Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185479 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Rara Maharani Adiannarista Wardhani
"Penelitian ini membahas tentang kejahatan korupsi yang diurai secara komprehensif menggunakan teori criminological verstehen, perilaku kejahatan korupsi dipelajari dan diurai menggunakan teori differential association, profil pelaku korupsi dianalisa menggunakan teori white collar crime dan penulis menawarkan solusi untuk mengungkap korupsi menggunakan teknik digital forensic dan teknik analisis intelijen dalam audit investigasi dengan pendekatan teori prisma kejahatan yang menjelaskan bahwa kejahatan korupsi sifatnya tersembunyi atau berada di prisma bagian bawah. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan 3 tahap yaitu studi pustaka, wawancara serta delphi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik digital forensic dan teknik analisis intelijen memiliki hambatan dalam penerapannya di lapangan, namun memiliki peluang besar untuk dapat diterapkan. Dengan menggunakan teknik digital forensic, dapat membantu dalam pengumpulan bukti yang bermuara pada korupsi, meskipun masih memerlukan payung hukum yang tepat serta penanganan bukti digital yang tepat agar dapat diterima di Pengadilan. Hasil analisis intelijen dapat digunakan sebagai petunjuk meskipun masih memerlukan serangkaian prosedur agar dapat dijadikan bukti, selain itu dapat digunakan sebagai prediksi langkah pelaku jika informasi yang diperoleh memadai dan tepat.

This study discusses corruption crimes that are comprehensively parsed using the verstehen criminological theory, the behavior of corruption crimes is studied and analyzed using the differential association theory, the profiles of corruption perpetrators are analyzed using white collar crime theory, and the authors offer solutions to reveal corruption using digital forensic techniques and intelligence analysis techniques in an investigative audit with a crime prism theory approach which explains that corruption crimes are hidden and in the lower prism. The research was conducted using a qualitative method with 3 stages, namely literature study, interview and Delphi. The results showed that digital forensic techniques and intelligence analysis techniques had obstacles in their application in the field, but had a great opportunity to be applied. Using digital forensic techniques can help in gathering evidence that leads to corruption, but it still requires the right law and proper handling of digital evidence in order to be accepted in court. The results of intelligence analysis can be used as a guide, but it still requires a series of procedures so that it can be used as evidence, besides that it can be used as a prediction of the perpetrator's steps if the information obtained is adequate and accurate."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Ari Pranayoga
"Skripsi ini menganalisis tentang penerapan kegiatan digital forensic dalam pelaksanaan audit investigasi di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Analisis penerapan ini dilakukan dengan meneliti unsur-unsur yang terkait dengan kegiatan digital forensic dimulai dari sumber daya manusia Inspektorat Jenderal, software digital forensic yang digunakan, dan prosedur pelaksanaan audit dengan digital forensic. Data didapatkan dari hasil observasi kegiatan di lapangan, wawancara dengan para auditor serta melakukan walkthrough terhadap kegiatan digital forensic. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan digital forensic dalam audit investigasi di Inspektorat Jenderal sudah dilaksanakan dengan baik namun dapat dioptimalkan dengan meningkatkan peran sumber daya serta penggunaan fitur dalam digital forensic software yang lebih baik.

This study analyzes the implementation of digital forensic activity on investigative audit in Inspectorate General of Ministry of Finance. This implementation analysis is gathered through review of all elements related to digital forensic activities such as human resoure in Inspectorate General, digital forensic software used in auditing, and audit implementation procedure with digital forensic. Data were gathered through observation in fieldwork, interviewing several auditors and performing walkthrough in digital forensic activities. Analysis report shows that digital forensic implementation in Inspectorate General has been properly implemented yet it can be optimized by improving the rule of resources and the better usage of digital forensic software features.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S58330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
K. F. Ibrahim
Yogyakarta: Andi, 1996
621.381 9 IBR dt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
K. F. Ibrahim
Yogyakarta: Andi, 1996
621.381 9 IBR dt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
K. F. Ibrahim
Yogyakarta: Andi, 2001
621.381 9 IBR dt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
K. F. Ibrahim
Yogyakarta: Andi, 2001
621.381 9 IBR dt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Yasmine Kusuma
"Latar Belakang: Replika kondisi asli gigi geligi dan jaringan mulut sangat penting dalam prosedur rehabilitasi dengan gigi tiruan. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pencetakan dan dilanjutkan dengan pengecoran, sehingga didapatkan model. Pencetakan dapat dilakukan dengan teknik konvensional dan digital. Pencetakan dengan teknik konvensional sering menimbulkan keterbatasan seperti ketidaknyamanan saat prosedur pada pasien. Teknologi digital berbasis komputer telah mengalami kemajuan yang cukup pesat seperti extraoral scanner, intraoral scanner, cone beam computed tomography (CBCT), 3D printing, unit laser sintering dan mesin milling. Intraoral scanner memindai gambaran intraoral pasien yang selanjutnya ditransfer ke komputer dan diproses untuk mendapatkan model digital dengan format data berupa standard tessellation language (STL). Teknologi tersebut memungkinkan pembuatan gigi tiruan dengan alur kerja digital. Akurasi sebuah cetakan dan model sangat penting dalam kedokteran gigi restoratif. Akurasi terdiri dari trueness yang mengacu pada seberapa dekat nilai objek referensi dengan objek yang akan diuji dan precision mencerminkan kemampuan dalam produksi objek secara berulang secara presisi. Namun, penelitian analisis akurasi antara teknik pencetakan konvensional dan digital secara in vivo masih sangat terbatas. Tujuan: Mengetahui perbedaan akurasi dari nilai trueness dan precision pada model konvensional dan model digital yang dievaluasi secara 3D dengan teknik superimposisi menggunakan perangkat lunak analisis 3D. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain observasi analitik secara studi potong lintang. Besar sampel sebanyak 9. Pada seluruh sampel dilakukan pencetakan dengan polyvinylsiloxane (PVS) sebanyak 5 kali dan pemindaian intraoral menggunakan IOS Cerec Omnicam sebanyak 5 kali. Model konvensional dibuat dari dental stone kemudian dilanjutkan dengan proses digitalisasi menggunakan EOS inEos X5. Seluruh data dilakukan superimposisi untuk membandingkan secara 3D menggunakan perangkat lunak Geomagic Control X. Pada penelitian ini dilakukan uji statistic Saphiro Wilk untuk mengetahui normalitas data, dilanjutkan dengan uji Independent T-test untuk menganalisis data. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0.05) untuk nilai trueness dan precision pada model konvensional dan model digital. Kesimpulan: Pencetakan menggunakan IOS mampu menghasilkan
model digital yang akurasinya dapat diterima secara klinis.

Background: Replicating the original condition of the teeth and oral tissues is very important in rehabilitation procedures with dentures. This can be achieved by taking impression and continuing with casting, so that a model is obtained. Impression can be done using conventional and digital techniques. Impression using conventional techniques often causes limitations such as discomfort during the procedure for patients. Computer-based digital technology has progressed quite rapidly, such as extraoral scanners, intraoral scanners, cone beam computed tomography (CBCT), 3D printing, laser sintering units and milling machines. The intraoral scanner scans the patient's intraoral image which is then transferred to a computer and processed to obtain a digital model with data format in the form of standard tessellation language (STL). This technology enables the creation of dentures with a digital workflow. The accuracy of an impression and model is very important in restorative dentistry. Accuracy consists of trueness which refers to how close the reference object value is to the object to be tested and precision reflects the ability to produce objects repeatedly with precision. However, research into accuracy analysis between conventional and digital model in vivo is still very limited.Objective: Knowing the difference in accuracy of trueness and precision values in conventional models and digital models evaluated in 3D with superimposition techniques using 3D analysis software. Method: This research was conducted with an analytical observation design using a cross-sectional study. The sample size was 9. All samples were printed with polyvinylsiloxane (PVS) 5 times and intraoral scanning using IOS Cerec Omnicam 5 times. Conventional models are made from dental stone and then followed by a digitalization process using EOS inEos X5. All data was superimposed to compare in 3D using Geomagic Control X. Results: There is no significant difference (p>0.05) for the trueness and precision values in the conventional model and digital model. Conclusion: Impressions using intraoral scanner is capable of producing digital models whose accuracy is clinically acceptable."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nigrini, Mark J
Hoboken: Wiley, 2011
363.259 63 NIG f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Aulia Firdaus
"Fenomena korupsi dengan respons netralisasi menjadi hal yang masih sering terjadi dalam lingkungan pemerintah di Indonesia. Dalam merespons korupsi yang dilakukan sering kali pelaku justru merasionalisasi kejahatannya. Oleh karena itu, studi ini berusaha untuk menjelaskan respons pelaku korupsi menggunakan teori teknik netralisasi Kaptein dan Helvroot (2019) yang merupakan penyempurnaan atas teknik netralisasi yang telah dikenal lama melalui karya Sykes dan Matza (1957). Objek yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi kasus pelaku korupsi pengadaan dana proyek BTS 4G yang diusung oleh BAKTI Kominfo. Menggunakan metode analisis isi kualitatif, ditemukan bahwa terdapat teknik netralisasi yang digunakan oleh pelaku dalam merasionalisasi kejahatannya juga peran profesi pelaku dalam melakukan korupsi.

The phenomenon of corruption with a neutralization response is something that still frequently occurs in government circles in Indonesia. In responding to corruption, perpetrators often rationalize their crimes. Therefore, this study attempts to explain the response of corruption perpetrators using the neutralization technique theory of Kaptein and Helvroot (2019) which is a refinement of the neutralization technique that has been known for a long time through the work of Sykes and Matza (1957). The object used in this writing is a case study of perpetrators of corruption in procuring funds for the BTS 4G project promoted by BAKTI Kominfo. Using qualitative content analysis methods, it was found that there were neutralization techniques used by perpetrators to rationalize their crimes as well as the role of the perpetrator's profession in committing corruption."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Evani Puspitaningrum
"ABSTRAK
Munculnya banyak pasar baru di masyarakat mengharuskan sebuah perusahaan menentukan segmentasi sesuai dengan tujuan kampanye. Segmentasi yang telah ditentukan akan mengarahkan pada pemilihan media yang sesuai dengan khalayak. Tulisan ini berusaha menganalisis kampanye brand Pocari Sweat dalam menjalankan kampanye #KEJARBIRU yang fokus pada segementasi remaja. Penggunaan buzzer yang sesuai dalam konsep Marketing Public Relations dan AISAS akan menjelaskan bagaimana kampanye ini mampu menyampaikan pesan edukasi ke khalayak remaja melalui media sosial Instagram.

ABSTRACT
The new emerging markets in society require that a company determines the segmentation accordance with the objectives of their campaign. The segmentation will lead to the selection of common media that close to the audience. This paper try to analyze brand campaign Pocari Sweat, #KEJARBIRU, that focus targeting adults. Buzzer in Marketing Public Relations concept and AISAS will explain how this campaign is able to convey the education message to adult segmentation through social media Instagram.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>