Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169769 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ignasius Axel Hutomo
"Teknik sipil dengan konstentrasi di bidang struktur secara khusus mempelajari tentang konstruksi bangunan dari mulai pengenalan, perencanaan, perizinan, pelaksanaan, pemeliharaan, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan struktur suatu bangunan, jalan, maupun elemen struktur lainnya. Analisis struktur sangat penting untuk memastikan bagaimana alur, distribusi dan dampak beban terhadap struktur yang ditinjau. Selain beban yang mempengaruhi perilaku struktur adalah bahan yang digunakan dan geometri (sistem) struktur. Dengan melakukan analisis struktur maka dapat diketahui bagaimana perilaku struktur dan tingkat keamanannya saat dikenai beban yang diperkirakan akan bekerja. Analisis Struktur dapat dilakukan selama tahapan desain, pada saat pengujian maupun pasca konstruksi. Implementasi praktik keinsinyuran yang akan dipaparkan dalam penulisan laporan ini adalah bagaimana pekerjaan struktur yang terdapat di instalasi main ring fire hydrant di proyek ABC-Heinz Indonesia, Karawang Timur, Jawa Barat seperti pipe sleeper dan perkerasan jalan beton.

Civil engineering with a concentration in the field of structure specifically studies building construction from the introduction, planning, licensing, implementation, maintenance, and other matters relating to the structure of a building, roads, and other structural elements. Structural analysis is very important to ascertain how the flow, distribution and impact of loads on the structure under review. In addition to the loads that affect the behavior of the structure are the materials used and the geometry (system) of the structure. By conducting structural analysis, it can be seen how the structure behaves and the level of security when it is subjected to a load that is expected to work. Structural analysis can be carried out during the design stage, during testing and post construction. The implementation of engineering practices that will be described in the writing of this report is how the structural work in the main ring fire hydrant installation at the ABC-Heinz Indonesia project, East Karawang, West Java, such as pipe sleepers and concrete pavement."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan David Christian
"Sistem Hidran merupakan salah satu bagian dari sistem pemadam kebakaran pada gedung bertingkat, yang berfungsi untuk mencegah meluasnya kebakaran. Tinggi statis, kerugian gesek pipa dan tekanan yang disyaratkan pada keluaran slang hidran terjauh merupakan faktor yang diperhitungkan untuk menentukan kapasitas tekanan pompa pemadam kebakaran.
Dirancang sebuah sistem hidran pada bangunan bertingkat, dengan berpedoman pada peraturan-peraturan yang ada. Salah satu peraturan utamanya adalah SNI O3-1745-2000 "Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistern Pipa Tegak dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung". Hasil perancangan dianalisa untuk perhitungan rugi ketinggian statis dan rugi gesek pipa, sehingga dapat diketahui besar tekanan yang bekerja pada masing-masing kotak hidran.
Dari data tersebut, dicari kelebihan tekanau yang terjadi, kemudian digunakan pelat orifice untuk menurunkan tekanan. Dari hasil analisa perancangan sistem dan perhitungan tekanan hidran, disimpulkan bahwa pelat orifice dapat digunakan sebagai alat penurunan tekanan pada kotak hidran. Dimana umumnya selama ini, penurunan tekanan hanya menggunakan PRV (Pressure Reducing Valves).

Hydrant system is a part of fire fighting system at high rise building, which functioned to prevent fire expansion. Static head, piping head loss and required pressure for the farthest discharge hydrant hose are factors that use to calculate fire fighting pump pressure capacity.
Hydrant system at high rise building was design oriented to regulations. One of the main regulations is SNI 03-1745-2000 "Standard for lnstallation of Standpipe and Hose Systems". Design re5ult was analyst for static head lost and pipe friction lost calculated, from pressure working for each hydrant box can be determined. According to that data, overload pressure happened are look for, then-orifice plate is use to reduce pressure.
From design system analyst and hydrant pressure calculation, concluded that orifice plate can be use as pressure reducing equipment for hydrant box. Which generally all this lang, PRV (Pressure Reducing Valves) was the only pressure reducing that use.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Lestari
"Tangki timbun BBM jenis Premium di Depot X memiliki risiko kebakaran dan ledakan karena Premium bersifat sangat mudah terbakar. Oleh karena itu, sebagai dasar upaya pengendalian risiko terhadap bahaya kebakaran dan ledakan, serta dalam upaya memenuhi tuntutan hukum, diperlukan penilaian terhadap potensi bahaya kebakaran dan ledakan pada tangki timbun Premium di Depot X. Penelitian ini menggunakan metode Dow?s Fire and Explosion Index. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F&EI pada tangki Premium adalah sebesar 118,82 sehingga masuk dalam klasifikasi tingkat bahaya intermediate.

The Potency of Fire and Explosion Hazard on Premium Oil Storage Tank at Depot X 2007. Premium oil storage tanks have fire and explosion risk because Premium oil is flammable liquid. Because of that, fire and explosion risk assessment on Premium oil storage tank at Depot X is needed as foundation to fire and explosion risk management, and comply with regulations. Method of this research is Dow?s Fire and Explosion Index. This research indicate that F&EI value for Premium oil storage tank is 118,82. Based on that F&EI value, level of risk at Premium oil storage tank is intermediate risk."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aditha Vaniadevi
"Proteksi sarana kebakaran merupakan hal mutlak yang diperlukan oleh setiap perusahaan. Dengan adanya proteksi sarana kebakaran, maka bangunan perusahaan akan mendapatkan proteksi untuk mencegah kebakaran sehingga keamanan dan keselamatan karyawan di perusahaan tersebut akan lebih terjamin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah proteksi kebakaran di perusahaan sudah memenuhi standar atau belum. Metode pada penelitian ini merupakan deksriptif kuantitatif dengan menggunakan aplikasi CFSES yang berbasis NFPA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proteksi gedung utama PT Pertamina yang sudah memenuhi standar yaitu konstruksi bangunan, segredasi dari bahaya, sprinkler, detektor asap, interior finish, jalur evakuasi, sistem pintu keluar, dan program kedaruratan. Yang harus diperbaiki yaitu bukaan vertikal, sistem alarm kebakaran dan kontrol asap, sedangkan yang harus ditambahkan untuk memenuhi kriteria CFSES yaitu pressurize fan pada tangga darurat. Dengan kondisi sekarang dan mengacu pada CFSES bahwa proteksi gedung utama PT Pertamina belum memenuhi standar.

Fire protection system is indispensable for every company. If company have fire protection system, the company’s construction will get protection to prevent the fire, so that the security and safety of employees to be more secure. The purpose of this study was to see whether the fire protection has a standard or not. The method in this research is descriptive quantitative by using application CFSES which use NFPA to the theory. The result showed that the main protection of PT Pertamina which meet the standard are building construction, segredation of hazard, sprinkler, smoke control.
The result which not meet the standard are vertical opening,fire alarm systems and smoke control, the fire protection who must be added to comply to CFSES criteria is pressurize fan on the fire escape. With this condition, based on CFSES, this main building did not meet the standard.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arfianto Mei Hendarko
"Salah satu permasalahan dalam penanganan fasilitas LPG adalah bahaya kebakaran yang dapat menyebabkan ledakan bahkan sampai terjadi boiling liquid expanding vapor explosion (BLEVE). Pemadaman kebakaran dengan instalasi spray di sekeliling tangki diaplikasikan di beberapa fasilitas tangki LPG. Kapasitas dan pengoperasian perangkat pemadam kebakaran telah diatur pada kode dan standar minyak bumi internasional. Semakin besar tangki dan jumlahnya akan meningkatkan kapasitas air pemadam kebakaran sehingga harus disediakan lahan yang luas untuk penampungan air serta peralatan-peralatan yang juga semakin besar kapasitasnya, maka diperlukan analisis teknis untuk menentukan nilai yang optimum. Penelitian ini menggunakan metode dengan pendekatan perhitungan dan penggambaran proyeksi dengan software gambar untuk melihat efektivitas pengaplikasian pemadaman kebakaran pada berbagai skenario dengan menggunakan berbagai jenis sprinkler. Dengan metode ini akan ditemukan jenis sprinkler untuk bermacam diameter tangki LPG berbentuk bola. Berdasarkan hasil penggambaran proyeksi dengan tekanan keluaran nozzle sebesar 2 bar didapat untuk tangki LPG terminal di Kota Y dengan diameter 22,600 meter jumlah nozzle sebanyak 161 buah dengan variasi nozzle spray angle 110o, 125o dan 140o sedangkan pada tangki LPG terminal yang terletak di Kota Z dengan diameter 21,316 meter sejumlah 213 buah nozzle dengan variasi yang sama dengan tangki di terminal LPG Banten. Dari hasil perhitungan didapat jumlah nozzle di tangki LPG terminal Kota Y sebanyak 209 buah dan di tangki LPG terminal Kota Z sebanyak 224 buah, selisih dari nozzle spray dapat ditambahkan dan didistribusikan pada tangki. Hasil simulasi dengan adanya pendinginan berupa semprotan air pada tangki LPG yang terpapar panas api dapat menghindarkan kejadian BLEVE

One of the problems in handling LPG facilities is the fire hazard which can cause an explosion, and even a boiling liquid expanding vapor explosion (BLEVE) occurs. Fire suppression by spray installation around the tank is applied in several LPG tank facilities. The capacity and operation of fire extinguishing devices are regulated according to international petroleum codes and standards. The larger the tank and the number will increase the fire fighting water capacity, which must provide a spacious area for water storage and large-scale equipment, which also has a more significant value, so technical analysis is needed to determine the optimum value. This study uses a method with a calculation approach and projection depiction with image software to see the effectiveness of the application of fire suppression in various scenarios using various types of sprinklers. With this method, sprinkler types will be found for various diameters of spherical LPG tanks. The results of this study can be applied to spherical LPG tanks around the world. Based on the depiction of the projection with a nozzle output pressure of 2 bar obtained for the terminal LPG tank in Banten Province with a diameter of 22.6 meters the number of nozzles is 161 with variations of the nozzle spray angle of 110o, 125o and 14o while for the terminal LPG tank located in South Sulawesi Province with a diameter of 21.316 meters with a total of 213 nozzles with the same variation as the tanks at the Banten LPG terminal. From the calculation results, the number of nozzles in the LPG tank at the Banten Province terminal is 209 and at the LPG tank at the South Sulawesi Province terminal there are 224. The difference number between result of depiction and calculation from the spray nozzles can be added and distributed to the entire tank. The simulation results with the presence of cooling in the form of water spray on an LPG tank exposed to hot fire can prevent BLEVE incidents."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afriza Andika
"Terbatasnya ketersediaan lahan menjadi alasan utama dibangunnya gedung-gedung bertingkat guna menunjang aktifitas masyarakat di kota besar seperti jakarta. Pembangunan gedung-gedung bertingkat ini memiliki konsekuensi-konsekuensi yang memerlukan perhatian cukup serius. Salah satunya ialah faktor proteksi kebakaran di dalam gedung untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengguna gedung serta melindungi aset-aset yang ada dari risiko kebakaran. Penelitian ini mempelajari bagaimana sistem proteksi kebakaran dengan menggunakan sprinkler berdasar standar NFPA (National Fire Protection System) dapat diterapkan pada suatu gedung perkantoran X di Jakarta, sebagai upaya untuk mencegah dan meminimisasi kerugian yang akan timbul akibat potensi bahaya kebakaran. Metodologi penelitian dilakukan dengan menerapkan standar NFPA yang didukung dengan studi literatur buku, jurnal maupun informasi-informasi tambahan lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

The limitedness of land availability in a big city, as Jakarta, is the main reason for constructing the buildings to support the activities and mobilities of the humans. Those have consequences that need serious attention. One of them, is the fire safety protection system in the building to ensure the security and the safety building users and to protect the existing assets from loses risk due to fire. This research studied how the fire protection system (using fire sprinkler) based on NFPA (National Fire Protection Assosiation) standards can be applied to the ?X? building in Jakarta, as an effort to prevent and minimize losses that would arise due to potential fire risk. The study was conducted by the method of implementing NFPA standards are supported by literature books, journals, and other additional information that can be accounted."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Pamungkas
"Kapal crew boat merupakan kapal yang digunakan untuk membawa para tenaga ahli yang bekerja di anjungan lepas pantai. Kapal ini mengutamakan kenyamanan dan keselamatan penumpang, terutama dari ancaman kebakaran. Sampai saat ini belum ditemukan kejadian kebakaran di kapal crew boat. Sistem di kapal ini sendiri diadopsi dari ketentuan IMO yang diamandemen, FSS Code, ISM dan SOLAS. Sedangkan di Indonesia belum ada peraturan khusus mengenai sistem keamanan kebakaran di kapal crew boat.
Oleh karena itu, penulis menganalisis sistem fire control plan pada kapal crew boat dengan mengambil contoh desain LOA 50 m kapasitas 200 penumpang yang mengacu pada desain LOA 35 m kapasitas 75 penumpang. Desain kapal menggunakan program Autocad dan Maxsurf sedangkan simulasi dilakukan dengan program Pyrosim.
Dari hasil simulasi didapatkan bahwa identifikasi bahaya kebakaran di ruang penumpang dan ruang mesin dapat diketahui dari heat detector dan smoke detector yang terpasang. Pemadaman kebakaran yang efektif di ruang penumpang menggunakan alat pemadaman portabel, sedangkan pemadaman yang efektif di ruang mesin menggunakan CO2. Selain itu, jalur evakuasi yang berada di tiap deck mempermudah evakuasi saat terjadi kebakaran di ruang penumpang dan ruang mesin.

Crew boat is the vessel that is used to bring the experts who worked on offshore platforms. This ship prioritizes comfort and safety of passengers, mainly from the threat of fire. Until now there has not been found fires in this ship. The system on the ship itself is adopted from the provisions of the amended IMO, FSS Code, ISM and SOLAS. Meanwhile, in Indonesia there are no specific regulations regarding fire safety system on the crew boat.
Therefore, the authors analyze the system of fire control plan on the crew boat with LOA 50 m sample design capacity of 200 passengers which refers to 35 m LOA design capacity of 75 passengers. Ship design using Autocad and Maxsurf while simulations done with the Pyrosim.
From the simulation obtained that the identification of fire hazards in the passenger room and the engine room can be seen from the heat detector and smoke detector. Effective fire suppression in the passenger room using portable extinguishing equipment, while the effective extinction in the engine room using CO2. In addition, evacuation routes those are in each deck makes evacuation during a fire in the passenger room and the engine room.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haeropan Daniko Dwiputra
"Meningkatnya luas lahan yang terbakar pada tahun 2021 mempertegas urgensi pembuatan peta wilayah rawan karhutla di Kabupaten Situbondo. Pembuatan peta rawan karhutla di wilayah penelitian dilakukan dengan menggunakan metode SMCA, dengan variabel berupa: tutupan lahan, kehijauan vegetasi, kelembaban vegetasi, suhu permukaan daratan, dan faktor manusia yang diwakili oleh variabel aksesibilitas (jarak dari jaringan jalan) dan jarak dari aktivitas manusia (jarak dari pemukiman, ladang, dan kebun). Digunakan 3 (tiga) persamaan berbeda pada analisis SMCA, persamaan pertama memberikan bobot lebih besar pada faktor manusia, persamaan kedua memberikan bobot lebih besar pada faktor alami, dan persamaan ketiga memberikan bobot seimbang. Dari hasil validasi, model yang dibuat dengan menggunakan persamaan kedua dinilai memiliki kesesuaian yang lebih tinggi dan lebih cocok untuk digunakan pada pembuatan model rawan karhutla. Dari model kerawanan yang telah dihasilkan, didapatkan bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Situbondo memiliki tingkat kerawanan karhutla tinggi dengan luas wilayah sebesar 652,66 km² (39,08%). Luas wilayah dengan tingkat kerawanan menengah, rendah, dan tidak rawan secara berturut-turut, adalah sebesar 532,12 km² (31,87%), 306,46 km² (18,35%), dan 178,65 km² (10,70%). Dari hasil uji statistik dengan regresi logistik ordinal, didapatkan faktor alami memiliki tingkat pengaruh yang lebih tinggi (ψ= 4,824) terhadap kerawanan karhutla dibandingkan dengan faktor manusia (ψ= 1,051).

Research needs to be done to analyze areas prone to forest and land fires in Situbondo Regency because of the high burned area number in 2021. The process of making forest and land fire hazard map is carried out by using the SMCA methode, with forest fire prone variables in the form of type of land cover, greenness of vegetation, vegetation humidity, soil surface temperature, and human factors represented by accessibility (distance from road) and distance from settlements, fields, and gardens. Three different equations were used in the SMCA analysis, the first equation gave greater weight to anthropogenic factors, while the second and third equation gave greater weight to natural factors and the same weight on both factors, respectively. From the model validation results, the model made from the second equation is considered to have a higher suitability to be used in the process of modeling areas prone to forest and land fires in Situbondo Regency. From the vulnerability model that has been generated, it can be concluded that Situbondo Regency is dominated by areas with a high level of vulnerability, with an area of 652,66 km² (39,08%). The total area of middle, low, and non-vulnerable classes are 532,12 km² (31,87%), 306,46 km² (18,35%), and 178,65 km² (10,70%), respectively. From the results of statistical tests using the ordinal logistic regression method, it can be concluded the natural factor of forest and land fires had a higher level of influence (ψ = 4.824) on the vulnerability of forest and land fires rather than the human factor (ψ = 1.051)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singgih Purwono
"Risiko kebakaran dapat terjadi dimana saja, bahkan pada gedung institusi pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan keselamatan kebakaran yang ada di gedung-gedung Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Metodologi menggunakan desain studi deskriptif dengan pendekatan semi kuantitatifdan dibantu dengan perangkat lunak Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES)yang mengacu pada 12 parameter keselamatan yang ada pada NFPA 101A Guide on Alternative Approaches to Life Safety. Sampel gedung yang dievaluasi terdiri dari tiga gedung yaitu gedung Dekanat, Gedung Pascasarjana, dan gedung Perpustakaan. Penentuan gedung tersebut didasarkan karena gedung lainnya memiliki kesamaan fungsi yaitu sebagai gedung administrasi dan gedung perkuliahan. Hasil penelitian menunjukkan pada gedung Dekanat mendapatkan nilai -12,7 untuk keselamatan kebakaran umum, sistem jallur keluar -7,75, dan kontrol penyebaran api -8,45. Gedung Pascasarjana mendapatkan nilai -10,9 pada keselamatan kebakaran umum, sistem jalur keluar -7,95, dan kontrol penyebaran api -7,95. Gedung perpustakaan mendapatkan nilai -23,4 pada keselamatan kebakaran umum, sistem jalur keluar -19,25, dan kontrol penyebaran api -14,65. Hasil tersebut menunjukkan bahwa gedung-gedung di FEUI belum memenuhi persyaratan minimal NFPA 101A Guide on Alternative Approaches to Life Safety. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah memasang sistem proteksi kebakaran seperti sprinkler dan pemasangan pompa hidran, menutup semua bukaan vertikal, membuat gudang khusus penyimpanan barang, dan mengadakan pelatihan tanggap darurat secara berkala.

Fire risk can be happened in everywhere, eventhough on educational institution buildings. Purpose this study is to evaluate implementation of fire safety in Faculty of Economic University of Indonesia (FEUI) buildings. Methodology of this study is using observational design with semiquantitatives approaches and assisted with Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES) software that refers to 12 of parameters in NFPA 101A Guide on Alternative Approaches to Life Safety. Building sample that evaluated consist of three buildings, Dean building, Graduate building, and Library Building. Determination of these sample based simillar building function that are as administration building and classrooms. Result of this study showed in Dean building got score -12,7 for general fire safety, -7,75 for egress, and -8,45 for fire control. Graduate building got score -10,9 for general fire safety, -7,95 for egress, and -7,95 for fire control. Library got score -23,4 for general fire safety, -19,25 for egress, and -14,65 for fire control. Based these result, it can be concluded that the FEUI?s building didn?t meet minimum requirement of NFPA 101A Guide on Alternative Approaches to Life Safety. Recomendation are could be instaled fire protection systems such as sprinkler and hydrant pump, close all of vertical openings, make a warehouse to save any useless properties, and conduct periodical fire emergency response training."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Mutia Rani
"Kasus kejadian kebakaran pada gedung pendidikan masih cenderung tinggi. Gedung pendidikan merupakan tempat dimana civitas akademika beraktivitas, dan banyak menyimpan arsip, dokumen yang bernilai tinggi dan berguna bagi ilmu pengetahuan. Penelitian skripsi ini bertujuan mengevaluasi penerapan keselamatan kebakaran gedung pada gedung Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang terletak di daerah Depok, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan semi kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif sesuai dengan NFPA 101A: Guide on Alternative Approaches to Life Safety dan dibantu dengan menggunakan perangkat lunak Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES). Evaluasi dilakukan berdasarkan kesesuaian 12 safety parameter dan persyaratan tambahan yang ada pada NFPA 101A: Alternate Approaches to Life Safety. Sampel gedung dievaluasi terdiri dari tiga gedung yaitu gedung A, gedung B, dan gedung C. Berdasarkan hasil penelitian, penerapan keselamatan kebakaran pada ketiga gedung tersebut belum memenuhi persyaratan keselamatan minimum pada NFPA 101: Life Safety Code.

Cases of fires in educational buildings are tend to be high. Educational building is a place where academic communities do the activities and store many archives, high-value documents and useful for knowledge. This research aims to evaluate the implementation of the fire safety on the building of the Faculty of Law, University of Indonesia located in Depok, West Java. This study used a semi-quantitative approach with a descriptive research design in accordance with NFPA 101A: Guide on Alternative Approaches to Life Safety and assisted with the use of software Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES). The evaluation is done based on the suitability of 12 safety parameters and additional requirements that exist in NFPA 101A: Alternate Approaches to Life Safety. Samples were evaluated consists of three buildings, namely building A, building B, and C. Based on the results of the research, the application of fire safety in the whole buildings are under the minimum safety requirements of NFPA 101: Life Safety Code."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>