Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83048 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Benny Alexander
"Komposit matriks aluminium menjadi salah satu material dengan aplikasi yang luas, karena sifat mekaniknya yang baik namun dengan bobot yang relatif ringan. Dalam penelitian ini, sebuah studi literatur dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan partikel penguat nano-alumina terhadap karakteristik mekanik dan mikrostruktur komposit matriks AC4B (Al-Si-Cu) yang dibuat dengan metode pengecoran aduk. Selain itu, dilakukan juga pengamatan pengaruh penambahan partikel penguat nano-alumina pada kerapatan dan porositas yang terbentuk pada komposit. Untuk mengamati mikrostruktur komposit, dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop optik dan pemindaian mikroskop elektron. Diketahui bahwa karakteristik mekanik seperti kekuatan tarik, kekerasan, ketangguhan impak, dan perilaku keausan akan dipengaruhi oleh jumlah partikel penguat nano-alumina dalam matriks Al-Si-Cu. Selain itu, juga diketahui bahwa pembasahan partikel penguat oleh matriks juga akan mempengaruhi karakteristik mekanik ini.

Aluminum matrix composite is one of the materials with a wide application, because of its good mechanical properties but with relatively lightweight. In this study, a literature study was conducted to determine the effect of adding nano-alumina reinforcing particles on the mechanical and microstructure characteristics of the AC4B (Al-Si-Cu) matrix composites made by stir casting method. Apart from that, the addition of nano-alumina particles was also observed on the density and porosity formed in the composite. To observe the composite microstructure, observations were made using an optical microscope and scanning electron microscope. It is known that mechanical characteristics such as tensile strength, hardness, impact toughness, and wear behavior will be influenced by the number of nano-alumina reinforcing particles in the Al-Si-Cu matrix. Also, it is known that the wetting of the reinforcing particles by the matrix will also affect these mechanical characteristics."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jang Jin Joo
"Dengan kekuatan yang dimiliki aluminium namun dengan berat yang lebih ringan dibanding baja membuat perkembangan yang menjanjikan dalam dunia industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan material komposit logam bermatriks ADC 12. Oleh karena itu, ADC 12 sebagai aluminium dengan paduan utama Silikon dan Tembaga, memiliki beberapa sifat mekanis yang akan dikembangkan dengan penambahan partikel penguat berupa Al2O3 dengan variasi penambahan 0,50; 0,10; 0,15; 0,20; 0,30 Vf. melalui pengecoran aduk. Penambahan partikel penguat yang berukuran nano akan meningkatkan kekuatan tarik sebesar 56,74 , kekerasan sebesar 42,99 , dan ketahanan ausnya sebesar 30,92 serta menurunkan harga impaknya. Penambahan Al-5Ti-1B ditambahkan sebagai penghalus butir dan Sr sebagai agen pemodifikasi, untuk meningkatkan sifat mekanik. Magnesium ditambahkan sebesar 5 berat sebagai agen pembasahan antara matriks dan logam. Dengan melakukan karakterisasi sampel seperti pengujian metalografi, SEM-EDS, dan XRD akan dilihat bahwa terbentuk fasa-fasa yang akan mempengaruhi sifat mekanis material.

Aluminum has been recently promising developing in various industry including transportation due to its strength and lower weight ratio compared to steel. This research is aiming to develop Metal Matrix Composite MMC using ADC 12. Furthermore, Aluminum ADC 12 with major constituent of silicon and copper is improved by means of mechanical properties by adding nano Al2O3 with variation of 0.50, 0.10, 0.15, 0.20, 0.30 Vf through stir casting method. Nano sized alumina later found to increase tensile strength about 56,74 , hardness about 42,99 , and wear resistance about 30,92 , yet decreasing the impact strength. Al 5Ti 1B was added to the alloy as grain refiner while Sr was added to modifies Si structure. Both were added to improve mechanical properties. Magnesium is presented at 5 wt to enhance its wettability. Furthermore, material is characterised under several testing such as metallography, SEM EDS, and XRD to confirm any formed phase that correspond to its mechanical properties."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Julia Halieman
"Saat ini tren penggunaan material komposit meningkat secara drastis. Komposit aluminium merupakan salah satu material yang dikenal luas karena memiliki sifat mekanis yang baik. Pada studi literature ini, akan ditunjukkan hasil dari beberapa studi mengenai komposit aluminium dengan penambahan penguat nano alumina melalui proses pengecoran yang diikuti dengan perlakuan panas sebagai alternatif dalam berbagai aplikasi salah satunya sebagai material kampas rem yang umumnya menggunakan material besi tuang cor. Komposit yang telah dimaufaktur diberi perlakuan T6 yang meliputi tahapan solution treatment, quenching, dan artificial aging dengan tujuan untuk mengoptimalkann performa material seperti kekuatan Tarik, ketahanan aus, nilai kekerasan, dan ketahanan impak. Untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh age hardening, dilakukan analisis perbandingan material komposit dengan kondisi pengecoran dan setelah penambahan perlakuan T6 dengan pengujian menggunakan mikroskop optik dan SEM-EDS serta pengujian sifat mekanis. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan sifat mekanis pada material komposit setelah perlakuan T6 dibandingkan dengan komposit hasil pengecoran akibat peristiwa precipitation hardening. Dibandingkan dengan material besi tuang cor, sifat mekanis komposit aluminium berpenguat nano alumina dengan perlakuan T6 lebih baik sehingga material ini cocok digunakan untuk menggantikan besi tuang cor sebagai aplikasi kampas rem.
The trend towards the use of composites is currently increasing rapidly nowadays. Aluminium composites is one of the most popular material due to their good mechanical properties. This review reports the results from several studies on Nano alumina reinforced AC4B (Al-Si-Cu) aluminium through the casting process followed by heat treatment as an alternative material in any application such as brake shoe which usually made of grey cast iron. The manufactured composite treated by T6 treatment with 3 stages involve solution treatment, quenching and artificial aging to optimize its performance such as tensile strength, wear resistance, hardness value, and impact resistance. In order to investigate the effect of age hardening response, microstructural analysis was carried out by Light Microscope and SEM-EDS and several mechanical properties tests were analysed in their as cast condition and after the solution heat treatment and aging process. The results showed that the mechanical properties of aluminium composite applied with T6 treatment were increased compared to unheat treated AC4B /nano alumina composite caused by the precipitation hardening. Compared to grey cast iron, mechanical properties of aluminium composite reinforced nano alumina followed by T6 is higher. In conclusion, aluminium composite reinforced nano alumina with T6 is suitable for brake shoe application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhlashia Nur Fadhilah
"Komposit matriks alumunium dengan penguat silikon karbida (SiC) diketahui memiliki potensi dalam memenuhi sifat-sifat yang sesuai untuk aplikasi di berbagai sektor teknik, terutama sektor transportasi. Pada studi literatur ini, dibahas mengenai pengaruh penambahan partikel SiC terhadap sifat mekanik dan mikrostruktur komposit matriks AC4B (Al-Si-Cu) yang difabrikasi dengan metode pengecoran aduk. Sifat mekanis seperti kekuatan tarik, kekerasan, harga impak, dan keausan dari material komposit dipengaruhi oleh fraksi volum dan distribusi dari partikel penguat mikro SiC serta antarmuka antara penguat dengan martiks Al. Pengujian mikrostuktur dilakukan dengan mikroskop optik dan SEM(Scanning Electron Microscopy). Penelitian mengenai sifat mekanik dan mikrostuktur dari Al-SiCp komposit telah banyak dilakukan, namun hanya ada beberapa penelitian yang mengaitkan parameter partikel penguat dengan sifat mekanik dan mikrosturktur dari komposit matriks AC4B(Al-Si-Cu) dengan penguat SiC. Dari hasil nilai kekuatan tarik dan harga impaknya, komposit matriks AC4B(Al-Si-Cu) dapat menggantikan penggunaan material besi cor sebagai bahan dasar material blok rem kereta api.

Aluminium Metal Matrix Composites with silicon carbide (SiC) particle reinforcements finding have the potential to offer desirable properties suitable for applications in engineering sectors especially transportation sectors. In this review studies, the effects of addition of SiC particle on the mechanical properties and microstructure of AC4B (Al-Si-Cu) composites produced by stir casting are discussed. The mechanical properties studies such as tensile strength, hardness, impact strength and wear behavior of composites depends on the volume fraction, size, and distribution of the silicon carbide particle reinforcement as well as the interface between reinforcement and Al matrix. Microstructural studies will carry out by optical microscope and scanning electron microscopy. Many investigative works have been done on the mechanical properties and microstructure of Al-SiCp composites, but only a few such studies linked reinforcement parameters with mechanical properties and microstructure of AC4B(Al-SiCu)/SiCp composites. Tensile strength and impact strength value shows that aluminum matrix composite is appropriate material for brake shoe applications and can substitute cast iron as base material for brake shoe.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vioni Dwi Sartika
"Pada penelitian ini dilakukan proses fabrikasi komposit Mg-Al-Sr sebagai matriks dengan penambahan penguat nano-SiC melalui metode pengecoran aduk. Penambahan fraksi volume penguat nano-SiC bervariasi yaitu sebesar 0.05 ; 0.10 ; 0.15 ; 0.20 , dn 0.25. Jika dibandingkan dengan paduan Mg-Al-Sr, penambahan partikel nano ke dalam matriks logam mampu meningkatkan sifat mekanik komposit yang dihasilkan. Penambahan fraksi volume nano-SiC sebesar 0.15 menghasilkan nilai kekerasan, harga impak, dan ketahanan aus paling optimum, serta disitribusi senyawa intermetalik yang terdispersi homogen di dalam struktur mikro. Hal ini disebabkan oleh semakin banyak penguat nano-SiC yang ditambahkan, maka aglomerasi cenderung meningkat sehingga proses penguatan menjadi kurang efektif. Karakterisasi komposit yang dilakukan adalah pengujian komposisi menggunakan OES, EDX, dan XRD; pengamatan struktur mikro menggunakan OM dan SEM; serta pengujian berupa pengujian kekerasan, impak, dan aus.

Magnesium composite with Mg Al Sr as the matrix reinforced by nano SiC particles have successfully fabricated by stir casting process. Addition of nano SiC into magnesium matrix varies by 0.05 0.10 0.15 0.20 and 0.25 in volume fraction. Compared with Mg Al Sr alloy, addition of nano particles into matrix improves mechanical properties of composites. It is observed that the optimum composition of nano SiC is 0.15 Vf which have the highest hardness value, impact toughness, and resistance to abrasion. It is also abserved that addition 0.15 Vf nano SiC modify the microstructure of composite by dispersing the intermetallic compound. The addition of Vf nano SiC could have tendency to agglomerate and strengthening mechanism is not effectively occurred. The result of chemical characterization using OES, EDX, XRD, metalloghraphy using OM and SEM, mechanical testing using hardness, impact, and abrasive testing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Lesmana
"Paduan AC4B (standar JIS) atau paduan 333.0 as-cast (standar AA) secara komersial banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan komponen pada industri manufaktur otomotif. Diketahui sering terjadi reject karena kegagalan yang terjadi pada pembuatan komponen otomotif, diantaranya adalah shrinkage dan porosity. Pendinginan yang tidak stabil atau tidak merata dapat menyebabkan shrinkage yang berimplikasi pada menurunnya kekuatan dari produk cor. Dengan penambahan grain refiner sebagai nuklean, maka pendinginan dapat lebih terkontrol sehingga butir-butir logam menjadi lebih halus dan dihasilkan kekuatan mekanis yang lebih baik. Efek fading perlu dikontrol saat penambahan grain refiner. Keefektifan grain refiner semakin turun seiring dengan meningkatnya waktu.
Pada penelitian ini dilakukan penambahan grain refiner 0.019 wt.% Ti dalam bentuk serbuk fluks setelah proses degassing. Proses pengecoran dilakukan pada Low Pressure Die Casting (LPDC) dalam rentang 120 menit dengan 4 variabel waktu fading setiap 30 menit : 30 menit, 60 menit, 90 menit, dan 120 menit. Sampel pengujian diambil pada bagian yang tebal dan bagian tipis dari cylinder head hasil proses LPDC untuk mengetahui pengaruh penambahan titanium terhadap laju pembekuan pada setiap variabel waktu fading. Dilakukan pengujian tarik dan kekerasan untuk mengetahui perubahan sifat mekanis berupa perubahan nilai kekuatan tarik, elongasi serta kekerasan. Pengamatan mikrostruktur untuk mengamati perubahan mikrostruktur yang terjadi akibat penambahan titanium. Pengamatan struktur dengan SEM dan EDAX dilakukan untuk mengetahui fasa yang terbentuk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan grain refiner dengan kadar 0.019 wt.% Ti meningkatkan kekuatan tarik, kekerasan serta menurunkan nilai Dendrite Arm Spacing (DAS). Terjadi kecenderungan peningkatan kembali nilai DAS sehingga berdampak pada penurunan sifat mekanis setelah 30 menit karena berkurangnya keefektifan grain refiner. Menurunnya keefektifan grain refiner ini menunjukkan terjadinya efek fading. Fenomena ini diasumsikan karena pengendapan partikel AlTi3 pada dasar furnace seiring bertambahnya waktu karena perbedaan densitas partikel grain refiner (~3,35 gr/cm3) dan aluminium cair (~2.3 gr/cm3).

AC4B alloys (JIS standard) or 333.0 as cast alloys (AA standard) are widely used commercially as raw materials for parts manufacturing on automotive industries. Reject is often occurred and caused by shrinkage and porosity. Uncontrolled solidification could cause shrinkage which leads to lowering the strength of cast product. With the addition of grain refiner as nucleant, solidification rate can be controlled resulting in finer grain and better mechanical properties. Fading effect must be controlled at grain refiner addition. Grain refiner effectivity is lower as time increases.
On this research grain refiner addition in flux powder was added at 0.019 wt. % Ti after degassing process. Casting was done in Low Pressure Die Casting (LPDC) in 120 minutes with 4 variables fading time every 30 minutes : 30 minutes, 60 minutes, 90 minutes, and 120 minutes. Samples was taken from thick and thin parts from cylinder head to observe titanium addition on solidification rate on every fading time variables. Tensile test and hardness test was conducted to observe changes in mechanical properties in tensile strength, elongation and hardness value. Microstructure examination was performed to observe changes in microstructure after titanium addition, while SEM and EDAX observation was conducted to read phases that occur.
The experiment results shows that 0.019 wt. % grain refiner addition increased tensile strength, hardness,and decreased DAS value. After 30 minutes, there are increase in DAS value and decrease in mechanical properties because decrease of grain refiner effectivity. The decrease of grain refiner effectivity shows the fading effect. This phenomenon was assumed by the settling of Al3Ti on the bottom of the furnace as time increases because of the difference in grain refiner particle density (~3,35 gr/cm3) and molten aluminium (~2.3 gr/cm3).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41783
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Salsabila syifa
"Pada penelitian ini, komposit hybrid laminate yang terdiri dari aluminum alloy 7075 dan Kevlar dibuat. Kevlar yang digunakan dalam pembuatan komposit tersebut diimpregnasi dengan shear thickening fluid (STF) yang mengandung partikel alumina (Al2O3) berukuran nano. STF dibuat dengan mencampurkan PEG-400, alumina dan etanol yang digunakan untuk mengimpregnasi Kevlar. Variasi jumlah lapisan Kevlar sebanyak 8,16, dan 24 lapisan dibuat untuk mengamati ketahanan balistik. Deposisi dari alumina diamati dengan scanning electron microscope (SEM) dan fourier transform infrared spectrometer (FTIR). Hasil observasi dengan menggunakan SEM menunjukkan bahwa partikel alumina berada di antara serat Kevlar dan hal ini didukung dengan hasil FTIR. Ketahanan balisitk diuji dengan beberapa metode karakterisasi, seperti pengujian balistik yang mengacu pada standar dari National Institute of Justice (NIJ) 1080.01 dengan level II. Deformasi yang dihasilkan, termasuk jejak perforasi dan kedalaman penetrasi, dianalisis untuk mengetahui kemampuan penyerapan energi. Charpy impact test juga dilakukan guna mengamati kemampuan penyerapan energi dari komposit tersebut saat terpapar impak dengan kecepatan rendah. Hasil dari pengujian balistik dan impak menunjukkan hasil serupa, yakni sampel komposit dengan 24 lapis kevlar terimpregnasi menyerap energi paling optimal yang dibuktikan dengan data kualitatif dan kuantitatif.

In this research, hybrid laminate composites comprising of Kevlar and aluminum alloy 7075 plates were fabricated for armor application. The Kevlar fabrics were impregnated in shear thickening fluid (STF) containing alumina nanoparticles (Al2O3) to enhance the ballistic performance. STF was made by mixing PEG-400, alumina nanoparticles and ethanol which then introduced to Kevlar fabrics. A variation of Kevlar layer number of 8, 16, and 24 layers, were made to observe the ballistic resistance. The deposition of nano-filler into Kevlar fabrics was observed by scanning electron microscope (SEM) and fourier transform infra-red (FTIR) spectrometry. The results show that alumina nanoparticles exist in between individual Kevlar fibers and supported by FTIR result. Ballistic impact resistance was observed through ballistic test that was performed according to National Institute of Justice (NIJ) 1080.01 level II standard. The resulting deformations, including perforation trace and depth of penetration, were studied to determine the energy absorption behavior. Charpy impact test was also conducted to analyze the behavior of the composite in lowvelocity impact and the impact value was discussed leading to the same trend with ballistic test result, in which 24-layer impregnated sample shows the optimum energy absorption based on qualitative and quantitative data. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Oktaviani
"Perkembangan teknologi pada dunia militer sedang berkembang pesat, salah satunya adalah material baru untuk aplikasi kendaraan tempur dimana merupakan sebuah komposit laminat. Komposit ini terbuat dari lembaran logam AA7075 dan kevlar yang ditambahkan epoksi resin. Setelah dilakukan penambahan serbuk nano TiC dilakukan pengujian untuk mengetahui kemampuannya untuk menyerap energi balistik dari proyektil. Terbentuknya Solid Thickening Fluid (STF) yaitu dengan mencampurkan serbuk nano TiC dengan PEG-400, menggunakan magnetic stirrer selama 2 jam, yang nantinya akan diimpregnasikan ke lapisan kevlar. Langkah selanjutnya ialah membuat struktur komposit laminat dengan metode hand layup dilanjutkan dengan proses pengeringan di temperatur ruang. Setelah itu, Daya serap energi dari komposit yang diimpregnasi oleh STF nantinya akan dibandingkan dengan komposit tanpa impregnasi dengan variasi jumlah lapisan sebanyak 8, 16, dan 24 lapisan kevlar. Selain itu, komposit dilakukan pengujian SEM untuk melihat persebaran serbuk nano keramik pada kevlar serta pengujian foto makro untuk mengetahui jenis kegagalan setelah pengujian balistik. Hasil penelitian dari penambahan TiC dan penambahan jumlah lapisan kevlar pada sampel menunjukkan hasil yang baik pada pengujian balistik dan impak.

Technological developments in the military world are growing rapidly, one of which is a new material for combat vehicle applications which is a laminated composite. This composite is made of AA7075 sheet metal and kevlar with added epoxy resin. After adding TiC nanopowder, a test was carried out to determine its ability to absorb ballistic energy from projectiles. Solid Thickening Fluid (STF) is formed by mixing TiC nano powder with PEG-400, using a magnetic stirrer for 2 hours, which will later be impregnated onto a kevlar layer. The next step is to make a laminate composite structure with the hand layup method followed by a drying process at room temperature. After that, the energy absorption of composites impregnated by STF will be compared with composites without impregnation with variations in the number of layers of 8, 16, and 24 layers of kevlar. the results of the addition of TiC and the addition of the number of layers of Kevlar on the sample showed good results in ballistic and impact testing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Oktaviani
"Perkembangan teknologi pada dunia militer sedang berkembang pesat, salah satunya adalah material baru untuk aplikasi kendaraan tempur dimana merupakan sebuah komposit laminat. Komposit ini terbuat dari lembaran logam AA7075 dan kevlar yang ditambahkan epoksi resin. Setelah dilakukan penambahan serbuk nano TiC dilakukan pengujian untuk mengetahui kemampuannya untuk menyerap energi balistik dari proyektil. Terbentuknya Solid Thickening Fluid (STF) yaitu dengan mencampurkan serbuk nano TiC dengan PEG-400, menggunakan magnetic stirrer selama 2 jam, yang nantinya akan diimpregnasikan ke lapisan kevlar. Langkah selanjutnya ialah membuat struktur komposit laminat dengan metode hand layup dilanjutkan dengan proses pengeringan di temperatur ruang. Setelah itu, Daya serap energi dari komposit yang diimpregnasi oleh STF nantinya akan dibandingkan dengan komposit tanpa impregnasi dengan variasi jumlah lapisan sebanyak 8, 16, dan 24 lapisan kevlar. Selain itu, komposit dilakukan pengujian SEM untuk melihat persebaran serbuk nano keramik pada kevlar serta pengujian foto makro untuk mengetahui jenis kegagalan setelah pengujian balistik. Hasil penelitian dari penambahan TiC dan penambahan jumlah lapisan kevlar pada sampel menunjukkan hasil yang baik pada pengujian balistik dan impak.

Technological developments in the military world are growing rapidly, one of which is a new material for combat vehicle applications which is a laminated composite. This composite is made of AA7075 sheet metal and kevlar with added epoxy resin. After adding TiC nanopowder, a test was carried out to determine its ability to absorb ballistic energy from projectiles. Solid Thickening Fluid (STF) is formed by mixing TiC nano powder with PEG-400, using a magnetic stirrer for 2 hours, which will later be impregnated onto a kevlar layer. The next step is to make a laminate composite structure with the hand layup method followed by a drying process at room temperature. After that, the energy absorption of composites impregnated by STF will be compared with composites without impregnation with variations in the number of layers of 8, 16, and 24 layers of kevlar. the results of the addition of TiC and the addition of the number of layers of Kevlar on the sample showed good results in ballistic and impact testing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>