Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96973 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qmaz Fawwaz Syafta
"Jakarta sebagai kota metropolitan memiliki sifat yang secara sosial heterogen dan individu cenderung lebih bebas dari kekakuan kontrol sosial patriarki, tetapi ketimpangan masih ada. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik ruang publik Jalan/trotoar dan Sarana transportasi umum terkait dengan dominasi sosial serta perilaku yang terjadi oleh masing-masing gender. Dilakukan wawancara mendalam terhadap delapan informan yang hasilnya dikaji dengan menggunakan teori produksi ruang, proksemika, dominasi sosial, dan tindakan sosial. Ditemukan bahwa perempuan cenderung lebih behati-hati di ruang publik. Karena kecenderungan menjaga jarak yang lebih jauh terhadap orang asing, dilakukan taktik yang merupakan tindakan rasional-instrumental. Laki-laki cenderung tidak menganggap ruang publik sebagai tempat yang membahayakan, sehingga cenderung bertindak secara tradisional. Bagi individu dengan ekspresi gender silang, pengekspresian di ruang publik termasuk ke dalam tindakan rasional-nilai. Ruang publik Jalan dan Sarana transportasi digenderkan menjadi maskulin ditandai dengan asosiasinya dengan gender dan sifat-sifat maskulin. Pada sarana transportasi umum, kebutuhan perempuan akan keamanan dan sifat ruangnya yang tertutup kemudian membuat diciptakannya strategi oleh para voyeur berupa penciptaan ruang terseks perempuan, sehingga ruang publik tetap bisa menjadi tempat aman untuk perempuan. Bagi individu dengan ekspresi gender silang, ruang tersebut cenderung dianggap sebagai tempat yang kurang nyaman karena bias gender dari regulator ruang dan orang sekitar yang sifatnya cisnormatif.

Jakarta as a metropolitan city has a socially heterogeneous nature and individuals tend to be freer from the rigidity of patriarchal social control, but inequality still exists. This study aims to determine the characteristics of public space such as roads/sidewalks and public transportation facilities in relation to social domination and behavior that occurs by each gender. In-depth interviews were conducted with eight informants whose results were examined using the theories such as production of space, proxemics, social domination, and social action. It was found that women tended to be more careful in public spaces. Because of the tendency to maintain greater distance from strangers, a tactic which is a rational-instrumental action is adopted. Men tend not to perceive public space as a dangerous place, so they tend to act traditionally. For individuals with cross-gender expression, expression in the public space is considered to be value-rational action. Public spaces such as Roads and transportation facilities are gendered to be masculine, characterized by their association with masculine traits. In public transportation, women's need for security and the closed nature of the space then led to voyeurs creating a strategy that is the creation of women's sexed spaces, so that public spaces can still be safe places for women. For individuals with cross-gender expressions, this space tends to be seen as an uncomfortable place because of the gender bias of the space regulator and the surrounding people."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Precillia Charlotta Anastasia Adi
"Kota berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan yang dilakukan oleh manusia. Dengan demikian, sebuah kebudayaan tidak dapat dilepaskan dari konteksnya. Kebudayaan manusia memiliki kecenderungan untuk hadir dalam wujud ide, artefak, dan aktivitas. Pembahasan di dalam skripsi ini akan difokuskan kepada aktivitas kebudayaan, dengan kekhususan pada pertunjukkan kebudayaan. Pertunjukkan kebudayaan yang terjadi di dalam kota umumnya terjadi pada ruang publik sebagai kepemilikan bersama. Keberadaan ruang publik sebagai panggung yang mengangkat pola kehidupan yang terjadi di masyarakatnya. Di dalam pertunjukkan kebudayaan tersebut bertemu berbagai perilaku dan penggunaan yang berbeda. Skripsi meninjau hubungan ruang publik (space) dengan pertunjukkan kebudayaan (event) di dalamnya. Dari studi kasus yang ditinjau terbaca adanya kebutuhan terhadap keselarasan pola ruang dengan event. Keselarasan ini selanjutnya mampu menggambarkan pola kehidupan masyarakat di dalamnya.

Cities evolve along with the development of human culture. Thus, a culture cannot be separated from its context. Culture has a tendency to be presented in the form of ideas, artifacts, and activities. The discussion in this thesis will focus on cultural activities and be specified in cultural performance. Cultural performances that occurred in the city generally take place in public spaces as community shared space. The existence of public space as a stage on which the pattern of life that occurred in the society, be lifted up. Within these cultural performances, lies a convergence of different behaviors and usages. The elaboration of case studies shows the relationship of public space (space) with cultural performances (event) that happened in it. Moreover, we could find there is a need to align the pattern of space with the pattern of event. The alignment, then, could describe the people's pattern of life."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52250
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Triseu Setianingsih
"Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Usia 0-12 bulan) di Wilayah Cikarang Barat Kabupaten Bekasi Tahun 2009. Jenis rancangan penelitian Cross Sectional. Sampel penelitian adalah sebagian ibu yang memiliki balita usia 13-24 bulan sebanyak 250 ibu. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa terdapat 5 variabel yang berhubungan dengan perilaku ibu yaitu variabel umur, pekerjaan, sikap, dukungan petugas dan akses terhadap pelayanan kesehatan. Variabel yang paling dominan adalah variabel pekerjaan dengan p=0,000 dan OR = 11,537. Disarankan kepada masyarakat khususnya ibu yang tidak bekerja untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan rangsangan terhadap bayi apalagi kuantitas ibu dirumah lebih banyak dibanding ibu yang bekerja, karena frekuensi ibu di rumah ternyata tidak menjamin kualitas perilaku ibu dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

This thesis have propose to identified some factors that related with mother behavior on toddler's growth and development (age 0-12 months) at West Cikarang, Bekasi Regency in 2009. This research used Cross Sectional studies. The sample is 250 mothers who have toddler at age about 13-24 months. Data analysis encompassed univariate, bivariate and multivariate analysis. Multivariate analysis show that there is existing 5 variable which related with mother behavior as following age, occupation, attitude, support from related functionary and medical services access. Dominant variable is occupation variable with p=0,000 and OR= 11,537. It's recommended to the community, especially for mother without work, to increase their ability to give stimulus to their toddler. Even though they have more times rather than mother work but not guarantee that they have good behavior quality to support their toddler's growth and development."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T41257
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Febrina
"Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada beberapa negara di dunia (WHO, 2010). Keselamatan lalu lintas di Indonesia adalah yang terburuk se-ASEAN (ADB, 2006) dan hampir setengah dari kasus kecelakaan sepeda motor disebabkan oleh perilaku tidak aman (Raymond, 2008).
Dalam prasurvei awal tahun 2012 yang dilakukan pada pengendara ojek stasiun Citayam, ditemukan hampir seluruhnya tidak menggunakan helm, +50% ugal-ugalan, +30% berkendara sambil menggunakan telepon genggam, dan sebagainya, sehingga sangat berbahaya dan tidak sesuai dengan regulasi UU Lalin No. 22/2009, PP No. 43/1993 mengenai batas kecepatan, dan tata cara berkendara motor dari Dirjen Perhubungan RI tahun 2005.
Tujuan dari penelitian ini untuk melihat gambaran faktor resiko perilaku tidak aman pengendara ojek stasiun Citayam, Depok tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Informan dari penelitian dipilih sebanyak 4 orang pengendara ojek, dan 2 orang penumpang serta 2 orang pejalan kaki untuk triangulasi data. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, yang kemudian dikroscek sebagai validitas data. Data diolah dalam bentuk narasi dan tabel.
Penelitian ini menggunakan teori Safety Triad dari Geller (2001) dimana perilaku dipengaruhi oleh adanya faktor manusia dan faktor lingkungan. Teori ini digunakan karena dianggap cukup tepat dalam menganalisis perilaku tidak aman pengendara ojek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengendara ojek stasiun Citayam, Depok berperilaku tidak aman dalam berkendara. Faktor manusia yang mempengaruhi perilaku tidak aman adalah ketiadaan motivasi dalam bentuk pengalaman celaka, rendahnya pengetahuan mengenai regulasi berkendara, dan ketidaktahuan standar keterampilan berkendara yang baik, sedangkan kondisi fisik tidak terlalu berhubungan dengan perilaku tidak aman. Pada faktor lingkungan yang berhubungan dalam membentuk perilaku tidak aman adalah kondisi kendaraan, kondisi cuaca, dan intervensi penumpang, sedangkan kondisi jalan tidak berpengaruh.
Untuk itu disarankan ada penegakkan hukum yang konsisten dan melaksanakan penyuluhan melalui media sosialiasi, diskusi, poster, atau stiker yang berisi pengenalan regulasi berlalu lintas dan berkendara dan penjelasan mengenai bahaya resiko kecelakaan jalan raya.

Traffic accident is the one of the highest cause of death of several countries in the world (WHO, 2010). Road safety in Indonesia is the worst in ASEAN (ADB, 2006) and almost half of motorcycle accidents are caused by unsafe behavior (Raymond, 2008).
At the pra-survey in early 2012 on a ojek riders in Citayam railway station, found that almost entirely riders did not use helmet, +50% bad riding, +30% using their cell phone while riding, etc., so that really dangerous and not compliance with Traffic Act No.22/2009, PP about speed limit No. 43/1993, and safety riding procedures from Dirjen Perhubungan RI 2005.
This study intends to see the description of risk factors related with unsafe behavior of ojek riders in Citayam railway station, Depok 2012 by using descriptive approach and qualitative method. Informants was chosen amounted 4 ojek riders, 2 passengers, and 2 pedestrians for triangulated purposes. In collecting data, the study using observation and in-depth interview methods which later be cross-checked for validation. Then data being processed in narative and table.
This study is using Safety Triad Theory by Geller (2001) which explained that behavior is influenced by individual factor and environmental factor. It is used because it quite appropriate to analize unsafe behavior of ojek riders.
The result showed that almost all ojek riders in Citayam railway station, Depok, do unsafe behavior while riding. Individual factors that influenced unsafe behavior are lack of motivation in having a bad experience while riding, lack of knowledge about riding regulation, and the ignorance of standards in good riding skill, whereas the physical condition is not really related with unsafe behavior. Environmental factors that related with unsafe behavior are motorcycle condition, weather condition, and passengers intervention, whereas bad road condition is not really influenced in making an unsafe behavior.
It is recommended to consistently enforce the law and do a kind of counseling by using social media, discussion, poster, or sticker which contain the regulation of traffic and riding, and also about hazards & risks of road accidents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Megawati
"Halal label is a label on food that justified according to Islamic law, qualified and did not harm our health. The purpose of this research was to analyze the effect of intrinsic factors (individual characteristics and family characteristics), extrinsic factors, knowledge, religiosity and the attitude towards behavior of reading the halal label on food products of undergraduate students. This study used cross sectional study with survey method. The research involved 400 students of Bogor Agricultural University that were chosen by multistage random sampling with gender as a layer. There was significant difference between female and male in knowledge, religiosity value, and attitude in reading halal label, whereas the behavior in reading label had no significant difference. Age, religiosity value, and attitude were found affected significantly behavior of reading halal label on food products."
Management Research Center (MRC) Department of Management, Faculty of Economics, University of Indonesia and Philip Kotler Center, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Layung Jingga Atmadja
"Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan dan berkembang selama pasien dirawat d irumah sakit. Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit khususnya keperawatan dapat dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya pengendalianin feksinosokomial menjadi tolak ukur mutu pelayanan suatu rumah sakit dan menjadi standar penilaian akreditasi. Berdasarkan data sekunder yang telah didapat, diketahui bahwa angka kejadian infeksinoso komial secara keseluruhan di RSUDXJ akarta tahun 2011 melebihi standar yang berlaku yaitu sebesar 11,54.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat inap RSUDX Jakarta tahun2 012.Metode penelitian yang digunakan adalah studi kuantitatif crosssectional. Seluruh data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil angket dan data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat mempunyai perilaku yang positif dalam pencegahan infeksinoso komial diruang rawat inapUDX Jakarta. Dari ketiga faktor perilaku yaitu faktor predisposisi yang terdiri dari variabel pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin yang terdiri dari variabel lingkungan fisik dan sarana, dan faktor penguat yang terdiri dari variabel motivasi dan Standard Operational Procedure(SOP). Variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku perawat dalam pencegahan infeksinosokomial di ruang rawat inap RSUDX Jakarta adalah riabel pengetahuan dengan p-value 0,010 dan variabel lingkungan fisik dengan p-value 0,005."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angreni Basaria S.
"Ruang publik adalah milik pria. Pernyataan ini muncul sebagai hasil dari budaya patriarkal. Budaya patriarkal sendiri merupakan budaya yang menganggap kaum pria sebagai pemegang kekuasaan dalam masyarakat. Budaya inilah yang akhirnya menciptakan pemisahan ruang antara pria dan wanita. Pria berkuasa di ruang publik dan wanita sebagai kaum stay at home. Wanita tidak memiliki ruang di ruang publik. Namun, kebudayaan manusia terus berkembang. Hal ini menyebabkan perubahan pola pemikiran masyarakat tentang gender dan juga ruang yang terbentuk. wanita mulai keluar dari rumah dan beraktifitas di ruang publik. Tetapi, di beberapa tempat publik wanita belum bisa mengekspresikan sifat femininnya. Ruang publik yang sudah dapat mengekspresikan feminisme adalah cafe strip.
Studi kasus yang penulis adalah cafe strip pada citos dan downtownwalk SMS. Ruang publik ini adalah ruang yang mampu mengakomodir sifat feminin dari wanita maupun pria, seperti berdandan. Sifat feminin ini muncul dari kajian behavior setting dimana ruang ini memiliki setting yang membentuk proses diperhatikan-memperhatikan yang mengekspresikan kefemininan.

Public space belongs to men. This statement came as a result of patriarchal culture. Patriarchal culture itself is a culture that considers men as holders of power in society. Culture is what ultimately creates the space separation between men and women. Men in power in the public sphere and women as people stay at home. Women do not have space in public spaces. However, human culture continues to grow. This makes a change of thought pattern of society on gender and space are also formed. women began to come out of the house and indulge in public spaces. However, in some public places women can not express her feminine nature. Public space that has been able to express their feminism is the cafe strip.
The case study that the author is the cafe strip in Citos and downtownwalk SMS. This public space is a space that could accommodate the feminine nature of women and men, as Feminis. This behavior comes from a study setting in which this space has a setting that shape the process of look and being looked which is expressing feminine.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52348
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ellys Sundiana
"Pada akhir abad ke 20, terjadi perubahan konsep dalam bidang pendidikan di Indonesia yang ditandai dengan isu peningkatan mutu pendidikan. Keadaan ini dipicu oleh keluarnya peraturan pemerintah tentang ketentuan baru sistem pendidikan dan peningkatan standar nilai UAN. Pemerintah melakukan perubahan ini tanpa menyertakan aspek spasial di lingkungan sekolah, sedangkan keberadaan ruang merupakan komponen yang berpengaruh dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di sekolah menengah atas negeri dan swasta, menunjukkan beberapa bangunan sekolah tidak melakukan perubahan secara fisik dalam upaya meningkatkan prestasi siswa. Apakah kondisi ini dapat mengakomodasi proses pembelajaran dalam memenuhi target peningkatan nilai UAN setiap tahunnya? Padahal keberadaan aspek spatial di lingkungan sekolah tidak terlepas dari arsitektur yang membentuknya. Salah satu cara meningkatkan nilai UAN adalah dengan meningkatkan disiplin guru dan siswa. Berkaitan dengan aspek spatial, Foucault menyatakan bahwa konsep disiplin secara spatial diterjemahkan dalam model panoptikon. Sehingga perilaku dan proses pembelajaran di sekolah sesuai dengan sistem yang dikembangkan pihak penyelenggara sekolah. Namun permasalahan yang muncul, apakah sistem ini diterapkan oleh sekolah-sekolah di Indonesia guna memenuhi target peningkatan nilai UAN? Untuk itu, saya menggunakan metode penelitian kualitatif dengan model studi kasus guna memahami penerapan disiplin secara spatial di sekolah. Pemilihan sampel berdasarkan sekolah unggulan menurut DIKNAS yang mampu memenuhi target peningkatan UAN. Dengan menggunakan sampel ini, saya dapat memahami konsep ruang disiplin. Berdasarkan hasil penelitian, saya berkesimpulan bahwa metode ruang disiplin panoptikon yang dikembangkan oleh Foucault, tidak menghasilkan peningkatan prestasi siswa yang tinggi. Menurut saya hal ini disebabkan karena sekolah tidak menerapkan metode ruang disiplin panoptikon dengan pengontrolan tidak langsung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengontrolan yang terjadi di sekolah karena kehadiran guru secara aktual."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peranginangin, Kristian Yudha
"Salah satu bentuk perilaku konsumen yang tidak terencana adalah terjadinya impulse buying. Industri ritel, terutama hypermarket, berkembang seiring dengan perubahan di masyarakat dan dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang pesat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Hypermarket Carrefour dipilih sebagai objek penelitian karena perkembangannya yang cukup pesat di Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana pengaruh karakteristik demografis (jenis kelamin, usia, dan penghasilan), tipe produk, serta store atmosphere terhadap tendensi pembelian impulsif dan frekuensi pembelian impulsif. Penelitian ini menggunakan T-Test, One-Way ANOVA, serta analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik demografis (jenis kelamin, usia, penghasilan), tipe produk, dan store atmosphere memiliki pengaruh terhadap tendensi pembelian impulsif. Karakteristik demografis (jenis kelamin, penghasilan) dan store atmosphere juga memiliki pengaruh terhadap frekuensi pembelian impulsif.

Impulse buying is one form of unplanned consumer behavior. Retail industry, especially hypermarket, evolves with changes in society and in recent years has expanded rapidly in many parts of the world, including Indonesia. Carrefour is chosen to be the research object in term of its significant development in Indonesia. This research tried to see how is the influence of demographic (sex, income, and age), product type, and store atmosphere affect to impulse buying tendency and impulse buying frequency. This research is using TTest, One-way Annova and regression analysis. The results of this research showed that demographics (gender, age, income), product type, and store atmosphere have effect on impulse buying tendency. The results of this research also indicate that demographics (gender, income), and store atmosphere have effect on impulsive buying frequency."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29460
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alicia Nathasa Arastone
"Peningkatan kasus COVID-19 menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia terkhusus Kota Depok sebagai kota kemunculan kasus pertama. Pengetahuan mengenai COVID-19 serta perilaku pencegahan berupa perilaku hidup bersih dan sehat berperan penting dalam memutuskan rantai penularan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan mengenai COVID-19 dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat di Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan teknik cluster sampling. Subjek pada penelitian ini adalah masyarakat Kota Depok yang melibatkan 454 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner pengetahuan mengenai COVID-19 dan PHBS yang disebar secara online melalui media sosial. Uji Pearson Chi-Square yang dilakukan antara variabel independen dan dependen menghasilkan nilai p value = 0.015. Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan mengenai COVID-19 dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan demikian, peningkatan pengetahuan lebih lanjut dan pemberlakuan PHBS oleh seluruh pihak berkaitan direkomendasikan untuk memaksimalkan pencegahan penularan COVID-19.

The increase in COVID-19 cases has become a major health problem in Indonesia, especially Depok as the city where the first cases appeared. Knowledge regarding COVID-19 and preventive behavior in the form of clean and healthy living behavior play an important role in breaking the chain of transmission. This study aims to determine the relationship between knowledge regarding COVID-19 with clean and healthy living behavior in residents of Depok City. This is a quantitative research that uses a cross-sectional research design with cluster sampling technique. The subjects in this study are the residents of Depok City which involves 454 respondents. Data collection was done using a knowledge questionnaire regarding COVID-19 and PHBS (clean and healthy living behavior) which was distributed online through social media. The Pearson Chi-Square test conducted between the independent and dependent variables resulted in a p value = 0.015. This result indicates that there is a significant relationship between knowledge regarding COVID-19 with clean and healthy living behavior. Therefore, it is recommended to increase further knowledge and implement PHBS by all relevant parties to maximize the prevention of COVID-19 transmission."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>