Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169747 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ranggas Dhuha Putra
"Pembentukan ruang terbuka hijau sangat penting untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan pemanasan global pada ekosistem perkotaan. Ekspansi Kota Bekasi yang cepat dari megapolitan Jakarta memengaruhi Kota Bekasi dan selanjutnya mengarah pada konversi besar-besaran ruang terbuka hijau menjadi kawasan terbangun. Dari adanya perubahan tersebut mempengaruhi kandungan biomassa dan kemampuan penyerapan vegetasi pada ruang terbuka hijau terhadap emisi dari kegiatan antropogenik. Upaya pemantauan melalui estimasi biomassa penting untuk pemahaman yang lebih baik tentang manfaat ruang terbuka hijau. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis distribusi spasial biomassa dan daya serap CO2 serta menganalisis kemampuan vegetasi pada Ruang Terbuka Hijau dalam menyerap emisi CO2 di Kota Bekasi. Penelitian ini melakukan perhitungan biomassa diatas permukaan pohon dengan pengukuran lapangan dan persamaan alometrik yang dikembangkan oleh United States Department of Agriculture (USDA). Serta menggunakan citra satelit Sentinel-2B yang diperoleh pada tahun 2020 dan dilakukan formulasi indeks vegetasi yaitu NDVI, GNDVI, SAVI, dan OSAVI dengan menghubungkan nilai biomassa hasil pengukuran lapangan untuk menghasilkan model estimasi biomassa. Hasil model estimasi biomassa menunjukkan bahwa indeks vegetasi terpilih yaitu OSAVI yang memiliki korelasi sebesar 75,3% dengan akurasi model sebesar 99%. Distribusi spasial biomassa dan daya serap vegetasi RTH Kota Bekasi secara keseluruhan mendominasi kelas rendah, berada di lereng datar dan sangat landai yang mengikuti jaringan jalan arteri, kolektor, dan tol tepatnya pada vegetasi RTH jalur hijau. Adapun juga dijumpai pada vegetasi RTH sempadan jalan kereta dan sempadan situ/danau. Selain itu pada jaringan jalan arteri dan kolektor juga di jumpai lereng yang landai dengan keberadaan distribusi spasial biomassa dan daya serap vegetasi pada RTH yang tinggi tepatnya di vegetasi RTH kota. Distribusi spasial biomassa dan daya serap vegetasi RTH Kota Bekasi yang sedang berada pada lereng sangat landai berada di sekitaran jaringan jalan lokal dan lingkungan Kota Bekasi tepatnya berada pada vegetasi RTH taman kecamatan, kelurahan, sempadan sutet dan rekreasi. Distribusi spasial biomassa dan daya serap sangat tinggi dijumpai lereng agak curam hingga sangat curam yang dijumpai pada sekitaran sungai tepatnya berada pada vegetasi RTH sempadan sungai. Kemampuan vegetasi pada RTH Kota Bekasi seluruhnya mengalami penyerapan sebagian terhadap emisi karbon dioksida. Vegetasi pada RTH Kota Bekasi hanya memiliki kemampuan serapan CO2 sebesar 1,75 % dari keseluruhan emisi karbon dioksida di Kota Bekasi. Dikarenakan emisi karbon dioksida yang menyeluruh begitu tinggi di Kota Bekasi, yang bersumber dari emisi kendaraan bermotor dengan ditujukkan mendominasi sekitar jaringan jalan arteri, kolektor, dan lokal di Kota Bekasi yang melebihi besaran daya serap karbon dioksida vegetasi pada ruang terbuka hijau.

The establishment of green open spaces is critical to reducing the impact of climate change and global warming on urban ecosystems. The rapid expansion of Bekasi City from Jakarta megapolitan affected Bekasi City and subsequently led to the massive conversion of green open space into a built-up area. From these changes affect biomass content and vegetation absorption ability in green open space against emissions from anthropogenic activities. Monitoring efforts through biomass estimation are important for a better understanding of the benefits of green open space. Therefore, the purpose of this study is to analyze the spatial distribution of biomass and CO2 absorption and analyze the ability of vegetation in Green Open Space in absorbing CO2 emissions in Bekasi City. This study performed biomass calculations on the surface of trees with field measurements and alometric equations developed by the United States Department of Agriculture (USDA). As well as using Sentinel-2B satellite imagery obtained in 2020 and carried out vegetation index formulations namely NDVI, GNDVI, SAVI, and OSAVI by connecting the biomass value of field measurement results to produce biomass estimation models. Biomass estimation model results showed that the selected vegetation index is OSAVI which has a correlation of 75.3% with model accuracy of 99%. Spatial distribution of biomass and vegetation absorption of RTH Bekasi City as a whole dominates the low class, being on flat slopes and very sloping that follow the network of arterial roads, collectors, and tolls precisely on the green line RTH vegetation. It is also found on the vegetation of RTH railway road border and situ/lake border. In addition, arterial road networks and collectors are also found slopes that ramp with the presence of spatial distribution of biomass and vegetation absorption in high RTH precisely in the city's RTH vegetation. Spatial distribution of biomass and vegetation absorption RTH Bekasi city that is on a slope is very sloping in the vicinity of the local road network and bekasi city environment precisely located on the vegetation RTH district park, village, border sutet and recreation. Spatial distribution of biomass and absorption is very high found slopes rather steep to very steep found in the surrounding rivers precisely located in the vegetation RTH river border. Vegetation capability in RTH Bekasi city is entirely experiencing partial absorption of carbon dioxide emissions. Vegetation in RTH Bekasi city only has a CO2 absorption capability of 1.75% of the total carbon dioxide emissions in Bekasi City. Because the overall carbon dioxide emissions are so high in Bekasi City, which is sourced from motor vehicle emissions with the aim of dominating around the arterial road network, collectors, and local in Bekasi City that exceeds the amount of vegetation carbon dioxide absorption in green open space."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Wulandari
"Dalam rangka pemilihan jenis vegetasi yang tepat untuk hutan kota, telah dilakukan pengkajian kemampuan vegetasi dalam menurunkan suhu udara, perbedaan pertumbuhan dan pengaruh jarak tanam dari 3 jenis vegetasi yang terdapat di Padang Golf Halim II, yaitu: Saga (Adenanthera pavonina), Gamal (Glvricidia sepium), dan Ki roda (Hura crepitans).
Metode yang digunakan ialah metode kuarter, yang titik-titik contohnya ditentukan secara acak. Parameter yang diukur adalah: luas kanopi dan suhu udara di bawah kanopi pohon, yang digunakan untuk mengetahui jenis vegetasi mana yang memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menurunkan suhu udara; garis tengah batang pohon; tinggi pohon; dan luas kanopi pohon untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan vegetasi pada kondisi lingkungan Padang Golf Halim II; dan jarak tanam pohon serta garis tengah batang pohon tetangga terdekat, untuk mengetahui pengaruh kerapatan terhadap pertumbuhan vegetasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerimbunan kanopi mempengaruhi suhu udara di bawah kanopi dan Gamal memiliki kemampuan yang lebih besar dalam mempengaruhi kesejukan udara dibanding Ki roda, sedangkan antara Saga dan Gamal, maupun Saga dan Ki roda tidak jauh berbeda. Pertumbuhan antara Saga, Gamal, dan Ki roda berbeda nyata dan Gamal memiliki pertumbuhan yang paling baik di Padang Golf Halim II. Jarak tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan Saga, Gamal, dan Ki roda. Gamal dan Saga merupakan jenis tumbuhan yang berbunga indah, sehingga dapat ditanam sebagai tanaman hias di hutan kota wisata, tetapi Saga sering menggugurkan daunnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprayogo Soemarno
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T40116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Rusdayanti
"Urbanisasi berdampak pada perubahan bentang alam menjadi lahan terbangun yang memicu perubahan kondisi iklim mikro. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi luas vegetasi, struktur dan komposisi vegetasi, mengetahui kondisi iklim mikro dan tingkat kenyamanan termal masyarakat melalui pendekatan Temperature Humidity Index, serta menganalisis persepsi masyarakat dan merekomendasikan konsep kenyamanan lingkungan dalam pengembangan vegetasi. Metode yang digunakan adalah metode campuran yaitu gabungan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan luas lahan vegetasi di Kota Palembang sebesar 15.197 Ha dan Indeks Nilai Penting tertinggi ada pada tanaman Havea brasilliensis, Swietenia mahagoni, Terminalia mantaly dan Pterocarpus indicus. Suhu udara didominasi pada kategori panas sedangkan kelembaban udara hampir merata untuk setiap kategori. Persepsi masyarakat menilai kenyamanan termal didominasi nyaman namun kecukupan vegetasi dinilai belum cukup untuk mendukung aktivitas masyarakat. Konsep kenyamanan lingkungan menegaskan dibutuhkan pengembangan vegetasi dengan pohon berdaya serap karbon tinggi, akar dan batang kuat, estetika menarik, dan menjadi pakan bagi makhluk hidup lain.

Urbanization has an impact on changing landscapes to developed land which triggers changes in micro-climatic conditions. This study aims to evaluate the area of vegetation, structure and composition of vegetation, determine microclimate conditions and the level of thermal comfort and recommend the concept of environmental comfort in vegetation development. The method is combination of quantitative and qualitative methods. The results showed that the land area for vegetation in Palembang City was 15,197 hectares with the important species are Havea brasilliensis, Swietenia mahagoni, Terminalia mantaly and Pterocarpus indicus. The air temperature is dominated by the hot category while the humidity is almost evenly distributed for each category. The public perception assesses that thermal comfort is dominated by comfortable, but the adequacy of vegetation is considered insufficient to support community activities. The concept of environmental comfort emphasizes the need for the development of vegetation with trees with high carbon absorption, strong roots and stems, attractive aesthetics, and as food for other organism."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azra Qothrunnada Hazairin
"Estimasi biomasa dapat digunakan untuk mengestimasi nilai simpanan karbon dioksida. Kota Bogor adalah salah satu kota penyangga Kota Jakarta, yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dari tahun 1990-2000 yaitu sebesar 10.25 dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap bulannya yang mencapai 3.373 kendaraan yang berdampak pada peningkatan emisi karbon dioksida. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa daya serap yang dimiliki oleh ruang hijau di Kota Bogor terhadap emisi karbon dioksida yang dikeluarkan oleh aktivitas manusia.
Penginderaan jauh dilakukan untuk mengetahui indeks vegetasi yang dapat memprediksi nilai biomasa terbaik dengan menggunakan nilai biomasa lapangan. MSAVI2 adalah indeks vegetasi terbaik yang dapat digunakan untuk memprediksi nilai biomasa di Kota Bogor. Setiap kecamatan di Kota Bogor tidak dapat menyerap karbon dioksida yang dihasilkannya dengan total jumlah karbon dioksida tidak terserap sejumlah 5.931.131 ton.

Biomass estimation can be used to estimate the stock of carbon dioxide. Bogor City is one of the hinterland of Jakarta which has a significant increase in population growth rate, especially in 1990 2000 when the number hit 10.25 and the average 3.373 each month of vehicle increase which provides a significant release of carbon dioxide. This reasearch aim is to analyze green spaces ability to absorb carbon dioxide emission from human activity.
Remote sensing is used to select the best vegetation indices to estimate biomass value from in situ measurement. MSAVI2 is the best vegetation index to predict biomass in Kota Bogor. The result of this research is every districts in Bogor can not absorb its carbon dioxide emission with the total of 5.931.131 ton of carbon dioxide unabsorb.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abrar Rizqullah
"Pertumbuhan dan pembangunan yang masif membawa dampak terhadap iklim pada suatu wilayah. Vegetasi yang menyusun ruang terbuka hijau di kota menjadi salah satu sarana dalam peningkatan kualitas dari atmosfir kota, tidak terkecuali efek kenyamanan termal. Keberadaan tutupan vegetasi di Kecamatan Serpong menjadi hal yang mengkhawatirkan karena upaya-upaya pembangungan yang mengakibatkan degradasi kuantitas dan kualitas nya. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh ketersediaan vegetasi terhadap suhu permukaan darat dan tingkat kenyamanan termal di Kecamatan Serpong. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data suhu permukaan darat, kerapatan vegetasi, suhu udara, dan kelembaban udara yang didapat dari citra Landsat 5, 7, 9, dan juga pengukuran langsung. Metode spasial yang digunakan adalah Land Surface Temperature, Normalized Difference Vegetation Index, dan metode statistik pearson correlation dan uji regresi sederhana untuk melihat bentuk pengaruh vegetasi terhadap iklim di Kecamatan Serpong. Hasil menunjukkan bahwa vegetasi memiliki pengaruh terhadap penurunan nilai suhu permukaan darat dan juga meningkatkan tingkat kenyamanan termal di Kecamatan Serpong. Sebagian besar wilayah di Kecamatan Serpong masuk kategori tidak nyaman dan hanya 1,68 km2 wilayah Kecamatan Serpong yang memiliki status kenyamanan termal “sebagian nyaman”.

Rapid growth and development cause a significant impact on the climate of a region. Vegetation that forms an urban green space plays a significance role in enhancing the quality of the urban atmosphere, including thermal comfort. Existance of urban vegetation in Serpong Subdistrict is becoming a concern due to development efforts that causing degradation in both its quantity and also quality. The purpose of this research is to see influence of vegetation on land surface temperature and thermal comfort Index levels in Serpong Subdistrict. The data used in this research include land surface temperature data, air temperature data, NDVI data, and air humidity data that obtained from Landsat 5, 7 and 9 imagery as well field recording. The spacial method that are utilized is land surface temperature, NDVI, and the statistical method using pearson correlation and simple regression analysis to examine the nature of the influence of vegetation existance on climate in Serpong Subdistrict. The results indicate that vegetation lowers land surface temperature and significantly improves thermal comfort levels in the region. However, the majority of the area in Serpong Subdistrict falls under the uncomfortable category, with only 1.68 km² of the subdistrict’s area having a partially comfortable thermal status."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Khasanah
"Penelitian analisis vegetasi riparian dilakukan di sepanjang Sungai Citirem, Suaka Margasatwa Cikepuh, mulai dari bulan Februari 2010-Juni 2011. Pengambilan data dilakukan dengan metode kuadrat (petak). Penentuan unit sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Tujuan penelitian adalah mengetahui komposisi dan struktur vegetasi riparian di sepanjang Sungai Citirem. Hasil penelitian menunjukkan 20 spesies ditemukan, terbagi menjadi 13 famili. Famili Euphorbiaceae dan Verbenaceae paling banyak ditemukan, masing-masing tiga spesies. Spesies pohon yang dominan di bagian hulu adalah Tectona grandis L.f., di bagian tengah Ficus racemosa L. dan bagian hilir Adenanthera pavonina L. Struktur lateral vegetasi riparian menunjukkan bahwa pepohonan dapat tumbuh mulai dari tepi badan air hingga jarak 20 m dalam unit sampel. Struktur longitudinal vegetasi menunjukkan bahwa vegetasi riparian sepanjang sungai didominasi oleh pohon gugur daun (deciduous tree).

The study on analysis of riparian vegetation was conducted in Citirem River, starting from February 2010 to June 2011. Data collection was performed by sample plot. Sample units were done by purposive sampling. The aims of the study are to know the composition and vegetation structure of riparian along Citirem River. The data shows 20 species recorded belong to 13 families. Euphorbiaceae and Verbenaceae are the most dominant families. Tree riparian species dominant in the headwater area is Tectona grandis L.f., in the middle sized-stream is Ficus racemosa L., and in the large stream is Adenanthera pavonina L. Lateral zonation showed that the trees are able to grow in the riparian area extending from the edge of the water bodies to 20 m in the sample unit. Longitudinal zonation showed that riparian area along the river is dominated by deciduous trees."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S191
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Anfasa Putra
"Pertambahan penduduk yang tinggi di Kota Bandar Lampung menyebabkan alih fungsi lahan dari lahan vegetasi menjadi lahan terbangun. Pada akhirnya luasan lahan vegetasi akan menurun yang juga berpengaruh terhadap meningkatknya suhu perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kerapatan bangunan, kerapatan vegetasi, suhu permukaan udara dan karakterisik serta pola spasial dari Local Climate Zone (LCZ) di Kota Bandar Lampung. Data yang digunakan adalah citra Landsat 8 OLI/TIRS dan citra Googole Earth tahun 2021. Selain itu pengukuran suhu udara juga ditempuh dengan cara survei lapang. Pengolahan data Local Climate Zone (LCZ) menggunakan LCZ Generator WUDAPT. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kota Bandar Lampung didominasi oleh kerapatan bangunan sedang yang berada pada bagian tengah kota serta kerapatan vegetasi sedang pada bagian Barat. Suhu permukaan udara paling tinggi sebesar 35°C pada wilayah perumahan dan terendah sebesar 15,68°C pada kawasan hutan. Teridentifikasi 14 klasifikasi Local Climate Zone (LCZ), antara lain tujuh tipe bangunan dan tujuh tipe tutupan lahan. Kepadatan bangunan tertinggi berada pada zona compact low-rise, kerapatan vegetasi tertinggi terdapat pada zona dense tree, sedangkan suhu permukaan daratan tertinggi pada zona open low-rise. Pola spasial dari Local Climate Zone di Kota Bandar Lampung adalah mengelompok berdasarkan karakteristik fisik dan morfologi kota.

The rapid growth of the population in Bandar Lampung has led to a change in the land's usage from vegetation to built-up land. In the end, less vegetation will be present, which also results in higher temperatures in urban. This study intends to identify the state of the city's building density, vegetation density, land surface temperature, and the characteristics and spatial patterns of the LCZ in Bandar Lampung. The data was collected using images from Landsat 8 OLI/TIRS and Google Earth 2021. Additionally, a field survey was used to measure the air temperature. The LCZ Generator WUDAPT is used to process LCZ data. The findings revealed that Bandar Lampung was dominated by medium-density buildings in the city's center and medium-density vegetation in its western. The highest LST at residential areas is 35°C, while forest areas have the lowest LST at 15,68°C. There are 14 LCZ classifications, covering seven building types and seven land cover types. The dense tree zone has the highest vegetation density, the open low-rise zone has the highest land surface temperature, and the compact low-rise zone has the highest building density. The spatial pattern of the LCZ is classified based on physical characteristics and city morphology."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafly
"Pemantauan luas dan kondisi tutupan vegetasi yang selalu diperbaharui dan informatif sangat diperlukan terutama di DKI Jakarta yang merupakan kota metropolitan yang dinamis, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai perhitungan perubahan luas dan kondisi tutupan vegetasi. Salah satu caranya menggunakan penginderaan jauh dengan memanfaatkan Citra Landsat dan Google Imagery. Penelitian ini mencoba membangun sebuah model untuk menghitung persentase tutupan vegetasi atau Percent Of Vegetation Cover (PVC) pada tiap pixel Landsat menggunakan pendekatan multi-indeks. Model persentase tutupan vegetasi dibangun dari beberapa variabel prediktor seperti NDVI, SAVI, EVI dan LST yang dikorelasikan dengan persentase tutupan vegetasi dari Google Imagery menggunakan uji regresi linear berganda, hasilnya akan menunjukkan korelasi dan menghasilkan model persamaan multi-indeks untuk menghitung PVC. Hasil menunjukkan bahwa dari 2001-2021 seluruh variabel predictor secara bersamaan mempengaruhi persentase tutupan vegetasi antara 55 hingga 67%. Hasil perubahan persentase tutupan vegetasi menunjukkan dari tahun 2001-2021 terjadi penurunan PVC >20% (Vegetasi Buruk, Sedang, Baik dan Sangat Baik) dan kenaikan PVC <20% (Vegetasi Sangat Buruk). Perubahan PVC tersebut paling signifikan terjadi di Cengkareng, Kemayoran, Cilandak, Cakung dan Cilincing. Perubahan tersebut disebabkan oleh dua faktor yaitu kebutuhan akan lahan dan kebijakan pemerintah daerah.

Monitoring the area and condition of vegetation cover that is always updated and informative is very necessary, especially in DKI Jakarta, which is a dynamic metropolitan city, so it is necessary to do research on the calculation of changes in area and conditions of vegetation cover. One way to use remote sensing is by utilizing Landsat Imagery and Google Imagery. This study tries to build a model to calculate the percentage of vegetation cover or Percent Of Vegetation Cover (PVC) at each Landsat pixel using a multi-index approach. The vegetation cover percentage model is built from several predictor variables such as NDVI, SAVI, EVI and LST which are correlated with the vegetation cover percentage from Google Imagery using multiple linear regression tests, the results will show the correlation and produce a multi-index equation model to calculate PVC. The results show that from 2001-2021 all predictor variables simultaneously affect the percentage of vegetation cover between 55 to 67%. The results of changes in the percentage of vegetation cover show that from 2001-2021 there was a decrease in PVC >20% (Poor, Medium, Good and Very Good Vegetation) and an increase in PVC <20% (Vegetation Very Bad). The most significant changes in PVC occurred in Cengkareng, Kemayoran, Cilandak, Cakung and Cilincing. These changes are caused by two factors, namely the need for land and local government policies. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In western Indonesia, Sumatra is the largest population cluster outside Java. It is also the source of most of Indonesia’s exports by value. This paper presents an up to date map of vegetation types found in Sumatra and with an associated map briefly views human occupancy associated with or mapping on vegetation. Other associations on Sumatra besides vegetation include major lakes and river, volcanic cones and clusters, cities and ports, and so on. While the initial impetus for the vegetation map and the main purpose of the paper focused on an updated vegetation map of Sumatra, the closely associated human occupancy by an increasingly large and diverse population pose question for future associations and balances of vegetation types and human use areas in Sumatra.
"
GEOUGM 11:41 (1981)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>