in the field of geophysics, particularly on magnetotelluric method (MT) in order to predict data and physical parameters of rock materials underneath the surface. Data in this context is apparent resistivity and phase, while physical parameters is the conductivity of the rock materials. This process usually conducted using a certain software that has to be installed on a hardware that meets the minimum requirement, this is not flexible in modern age because the software would need to be re-installed if we wish to use other device, moreover not all device is compatible. In this research, writer is developing a web platform based on python programming language for the purpose of forward and invers modeling of 1-D MT data. The forward modeling algorithm is done by utilizing the recursive equation which states the relationship between impedance of two sequential layers while inverse modeling is done using Levenberg-Marquardt method. In a case where the inverted data has more than 1 station, the sounding curve as the output of the inversion will be made into a resistivity crossection using Krigging. Quantitatively the inversion result using this website has an RMS error of 0.08 - 0.21 % for syntethic data and 0.84 – 1.84 % for real data, qualitatively the inversion curve resulting from this website has similar trend to an inversion curve done by a conventional software, thus the inversion using this website is valid. With the development of this web platform the inverse and forward modeling process of 1-D MT data can be conducted anywhere through all kinds of device as long as internet conection and browser is available. However due to the difference between cross section resulting from inversion using website and using conventional software that has lead to certain structure can not be seen, therefore this website is more suitable to be used in an academic purposes to see subsurface resistivity pattern in general and not in detail."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>