Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103358 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Kurniawan
"Tumpahnya minyak bumi, limbah industri minyak, dan limbah minyak yang dihasilkan oleh kapal laut dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada ekosistem laut. Metode yang efektif dibutuhkan untuk remediasi dan salah satu metode yang efektif adalah menggunakan nanomaterial. Pada penelitian ini dilakukan studi modifikasi pada permukaan nanopartikel magnetit dengan lilin lebah. Nanopartikel magnetit disintesis menggunakan garam Fe2+/Fe3+ dengan perbandingan 1:2 dan basa NH4OH. Nanopartikel magnetit kemudian dimodifikasi permukaannya dengan lilin lebah. Berdasarkan hasil karakterisasi dengan instrumen FTIR didapatkan bahwa lilin lebah berhasil terintegrasi pada permukaan nanopartikel magnetit. Akibatnya hasil pengukuran sudut kontak, terjadi perubahan sifat permukaan dari hidrofilik menjadi hidrofobik. Perubahan ini terjadi karena nanopartikel magnetit yang telah dimodifikasi memiliki nilai sudut kontak diatas 90°. Hasil karakterisasi menggunakan XRD, TEM, HRTEM, dan SAED menunjukkan adanya modifikasi permukaan nanopartikel magnetit dengan lilin lebah tidak mempengaruhi bentuk dan struktur kristal dari nanopartikel magnetit. Karena permukaannya telah bersifat hidrofobik, nanopartikel magnetit termodifikasi lilin lebah dapat digunakan sebagai agen yang selektif untuk remediasi tumpahan minyak bumi.

Oil spillage, oil industry pollutants and hydrophobic pollutants that were produced by ships can cause damage to the marine ecosystem. An effective method is needed to solve this problem, One of it is using nanomaterials. In this study, the modification of magnetite nanoparticles by beeswax were used. Magnetite nanoparticles is synthesized by the salts of Fe2+/Fe3+ in 1:2 ratio respectively and NH4OH as base. The synthesized magnetite nanoparticle surface is then modified using beeswax. According to the FTIR spectrum, it was found that the beeswax is integrated to the nanoparticle's surface. From contact angle measurement, it is concluded that the surface properties changes from hydrophilic into hydrophobic. This change is shown from the modified nanoparticle's contact angle is above 90°. Characterization using XRD, TEM, HRTEM, and SAED shows that the modification on the nanoparticle's surface did not change the shape and structure of the crystal. Because of its hydrophobic nature, beeswax modified magnetite nanoparticle can be used as a selective agent to remediate oil spillages."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giovanni Pasca
"Limbah grafit ex-elektrolisis dapat dimanfaatkan sebagai adsorben melalui Pre-Treatment, aktivasi, dan modifikasi dengan nanopartikel magnetit (Fe3O4). Pre-Treatment dilakukan dengan pemanasan pada suhu 60,75, dan 90ºC selama 30,60,dan 90 menit. kemudian grafit hasil Pre-Treatment diaktifkan dengan asam HCl 0,1M dan 2M. Untuk meningkatkan luas permukaan, dimodifikasi dengan Fe3O4 pada rasio komposisi 1:0,5, 1:1, dan 1:2. Uji Adsorpsi dilakukan pada 4 pewarna tekstil (Methylene Blue, Methyl Orange, Methyl Violet, dan Rhodamine B) dalam kondisi batch pada adsorben dosis 0,1g, waktu adsorpsi 5 menit, dan konsentrasi zat warna 10ppm. Pre-Treatment optimum pada suhu 60ºC selama 30 menit dengan efisiensi 96,3% (MB), 89,2% (MO), 100% (MV), dan 75,3% (RB). Modifikasi terbaik didapat setelah aktivasi asam HCl 2M, dan rasio komposisi 1:1 dengan efisiensi 81,6% (MB), 40,9% (MO), 76,0% (MV), 20,9% (RB) dan luas permukaan 64,6 m2/g.

Graphite ex-electrolysis could be process into adsorbent through pre-treatment, activation, and modification with magnetite nanoparticle (Fe3O4). Pre-Treatment was heating process at 60,75, and 90ºC for 30,60,and 90 minutes. Then, graphite from Pre-Treatment was activating with acid HCl 0,1M and 2M. Increasing the surface area, graphite modified by Fe3O4 at composition ratio 1:0,5, 1:1, dan 1:2. The adsorption experiment has used for adsorp four textile dyes (Methylene Blue, Methyl Orange, Methyl Violet, dan Rhodamine B) in batch reactor with dosage 0,1g, adsorption time 5 minute, and dye concentration 10ppm. The result show optimum Pre-Treatment at 60ºC for 30 minute with eficiency 96,3% (MB), 89,2% (MO), 100% (MV), and 75,3% (RB). The best modification (Graphite- Fe3O4) reached after acid activation (HCl 2M), and composition ratio 1:1 with efficiency 81,6% (MB), 40,9% (MO), 76,0% (MV), 20,9% (RB) and surface area 64,6 m2/g."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Theresia Lunardi
"Penelitian ini berhasil mensintesis nanokomposit karbon aktif dari limbah teh yang dimodifikasi dengan magnetit-ZnO untuk degradasi fotokatalisis zat warna Congo red. Karbon aktif (KALT) disintesis dengan suhu kalsinasi optimum pada 800 ⁰C memiliki luas permukaan besar. Nanopartikel ZnO dan Fe₃O₄ disintesis dengan metode hidrotermal dan kopresipitasi, masing-masing memiliki energi band gap 3,15 eV dan 1,58 eV dengan ukuran partikel 29,59 nm dan 14,51 nm. Gabungan nanokomposit ZnO/Fe₃O₄ memiliki energi band gap sekitar 1,74 eV. Sedangkan nanokomposit KALT/ZnO/Fe₃O₄ diperoleh ukuran partikel 23,47 nm dan energi band gap 1,74 eV. Optimasi degradasi menggunakan response surface methodology (RSM) menunjukkan efisiensi degradasi 99% dengan kondisi dosis 25 mg, konsentrasi Congo red 34 ppm, pH 4, dan waktu reaksi 95 menit di bawah sinar tampak. Studi kinetika mengikuti pseudo orde kedua (R² = 0,9780) dan persamaan laju reaksi v=k[CR]^2 dengan kontanta laju reaksi 0,02336 g.(mg.min)⁻ˡ. Berdasarkan hasil penelitian ini, pengembangan nanokomposit berbasis karbon aktif dari limbah teh dengan magnetit-ZnO efektif sebagai fotokatalis untuk pengolahan limbah zat warna yang berpotensi untuk katalis yang ramah lingkungan.

This study successfully synthesized activated carbon from tea waste modified with magnetite-ZnO for photocatalytic degradation of Congo red dye. Activated carbon (KALT) synthesized with optimal calcination temperature at 800 ⁰C has large surface area. ZnO and Fe₃O₄ nanoparticles were synthesized by hydrothermal and coprecipitation methods, respectively, having energy band gap of 3.15 eV and 1.58 eV with particle sizes of 29.59 nm and 14.51 nm. The combined ZnO/Fe₃O₄ nanoparticles have a band gap energy of about 1.86. While the KALT/ZnO/Fe₃O₄ nanocomposite obtained a particle size of 23.47 nm and a band gap energy of 1.74 eV. Degradation optimization using response surface methodology (RSM) showed 99% degradation efficiency under the condition of 25 mg catalyst dosage, 34 ppm Congo red concentration, pH 4, and 95 min reaction time under visible light. The kinetics study followed the pseudo second order (R² = 0.9780) and the reaction rate equation v=k[CR]^2 with a reaction rate constant of 0.02336 g.(mg.min)⁻ˡ. Based on the results of this study, the development of nanocomposites based on activated carbon from tea waste with magnetite-ZnO is effective as a photocatalyst for dye waste treatment which has the potential for environmentally friendly catalysts.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magfira Rilaningrum
"Untuk mengurangi pengeluaran impor BBM serta meningkatkan produksi minyak nasional, pemerintah melakukan pembukaan wilayah kerja dan eksplorasi migas secara masif. Semakin tinggi dan maraknya aktivitas pada industri migas, akan memiliki dampak negatif di lingkungan, termasuk didalamnya polusi tumpahan minyak di tanah. Polusi ini dapat mempengaruhi kualitas lingkungan serta penurunan tingkat kesehatan, ekonomi, dan sosial masyarakat yang terdampak. Beberapa metode telah dilakukan dalam hal penanggulangan tumpahan minyak  dan metode yang paling ramah lingkungan adalah bioremediasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk Menganalisis efektivitas bioremediasi untuk mendegradasi tumpahan minyak di tanah, menganalisis jenis bioremediasi yang paling efektif serta mengevaluasi kendala dalam mengimplementasi bioremediasi di lapangan. Penelitian ini menggunakan metode sequential explanatory dengan menggabungkan data yang didapatkan dari hasil uji coba laboratorium dan wawancara. Berdasarkan penelitian, bioremediasi berhasil dalam menurunkan kandungan hidrokarbon dalam tanah dengan tingkat efektivitas penurunan lebih dari 70%. Efektivitas tertinggi didapat pada bioremediasi jenis fitoremediasi yang merupakan kombinasi antara Tanaman Vetiver, bakteri K4, dan Mikoriza. Secara skala laboratorium, bioremediasi dinilai efektif untuk mendegradasi kandungan hidrokarbon, tetapi secara praktikal di lapangan, bioremediasi dinilai tidak efektif karena memiliki kekurangan pada waktu pengerjaan dan langkah pengerjaan dinilai tidak praktis. Menurut Expert judgement, Sikap pemerintah pada kasus bioremediasi yang menimpa PT. Chevron membuat pengembangan dan implementasi bioremediasi di Indonesia terhambat karena pihak perusahaan minyak dan gas enggan untuk menggunakan metode bioremediasi untuk menghindar atau mengantisipasi masalah seperti yang dialami PT. Chevron. Diharapkan pemerintah mengkaji ulang peraturan-peraturan mengenai penanggulangan oil spills dan lebih aktif dalam memotivasi pihak-pihak terkait terutama oil company dan kontraktor untuk melakukan penelitian dan pengembangan untuk bioremediasi.

To reduce spending on fuel imports and increase national oil production, the government is opening massive oil and gas exploration and work areas. The higher and increasing activity in the oil and gas industry, will have a negative impact on the environment, including pollution of oil spills on the ground. This pollution can affect environmental quality and decrease the health, economic and social level of the affected people. Several methods have been carried out in handling oil spills and the most environmentally friendly method is bioremediation. The purpose of this study is to analyze the effectiveness of bioremediation to degrade oil spills on land, analyze the most effective types of bioremediation and evaluate the obstacles in implementing bioremediation in the field. This study uses a sequential explanatory method by combining data obtained from the results of laboratory trials and interviews. Based on research, bioremediation was successful in reducing the hydrocarbon content in the soil with a reduction in effectiveness of more than 70%. The highest effectiveness was obtained in the type of phytoremediation bioremediation which is a combination of Vetiver, K4, and Mycorrhizae. On a laboratory scale, bioremediation is considered effective to degrade hydrocarbon content, but practically in the field, bioremediation is considered ineffective because it has shortages at the time of processing and the work steps are considered impractical. According to the Expert judgment, the government's attitude in the bioremediation case that befell PT. Chevron made the development and implementation of bioremediation in Indonesia hampered because the oil and gas companies were reluctant to use the bioremediation method to avoid or anticipate problems such as those experienced by PT. Chevron. It is expected that the government will review the regulations concerning the prevention of oil spills and be more active in motivating the relevant parties, especially oil companies and contractors to conduct research and development for bioremediation."
Lengkap +
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T53223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Yovieta Christanty
"ABSTRAK
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi industri minyak dan gas bumi di lepas pantai berpotensi menyebabkan terjadinya pencemaran laut akibat tumpahan minyak. Tumpahan minyak dapat merusak ekosistem terumbu karang. Setiap wilayah ekosistem terumbu karang di perairan memiliki tingkat kepekaan yang berbeda terhadap pencemaran tumpahan minyak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi dan tingkat kepekaan ekosistem terumbu karang dan menentukan strategi mitigasi penanganan pencemaran tumpahan minyak berdasarkan tingkat kepekaan lingkungan ekosistem terumbu karang di perairan Selat Madura sekitar wilayah kerja Santos Sampang Pty Ltd. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kuantitatif dan metode kualitatif dengan mengacu pada National Oceanic and Atmospheric Administration NOAA dan beberapa rumus yang dikembangkan dari beberapa sumber. Hasil penelitian ini adalah 31, 25 terumbu karang dalam kondisi bagus, 25 moderat, 25 rusak dan 18,75 sangat rusak. Tingkat kepekaan terumbu karang di wilayah riset dikategorikan cukup peka di 9 wilayah 56,25 dari seluruh wilayah studi , kategori peka di 6 wilayah 37,50 dari seluruh wilayah studi dan kategori sangat peka di 1 wilayah studi 6,25 dari seluruh wilayah studi . Informasi tingkat kepekaan ekosistem terumbu karang tersebut digunakan untuk menentukan wilayah prioritas penanggulangan apabila terjadi tumpahan minyak dengan menggunakan model penyebaran tumpahan minyak. Kesimpulannya adalah tingkat kepekaan ekosistem terumbu karang berbeda-beda dan dapat dijadikan pertimbangan dalam strategi penanggulangan pencemaran minyak.

ABSTRACT
Exploration and exploitation activities of offshore oil and gas industries could potentially cause pollution because of oil spill in the ocean. The oil spill can damage the coral ecosystem. Each ecosystem territorial has different level of sensitivity towards oil spill pollution. The objective of this research is to measure conditions and sensitivity levels of the coral ecosystem around working area of Santos Sampang Pty Ltd which is located in Madura Strait and to determine mitigation strategy in handling the oil spill pollution based on the acquired sensitivity levels of coral reef ecosystem. The result shows that 31.25 of the coral reef are in good condition, 25 moderate, 25 damaged, and 18.75 highly damaged. Research method in this research are quantitative and qualitative method that referred to National Oceanic and Atmospheric Administration NOAA and some formulas developed from several sources. Sensitivity level of the coral reef in the territorial of interest in this study can be categorised as quite sensitive 9 areas 56.25 of research areas , 6 areas as sensitive 37.50 of research areas and 1 area as very sensitive 6.25 of research area . Those acquired sensitivity levels of the coral ecosystem was utilised to determine territorial level of priority for countermeasure in case of oil spill occurrence by using oil spill trajectory modelling. The conclusion is the coral in the region of study has different environment level of sensitivity and can be considered in the oil spill countermeasure strategy"
Lengkap +
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chesya Sera De Claresya
"Pencemaran lingkungan akibat tumpahan minyak dapat berasal dari kegiatan migas. PT XYZ salah satu perusahaan migas bertugas mengoperasikan FSRU yang terletak dilepas pantai Labuhan Maringgai. Untuk memenuhi kebutuhan operasional, FSRU melakukan bongkar muat BBM di tengah laut dengan metode STS. Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis wilayah prioritas penangangan pencemaran tumpahan minyak berdasarkan dampak ekonomi dan sosial. Metode yang digunakan adalah campuran antara kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif dengan pemodelan. Metode kualitatif dengan deskriptif dari hasil kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah pemodelan pergerakan tumpahan minyak Musim Timur ke arah Barat, Barat Daya dan Barat Laut dan berdampak ke tambak udang dan mangrove di Kecamatan Labuhan Maringgai. Penyebaran tumpahan minyak mencapai daratan pada jam ke-39 dengan panjang garis pantai terdampak sepanjang + 56 km. Mitigasi yang dilakukan jika terjadi tumpahan minyak adalah penanganan wilayah prioritas di Kecamatan Labuhan maringgai yaitu Kelurahan Sukorahayu, Margasari, Sriminosari, Muara Gading Mas dan Bandar Negeri.

Environmental pollution due to oil spills can come from oil and gas activities. PT XYZ, one of the oil and gas companies, is tasked with operating the FSRU which is located off the coast of Labuhan Maringgai. To meet operational needs, FSRU carries out loading and unloading of fuel in the middle of the sea using the STS method. The main objective of this study is to analyze priority areas for handling oil spill pollution based on economic and social impacts. The method used is a mixture of quantitative and qualitative. Quantitative method with modelling. Qualitative method with descriptive of quantitative results. The results of this study are modeling the movement of the East Season oil spill to the West, Southwest and Northwest and impacting ponds and mangroves in Labuhan Maringgai District. The spread of the oil spill reached land in the 39th hour with a length of affected coastline of + 56 km. Mitigation carried out in the event of an oil spill is the handling of priority areas in Labuhan Maringgai District, namely Sukorahayu, Margasari, Sriminosari, Muara Gading Mas and Bandar Negeri Villages."
Lengkap +
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Eki Daysita
"ABSTRAK
Tumpahan minyak adalah bencana ekologis yang memiliki dampak besar terhadap
lingkungan dan dapat dikategorikan sebagai bencana lingkungan yang serius.
Fokus makalah ini adalah untuk membahas risiko dan kesiapan tanggapan
tumpahan minyak yang terjadi di Selat Madura. Tulisan ini menawarkan garis
besar teori holistik, tidak hanya membahas aspek lingkungan, tetapi aspek sosial
masyarakat (nelayan). Tujuannya adalah untuk menganalisis potensi risiko
tumpahan minyak pada industri minyak dan gas, menganalisis kesiapan dan
kesadaran masyarakat sekitar dalam menangani pencemaran tumpahan minyak.
Metode penelitian dalam makalah ini adalah kuantitatif dan kualitatif yang
mengacu pada analisis statistik. Makalah ini meneliti persepsi masyarakat dalam
menangani pencemaran tumpahan minyak berdasarkan wawancara dengan 100
informan nelayan. Studi ini akan menentukan peringkat risiko terburuk tumpahan
minyak yang terjadi berdasarkan indeks sensitivitas lingkungan berdasarkan aspek
holistik, lingkungan, sosial dan ekonomi. Kognisi masyarakat akan mempengaruhi
dalam kesiapan masyarakat untuk menangani tumpahan minyak, dan kesiapan
dapat mengurangi risiko tumpahan minyak. Temuan ini adalah pemahaman
memiliki pengaruh namun tidak signifikan, aspek yang paling berpengaruh adalah
kesiapsiagaan. Temuan ini berkontribusi terhadap sasaran SDG nomor 11 dan 14
yang merupakan kota dan masyarakat yang berkelanjutan serta kehidupan di
bawah air. Studi ini penting karena tumpahan minyak menimbulkan risiko
signifikan terhadap keanekaragaman hayati baik di laut maupun di masyarakat.

ABSTRACT
Oil spills are ecological disasters that have a major impact on the environment and
can be categorized as serious environmental disasters. The focus of this paper is to
discuss the risks and readiness of the oil spill response occurring in the Madura
Strait. This paper offers an outline of holistic theory, not only about
environmental aspects, but social aspects of society (fishermen). The objective is
to analyze the potential risks of oil spills in the oil and gas industry, analyze the
preparedness and awareness of nearby communities in handling oil spill
contamination. The research method in this paper is quantitative and qualitative
which refers to statistical analysis. This paper examines the public perception in
handling oil spill contamination based on interviews with 100 fishermen
informants. This study will determine the worst rating of oil spills that occur
based on environmental sensitivity index based on holistic, environmental, social
and economic aspects. Community cognition will affect people's readiness to deal
with oil spills, and readiness can reduce the risk of oil spills. This finding is a
notion of influence but insignificant, the most influential aspect is preparedness.
These findings contribute to SDG targets number 11 and 14 which are cities and
communities that are sustainable and life under water. This study is important
because the oil spill poses significant risks to biodiversity both at sea and in the
community."
Lengkap +
2018
T50359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Prawiro
"Kebutuhan energi semakin meningkat dengan bertambahanya populasi manusia pada saat ini. Salah satu konsumsi energi terbesar adalah pada bidang industri khususnya pada gedung-gedung. Phase Change Material (PCM) merupaka salah satu solusi terhadap permasalahan kebutuhan energi ini. Beeswax merupakan salah satu PCM dengan kapasitas kalor yang tinggi. Material ini akan diuji dan dianalisis pada penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat termal dari komposit beeswax dan nanopartikel CuO. Titik leleh dan kapasitas termal dari nano-PCM akan dianalisis dengan metodologi DSC (Different Scanning Calorymeter). Titik leleh dari nano-PCM menurun sebesar 0.6,0.63,0.66,1.07,1.41oC untuk 0.05,0.1,0.15,0.2,0.25 wt % secara berurutan. Tidak ada reaksi kimia diantara beeswax dan nanopartikel CuO berdasarkan hasil dari tes FTIR. Penambahan nanopartikel CuO akan meningkatkan kemampuan perpindahan kalor dari komposit, akan tetapi menurunkan kapasitas kalor dari komposit tersebut. Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, penambahan nanopartikel akan meningkatkan kecepatan penghantaran kalor dibandingkan dengan material dasar.
The demand of energy is increased in recent days. Experimental and implementation of phase change material as thermal storage is gained greater attention as solution to energy issue. Beeswax as one of phase change material with high thermal capacity is investigated in this paper. The objective of this paper is to analyze thermal properties and behaviors of beeswax-CuO Nano-PCM. The melting temperature and thermal capacity of nano-PCMs were determined by differential scanning calorimetry test. The melting temperature of nano-PCM decreased by 0.6,0.63,0.66,1.07,1.41oC for 0.05,0.1,0.15,0.2,0.25 wt %,respectively. There was no chemical reaction between CuO and beeswax based on FTIR test. Existing of CuO nanoparticles enhanced thermal conductivity of beeswax. Addition of CuO nanoparticles reduced heat capacity of beeswax. However, the change of latent heat would not cause significant effect towards the performance of beeswax-CuO. Thus, based on result, heat transfer of composite beeswax-CuO could be faster than base phase change material."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly A. Dien
"Pengukuran kadar oksigen terlarut (DO) dalam perairan merupakan salah satu parameter dalam monitoring kualitas air. Pengukuran kadar DO dengan basis elektrokimia telah banyak dikembangkan diantaranya dengan menggunakan elektroda GC termodifikasi nanopartikel Au. Namun, elektroda GC termodifikasi nanopartikel Au dapat mengalami penurunan respon pengukuran berulang oleh karena itu diperlukan elektroda yang permukaannya selalu terbarukan sehingga dapat dikembangkan sebagai elektroda disposable. Studi modifikasi permukaan plastik dengan nanopartikel Au telah dilakukan. Nanopartikel Au dengan zat penstabil sitrat dan dodekanatiol disintesis dengan menggunakan zat pereduksi NaBH4 digunakan untuk memodifikasi permukaan plastik dengan cara merendam plastik ke dalam campuran dodekanatiol, larutan nanopartikel Au dan air dengan pengadukan kuat selama 24 jam pada temperatur ruang. Karakterisasi dengan TEM menunjukan, ukuran nanopartikel Au diperoleh diameter 5-10 nm. Namun, hasil karakterisasi permukaan plastik termodifikasi dengan SEM menunjukan bahwa permukaan termodifikasi oleh nanopartikel Au berukuran lebih dari 100 nm. Pengukuran respon arus dilakukan dengan teknik siklik voltametri dengan daerah pemindaian -1000mV hingga 0 mV diperoleh penurunan arus reduksi seiring dengan meningkatnya kadar O2 mengindikasikan bahwa plastik mika termodifikasi dapat digunakan sebagai sensor oksigen.

Abstract
Measurement of dissolves oxygen (DO) in water is one of the parameters in water quality monitoring. Measurement of DO levels on the basis of electrochemistry has been develoved among others by using GC electrode modified with Au nanoparticles. However, Au nanoparticles modify on GC electrode decreased response to repeated measuremen. Therefore, electrode surface should be always renewable surface so that it can be developed as a disposable electrode. Study of plastic surface modification with Au nanoparticles have been performed. Au nanoparticles stabilized by citrate and dodecanathiol substance synthesized by using NaBH4 as reducing agent used to modify plastic surface of by soaking with strong stirring for 24 hous in room temperature. Characterization TEM shows, the size of Au nanoparticles obtained a diameters 5-10 nm. However, SEM characterization of plastic surface modified by instrument showed that particles on plastic surface modified is larger than 100 nm. Plastic modified nanoparticle Measurement of current response was done by using cyclic voltametry by scanning the range potential 1000mV to 0 mV. The reduction current was decreased with increasing O2 levels. It indicate that plastic can be used as oxygen sensor."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S207
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chiquita Tri Rezki
"Kesiapsiagaan tumpahan minyak dapat dilakukan dengan upaya terintegrasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk meminimalisasi dampak lingkungan. Upaya tersebut mencakup penyusunan rencana penanggulangan tumpahan minyak; penyediaan alat dan bahan penanggulangan tumpahan minyak; pembentukan organisasi penanggulangan tumpahan minyak yang terdiri atas pemerintah, perusahaan, dan masyarakat; serta pelaksanaan latihan penanggulangan tumpahan minyak. Masalah yang diidentifikasi adalah belum terintegrasinya partisipasi masyarakat dalam rencana penanggulangan tumpahan minyak karena terbatasnya pengetahuan masyarakat terkait penanggulangan tumpahan minyak. Tujuan utama dari penelitian ini adalah membuat model peningkatan kesiapsiagaan penanggulangan tumpahan minyak melalui partisipasi masyarakat. Metode yang digunakan adalah campuran antara kuantitatif dan kualitatif, metode kuantitatif dengan permodelan, statistic dan permodelan System Dynamics. Metode kualitatif dengan deskriptif untuk menjelaskan maknda dari hasil metode kuantitatif. Hasil dari penelitian adalah prakiraan pergerakan tumpahan minyak di perairan Teluk Penyu, Kabupaten Cilacap sesuai dengan pola arus permukaan perairan tersebut. Berdasarkan hasil prakiraan, tumpahan minyak pada musim Barat mengarah ke Timur, dan pada musim Timur mengarah ke Barat. Waktu tercepat tumpahan minyak mencapai daratan adalah 1 jam dengan total panjang garis pantai yang terkena dampak adalah 9,4 km. Garis pantai yang terkena dampak terdiri atas pantai wisata Teluk Penyu, permukiman masyarakat, tempat berlabuh kapal nelayan, tempat penangkapan ikan nelayan, dan hutan bakau. Pengetahuan dan pendidikan masyarakat tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap upaya penanggulangan tumpahan minyak, karena beberapa faktor lainnya, seperti kehilangan kesempatan melaut dan penurunan pendapatan dari hasil melaut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kesiapsiagaan penanggulangan tumpahan minyak dapat dimaksimalkan dengan upaya terintegrasi antara partisipasi perusahaan dan masyarakat dengan peningkatan pengetahuan melalui pelibatan masyarakat dalam latihan penanggulangan tumpahan minyak gabungan.

Oil spill preparedness can be done with integrated efforts between government, companies, and communities to minimize environmental impacts that arise. The preparedness consists of oil spill contingency plan; oil spill response equipments and materials; oil spill response organization consisting of governments, companies and communities; and the implementation of oil spill response training and exercises. The problem that identified was the lack of integration of community participation in the oil spill contingency plan due to the limited knowledge of the community regarding the handling of oil spills. The main objective of this research is to develop a model to improve the oil spill preparedness through community participation. The method used is a mixmethod, quantitative methods for oil spill modeling, statistics, and system dynamics modeling. Qualitative methods for questionnaires and structured interviews based on questionnaires. The results of the study are forecasts of oil spill moves to the East in the Nortwest monsoon, and to the Weat in the Southeast monsoon. The fastest time an oil spill reaches land is 1 hour with a total length of coastline reaching 9.4 km consisting of Teluk Penyu tourism beaches, community settlements, fishing boats, fishing grounds, and mangrove forests. Knowledge and education of the community does not have a significant influence on efforts to overcome oil spills. The conclusion of this study is that oil spill preparedness can be maximized with the integration between company and community participation by increasing knowledge through community involvement in combination of oil spill response exercises."
Lengkap +
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>