Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102720 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rafi Ronny Wazier
"Sebagai negara adidaya dalam bidang kebudayaan, diplomasi budaya merupakan sebuah isu yang sangat penting bagi Indonesia dan ditunjukan oleh meningkatnya frekuensi diplomasi budaya yang dilakukan oleh tokoh-tokoh politik dalam beberapa tahun belakangan. Tugas Akhir ini menganalisis pidato Bacharuddin Jusuf Habibie di tahun 2014 yang memiliki beberapa karakteristik dan dapat dianggap sebagai sebuah bentuk diplomasi budaya. Pidato ini diberikan di Amerika Serikat dan ditonton oleh akademisi serta pemerhati asing proses berlangsungnya demokrasi Indonesia. Tugas Akhir yang menggunakan metode kualitatif deskriptif ini menganalisis video B.J. Habibie yang di terbitkan pada 2016 melalui perspektif linguistik, tepatnya melalui analisis wacana kritis terhadap pidato yang diberikan untuk menganalisis kualitas diplomasi budaya dalam pidato tersebut. Tugas Akhir ini menganalisis pidato tersebut dengan menggunakan kerangka berpikir analisis wacana kritis dan pedoman diplomasi budaya yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2018. Meskipun pidato tersebut tidak pernah ditulis dengan tujuan untuk mendiplomasikan kebudayaan indonesia, analisis melalui kedua kerangka berpikir tersebut telah menemukan bahwa B.J. Habibie telah berhasil mendiplomasikan budaya Indonesia melalui pidato tersebut. Namun, bentuk diplomasi budaya yang dilakukan oleh B.J. Habibie cenderung berbeda dengan yang dijelaskan oleh pedoman diplomasi budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, sehingga perlu adanya revisi terhadap panduan tersebut.

As the world’s culture superpower, cultural diplomacy is an important issue to Indonesia which was noted by the frequency of cultural diplomacy done by Indonesian political figures in recent years. This paper analyzes Bacharuddin Jusuf Habibie’s speech in 2014 in the United States to foreign scholars observing the process and system of Indonesian democracy. The aim of this paper is to analyze the quality of the speech’s cultural diplomacy and identifying the Indonesian cultural diplomacy speech model by Mr. Habibie. This descriptive qualitative method paper examined Mr. Habibie’s speech video, which was published in 2016, through the perspective of linguistics. Specifically, this paper analyzed the speech through a critical discourse analysis (CDA) framework and the cultural diplomacy guide that is published by the Indonesian Ministry of Education and Cultural Affairs in 2018. Although the speech was never explicitly intentioned as a speech to promote Indonesian culture, this paper founds that Mr. Habibie has done the action of cultural diplomacy through this specific speech. However, Mr. Habibie’s cultural diplomacy is found to be different from the Indonesia’s Ministry of Education and Cultural affairs’ cultural diplomacy guide which prompted the need to have a re-examination and re-construction of the guide.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Punto Ali Fahmi
Yogyakarta: Checklist, 2019
925 PUN i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Toto Sugiharto, 1966-
Yogyakarta: Media Pressindo, 2019
925 TOT b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
B. Wiwoho
Jakarta: Bina Rena Pariwara , 1998
361.24 WIW u (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A. Makmur Makka, 1945-
Jakarta: Gema Insani Press, 1995
926.2 HAB b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gina S. Noer
"Biography of Bacharuddin Jusuf Habibie, the third Indonesian president"
Yogyakarta: Bentang, 2015
923.159 8 GIN r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bacharuddin Jusuf Habibie, 1936-
Jakarta : THC Mandiri, 2011
929.2 BAC h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Nugroho
Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 1999
302.23 BIM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Probosutedjo
Jakarta: Gemah Ripah, 2001
959.8 PRO k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Edelleit Rose Widyatmoko
"ABSTRAK
Diplomasi budaya merupakan pertukaran gagasan atau aspek kebudayaan antarnegara untuk membangun pengertian bersama. Penelitian ini membahas aspek diplomasi budaya yang terdapat dalam lirik lagu Pesnja Ostrova Palm yang merupakan hasil alih bahasa lagu Rayuan Pulau Kelapa ke dalam bahasa Rusia. Lagu Pesnja Ostrova Palm sendiri dialihbahasakan pada tahun 1957 oleh Vladimir Korchagin selaku editor Pusat Studio Dokumenter Film. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis dengan pendekatan model tiga dimensi analisis wacana kritis Norman Fairclough, yaitu analisis teks, praktik diskursif, dan praktik sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa upaya diplomasi budaya melalui lagu Rayuan Pulau Kelapa berdampak pada lagu Pesnja Ostrova Palm. Pemilihan kata yang terdapat dalam Pesnja Ostrova Palm menunjukkan bahwa Rusia mengakui keindahan alam Indonesia dan ingin menjadi sahabat dalam membantu Indonesia yang saat itu sedang membutuhkan bantuan ekonomi. Melalui lagu Rayuan Pulau Kelapa dan Pesnja Ostrova Palm, tercipta sebuah hubungan yang erat dan berkelanjutan antara Indonesia dan Rusia.

ABSTRACT
Cultural diplomacy is the exchange of ideas or other aspects of culture among nations and their people in order to foster mutual understanding. The focus of this study is aspects of cultural diplomacy in Pesnja Ostrova Palm, Russian version of Rayuan Pulau Kelapa. As a major theory, this study uses Norman Faircloughs three dimension critical discourse analysis theory approach text analysis, discursive practice, and social practice. The result of the study shows that cultural diplomacy through Rayuan Pulau Kelapa and Pesnja Ostrova Palm have an impact on each other. Words selection contained in Pesnja Ostrova Palm also shows that Russia conceded the natural beauty of Indonesia and wanted to be a friend by helping Indonesia, which was currently in need of economic assistance. Even though politically motivated at first, a close and sustainable partnership between Indonesia and Russia was formed through Rayuan Pulau Kelapa and Pesnja Ostrova Palm until today."
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>