Industri manufacturing saat ini dituntut untuk bisa mengimplementasikan prinsip prinsip keberlanjutan baik itu dalam aktivitas operasional maupun dalam proses pengambilan keputusan. Konsep tentang sustainability saat ini didefinisikan sebagai korelasi antara tiga prinsip utama: pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan pemberdayaan lingkungan. Untuk mencapai keberlanjutan di Industri manufaktur perlu mengadopsi pendekatan yang berintegrasi yang didalamnya memasukkan indicator multi demension sehingga mangarah pada interconnection pada ekonomi, lingkungan dan aspek sosial. Untuk mengubah cara organisasi menjalankan dan menghasilkan nilai bagi berbagai pemangku kepentingan, Corporate Sustainability Performance (CSP) sangatlah penting. Kerangka kerja CSP harus menekankan kualitas yang akan mengarahkan eksekutif bisnis dan pembuat keputusan menuju pembangunan berkelanjutan. Industri Fiber Cement adalah Industri yang memproduksi material komposit bangunan dan konstruksi yang banyak digunakan di negara maju dan berkembang karena kekuatan dan daya tahannya. Analisis risiko dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelola ancaman dan peluang yang diperlukan oleh transisi masyarakat menuju keberlanjutan Analisis ini menjadi basic dari strategi perencanaan manajemen resiko untuk menuju sustainability agar Industri bisa memprediksi proses bisnis yang dapat merugikan dan dapat meminimalisir dari segala kemungkinan yang akan merugikan bisnis.
The manufacturing industry is currently required to be able to implement the principles of sustainability both in operational activities and in the decision-making process. The concept of sustainability is currently defined as the correlation between three main principles: economic growth, social justice, and environmental empowerment. To achieve sustainability in the manufacturing industry, it is necessary to adopt an integrated approach which includes multi-dimensional indicators so as to lead to interconnection in the economic, environmental and social aspects. To change the way organizations run and generate value for various stakeholders, Corporate Sustainability Performance (CSP) is essential. The CSP framework should emphasize qualities that will guide business executives and decision makers towards sustainable development. The fiber cement industry is an industry that produces building and construction composite materials that are widely used in developed and developing countries because of their strength and durability. Risk analysis can be used to identify and manage the threats and opportunities required by society's transition towards sustainability. This analysis forms the basis of a risk management planning strategy towards sustainability so that the industry can predict business processes that can be detrimental and can minimize all possibilities that will harm the business.
"Permenperind No.12 Tahun 2012 mengungkapkan bahwa industri semen di Indonesia diharapkan mampu menurunkan emisi spesifiknya sebesar 2% pada tahun 2015 dan 3% pada tahun 2020. Dalam mendukung tercapainya target ini, pemerintah dapat membuat berbagai kebijakan terkait. Salah satu kebijakan yang dapat dipilih oleh pemerintah adalah Pajak Karbon. Penelitian in bertujuan mengetahui dampak dari penerapan pajak karbon pada industri semen. Analisa kebijakan dimodelkan secara dinamis dengan menggunakan perangkat Powersim melalui beberapa skenario kebijakan. Melalui model dinamis yang dibuat, ditemukan bahwa pajak karbon optimal pada industri semen di Indonesia adalah sebesar Rp 810.000 per kelebihan CO2 dari ambang batas. Pajak karbon ini layak diterapkan karena memiliki dampak fiskal yang kecil dan mampu membuat industri semen menurunkan emisi nya sesuai target yang ditetapkan.
Ministry of industry decree No.12/2012 stated that Indonesia cement industry can reduce its emission by 2% voluntarily in 2015, and 3% obligatory in 2020. In order to support reaching that targets, government can make a lot of policies. One of the policy that can be chosen by government is carbon tax. The objective of this research is determine the impacts of carbon tax design implementation on Indonesia cement industry. Policy analysis is modelled dynamically using Powersim software through some policy scenarios. By the dynamic model, found that the optimal carbon tax on cement industry is Rp 810.000 per excess CO2 from the threshold. This carbon tax is feasible to implement because it has small fiscal impacts and capable to reduce Indonesia cement industry’s emissions corresponding to the target assigned.
"